Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan, juga memiliki keberagaman suku bangsa. Setiap suku
bangsa mengembangkan budayanya masing-masing sehingga menjadi ciri khas setiap daerah. Berbagai
bentuk budaya daerah merupakan akar dari budaya nasional. Jika budaya daerah berkembang, budaya
nasional juga berkembang. Terdapat beragam budaya Indonesia juga dapat kita jadikan produk unggulan
bangsa Indonesia, seperti batik, wayang, dan sebagainya.
A. Mengenal Keberagaman Budaya Indonesia
Dari pelajaran ilmu pengetahuan sosial, kita mengetahui bahwa Indonesia adalah negara kepulauan.
Setiap pulau yang ada di Indonesia memiliki karakteristik geografis yang berbeda-beda. Bahkan,
dalam satu pulau yang sama. terdapat karakteristik geografis yang berbeda-beda. Perbedaan
tersebut, ternyata memengaruhi kondisi sosial budaya masyarakatnya. Contohnya, masyarakat di
daerah pegunungan lebih banyak menggantungkan kehidupannya dari pertanian. Sementara itu,
masyarakat di daerah pantai memiliki mata pencarian sebagai nelayan yang memanfaatkan lautan.
Lantas. apa sajakah keberagaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia?
1. Suku Bangsa
Ciri-ciri mendasar yang membedakan suku bangsa yang satu dengan suku bangsa lainnya, di
antaranya bahasa, adat istiadat, sistem kekerabatan, kesenian daerah, dan tempat asal. Indonesia
memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa, lebih tepatnya terdapat 1.340 suku
bangsa di Tanah Air menurut sensus BPS tahun 2010. Berikut ini adalah beberapa suku bangsa
yang terdapat di Indonesia.
a. Pulau Sumatra terdapat suku Aceh, Gayo, Alas, Batak, Minangkabau, dan Melayu.
b. Pulau Jawa terdapat suku Jawa, Sunda, Badui, dan Samin.
c. Pulau Kalimantan terdapat suku Dayak.
d. Pulau Sulawesi terdapat suku Bugis, Minahasa, Gorontalo, dan Toraja.
e. Kawasan Maluku terdapat suku Ambon, Sangir, Tidore, dan Ternate.
f. Kawasan Bali dan Nusa Tenggara antara lain suku Bali, Lombok, Bima, dan Timor.
g. Papua terdapat suku Asmat, suku Biak, dan suku Dani.
2. Bahasa
Indonesia memiliki dua jenis bahasa, yaitu bahasa nasional dan bahasa daerah. Bahasa nasional
Indonesia adalah bahasa Indonesia yang digunakan sebagai lingua franca atau bahasa
persatuan. Hal ini agar tidak terdapat hambatan dalam berkomunikasi di tengah keberagaman
suku bangsa di Indonesia. Adapun bahasa daerah yang dimiliki oleh bangsa Indonesia adalah
sekitar 746 bahasa daerah. Contohnya adalah bahasa Jawa, bahasa Aceh, bahasa Madura,
bahasa Bali, bahasa Kalimantan, bahasa Papua, dan masih banyak lagi bahasa daerah yang
lainnya.
3. Rumah Adat
Keberagaman suku bangsa juga diiringi oleh keberagaman rumah adat. Keberagaman tersebut
lebih banyak disebabkan oleh kondisi geografis setiap wilayah di mana suku itu berada.
Contohnya, rumah Gadang di Sumatra Barat, rumah Joglo dari Jawa Tengah, dan rumah
Tongkonan dari Toraja, memiliki konsep arsitektur yang telah disesuaikan dengan konsep
rumah tropis. Hal ini akan memberikan kenyamanan bagi penghuninya dan mengantisipasi
iklim tropis.
6. Lagu Daerah
Beragamnya suku bangsa dan budaya di Indonesia, juga membuat Indonesia memiliki banyak
lagu daerah. Biasanya, lagu daerah akan menggunakan bahasa daerah masing-masing dan
menjadi identitas budaya daerah tersebut. Berikut ini adalah contoh lagu daerah yang ada di
Indonesia.
Tabel 1.3 Lagu Daerah dan Asal Daerahnya
7. Upacara Adat
Upacara adat menjadi salah satu keragaman budaya Indonesia. Biasanya, upacara adat
dilaksanakan saat ada peristiwa tertentu dalam kehidupan masyarakat. Misalnya, pernikahan,
kelahiran, kematian, dan sebagainya. Berikut ini adalah contoh upacara adat yang terdapat
dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Tabel 1.4 Upacara Adat dan Asal Daerahnya
Nama Upacara
No. Asal Daerah Keterangan
Adat
1. Jawa Mitoni Selamatan usia kandungan 7 bulan.
2. Jawa Timur Kasodo Upacara adat suku Tengger, Jawa
Timur.
3. Toraja Rambu Solo Upacara atau ritual ini dilakukan setiap
satu tahun sekali (rutin dilakukan)
untuk meng-hormati Gunung Brahma
atau Bromo. Upacara pemakaman
masyarakat Toraja.
4. Bali Ngaben Prosesi pembakaran jenazah bersama
tiruan keseluruhan lembu dan/atau
vihara.
5. Sumatra Barat Tabuik Tradisi budaya dari Provinsi Sumatra
Barat, tepatnya di Pariaman yang
diadakan setiap tanggal 10 Muharram,
yakni untuk memperingati hari
wafatnya salah satu cucu Rasulullah
Saw., Husein, yang syahid dalam
Perang Karbala.
6. Nusa Tenggara Pasola Perang-perangan dengan bersenjatakan
Timur tombak dari kayu yang ujungnya
tumpul, dan mengenakan baju perang
dalam adat dengan tujuan untuk
menyampaikan doa kepada Tuhan, agar
panen mereka pada tahun itu bisa
berhasil.
7. Aceh Peusijuk Upacara adat yang biasa dilakukan oleh
masyarakat sebagai ucapan syukur
Nama Upacara
No. Asal Daerah Keterangan
Adat
kepada Tuhan dalam acara pernikahan,
rumah baru, naik haji, hingga kelahiran
8. Sulawesi Utara Mekiwuka Parade yang dilakukan di tengah
malam atau saat pergantian tahun.
Perayaan ini dilakukan dengan
membunyikan alat musik tradisional
sembari masuk dan keluar rumah
warga. Masyarakat pun saling
bersilaturahmi sekaligus mengucap
syukur saat menyambut Tahun Baru.
9. Makanan Khas
Kondisi geografis wilayah Indonesia juga memengaruhi keberagaman makanannya. Kesuburan
tanahnya membuatnya dapat ditanami pohon rempah-rempah dan beragam jenis flora lainnya.
Bahkan, rempah-rempah yang menjadi bumbu telah membuat bangsa kita merasakan pahitnya
penjajahan. Lantas, makanan khas Indonesia apa saja yang sudah terkenal di dunia? Berikut
akan kita bahas beberapa di antaranya.
a. Rendang
Rendang sebenarnya bukanlah nama makanan, tapi merujuk pada lamanya waktu memasak
daging agar teksturnya menjadi empuk dan kering serta beraroma rempah sehingga daging
berwarna kecoklatan. Teknik memasak ini menjadikan rendang punya cita rasa yang sangat
lezat. Oleh karena itu, pada tahun 2017, CNN menempatkan rendang sebagai makanan
terenak di dunia. Selain itu, pada tahun 2018, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI
memasukkan rendang sebagai salah satu dari lima makanan khas nasional bersama dengan
soto, nasi goreng, sate, dan gado-gado.
Bahan untuk memasak rendang di antaranya daging sapi, santan, cabai, lada, lengkuas,
kunyit, jahe, bawang merah, bawang putih, dan bumbu lainnya. Proses pemasakan rendang
dibutuhkan waktu minimal 4 jam agar daging rendang berwarna hitam pekat dan bumbu
mengering seperti dedak. Adapun rendang yang dimasak dalam waktu singkat dengan
santan yang masih mengental, disebut kalio. Hal ini akan menghasilkan tekstur kuah masih
kental dan daging tidak begitu kering. Proses pemasakan dalam waktu yang lama dengan
beragam rempahnya, membuat rendang bisa tahan hingga berhari-hari. Hal inilah yang
membuat rendang dapat menjadi bekal bagi orang yang ingin menjalankan ibadah haji pada
zaman dulu.
b. Sate
Sate termasuk makanan yang mudah dijumpai di Indonesia. Sate merupakan kuliner khas
Indonesia dengan daging ayam, sapi, kambing, kelinci, ataupun kerbau sebagai bahan
utamanya. Daging tersebut akan dipotong-potong, kemudian direndam dengan bumbu
marinasi lalu dibakar hingga matang. Sate disajikan dengan berbagai saus, mulai dari saus
kacang ataupun saus kecap. Uniknya, setiap wilayah di Indonesia memiliki sate dengan
versi yang berbeda. Kita memiliki sate Padang dari Minangkabau, Sate Madura, Sate Tegal,
sate klathak, sate lilit, Sate Ponorogo, sate ambal, dan sate buntel.
c. Soto
Soto. coto, sauto, atau tauto adalah makanan sejenis sup dengan kuah rebusan ayam atau
sapi. Soto ayam biasanya memiliki kuah berwarna kekuningan dengan rasa gurih dan
harum. Warna kuning didapatkan dari perpaduan kunyit, bawang merah, dan bawang putih
sebagai bumbu dasarnya. Sementara itu, soto daging biasanya memiliki kuah berwarna
bening atau berkuah santan. Setiap daerah di Indonesia, memiliki banyak sekali varian soto,
di antaranya Soto Lamongan, Soto Kudus, Soto Betawi, Soto Bandung, Soto Padang, Soto
Jepara, Soto Banjar, Coto Makassar, dan lain-lain.
d. Rawon
Rawon adalah makanan khas dari Surabaya, Jawa Timur. Makanan ini mirip dengan sup
daging, namun dengan kuah yang berwarna hitam pekat. Warna tersebut disebabkan
penggunaan buah kluwek pada kuahnya. Kuah rawon disajikan bersama potongan daging
sapi, rebusan kecambah, telur asin serta kerupuk udang. Jangan lupa untuk menambahkan
perasan jeruk nipis dan sambal.
f. Pempek
Pempek merupakan kuliner khas Palembang yang terbuat dari ikan tenggiri, toman, atau
gabus yang dihaluskan, dicampur bersama tepung sagu dan bumbu halus. Selanjutnya,
pempek diuleni hingga kalis lalu direbus dalam air mendidih. Setelah itu, pempek digoreng
dan disantap bersama kuah cuko, yaitu kuah yang terbuat dari rebusan gula merah dan
cuka. Pempek memiliki berbagai jenis, di antaranya kapal selam (pempek yang diisi dengan
telur), lenjer (pempek berbentuk panjang), adaan (pempek berbentuk bulat), pempek telur,
pempek kulit ikan, dan pempek keriting.
Pempek telah berada di Palembang sejak masuknya perantau Tionghoa ke Palembang,
yaitu di sekitar abad ke-16, saat Sultan Mahmud Badaruddin II berkuasa di kesultanan
Palembang-Darussalam. Menurut tradisi, nama empek-empek atau pempek diyakini
berasal dari sebutan apek atau pek-pek, yaitu sebutan untuk paman atau lelaki tua
Tionghoa.
Berdasarkan cerita masyarakat, sekitar tahun 1617, seorang apek berusia 65 tahun yang
tinggal di daerah Perakitan (tepian Sungai Musi), merasa prihatin menyaksikan tangkapan
ikan yang berlimpah di Sungai Musi yang belum seluruhnya dimanfaatkan dengan baik,
hanya sebatas digoreng dan dipindang. la kemudian mencoba alternatif pengolahan lain
dengan mencampur daging ikan giling bersama tepung tapioka sehingga menghasilkan
makanan baru. Makanan baru tersebut dijajakan oleh para apek dengan bersepeda keliling
kota. Karena penjualnya dipanggil dengan sebutan "pek apek", maka makanan tersebut
akhirnya dikenal sebagai empek-empek atau pempek.
g. Gudeg
Mendengar kata gudeg. akan identik dengan Yogyakarta. Gudeg merupakan makanan yang
terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan dan dawn jati selama berjam-jam
hingga lembut dan bumbu meresap sempurna dan berwarna kemerahan. Gudeg memiliki
cita rasa manis dan sering disantap bersama kuah santan kental (areh), ayam kampung,
telur, tahu, tempe, serta krecek.
Secara umum, terdapat dua jenis gudeg yang bisa kita temukan di Yogyakarta, yaitu gudeg
basah dan gudeg kering. Gudeg basah disajikan dengan kuah santan, sedangkan gudeg
kering disajikan tanpa kuah dan tampak lebih cokelat, serta terasa lebih manis. Dalam
proses memasaknya, gudeg kering juga memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan
gudeg basah karena harus dikeringkan. Namun. gudeg kering memiliki keunggulan lebih
tahan lama. Selain kedua jenis gudeg tadi, Yogyakarta juga punya jenis gudeg lain yang
disebut gudeg manggar. Bedanya, gudeg ini tidak menggunakan nangka muda sebagai
bahan utamanya, melainkan bunga kelapa atau yang biasa disebut manggar oleh warga
lokal.
h. Woku Belanga
Woku Belanga adalah bumbu makanan ala Manado. Bumbu khas ini dimasak dalam
belanga sehingga terkenal dengan sebutan woku belanga. Bumbu woku terdiri atas bawang
merah, bawang putih. cabai rawit. tomat. kunyit. jahe, serai. daun pandan, daun jeruk, daun
kemangi, dan daun kwang. Kita dapat menggunakan woku untuk membumbui ayam, ikan
nila, kerapu, ikan mas, kepiting, hingga udang. Cara memasaknya dimasukkan ke dalam
belanga hingga matang dan berbau harum.
Mencintai produk dalam negeri berarti menggunakan produk yang dihasilkan oleh perusahaan
atau kelompok usaha di negaranya sendiri. Sikap mencintai produk dalam negeri meliputi
pemikiran dan perbuatan yang menunjukkan kesetiaan serta kepedulian tinggi terhadap produk
yang dihasilkan di dalam negeri. Penggunaan produk dalam negeri menunjukkan kemampuan serta
kemandirian perekonomian bangsa, dengan begitu sikap ketergantungan dengan negara lain dapat
dikurangi. Mencintai produk dalam negeri merupakan cara berpikir, bersikap, berupaya, dan
menunjukkan kepedulian yang tinggi kepada bangsa sendiri. Gerakan "Cinta Produk Dalam
Negeri" perlu ditanamkan sejak dini. Hal ini akan memberikan dampak besar bagi pertumbuhan
ekonomi bangsa. Semakin banyak produk yang digunakan, tentu akan memperbanyak hasil
produksi. Dampaknya, akan menambah pendapatan negara. Peningkatan produksi juga dapat
membuka lapangan pekerjaan dan tentu dapat mengurangi pengangguran.
Penggunaan produk dalam negeri, dapat merintis terbentuknya kemandirian lokal sebagai landasan
membangkitkan kemandirian ekonomi bangsa. Oleh sebab itu, mencintai produk dalam negeri
termasuk sikap bela negara atau nasionalisme. Hal itu karena dengan mencintai produk dalam
negeri, berarti masyarakat bangga dengan yang dihasilkan negaranya sendiri.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah agar bangsa Indonesia lebih menghargai dan
mencitai produk dalam negeri, seperti yang telah digaungkan oleh presiden Indonesia pertama
hingga sekarang:
1. Presiden Soekarno menggaungkan gelora cinta produk dalam negeri dengan konsep
berdikari, yakni berdiri di atas kaki sendiri. Bung Karno dalam kesempatan itu ingin
mengajarkan rakyat Indonesia untuk dapat berdiri di atas kaki sendiri, bergantung pada diri
sendiri, dan dapat menolong diri sendiri.
2. Presiden Soeharto pada 10 Desember 1995 di depan 150 peserta Musyawarah Nasional
Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) di Tapos, Bogor, Jawa Barat
menyatakan bahwa jika masyarakat tidak bisa mencintai produk buatan Indonesia, maka
tingkat pengangguran akan meningkat dan memungkinkan industri untuk tutup. Namun, pada
akhirnya perdagangan bebas akan tetap terjadi, dan kita pasti mampu untuk menghindari
skenario terburuk yang mungkin terjadi. Maka itu, Soeharto berusaha lebih kuat untuk
menggaungkan konsep cinta produk buatan dalam negeri dengan cara propaganda melalui
siaran radio. Salah satu bentuknya, yaitu dengan membuat dan menyiarkan program khusus
untuk anak-anak, yang memuat pesan untuk mencintai produk buatan Indonesia. Soeharto
mengatakan, “Anak-anak balita pada zaman ini, akhirnya pada tahun 2020 akan menjadi
dewasa. Maka itu, hendaknya dari sekarang mereka ditanamkan prinsip untuk mencintai
produk dalam negeri.
3. Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ajakan untuk cinta produk
buatan Indonesia diwujudkan dalam sebuah slogan, yakni “100% Cinta Indonesia”. Presiden
SBY membuat sebuah kampanye yang mempromosikan produk buatan Indonesia. SBY
menyatakan bahwa tujuan kampanye “100% Cinta Indonesia” adalah untuk meningkatkan
apresiasi terhadap produk dalam negeri, dan sebagai perwujudan akan rasa bangga
menggunakan produk buatan Indonesia. SBY kemudian menganjurkan semua produk,
perusahaan, dan merek dalam negeri untuk mencantumkan logo “100% Cinta Indonesia” pada
kemasan produknya, materi promosi, dan juga iklan.
4. Pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam pembukaan Rapat Kerja
Nasional Kementerian Perdagangan tahun 2021, yang diselenggarakan di Istana Negara,
Jakarta, pada Kamis 4 Maret 2021, meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk
membuat strategi yang tepat untuk mengembangkan pasar produk nasional. Salah satu strategi
yang diusulkan Pak Jokowi adalah dengan mendukung program “Bangga Buatan Indonesia.
Presiden Jokowi juga mengatakan untuk terus menggaungkan ajakan untuk mencintai produk
buatan Indonesia.
Melalui Kementerian Perindustrian, pemerintah cukup gencar mengajak seluruh masyarakat untuk
semakin mencintai, menggunakan, dan mempromosikan produk industri dalam negeri. Hal ini juga
sebagai langkah untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk impor. Sebagai bagian dari
bangsa Indonesia, kita dapat mendukung upaya pemerintah dalam mencanangkan penggunaan
produk-produk dalam negeri. Misalnya, menggunakan perlengkapan sekolah, seperti tas, sepatu,
dan sebagainya yang merupakan produk buatan dalam negeri.
Rasa bangga terhadap produk dalam negeri hams kita miliki, bukan sekadar slogan semata. Apabila
ingin menjadi negara berdaulat dan raja di negeri sendiri, mulailah dengan menanamkan kecintaan
terhadap produk-produk asli Indonesia dalam diri kita sendiri. Berbanggalah saat kita
menggunakan produk dalam negeri.
Sumber: https://youngsteriditvp-content/uploads12016108/produk-da/am-negeri-630x375.jpg
Gambar 1.22 Salah satu contoh produk hasil kerajinan buatan dalam negeri
Keberagaman budaya bangsa Indonesia telah membuat negara kita memiliki banyak sekali produk
lokal. Kualitas dari produk lokal yang kita miliki tidak kalah dengan produk luar negeri. Selain itu,
produk lokal yang kita miliki kreativitasnya autentik, seperti kain batik, songket, dan sasirangan.
Mengeksplorasi produk kain Indonesia, dapat menjadi sumber potensi ekonomi bangsa. Oleh
karena itu, terdapat beberapa hal yang harus kita lakukan demi menjaga eksistensinya.
Pertama, kita perlu melakukan edukasi untuk memperkenalkan kekayaan kain tradisional. Hal ini
agar konsumen tidak salah kaprah dengan jenis-jenis kain tradisional yang dikenakannya atau
hanya sekadar `rnemakar saja. Kedua, penggunaan kain tradisional tidak harus dikenakan pada
acara formal saja. Oleh karena itu, diperlukan label-label yang menawarkan koleksi kain
tradisional, yang dapat dipakai di berbagai kesempatan. Ketiga, rancangan busana dengan material
kain tradisional juga tidak selalu harus berhias payet atau kristal. Kita juga perlu rancangan
kontemporer dengan selera internasional. Keempat, kita perlu mengedukasi proses panjang dari
menghasilkan selembar kain tradisional. Keempat hal tersebut membuat individu lebih mampu
mengapresiasi hasil karya lokal yang dibuat dengan material lokal dan dari pekerja lokal.
Selain itu, dalam beberapa kesempatan, para desainer Indonesia juga memamerkan karyanya
dengan penggunaan bahan-bahan lokal seperti batik, tenun, songket, dan sebagainya. Hal ini
merupakan salah satu upaya dalam melestarikan produk lokal sekaligus mencintai produk bangsa
sendiri. Hal tersebut karena pada dasarnya, mencintai produk lokal merupakan salah satu bentuk
perwujudan sikap nasionalisme yang dapat kita tunjukkan kepada negara.
Alasan Mengapa Harus Cinta Produk Buatan Indonesia?
Siswanto dalam jurnalnya yang berjudul Mencintai Produk Dalam Negeri sebagai Manifestasi Bela
Negara di Era Global (2017), menjelaskan bahwa salah satu bentuk perwujudan bela negara di era
globalisasi saat ini, yaitu dengan mencintai produk dalam negeri. Dengan menggunakan produk
buatan Indonesia, kita dapat mendukung bisnis lokal. Selain itu, kita juga akan membantu
mengenalkan produk Indonesia ke masyarakat kita, untuk dapat bangga terhadap negeri ini, dan
juga menggaungkan nama Indonesia melalui pasar internasional. Seperti yang telah dijelaskan di
atas, Indonesia memiliki jumlah penduduk mencapai 270 juta orang dan merupakan pasar yang
potensial untuk menggunakan produk domestik. Jika masyarakat Indonesia memakai produk
buatan lokal, mulai dari produk kecil untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti baju, celana,
alas kaki, peralatan makan, meja, aksesoris rumah, dan lain sebagainya, maka industri dalam negeri
akan terus berkembang.
Alasan mengapa kita harus mencitai produk dalam negeri, dengan mencintai produk dalam negeri
maka diharapkan akan mendatangkan dampak positif bagi bangsa Indonesia, yaitu:
1. Turut Mendukung dan Mengembangkan UMKM Lokal
Dengan mencintai dan menggunakan produk dalam negeri, itu berarti kamu lebih memilih dan
mendukung produk yang diproduksi oleh usaha UMKM lokal atau perusahaan, dibanding
produk buatan luar negeri. Membeli produk buatan lokal merupakan suatu bentuk nyata dalam
membantu para UMKM dan pengusaha lokal untuk terus berkembang.
2. Turut Membuka Lapangan Pekerjaan
Salah satu langkah sederhana untuk mengatasi hal ini, yaitu dengan membeli produk buatan
lokal. Jika kita sering menggunakan produk buatan dalam negeri, maka para bisnis atau brand
lokal akan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja untuk dapat memproduksi produk yang
berkualitas. Dari situ, maka lapangan pekerjaan yang tersedia akan semakin banyak pula.
3. Produk Berkualitas dengan Harga yang Murah
Kualitas barang hasil produksi pengusaha dan UMKM dalam negeri tidak perlu diragukan lagi.
Mungkin di antara kalian juga sudah banyak yang mengetahui dan menyadari bahwa kualitas
produk lokal saat ini sangat baik, sehingga dapat disandingkan dengan produk buatan luar
negeri. Bahkan tak jarang produk lokal yang kualitasnya lebih baik dibanding produk
internasional.
4. Meningkatkan Devisa dan Perekonomian Indonesia
Devisa adalah alat pembayaran negara yang digunakan dalam lingkup internasional. Tingkat
stabilitas ekonomi suatu negara ditentukan oleh banyaknya devisa yang dimiliki negara
tersebut. Semakin tinggi cadangan devisa negara, maka akan semakin tinggi juga tingkat
stabilitas ekonomi dalam negara itu. Dari pengertian dasarnya saja, dapat dilihat bahwa devisa
memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keutuhan negara.
5. Membuat Produk Buatan Indonesia Semakin Dikenal Oleh Pasar Internasional
Jika kita mendukung dan memakai produk lokal buatan Indonesia, maka kita akan membantu
produsen produk tersebut untuk semakin dikenal dan akhirnya mendapatkan banyak
permintaan. Dengan meningkatnya permintaan produk, para pengusaha domestik memiliki
peluang untuk mengembangkan bisnisnya dan produktif untuk menghasilkan produk yang
berkualitas.
6. Meningkatkan Jumlah Investasi di Indonesia
Dengan kualitas produk lokal yang semakin baik, produk buatan dalam negeri akan semakin
dikenal masyarakat dalam negeri dan juga luar negeri. Hal ini kemudian dapat mendatangkan
kesempatan, yakni kesempatan bagi para investor yang ingin menanamkan modal pada usaha
dalam negeri.
Berikut beberapa dampak negatif, apabila tidak mencintai produk dalam negeri:
1. Berkurangnya lapangan pekerjaan.
2. Kegiatan usaha dalam negeri menjadi terganggu atau bisa tergerus oleh barang impor.
3. Meningkatnya angka pengangguran karena kegiatan usaha lokal tergerus oleh produk luar
negeri.
4. Produk lokal menjadi kurang diminati.
5. Menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat karena kegiatan produksi dalam negeri
terganggu, sehingga banyak masyarakat yang tidak mendapat upah atau gaji.