Anda di halaman 1dari 3

Fluktuatif Harga Ubi Kayu di Kabupaten Lampung Timur

Anang Ma’ruf_160722614611_Off G
Jurusan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Malang

A. Pendahuluan
Lampung Timur merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Lampung. Kabupaten Lampung Timur memiliki komoditas pertanian.
Komoditas pertanian di Kabupaten Lampung Terdiri dari tanaman bahan
makanan, holtikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.
Palawija merupakan salah satu komoditi subsektor tanaman pangan yang
penting dan telah mendapat perhatian pemerintah, khususnya tanaman ubi
kayu. Ubi kayu (Manihot esculenta) atau singkong merupakan bahan pangan
potensial masa depan dalam tatanan pengembangan agribisnis dan
agroindustri. Ubi kayu berperan cukup besar dalam mencukupi bahan pangan
nasional dan dibutuhkan sebagai bahan pakan (ransum) ternak, kertas, kayu
lapis, serta bahan baku berbagai industri makanan ( Iqbal, 2014). Salah satu
komoditas pertanian adalah ubi kayu. Berdasarkan data BPS tahun 2017,
produksi ubi kayu di Kabupaten Lampung Timur mencapai 700.227 ton dari
luas panen 128.658 Ha.
Produksi ubi kayu yang besar tidak diimbangi dengan harga di
pasaran. Harga ubi kayu yang berfluktuatif menyebabkan petani enggan
menanam lagi. Fluktuatifnya harga ubi kayu dapat disebabkan banyak factor.
Factor yang diduga menjadi penyebab penurunan adalah adanya impor tapioca
oleh pemerintah (Fikardo, 2016). Sedangkan kenaikan harga ubi kayu
disebabkan oleh permintaan ekspor yang meningkat (Husen, 2018).
Tujuan penulisan essay ini adalah untuk mengetahui factor yang
menyebabkan fluktuatifnya harga ubi kayu di Kabupaten Lampung Timur,
menyelesaikan permasalahan akibat fluktuasi harga ubi kayu. Permasalahan
fluktuatifnya harga ubi kayu yang terjadi membuat petani kurang sejahtera.
Kesejahteraan petani akan meningkat ketika harga ubi kayu stabil.
Penyelesaian permasalahan fluktuatif harga ubi kayu sangatlah penting
mengingat bahwa ubi kayu merupakan komoditas unggulan di Kabupaten
Lampung Timur.

B. Pembahasan
Berdasarkan data BPS tahun 2017, produksi ubi kayu di Kabupaten
Lampung Timur mencapai 700.227 ton dari luas panen 128.658 Ha.Produksi
ubi kayu di Kabupaten Lampung Timur menyuplai hampir 30 persen
kebutuhan nasional (Irsan, 2017). Produksi ubi kayu yang besar seharusnya
memberikan kontribusi terhadap pendapatan petani. Harga ubi kayu yang
tidak menentu menyebabkan petani di Kabupaten Lampung Timur kurang
sejahtera.
Banyak factor yang menyebabkan tidak menentunya harga ubi kayu di
Kabupaten Lampung Timur. Factor penyebab penurunan harga ubi kayu
karena adanya pengaruh ekonomi global, impor tapioca serta kelebihan suplai
dari produksi local (Hasil rapat pembahasan harga ubi kayu tahun 2016).
Sedangkan factor penyebab kenaikan harga ubi kayu karena peningkatan
permintaan ekspor (Husen, 2018).
Ditinjau dari pendekatan geografi pertanian tidak menentunya harga ubi
kayu dapat dianalisis. Analisis yang pertama dilakukan dengan menggunakan
pendekatan komoditas. Ubi kayu merupakan komoditas yang menjadi
unggulan di Kabupaten Lampung Timur. Sehingga ubi kayu akan tetap
menjadi produk pertanian yang terus di produksi di Kabupaten Lampung
Timur. Pendekatan regional/ kewilayahan dilakukan dalam analisis bagaimana
ubi kayu di Kabupaten Lampung Timur berkaitan dengan produksi ubi kayu
diwilayah lain.
Ubi kayu yang menjadi komoditas utama akan selalu di produksi petani.
Produksi ubi kayu yang telah menjadi komoditas utama akan sulit dilepaskan
dari produksi masyarakat. Karena komoditas utama sudah menjadi kebiasan
petani sehingga akan sulit berpindah dalam pola tanam.
Hubungan regional/ wilayah akan menentukan fluktuasi harga ubi kayu.
Interaksi antar wilayah akan mempengaruhi harga ubi kayu. Wilayah dengan
interaksi yang tinggi akan menyebabkan harga ubi kayu akan tinggi. Seperti
saat ekspor ubi kayu yang tinggi menyebabkan harga naik. Harga yang naik
akibat permintaan naik sesuai hukum penawaran permintaan.
Pendekatan yang sesuai diterapakan dalam mengatasi permasalahan ini
adalah perpaduan anatar pendekatan komoditas dan pendekatan
regional/kewilayahan. Pendekatan komoditas akan menganalisis
permasalahan ubi kayu sebagai komoditas di Kabupaten Lampung Timur.
Sedangkan pada komoditas regional/wilayah menganalisis bagaimana
interaksi antar wilayah mempengaruhi harga ubi kayu di Kabupaten Lampung
Timur.

C. Penutup
Fluktiasi harga ubi kayu di Kabupaten Lampung Timur disebabkan oleh
factor penurun dan penaik harga. Factor yang mempengaruhi penurunan harga
ubi kayu karena adanya pengaruh ekonomi global, impor tapioca serta
kelebihan suplai dari produksi local. Factor yang mempengaruhi kenaikan
harga ubi kayu adalah adanya factor permintaan ekpor yang meningkat.
Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis permasalahan ini adalah
pendekatan komoditas dan pendekatan regional/wilayah. Pendekatan
komoditas mengkaji dampak komoditas ubi kayu terhadap harga yang
bervariasi. Pendekatan regional/wilayah menganalisis interaksi antar wilayah
dapat menyebabkan perbedaan harga ubi kayu/
Masukkan yang dapat saya berikan adalah rekomendasi agar pemerintah
meyusun kebijakan satu harga. Dengan adanya kebijakan satu harga akan
menjamin harga ubi kayu. Selain itu perlunya sinergi antara pemrinta, investor
dan petani untuk mengasilkan kualitas ubi kayu yang lebih baik.

Daftar Rujukan

Anda mungkin juga menyukai