Anda di halaman 1dari 2

Mengenal Kebudayaan Suku Minangkabau

Suku Minangkabau merupakan suku bangsa yang tinggal di Pulau Sumatera, tepatnya berada di
Provinsi Sumatera Barat. Ciri khas dari Suku Minangkabau adalah bahasa yang digunakan
adalah bahasa Minang, berdasarkan cara pengucapannya. Bahasa Minang mirip bahasa Melayu.
Selain bahasa terdapat ciri khas lainnya yang membedakan suku Minang dengan suku lainnya
yang ada di Nusantara. Ciri-ciri kebudayaan Suku Minangkabau, antara lain:
Beberapa tradisi Suku Minangkabau, yaitu:
1. Upacara Turun Mandi
Upacara turun mandi merupakan tradisi yang masih dilaksanakan oleh Suku Minangkabau.
Tujuan dari upacara ini adalah sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan karena lahirnya
seorang anak. Selain itu, untuk memperkenalkan bahwa sudah lahir seorang anak dari sebuah
suku. Dalam persiapan upacara turun mandi tersebut perlu dilakukan berbagai perlengkapan.
Selanjutnya, arak-arakan menuju sungai tempat dilaksanakannya upacara Turun Mandi. Upacara
tersebut hanya dapat dilaksanakan di sungai.
2. Batagak Pangulu
Masyarakat etnis Minangkabau hidup dalam budaya bersuku dan berkaum. Setiap suku biasanya
memiliki seorang penghulu suku. Ketika sebuah suku atau kaum mengangkat pimpinan kaumnya
yang baru maka diadakan upacara Batagak Pangulu. Adapun penjelasan upacara Batagak
Pangulu adalah upacara besar yang menjadi tradisi masyarakat Minangkabau. Acara ini biasanya
diadakan dengan menyembelih kerbau dan mengadakan acara pesta selama tiga hari bahkan
sampai seminggu lamanya.
3. Upacara Batagak Kudo-Kudo
Upacara Batagak Kudo-Kudo merupakan tradisi yang ada di Minangkabau. Upacara ini
merupakan bagian dari masyarakat Minangkabau pada saat membangun rumah.
Upacara Batagak Kudo-Kudo dilakukan ketika sebuah rumah baru akan dipasang kuda-kuda.
Dalam upacara ini banyak mengundang orang kampung dan saudara dekat. Hadiah yang dibawa
oleh tamu undangan biasanya adalah seng atau atap untuk rumah. Sistem kepercayaan Suku
Minangkabau Masyarakat yang tinggal di Minangkabau termasuk menganut agama Islam
dengan taat. Semua tatanan kehidupan masyarakat banyak dipengaruhi dan berdasarkan agama
Islam. Dalam kegiatan keagamaan, pelajaran agama dan kegiatan belajar-mengajar dilakukan
oleh seorang Syekh atau Kyai. Sistem kekerabatan Suku Minangkabau Sistem kekerabatan yang
berlaku pada masyarakat di Suku Minangkabau adalah menganut sistem kekerabatan matrilineal.
Dalam sistem kekerabatan tersebut hal-hal penting berdasarkan dengan keturunan garis ibu atau
pihak perempuan. Jadi, untuk anak perempuan yang dapat mewarisi nama atau marga dari
keluarga besarnya.
Budaya Khas Suku Bugis

Suku Bugis adalah salah satu suku yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Masyarakat
Suku Bugis telah tersebar di sejumlah wilayah, seperti Kabupaten Bone, Wajo, Soppeng, Sinjai,
Bulukumba, Barru, Pare-Pare, Sidrap, Pinrang, dan Luwu. Lebih lanjut, dijelaskan bahwa Suku
Bugis termasuk dalam golongan suku Melayu Deutro atau Melayu Muda. Suku Bugis disebut
memiliki budaya yang khas dan berbeda dari suku pada umumnya di Indonesia. Berikut ini
budaya khas Suku Bugis

1. Budaya merantau
Salah satu budaya khas Suku Bugis adalah masyarakat nya yang suka merantau meninggalkan
kampung halamannya. Umumnya, orang-orang Suku Bugis merantau ke berbagai wilayah
Nusantara, bahkan sampai ke negara lain. Tradisi ini ternyata sudah tertanam di dalam setiap
anggota Suku Bugis dan diperkirakan sudah terjadi sejak zaman dahulu. Sebab, Suku Bugis
sudah merantau sejak abad ke-17 dan ke-18. Mulanya, orang-orang Suku Bugis masih
menggantungkan hidupnya sebagai petani.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, suku ini diketahui mendirikan kelompok-kelompok di
daerah lain, terutama di wilayah pesisir. Dulu, orang-orang Suku Bugis pergi merantau
menggunakan perahu Phinisi yang mereka buat sendiri. Maka dari itu, suku ini dikenal sebagai
pelaut andal di sejumlah wilayahnya karena telah membuat perahunya sendiri. Selain itu,
disebutkan pula bahwa masyarakat Bugis pergi merantau karena ingin meninggalkan raja yang
sewenang-wenang. Anggota Suku Bugis merantau sampai ke pesisir Pantai Malaysia Barat,
Sumatera, dan pulau-pulau lainnya di Nusantara.

2. Rumah adat
Suku Bugis diketahui memiliki dua rumah adat dengan fungsi yang berbeda, yaitu rumah
Saoraja dan Bola. Saoraja adalah sebutan untuk rumah adat yang ditinggali oleh raja atau
keluarga bangsawan. Sementara itu, Bola adalah sebutan untuk rumah adat bagi rakyat biasa.
Pada dasarnya, Saoraja dan Bola memiliki struktur yang sama. Namun, Saoraja memiliki bentuk
yang jauh lebih besar dibanding rumah Bola. Arsitektur rumah tradisional Bugis dibagi ke dalam
tiga bagian, yakni rakkeang atau bagian atas rumah, alle bola atau bagian tengah, dan awa bola
atau bagian bawah rumah. Sayangnya, keberadaan rumah adat Saoraja dan Bola saat ini sudah
jarang ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai