Anda di halaman 1dari 1

Tradisi Balas Pantun Dalam Upacara Pernikahan di Desa Loloan Timur dan Barat

Upacara Pernikahan adalah salah satu serangkaian kegiatan yang mempertemukan dan
menyatukan dua latar belakang keluarga yang berbeda. Dan di Indonesia sendiri banyak adat dan
tradisi yang mendukung berjalannya acara pernikahan ini dengan sakral. Pantun sebagai salah
satu bentuk sastra lisan, secara luas dikenal di tanah air kita. Pantun merupakan kebudayaan yang
lahir dari masyarakat Melayu1 yang hingga saat ini telah tersebar luas hingga saat ini telah
memasuki suku Bugis Melayu di daerah Negara – Bali. Desa ini dikenal dengan desa melayu
islam di bali, karena memang menjadi salah satu desa di Bali yang penduduknya mayoritas
beragama Islam. Nama desa ini sering disebut dengan desa Loloan Timur dan Loloan Barat.

Desa ini adalah desa yang terdiri dari beberapa suku diantaranya Melayu Bugis, Melayu
Betawi, Melayu Pontianak, Melayu Sulawesi, Melayu Sumatera dan yang terakhir Melayu
Malaysia ini lah yang menyebabkan bahasa dari daerah ini menjadi unik. Selain dari Suku
Melayu, Desa Loloan ini juga kedatangan dari suku Jawa dan Madura yang mereka sebut sebagai
keturunan Jawara. Desa ini menjadi tempat berdakwahnya para tetuah yang berhijrah dari
berbagai pulau dan Negara Malaysia untuk menyebarkan agama islam di tanah dewata. Maka
dari itu adat istiadat di desa ini sangatlah beragam sesuai dengan suku yang berkembang didesa
ini salah satunya adat istiadat balas pantun dalam serangkaian upacara pernikahan.

Menurut hasil wawancara penulis kepada bapak H. Musadat, salah satu tokoh masyarakat
dan sesepuh yang ada didesa ini. Tradisi ini turun temurun di lakukan dari asal suku Melayu
tersebut berkembang, kemudian masuk dan berlanjut di desa ini pada tahun …….. dibawa oleh
kakek.

Anda mungkin juga menyukai