Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

PEMINATAN SEJARAH

JUDUL:

SEJARAH PENANGKAPAN IKAN PAUS DI DESA LAMALERA

Nama kelompok ;

1. MARGARETHA SOMI HARING (KETUA)

2.YOSEPH RODRIGO DAENG

3.PETRUS BOLI HARING

SMA NEGERI 1 NUBATUKAN

TAHUN PELAJARAN : 2017 / 2018


BAB II

Sejarah Penangkapan Ikan Paus di Desa Lamalera

Penangkapan ikan paus dimulai di zaman prasejarah.Awal


penangkapan ikan paus mempengaruhi perkembangan banyak budaya
yang berbeda-beda di jepang.

Pada masa prasejarah berburu dan mengumpulkan umumnya


dianggap memiliki sedikit dampak ekologis ,awal perburuan paus di
kutub utara mungkin telah mengubah ekologi air tawar.pengembangan
teknik penangkapan ikan paus modern terjadi di abd ke-19 dengan
peningkatan permintaan ikan paus,terkadang di kenal sebagai Minyak
kereta dan kemudian pada abad ke -20 oleh permintaan untuk
margarin dan daging.minyak paus juga skarang jarang digunakan
,perburuan paus modern dilakukan untuk hidangan / makanan
elit.spesies paus yang di buru terutama yakni ikan paus minike di
ketahui bahwa populasi terakhir di timur laut atlantik yakni sekitar
103.000.

Sekilas tentang desa lamakera.

Desa lamakera di pulau solor yang masih masuk ke dalam kabupaten


flores timur .sebagian besar warga lamakera beragama
muslim.menurut sejarahnya memang ada keterkaitan antara desa
lamalera dengan desa lamakera ,yaitu ada beberapa suku di lamalera
yang pindah ke lamakera dan menetap disana.Memang desa lamakera
tidak setenar desa lamalera,tapi sudah ada catatan bahwa desa ini pun
juga mempunyai tradisi berburu paus jeniskelaru tetapi desa
tersebut tidak ada keharusan untuk berburu paus.

Tidak seperti di lamalera yang hidupnya sangat bergantung sekali


dengan kehadiran kotoklemah sebagai sumber makanan
utama.Masyarakat lamakera dari dulu sudah terkenal sebagai
masyarakat pedagang ,seperti berdagang ikan dn garam.tangkapn
utama masyarakat lamakera ada jenis -jenis ikan pari, tuna, tongkol,
cakalang dll.

Perburuan ikan paus dilakukan oleh penduduk pria lamalera yang


sudah dewasa serta dianggap memiliki kemampuan( biasanya setiap
keluarga mewakilkan satu anggota keluarganya).sebelum berburu
,mereka semua memanjatkan doa-doa kepada tuhan agar diberi
keberhasilan dalam perburuan ikan paus.karena metode perburuan
yang dilakukan memang menggunakan cara tradisional,yaitu dengan
menancapkan tombak ke badan ikan paus.

Ikan paus tidak selalu muncul.biasanya musim berburu ikan paus yang
disebut lefa.pada masa ini warga menggelar ritual tradisi dan
keagamaan.Ritual tersebut dilakukan untuk mendoakan kedatangan
ikan paus dan keselamatan para nelayan yang pergi menangkap ikan
paus.Bila terdengar teriakan warga bersaut-
sautan,BaleoBaleoBaleo..,itu berarti ada yang melihat ikan paus
melintas.Dan para nelayan pun segera bersiap-siap melaut.mereka
akan mendayung dan mengembangkan layar,memngejar kawanan
kotoklema yang terlihat menyembur-nyemburkan air untuk membuang
nafas atau menampakan punggungnya.
Jangan dikira mudah untuk menangkap ikan paus yang besarnya
berkali lipat dari tubuh manusia ini.penangkapan ikan paus penuh
dengan resiko.para nelayan haruslah bertubuh kuat dan berani.bila
tidak berhati-hati ,kibasan ekor ikan paus bisa membuat perahu
nelayan terbalik.pernah terjadi seorang lamafa terseret ikan paus ke
kedalaman laut atau ke perairan yang jauh selama beberapa jam
sehingga beberapa hari.

Desa lamalera memiliki tradisi atau budaya penangkapan ikan paus


yang setiap tahunnya di adakan upacara adat sekaligus misa untuk
memohon berkah dari sang leluhur serta mengenang para awrah nenek
moyang mereka yang gugur di medan bahari bergelut dengan sang
paus.upacara dan misa biasa di sebut lefa dilaksanakan setiap tanggal
1 Mei.Secara resminya penangkapan ikan paus terjadi pada bulan Mei-
November namun, tak jarang juga bulan Desember April.nelayan
lamalera tetap melakukan penangkapan paus ketika paus tersebut
melewati perairan laut sawu.hal ini bukan berarti melanggar adat yang
sudah di tetapkan dimana pada bulan-bulan tersebut orang lamalera
menamakan bulan perburuan atau yang disebut denganbaleo.

Musim lefa ini merupakan waktu khusus untuk melaut,serta berburu


ikan paus dan ikan-ikan besar lainnya ,seperti lumba-lumba ,hiu dan
pari.Di saat musim inilah masyarakat lamalera beramai-ramai pergi
melaut,menurut mereka di musim-musim inilah ikan-ikan besar sering
muncul dan bermain menampakan dirinya di permukaan laut sawu.

Masyarakat lamalera pada prinsipnya untuk berburu menggunakan


cara tradisional untuk menangkap paus atau bisa disebut kotoklemah
menggunakan perahu layar yang menurut bahasa daerah lamalera
disebutpeledang perahu layar tersebut dilengkapi dengan alat tikam/
harpun tangan yang biasa disebuttempuling,tali panjang /(tali leo)
yang diikatkan pada mata tombak tempuling dan di tambah bambu
sepanjang 4 meter sebagai alat bantu tikam.Dalam satu peledang
biasanya dimuati oleh 7 crew dan orang khusus memengang peranan
dalam menikam paus adalah juru tikam yang disebut
Balafaing(lamafa).Peledang didisain tanpa ada penutup agar para
wawk kapal dapat memantau ikan yang muncul kepermukaan.setelah
sudah terlihat maka peledang akan mendekati ikan tersebut dan juru
tikam angkat tempuling dan siap untuk menancapakan tempuling
tersebut tepat kebagian jantung paus tesebut,biasanya tikaman sampai
4 kali atau bahkan lebih.ketika tikaman pertama ini merupakan saat-
saat yang paling berbahaya bagi para wak peledang karena paus akan
berontak danmengamuk dan tak jarang jika perahu peledang akan di
bawa oleh paus ke dalam laut atau terbalik-balik bahkan dihancurkan
oleh kepala atau ekor paus.

Setelah paus sudah lemah dan tidak berdaya lagi untuk lebih
mempercepat kematian maka ada bagian yang dirobek oleh pisau
tajam agar darah cepat keluar dan paus tersebut cepat mati.setelah
terlihat mati maka paus trsebut ditarik/ ditonda oleh perahu-perahu
tersebut sampai ke tepi pantai lamalera,dan siap untuk dipotong dan di
bagi-bagi ,pembagian daging paus sudah ditentukan sejak jaman nenek
moyang mereka.

Semua bagian paus adalah penting dan terpakai semua antara lain
adalah daging,kulit,lemak,darah dan tulang.ketika satu ekor paus
ditikam maka semua masyarakat lamalera akan mendapatkan jatah
semua,walaupun tidak ikut kelaut,karena bisa dibarter dengan ikan lain
atau hasil bumi.
Tulang paus, dimanfaatkan sebagai tempat untuk menumbuk
jagung.tapi saat ini banyak yang memanfaatkan sebagai sevenir
seperti,dibuat asbak dan miniatur kotoklemah dan dijual kewisatawan
yang berkunjung ke lamalera.

Gigi paus,bisa dimanfaatkan sebagai cincin atu kalung karena menurut


kepercayaan sebagian masyarakat lamalera gigi seguni/killer whale bisa
digunakan sebagai penangkal ilmu hitam .

Darah paus,juga dimanfaatkan masyrakat lamalera sebagai bahan


campuran untuk mengolah masakan daging paus.

Darah, warna paus adalah kemerahan,layaknya jenis mamalia


lain.biasanya daging-daging tersebut diawetkan dengan bantuan sinar
matahari setelahdibubuhi garam,ketika daging pus benar-benar kering
dapat disimpan sampai 1 tahun lebih.

Kulit paus mempunyai ketebalan berkisar 10-20 cm juga diawetkan


dengan di jemur di bawah panasnya matahari.

Minyak ,diperoleh dari bagian kulit dan lemak otak biasanya ketika kulit
di jemur maka minyak akan menetes sedikit demi sedikit ,kemudian di
tampung.biasanya minyak yang diperoleh dari proses penjemuran kulit
berwaran hitam dan bau tidak sedap,tetapi jika minyak diperoleh dari
hasil memanaskan dengan api diletakan diatas kuali dn ditmbah sedikit
rempah-rempah akan terlihat kuning.minyak paus dimanfaatkan
sebagai bahanbakar lampu pelita yang tidak menimbulkan efek polusi
seperti,lampu lentera bahan bakar minyak tanah ,bisa juga
dimanfaatkan sebagai minyak goreng bahkan sebagai obat.

Kini para orang tua di lamalera berusaha keras untuk melatih anak
mereka menjadi seorang lama fa.hal ini disebabkan karena makin
hilangnya kesadaran para pemuda lamalera dalam mempertahankan
tradisi berburu paus.sehingga dengan melatih anaak-anak, diharapkan
tradisi ini akan tetap lestari sampai kapanpun.
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha Esa,yang


dengan rahmatnnya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah
sejarah penangkapan ikan paus di desa lamalera

Terima kasih juga saya ucapkan kepada;

1.Orang tua saya;Yoseph Haring dan Elisabeth Bataona

Yang selalu mendukung saya.

2.Kepala Sekolah;BALTIAR AZIZ

Selaku kepala sekolah SMAN 1 NUBATUKAN.

3.Guru Pembimbing;Ibu Ferni

4.Teman seperjuangan; - petrus boli haring dan

- yoseph Rodrigo daeng.

Yang selalu membantu saya,

Dalam menyelesaikan makalah ini.

Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat.

Lewoleba,18 November 2017

Penulis,
Margaretha Somi Haring

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Karya ilmiah/karya tulis ilmiah (KTI) merupakan tulisan yang


mengungkapkan buah pikiran,yang di peroleh dari
pengamatan,penelitian,atau peninjauan terhadap sesuatu yang
disusun menurut metode dan sistematika tertentu,dan yang isi dan
kebenarannya dapat di pertanggungjaabkan.

B.Saran

Dalam pembuatan makalah ini penulis mendapatkan pengalaman


yang sangat berharga mengenai pengetahuan dan penulisan karya
tulis ilmiah sederhana .penulis menyarankan kepada semua pembaca
untuk mempelajari bagaimana cara dalam membuat sebuah karya
tulis.Diharapkan bagi pembaca memiliki ketetapan dalam
menyampaikan dan menyusun suatu gagasan agar yang disampaikan
mudah dipahami dengan baik.
Daftar isi:

Halaman judul

Kata pengantar

Daftar isi

BAB I : Pendahuluan

a.Latar Belakang

b.Rumusan Masalah

c.Tujuan Penulisan

BAB II :Sejarah penangkapan ikan paus di desa lamalera

BAB III : a. Kesimpulan

b. Saran

Daftar pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Tradisi penangkapan paus oleh masyarakat di Desa


Lamalera,Kecamatan Wulandoni,Kabupaten Lembata ini telah
berlangsung sejak nenek moyang suku lamalera menempati daerah
tersebut.

B.Rumusan Masalah

- bagaimana sejarah ikan paus terjadi,??

C.Tujuan Penulisan

- mengetahui fakta-fakta tentang sejarah ikan paus.

- menjelaskan sejarah ikan paus dari masa ke masa.

- untuk mengetahui bagaimana sejarahnya.

Anda mungkin juga menyukai