Anda di halaman 1dari 13

Nama : Berliana Yulianti Rahmah

Kelas : PGSD 2020 B

NIM : 42420045

Tugas Kreatifitas Seni Budaya

Rabu, 19 Oktober 2022

1. Pilihlah 1 Provinsi (tidak boleh sama dengan temannya) cari berbagai seni dan budaya
yang sudah dipilih!
2. Temukan berbagai pengetahuan tentang seni dan budaya 34 + 3 (Baru) Provinsi di
Indonesia. Antara lain: tarian daerah, alat musik, bahasa daerah, pakaian adat, lagu
daerah, rumah adat, suku, senjata tradisional, kesenian daerah dan adat istiadat.
3. Hasil pekerjaan saudara silahkan diketik, kemudian kumpulkan di elin pada pertemuan 4!
4. Pengumpulan paling akhir pukul 12.00

Provinsi
Jawa Timur
Kebudayaan Jawa Timur masih dipengaruhi oleh kebudayaan Jawa Tengah. Seperti daerah yang
dikenal sebagai Mataraman. Hal ini menandakan bahwa daerah tersebut pernah menjadi wilayah
kekuasaan Kesultanan Mataram.

 Tarian Daerah
1. Tari Reog Ponorogo
2. Tari Jejer Gandrung
3. Tari Remo
4. Tari Muang Sungkal
5. Tari Topeng Malangan
6. Tari Reog Kendang
7. Tari Tiban
8. Tari Jaranan Buto
9. Tari Glipang
10. Tari Gembu
11. Tari Beskalan, Kabupaten Malang
12. Tari Tanduk Majeng, Madura
13. Tari Sri Panganti, Lamongan
14. Tari Thengul, Bojonegoro
 Alat Musik
1. Kenong
2. Kempul
3. Bonang
4. Kethuk Estri
5. Kethuk Jaler
6. Saronen
7. Terompet Reog
8. Selompret
9. Suling Bambu
10. Kluncing
11. Angklung Banyuwangi
12. Angklung Reog
13. Kendang Banyuwangi
14. Tong tong
15. Kendang Sentul
16. Gong Gumbeng
17. Othek
18. Rending
19. Angklung Paglak
20. Ul-Daul

 Bahasa
Bahasa Jawa dan Madura merupakan bahasa yang paling banyak digunakan masyarakat
Jawa Timur.
1. Jawa
- NGOKO
bahasa Jawa baku karena dalam pergaulan sehari-hari umumnya menggunakan
bahasa Jawa kasar. Bahasa ngoko dipakai untuk orang yang sudah dikenal dekat
dan akrab, serta terhadap orang lain yang lebih muda usianya maupun lebih
rendah derajat sosialnya
- MADYA
muncul sebagai variasi pemakaian bahasa ngoko dan krami itu sendiri.
- KRAMI/KROMO
digunakan untuk berbicara dengan orang yang belum akrab, lebih tua, dan lebih
tinggi status sosialnya.
2. Madura
- Enja’iya (bahasa halus).
- Enghi-enten (bahasa tengahan)
- Enghi-bhunten (bahasa kasar)
3. Oseng
bahasa Osing digunakan suku Osing di daerah Banyuwangi hingga Muncar. Bahasa
Osing sendiri merupakan bahasa campuran antara Jawa, Bali, dan Madura,
 Pakaian Adat
1. Mantenan
digunakan oleh pengantin atau yang dalam bahasa Jawa disebut dengan “manten”.
Pakaian ini dikenakan kedua mempelai pada saat melakukan prosesi pernikahan
dengan menggunakan adat Jawa Timur
2. Rancongan
ini didominasi warna merah, biru, dan hijau dibuat dengan pola yang mengikuti
bentuk tubuh wanita yang memakainya. memiliki motif yang sederhana. Biasanya
terbuat dari kain tipis dan menerawang, seperti brokat. Untuk bawahannya, wanita
Madura mengenakan kain batik yang dikenakan seperti rok panjang
3. Baju Sakera
Baju Sakera memiliki motif garis-garis merah dan putih, bahannya bisa berupa kaos
ataupun kain katun. Pakaian khas pria Madura ini sering dikenakan dalam berbagai
acara adat.
4. Celana Kombor
Celana kombor Jawa Timur dikenakan sebagai pasangan baju Gothil. Celana Kombor
sangat nyaman dikenakan karena modelnya yang longgar. Di bagian pinggang,
terdapat kolor atau karet dari bahan lawe. Bagian ujungnya sengaja dibuat menjuntai.
Model ini dimaksudkan agar pria yang memakainya terlihat lebih gagah dan sangar.
5. Pakaian Cak dan Ning
Sesuai dengan namanya, pakaian ini hanya dikenakan saat gelaran kontes pemilihan
Cak dan Ning Jawa Timur.
6. Sarong Bahan
Warna yang paling sering digunakan adalah warna mencolok, misalnya kuning
keemasan. Namun sebenarnya Sarong Bahan juga tersedia dalam pilihan warna
beragam dan bisa disesuaikan dengan selera pemiliknya. Ada juga warna khas lainnya
seperti warna putih yang dihiasi dengan corak kotak-kotak berwarna hijau atau biru.
7. Odheng Santhapan
perlengkapan pakaian adat dari Jawa Timur berupa kupluk atau peci yang terbuat dari
batik bercorak khas Jawa Timur. Peci ini digunakan oleh lelaki di bagian kepala.
8. Pasean Madura
Pakaian adat Madura dengan bentuk dan warna yang familiar. Baju ini terdiri dari dua
lapisan, yaitu baju luar berwarna hitam dan baju dalam motif belang berwarna merah
putih atau merah hitam. Saat mengenakan baju ini, biasanya digunakan bawahan
berupa celana longgar dengan panjang sebatas mata kaki.
9. Odheng Taphogan
Odheng tapoghan umumnya dikenakan oleh laki-laki. Keunikan dari odheng
tapoghan adalah adanya ikon bunga sebagai hiasan yang cantik, serta soga.
Soga dibuat menyerupai lidah api yang menyala-nyala. Bahan untuk membuatnya
adalah kain batik dengan corak dan desain yang disesuakan dengan nilai yang akan
disampaikan. Ikat kepala ini berbentuk segitiga, dimana keseluruhan rambut tidak
akan tertutupi.
10. Udeng Ponorogo
merupakan penutup kepala yang berasal dari daerah Ponorogo. atribut ini merupakan
bagian dari pakaian adat khas Ponorogo. Selain bernama demikian, terkadang juga
disebut sebagai udeng wulung atau udeng warok.
11. Penadhon
Penadon adalah baju adat yang berasal dari daerah Ponorogo. Baju ini mirip dengan
baju tradisional dari Madura, yaitu baju pe’sean. Akan tetapi ada sedikit perbedaan,
yaitu baju penadon ditambahkan gambar reog atau barong sebagai ikon kesenian dari
kota Ponorogo.
12. Baju Gothil
disebut pakaian warok ponorogo yang dikenakan oleh laki-laki. Warna pakaian
tradisional ini hitam polos dengan ukuran longgar serta lengan panjang. Dalam
pembuatannya, baju gothil menggunakan teknik jahitan khusus sehingga tidak semua
penjahit dapat membuatnya.
13. Katemang Kalep
merupakan ikan pinggang atau sabuk yang dijadikan pelengkap pakaian adat Jawa
Timur. Sebutan lain untuk katemang kalep adalah katemang raja.
14. Sabuk Othok
ikat pinggang yang berasal dari Ponorogo. Bentuk sabuk ini mirip seperti katemang
kalep namun warnanya hitam. Ikat pinggang ini biasanya digunakan sebagai
pelengkap pakaian warok ponorogo.
15. Alas Kaki
alas kaki atau sandal juga menjadi bagian penting dari pakaian adat. Umumnya sandal
dikenakan oleh perempuan, namun tidak menutup kemungkinan juga digunakan oleh
pria.
 Lagu Daerah
1. Rek Ayo Rek
2. Gai Bintang
3. Kebang Malathe
4. Lindri
5. Jamuran
6. Pa’Kopak Eling
7. Cublak Cublak Suweng
8. Karrabang Sape
9. Grimis Grimis
10. Tondu Mojang
11. Tanjung Perak
12. Jembatan Merah
13. Lir Salir
 Rumah Adat
1. Rumah Adat Joglo
Rumah joglo menjadi salah satu ikon yang ada di Jawa, khususnya Jawa Timur.
Desain rumah joglo juga sangat khas dengan bentuk limas dan bangunannya berasal
dari kayu jati. Bangunan dan pondasi rumah joglo sangat erat kaitannya dengan
kepercayaan kejawen yang dianut masyarakat Jawa.

 Suku
1. Suku Jawa
Seperti namanya, suku Jawa Timur ini menjadi suku terbesar di Pulau Jawa. Suku
Jawa ada di tiga provinsi besar seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta.
Masyarakat Suku Jawa dikenal dengan sebutan Wong Jowo. Suku Jawa
menggunakan bahasa Jawa saat berkomunikasi.
2. Suku Madura
Suku Madura berasal dari Madura dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Masyarakat
Suku Madura disebut juga Oreng Medhura, bahasa sehari-hari yang digunakan oleh
suku Madura adalah Bahasa Madura.
3. Suku Osing
Suku Osing adalah campuran suku Jawa yang tinggal dan menjadi penduduk asli
wilayah Banyuwangi, Jawa Timur. Masyarakat suku Osing dikenal dengan sebutan
Wong Blambangan. Untuk kesehariannya, suku Osing menggunakan bahasa Osing
atau campuran Bahasa Bali.
4. Suku Tengger
Suku Tengger merupakan suku Jawa Timur campuran dari suku Jawa dan bertempat
tinggal di wilayah Pegunungan Tengger, kawasan Bromo dan Semeru. Umumnya,
masyarakat suku Tengger menganut ajaran Hindu Jawa atau Budha Tengger.
5. Suku Bawean
Suku Bawean ini suku Jawa Timur kelompok kecil masyarakat Melayu yang berasal
dari Pulau Bawean. Siapa sangka Bawean ini sering disebut Pulau Putri loh, karena
banyak pria muda yang merantau ke Pulau Jawa atau ke luar negeri. Kata Bawean
berasal dari bahasa sansekerta yang artinya ada sinar matahari.
6. Suku Samin
Suku Samin ini suku Jawa Timur yang mendiami wilayah Bojonegoro, Tuban, Jawa
Timur. Termasuk tersebar di wilayah Blora Jawa Tengah. Ajaran Samin yang disebut
Saminisme, adalah keturunan para pengikut Samin Surosentiko yang mengajarkan
Sedulur Sikep. Dulu, ajaran ini membuat orang suku Samin dianggap kurang pintar
dan sinting.
 Senjata Tradisional
1. Keris
Keris merupakan senjata tradisional Jawa Timur yang memiliki ujung lancip serta
kedua sisinya tajam. Bentuk keris seringkali tidak simetris karena kedua sisinya
bergelombang atau bergerigi. Sebuah keris memiliki tiga bagian. Yakni bilah (pisau),
hulu (gagang), dan warangka (sarung). Untuk membuat keris, perajin harus
melakukan serangkaian ritual seperti menyiapkan sesaji dan pemilihan waktu
pembuatan. Keris dibuat dari beragam bahan mulai dari logam mulia, kayu, gading
hingga emas.
2. Celurit
Pada dasarnya, senjata tradisional ini berasal dari Suku Madura. Celurit memiliki tiga
kegunaan utama, yakni sebagai senjata peperangan, perlengkapan berkebun dan
bertani serta instrumen dalam upacara adat. Bagi masyarakat Madura, celurit biasa
digunakan sebagai senjata untuk carok atau duel sampai mati.
3. Kudi
Senjata tradisional Jawa Timur yang satu ini memiliki seribu kegunaan. Oleh karena
itu, mayoritas masyarakat di Jawa Timur menyebut kudi dengan istilah Gaman, yang
berarti senjata serba bisa. Kudi kerap digunakan untuk membantu pekerjaan
masyarakat di pedesaan. Baik dari sektor pertanian dan perkebunan. Pekerjaan
tersebut antara lain menebang pohon pisang, memisahkan kulit kayu dan memotong
kayu bakar.

 Kesenian
1. Ludruk
Ludruk merupakan kesenian tradisional yang disajikan dalam bentuk drama. Cerita
yang diangkat untuk Ludruk sendiri umumnya diangkat dari kehidupan sehari-hari.
Kemudian, cerita tersebut nantinya akan ditampilkan di atas panggung dengan konsep
yang menarik. Tentunya dibalut dengan iringan musik gamelan jawa, dialog atau pun
monolog beserta lawakan dari para pemainnya
2. Ketoprak
Ketoprak mengangkat tema-tema yang umumnya berasal dari sejarah Jawa ataupun
cerita-cerita legenda. Tidak hanya itu, sandiwara ini pun kerap kali diselingi dengan
lagu adat Jawa yang diiringi oleh gamelan.
3. Wayang Topeng Malang
kesenian yang dinyatakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai
Warisan Budaya Takbenda Nasional ini, dimainkan oleh seseorang yang wajahnya
ditutup menggunakan topeng. Ketika pertunjukan dimulai, penari atau pemain
Wayang Topeng akan menari dan melakonkan beberapa adegan dari cerita yang
diangkat, dengan iringan alat musik gamelan. Tidak hanya itu, lakon-lakon yang
biasanya dibawakan dalam pertunjukan Wayang Topeng Malang adalah lakon-lakon
Panji (Roman Panji/Siklus Panji), yaitu seperti Malat, Wangbang-Wideha, Wasing
hingga kisah-kisah Anggraeni.
4. Wayang Timplong
cerita yang dibawakan pada pertunjukan Wayang Timplong merupakan cerita-cerita
yang diangkat dari kisah panji. Cerita-cerita tersebut nantinya akan dibawakan oleh
seorang dalang. Adapun dalang pertama dalam pertunjukan Wayang Timplong adalah
Eyang Sariguna. Selama pertunjukan berlangsung, akan ada alunan melodi yang
dihasilkan dari gambang bambu, kendang, kenong dan kempul. Kemudian, wayang
yang dimainkannya pun terbuat dari bahan kayu, baik itu kayu yang berasal dari
pohon pinus, kayu mentaos atau pun kayu waru.

 Adat Istiadat
1. Tahlilan Kematian
Tradisi ini terdiri dari pembacaan Al-Quran secara bersama, zikir bersama, dan doa-
doa tertentu yang oleh pihak keluarga almarhum. Acara ini merupakan peringatan
pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahunan, dan 3 tahun pasca kematian
almarhum. Sejarah mencatat bahwa tradisi ini diperkenalkan oleh Walisongo dalam
rangka berdakwah agama Islam saat itu. Tradisi ini adalah perpaduan antara budaya
Islam dan budaya Hindu.
2. Tradisi Larung Ari Ari
merupakan upacara adat Jawa Timur dalam bentuk kegiatan melarung atau
menghanyutkan ari-ari si jabang bayi. Biasanya dalam tradisi ini ari-ari si bayi akan
dilarung bersama dengan bunga 7 rupa, kendil, kain putih, dan jarum ke laut.
3. Adat Ruwatan Jawa Timur
Ruwatan berasal dari kosakata bahasa Jawa, yaitu ruwat, yang berarti “membuang
sial” atau “menyelamatkan orang dari gangguan tertentu”. Bentuk gangguan tersebut
bermacam-macam. Ada gangguan yang berupa kelainan dalam sebuah keluarga atau
dalam diri seseorang. Pada pagelaran Pangruwatan Murwakala, biasanya terdapat
pertunjukan wayang oleh dalang khusus yang memiliki kemampuan dalam bidang
Ruwatan. Pagelaran wayang merupakan acara yang sakral dan membutuhkan dana
cukup banyak. Oleh karena itu, saat ini pelaksanaan Ruwatan dengan pagelaran
wayang biasanya dilakukan dalam lingkup pedesaan atau dusun.

4. Upacara Peningsetan
Peningsetan merupakan upacara adat Jawa Timur ketika seseorang melamar gadis di
Kota Surabaya. Upacara yang satu ini merupakan rangkaian upacara Nakokake.
Setelah prosesi upacara Nakokake selesai dan hasilnya positif bahwa si gadis masih
single, maka upacara Peningsetan akan segera digelar oleh pihak keluarga laki-laki
dengan berkunjung ke pihak keluarga perempuan. Peningsetan adalah proses ramah
tamah yang disertai acara makan bersama antara rombongan pihak pelamar lelaki
dengan pihak perempuan. Kebiasaan ini lazim terjadi sebelum mengadakan proses
pernikahan.

5. Upacara Sandhur
Upacara Sandhur yang sering juga dikenal dengan Dhamong Ghardam. Tradisi ini
merupakan ritual masyarakat Madura dan Jawa Timur. Ritual ini berupa tarian untuk
memohon hujan, menjamin sumur agar penuh dengan air, menghormati makam
keramat, membuang bahaya penyakit, dan menghindarkan musibah serta bencana.
Bentuk ritual ini berupa tarian dan nyanyian beriringan dengan musik. Gerakannya
tidak lebih dari penyesuaian irama tubuh dengan gerakan tarian daerah setempat.

6. Adat Istiadat Sepasaran


Upacara Sepasaran Jawa Timur adalah syukuran dari keluarga yang sudah memiliki
momongan baru. Lebih tepatnya yaitu pada saat sang buah hati menginjak usia 5 hari.
Pihak keluarga yang merayakan akan membuat sebuah acara proses syukuran sebagai
ungkapan tanda syukurnya karena telah dikaruniai momongan. Ada yang
mengundang tetangganya dan sanak famili.

7. Upacara Dam Bagong


Upacara Dam Bagong  merupakan salah satu upacara adat Jawa Timur, khususnya
pada masyarakat Dam Bagong, Kelurahan Ngantru, Kabupaten Trenggalek.
Pelaksanaan upacara Dam Bagong ini diawali dengan penyembelihan satu ekor
kerbau. Daging kerbau tersebut dibagikan kepada masyarakat. Adapun kepalanya
akan dilarung ke Sungai Bagong.

8. Kebo Keboan Banyuwangi


Kebo-Keboan adalah tradisi masyarakat Suku Osing (Using) yang mendiami
beberapa wilayah Jawa Timur, tepatnya daerah kabupaten Banyuwangi. Tradisi
Kebo-Keboan sangat erat kaitannya dengan bidang pertanian. Tujuan upacara ini
adalah untuk meminta kesuburan tanah, panen yang melimpah, serta terhindar dari
malapetaka, baik yang menimpa tanaman maupun manusia.

9. Adat Grebek Suro Ponorogo


Grebeg Suro adalah sebuah acara tradisi budaya pesta rakyat yang dilakukan tahunan
oleh masyarakat Ponorogo. Berbagai kesenian dan tradisi ikut meliputi Festival Reog
Nasional, Pawa Lintas Sejarah dan Kirab Pusaka, serta Larungan Risalah Doa di
Telaga Ngebel. Acara ini biasa ada setiap tahun pada tanggal 1 Muharram atau 1 Suro
menurut kalender Jawa. Momen ini merupakan kegiatan awal dalam menyambut
Tahun Kunjungan Wisata Jawa Timur setiap tahun. Rangkaian acara Grebeg Suro
biasanya diawali dengan prosesi penyerahan pusaka ke makam bupati pertama
Ponorogo. Lalu disusul dengan pawai ratusan orang menuju pusat kota dengan
menunggang bendi dan kuda.

10. Temu manten Pegon


Adat ini adalah proses pertemuan antara pihak mempelai pengantin laki-laki dengan
pihak mempelai pengantin perempuan. Tradisi ini sangat terkenal di Kota Surabaya.
Manten Pegon atau Pengantin Pegon merupakan pengantin yang dirias sedemikian
rupa. Riasan yang dilakukan merupakan akulturasi budaya antara Arab, Jawa,
Belanda, dan China. Gabungan budaya tersebut menjadi warna dominan dalam
busana para pengantin dan rombongan pengantin. Saat prosesi pertemuan pengantin
ini dilaksanakan dengan cara arak, yaitu mengarak pihak pengantin pria dan
rombongan guna menjemput pengantin perempuan.

11. Upacara Larung Sumbonyo

upacara adat sedekah laut yang telah ada secara turun temurun sejak zaman nenek
moyang masyarakat lokal nelayan Pantai Prigi, Trenggalek, Jawa Timur. Tradisi
tersebut merupakan bentuk ungkapan rasa syukur bagi masyarakat setempat atas hasil
laut yang melimpah. Selain itu, upacara ini juga merupakan bentuk permohonan akan
keselamatan masyarakat nelayan Prigi ketika mencari ikan di laut. Kebiasaan ini
sudah sejak lama dan menjadi bagian dari kebudayaan Kota Trenggalek, terutama
masyarakat pesisir Pantai Prigi.

12. Adat Istiadat Keduk Beji


Upacara ini biasanya dilaksanakan setiap hari Selasa Kliwon menurut penanggalan
Jawa-Islam. Kata Mbah Wo Supomo selaku Juru Silep dan sesepuh Desa Tawun,
tujuan upacara ini adalah untuk melestarikan adat budaya Desa Tawun yang ada sejak
zaman dulu. Inti dari upacara Keduk Beji adalah penyilepan dan penggantian kendi
yang disimpan pada pusat sumber air Beji yang berada di dalam goa. Menurut
kepercayaan, kendi yang berada dalam sumber air Beji harus selalu diganti setiap
tahunnya agar sumber air tetap terjaga kebersihannya.

13. Upacara Adat Kasodo


Upacara Kasodo adalah salah satu upacara adat Jawa Timur yang diselenggarakan
setiap tahun pada bulan purnama. Tujuan upacara tersebut adalah memohon panen
yang berlimpah atau meminta tolak bala dan kesembuhan atas berbagai penyakit.

14. Adat Labuh Sesaji


Kemudian, adat istiadat Jawa Timur yang terakhir adalah Labuh Sesaji. Tradisi ini
merupakan upacara adat tahunan Jawa Timur di Telaga Sarangan. Tradisi ini
berlangsung pada bulan Ruwah, hari Jum’at Pon. Tujuannya adalah sebagai ucapan
terima kasih dari masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat Jawa Timur
beranggapan Telaga Sarangan merupakan hadiah dari Tuhan. Telaga tersebut
dianggap mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat Magetan khususnya dan
Indonesia pada umumnya.

15. Nyadran/ Petik Laut


sebuah upacara adat atau ritual sebagai rasa syukur kepada Tuhan, dan untuk
memohon berkah rezeki dan keselamatan yang dilakukan oleh para nelayan. Ritual
diawali pembuatan sesaji oleh sesepuh nelayan. Kemudian perahu kecil (perahu
sesaji) disiapkan dan dibuat seindah mungkin mirip kapal nelayan yang biasa
digunakan melaut, kemudian sesaji tersebut di hanyutkan ke laut. Dalam upacara
petik laut para nelayan menghias perahu seindah mungkin, selain itu berbagai
perayaan-perayaan yang dilaksanakan seperti halnya mengadakan pengajian, orkes
dangdut, dan sebagainya sesuai keinginan para nelayan di masing-masing daerah.

Anda mungkin juga menyukai