Anda di halaman 1dari 2

Kandungan organik tanah biasanya diukur berdasarkan kandungan C-organik kandungan karbon

(C) bahan organik bervariasi antara 45%-60% dan konversi C-organik menjadi bahan = % C-
organik x 1,724. Kandungan bahan organik dipengaruhi oleh arus akumulasi bahan asli dan arus
dekomposisi dan humifikasi yang sangat tergantung kondisi lingkungan (vegetasi, iklim, batuan,
timbunan, dan praktik pertanian). Arus dekomposisi jauh lebih penting dari pada jumlah bahan
organik yang ditambahkan. Pengukuran kandung bahan organik tanah dengan metode walkey and
black ditentukan berdasarkan kandungan C-organik (Foth,1994).
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bahan Organik
Faktor-faktor yang mempengaruhi bahan organik dalam tanah adalah kedalaman tanah, iklim
(curah hujan , suhu), drainase, tekstur tanah dan vegetasi. Kadar bahan organik terbanyak
ditemukan pada lapisan atas setebal 20 cm, sehingga lapisan tanah makin ke bawah makin kurang
bahan organik yang di kandungnya (Hakim, 1986).
Pengaruh bahan organik terhadap tanah dan kemudian terhadap tetanaman tergantung pada laju
proses dekomposisinya. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi laju dekomposisi ini
meliputi faktor bahan organik dan faktor tanah. Faktor bahan organik meliputi komposisi kimiawi,
nisbah C/N, kadar lignin dan ukuran bahan, sedangkan faktor tanah meliputi temperatur,
kelembaban, tekstur, struktur dan suplai oksigen, serta reaksi tanah, ketersediaan hara terutama N
P, K dan S (Hanafiah, 2014).
Pada tanah dengan drainase buruk, dimana air berlebih, oksidasi terhambat karena kondisi aerasi
yang buruk. Hal ini menyebabkan kadar bahan organik dan N tinggi daripada tanah berdrainase
baik. Di samping itu vegetasi penutup tanah dan adanya kapur dalam tanah juga mempengaruhi
kadar bahan organik tanah. Vegetasi hutan akan berbeda dengan padang rumput dan tanah
pertanian. Faktor-faktor ini saling berkaitan, sehingga sukar menilainya sendiri (Hakim, 1986).
Bahan organik yang terkandung di dalam tana lebih tinggi yang mengakibatkan tanah pada lapisan
ini cenderung lebih gelap, terutama pada lapisan I, karena merupakan lapisan paling atas. Faktor
yang mempengaruhi bahan organik tanah adalah kedalaman lapisan dimana menentukan kadar
bahan organik dan N. Kadar bahan organik terbanyak ditemukan di lapisan atas, setebal 20 cm
(15-20) %, makin ke bawah makin berkurang, contohnya pada setiap lapiasan tanah inseptisol,
makin ke bawah (Lapisan II) warnanya lebih muda daripada lapisan I, dan II. Faktor iklim yang
berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Makin ke daerah dingin kadar bahan organik dan N
makin tinggi. Drainase buruk dimana air berlebih, oksidasi terhambat karena aerasi buruk
menyebabkan kadar bahan organik dan N tinggi dari pada tanah berdrainase baik (Hakim, 1986).
2.3 Hubungan Bahan Organik Tanah dengan Kesuburan Tanah
Pengaruh bahan organik tidak dapat disangkal terhadap kesuburan tanah.Bahan organik
mempunyai daya serap kation yang lebih besar daripada kaloid tanah yang liat.Berarti semakin
tinggi kandungan bahan organik suatu tanah, maka makin tinggi pula kapasitas tukar
kationnya.Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa tumbuhan dan binatang yang
sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan yang demikian berada
dalam proses pelapukan aktif dan menjadi mangsa jasad mikro. Sebagai akibat, bahan itu berubah
terus dan tidak mantap, dan selalu diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau
binatang (Hardjowigeno, 2003).
Tanah yang baik merupakan tanah yang mengandung unsur hara yang terpenting dalam tanah agar
dapat mendukung kesuburan tanah salah satunya adalah kandungan C-organik. Dimana
kandungan C-organik merupakan unsur yang dapat menentukan tingkat kesuburan tanah. Bahan
organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk
serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam
air, dan bahan organik yang stabil atau humus (Hardjowigeno,2003).

Komponen organik tanah berasal dari biomassa yang mencirikan suatu tanah aktif.Komponen
organik tak hidup terbentuk dari melalui pelapukan kimia dan biologi, yang dipisahkan ke dalam
bahan-bahan yang anatomi bahan aslinya masih tampak dan bahan-bahan yang telah terlapuk
sempurna (Hardjowigeno,2003).
Bahan organik tanah menjadi salah satu indikator kesehatan tanah karena memiliki beberapa
peranan kunci di tanah.Disamping itu bahan organik tanah memiliki fungsi – fungsi yang saling
berkaitan, sebagai contoh bahan organik tanah menyediakan nutrisi untuk aktivitas mikroba yang
juga dapat meningkatkan dekomposisi bahan organik, meningkatkan stabilitas agregat tanah, dan
meningkatkan daya pulih tanah (Sutanto, 2005).

1. Menimbang contoh tanah dengan menggunakan neraca analitis sebanyak 1 gram.


2. Memasukkan kedalam labu erlenmeyer 250 mL.
3. Menambahkan 10 mL larutan 1N (pipet) den reaksikan dengan 5 mL. dan biarkan reaksi
berlangsung hingga beberapa menit.
4. Menambahkan aquades 100 mL.
5. Menetesi 3-5 indikator diphenylamine dan titrasi dengan ammonium ferro sulfat 0,25 N.
6. Mencatat volume titran yang digunakan begitu pula dengan normalitasnya.
7. Menghitung % bahan organik dengan menggunakan rumus

% Bahan organik = %C x 1,724

4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan didapatkan hasil pada lapisan tanah 1 memiliki tingkat kadar C-organik
sebesar 0,65% dengan kandungan bahan organik sebesar 1,12%,. Berdasarkan data yang
didapatkan, pada tanah lapisan 1 memiliki jumlah bahan organik yang rendah.Jumlah bahan
organik yang berada pada lapisan 1 rendah disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi
bahan organik pada tanah, yaitu faktor biologi, faktor fisika, dan faktor kimia. Tingkat
pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme yang melakukan poses dekomposisi akan
berbanding lurus dengan jumlah bahan organik yang tebentuk karena dekomposer akan merombak
sisa-sisa makhluk hidup di atas tanah sehingga pda akhirnya menjadi humus, semakin banyak
mikroorganisme yang berperan sebagai dekomposer maka semakin cepat pula proses perombakan
bahan organik segar. Suhu yang terlalu ekstrim dan curah hujan yang terlalu tinggi akan
menyebabkan proses dekomposisi menjadi terhambat karena bakteri yang berperan dalam proses
tersebut tidak dapat berkembang. Tingkat pH akan mempengaruhi kerja mikroorganisme dalam
melakukan proses dekomposisi, bagi mikroorganisme yang dapat bekerja optimal pada pH basa
tentu akan mengalami hambatan untuk bekerja pada pH yang asam dan begitu juga sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai