Anda di halaman 1dari 25

tradisi dan

Budaya
menurut
aswaja
Nama Kelompok
Nieke Saurin (1130119007)
Fenny Priyanti (1130119018)

Tradisi dan Budaya menurut Aswaja NU 2


tradisi
 Tradisi (bahasa Latin : traditio, artinya diteruskan)

 Yaitu, sesuatu kebiasaan yang berkembang di


masyarakat baik, yang menjadi adat kebiasaan,
atau yang diasimilasikan dengan ritual adat atau
agama.

 Biasanya tradisi ini berlaku secara turun temurun


baik melalui informasi lisan berupa cerita, atau
informasi tulisan berupa kitab-kitab kuno atau juga
yang terdapat pada catatan prasasti-prasasti.
Tradisi dan Budaya menurut Aswaja NU 3
Budaya
 Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang
dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk
dari banyak unsur yang rumit, termasuk system
agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

 Menghadapi budaya atau tradisi, yang terkandung dalam


ajaran Aswaja telah disebutkan dalam sebuah kaidah:

ُْ ‫حِ َو ْاْل َ ْخ ُذُ ِب ْال َج ِد ْي ُِد‬


ْ َ ‫اْل‬
ُِ‫صلَح‬ َّ ‫علَى ْالقَ ِدي ُِْم ال‬
ُ ‫صا ِل‬ َ َ‫ا َ ْل ُم َحاف‬
َ ُ‫ظ ُة‬
“yaitu mempertahankan kebaikan warisan masa lalu,
mengambil hal yang baru yang lebih baik.”
Tradisi dan Budaya menurut Aswaja NU 4
Landasan Terhadap
Tradisi dan Budaya
 Kehidupan religius merupakan sebuah kenyataan
dari sebuah agama didalam kehidupan manusia
untuk dapat mengenal lebih dekat dengan
Tuhannya melalui ritual-ritual yang bersifat
rasional meyakinkan, sehingga menjadi
kebutuhan kehidupan menjadi moralitas spiritual
seorang manusia dalam menjalankan
kehidupannya yang profan dan fana ini dalam
fungsinya sebagai sebagai makhluk sosial,
budaya, dan ber-tradisi.

Tradisi dan Budaya menurut Aswaja NU 5


Sikap Terhadap
Tradisi dan Budaya
• Islam tidaklah datang untuk menghancurkan
budaya yang telah dianut suatu masyarakat, akan
tetapi dalam waktu yang bersamaan Islam
menginginkan agar umat manusia ini jauh dan
terhindar dari hal-hal yang yang tidak bermanfaat
dan membawa madlarat di dalam kehidupannya,
sehingga Islam perlu meluruskan dan membimbing
kebudayaan yang berkembang di masyarakat
menuju kebudayaan yang beradab dan
berkemajuan serta mempertinggi derajat
kemanusiaan.
Tradisi dan Budaya menurut Aswaja NU to be continue...
6
• Prinsip tersebut, sebenarnya telah menjiwai isi UUD
RI, pasal 32, walaupun secara praktik dan
perinciannya terdapat perbedaan-perbedaan
yang sangat menyolok. Dalam penjelasan UUD
pasal 32, disebutkan : “ Usaha kebudayaan harus
menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan
persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan
baru dari kebudayaan asing yang dapat
memperkembangkan atau memperkaya
kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi
derajat kemanusiaan bangsa Idonesia “.

• Dari situ, Islam telah membagi budaya menjadi tiga


macam, apa saja itu ? Klik next !!

Tradisi dan Budaya menurut Aswaja NU to be continue...


7
3 budaya dalam islam :
Pertama : Kebudayaan yang tidak bertentangan
dengan Islam.

Dalam kaidah fiqh disebutkan :


“ al adatu muhakkamatun “
artinya ; adat istiadat dan kebiasaan suatu
masyarakat, yang merupakan bagian dari budaya
manusia, mempunyai pengaruh di dalam
penentuan hukum.

Tetapi yang perlu dicatat, bahwa kaidah tersebut hanya


berlaku pada hal-hal yang belum ada ketentuannya
dalam syareat, seperti ; kadar besar kecilnya mahar
dalam pernikahan, di dalam masyarakat Aceh,
umpamanya.

Tradisi dan Budaya menurut Aswaja NU to be continue...


3 budaya dalam islam :
Kedua : Kebudayaan yang sebagian unsurnya bertentangan
dengan Islam , kemudian di “ rekonstruksi” sehingga menjadi
Islami.

Contoh:
• tradisi Jahiliyah yang melakukan ibadah haji dengan cara-cara
yang bertentangan dengan ajaran Islam seperti lafadh “
talbiyah “ yang sarat dengan kesyirikan,
• thowaf di Ka’bah dengan telanjang.

Islam datang untuk meronstruksi budaya tersebut, menjadi


bentuk “Ibadah” yang telah ditetapkan aturan-aturannya.
Contoh lain adalah kebudayaan Arab untuk melantukan syair-
syair Jahiliyah. Oleh Islam kebudayaan tersebut tetap
dipertahankan, tetapi direkonstruksi isinya agar sesuai dengan
nilai-nilai Islam.
Tradisi dan Budaya menurut Aswaja NU to be continue...
9
3 budaya dalam islam :

Ketiga: Kebudayaan yang bertentangan dengan Islam.


Contoh :
-Bali “ngaben“ (upacara pembakaran mayat yang
diselenggarakan dalam suasana yang meriah dan gegap
gempita, dan secara besar-besaran.
- Kalimantan Tengah dengan budaya “tiwah” (upacara
pembakaran mayat)
- Cilacap, Jawa tengah. “ Tumpeng Rosulan “, yaitu berupa
makanan yang dipersembahkan kepada Rosul Allah dan
tumpeng lain yang dipersembahkan kepada Nyai Roro Kidul
yang menurut masyarakat setempat merupakan penguasa
Lautan selatan (Samudra Hindia).
Hal tersebut bertentangan dengan islam karena mengandung ajaran
yang menghambur-hamburkan harta untuk hal-hal yang tidak
bermanfaat dan menghinakan
Tradisi danmanusia
Budaya menurut yang
Aswaja NU sudah meninggal dunia.
10
Contoh Tradisi dan Budaya
di Kalangan NU

Shalawatan :
1. Diba’an
2. Berzanji
3. Terbangan/ hadrah
4. Burdah
5. Manaqib
Next slide...
Tradisi dan Budaya menurut Aswaja NU 11
Diba’an
• Diba’an adalah tradisi membaca atau melantunkan
shalawat kepada Nabi Muhammad yang dilakukan oleh
masyarakat NU secara bersama-sama dan bergantian.

• Istilah diba’an mengacu pada kitab berisi syair pujian


karya Al-Imam Al-Jaliil As-Sayyid As-Syaikh Abu
Muhammad Abdurrahman Ad-Diba’iy Asy-Syaibani Az-
Zubaidi Al-Hasaniy.

• Kitab tersebut secara populer dikenal dengan nama


kitab Maulid Diba’. Pembacaan syair-syair pujian ini
biasanya dilakukan pada bulan maulud (Rabiul Awal)
sebagai rangkaian peringatan maulid Nabi.
Tradisi dan Budaya menurut Aswaja NU 12
Hukum Membaca Diba'iyyah dan Shalawatan
• “Sunnah Muakkadah”
• Kesunatan membaca shalawat ini didasarkan pada
beberapa dalil, antara lain:
a. Firman Allah SWT.
Artinya :
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan sampaikanlan
salatu penghormatan kepadanya. (QS. AI-Ahzab : 56)
b. Sabda Nabi SAW.:
]‫ [رواه ابن ماجه‬.‫ فإن الصالة علي كفارة لكم وزكاة‬،‫صلوا علي‬
Artinya :
“Bershalawatlah kamu untukku, karena membaca
shalawat untukku bisa mengahapus dosamu dan bisa
membersihkan pribadimu”. (HR. lbnu Majah)
Tradisi dan Budaya menurut Aswaja NU 13
Fadlilah Membaca Shalawat
• Seseorang yang ahli membaca shalawat akan
diberi anugerah oleh Allah, antara lain:
a. Dikabulkan do’anya
• ‫الدعاء كله محجوب حتى يكون أوله ثناء على هللا عز وجل وصالة على النبي صلى هللا‬
]‫ [رواه النسائي‬.‫عليه وسلم ثم يدعو فيستجاب له لدعاءه‬
Artinya:
“Setiap do’a adalah terhalanh, sehingga dimulai
dengan memuji kepada Allah dan bershalawat kepada
Nabi, kemudian baru berdo'a dan akan dikabulkan
do’a itu”. (HR. Nasa’i).
b. Peluang untuk mendapat syafa'at Nabi pada hari
kiamat.
c. Dihilangkan kesusahan dan kesulitannya

Tradisi dan Budaya menurut Aswaja NU 14


Diba’an

Tradisi dan Budaya menurut Aswaja NU 15


Barzanji
 Al-Barzanji atau Berzanji adalah suatu do’a-do’a,
puji-pujian dan penceritaan riwayat Nabi
Muhammad saw yang biasa dilantunkan dengan
irama atau nada.

 Isi Berzanji bertutur tentang kehidupan Nabi


Muhammad saw yakni silsilah keturunannya, masa
kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga diangkat
menjadi rasul. Didalamnya juga mengisahkan sifat-
sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad serta
berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat
manusia.
Tradisi dan Budaya menurut Aswaja NU 16
Barzanji

Tradisi dan Budaya menurut Aswaja NU 17


Terbangan/
Hadrah
• Hadrah/Terbangan adalah sebuah acara pembacaan
sholawat bersama-sama secara bergantian.

• Kitab yang biasa dibaca adalah barzanji/diba’,


kemudian diiringi musik rebana, yang dalam bahasa
jawa disebut terbang (terbangan).

• Acara terbangan biasa dilakukan ketika warga NU


mempunyai hajat: mantu, khitanan, haul, mengiringi
pengantin, maulid Nabi, dan lain sebagainya.

Para penggemar seni hadrah/terbang itu diwadahi dalam sebuah organisasi


bernama ISHARI (Ikatan Seni Hadrah Republik Indonesia), yang kini masuk ke
dalam Banom NU Jam’iyah Ahli
Tradisi Thariqah
dan Budaya Al-Muktabarah
menurut Aswaja NU An-Nahdliyah. 18
Terbangan/
Hadrah
Burdah
“ ‫”قصيدة البردة‬
 Burdah merupakan suatu Qasidah (lagu-lagu) yang
berisi syair tentang pujian/ sholawat kepada Nabi
Muhammad SAW. Syair tersebut diciptakan oleh Imam
Al-Bushiri dari Mesir. Di Indonesia, Burdah tersebut sering
dilantunkan terutama oleh kaum Nahdliyin.

 Pengarang qashidah Burdah ialah Al-Bushiri (610-


695H/1213-1296 M). Nama lengkapnya Syarafuddin Abu
Abdillah Muhammad bin Zaid Al-Bushiri. Selain menulis
Burdah, Al-Bushiri juga menulis beberapa qashidah lain.
Di antaranya Al-Qashidah Al-Mudhariyah dan Al-
Qashidah Al-Hamziyah.

Tradisi dan Budaya menurut Aswaja NU 20


Qashidah Burdah adalah
salah satu karya paling
populer dalam khazanah
sastra Islam. Isinya sajak
sajak pujian kepada Nabi
Muhammad SAW, pesan
moral, nilai-nilai spiritual,
dan semangat
perjuangan. Hingga kini
Burdah masih sering
dibacakan di berbagai
pesantren salaf dan pada
peringatan Maulid Nabi.
Banyak pula yang
menghafalnya.
Tradisi dan Budaya menurut Aswaja NU 21
Manaqib
 Arti manaqib adalah sifat yang baik, etika dan moral.

 Ritual pembacaan manaqib itu dikenalkan oleh Syeikh


Abdul Qadil Al Jilani.
Beliau adalah tokoh sentral ajaran thariqah Qadiriyah
Naqsabandiyah yang banyak pengikutnya di Indonesia.
Ia lahir di daerah dengan nama manaqiban.
 Kitab ini memuat secara pribadi Syeikh Abdul Qadir dan
banyak beredar di Indonesia adalah Kitab an-Nur al-
Burhany. Dalam kitab tersebut dikisahkan tentang
manaqib (sifat-sifat pribadi yang mulia) Syeikh,
diantaranya :

Tradisi dan Budaya menurut Aswaja NU to be continue...


22
Dalam kitab tersebut dikisahkan tentang manaqib
(sifat-sifat pribadi yang mulia) Syeikh,
diantaranya :
 Gurunya adalah Nabi Khidir as.
 Sewaktu masih bayi, tidak pernah mau menyusu pada ibunya
ketika bulan Ramadhan.
 Setiap waktu bersikap zuhud, berpakaian sederhana,
kendaraannya bighal, dan kalau berjalan tanpa
mengenakan alas kaki.
 Makanannya selalu dari barang halal.
Jarang tidur, ibadah malamnya istiqomah. Sepanjang
hidupnya antara sholat isya’ dan shubuh selalu
dilakukan dengan berwudlu satu kali, karena dia tidak
pernah batal. Sujudnya lama sekali.
Madzabnya mengikuti imam syafi’I dan imam hambali.
Pancaran ke sufiaannya dalam beribadah kepada allah
mempunyai kesan yang menajubkan.
Karena kedekatannya dengan Allah, dia mempunyai
banyak karamah yang dipercaya sebagai tanda
kewaliannya. Tradisi dan Budaya menurut Aswaja NU 23
Manaqib

Tradisi dan Budaya menurut Aswaja NU 24


Tradisi dan Budaya menurut Aswaja NU 25

Anda mungkin juga menyukai