Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

EKSOTISME GOA SEPLAWAN DI KABUPATEN PURWOREJO

Disusun Oleh :

Maydan Surya Pratama

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 PURWOREJO

2021

1
Kata Pengantar

Al-hamdu lillahi rabbil 'alamin, segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta
alam yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-nya kepada saya sehingga
saya bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul “EKSOTISME GOA
SEPLAWAN DI KABUPATEN PURWOREJO”

Saya menyadari bahwa didalam penulisan makalah ini jauh dari


kesempurnaan baik dari materi maupun penulisannya, namun demikian saya telah
berupaya sebaik mungkin dengan kemampuan dan pengetahuan yang saya miliki
sehingga tulisan ini dapat selesai dengan baik, oleh karena itu, saya dengan rendah
hati menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

Saya sebagai penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.

Purworejo, Agustus 2021

Penulis

2
Daftar Isi

Kata Pengantar…………………………………………………………………… 2

Daftar Isi………………………………………………………………………….. 3

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………. 4

B. Tujuan Penelitian………………………………………………………… 4

Bab 2 Pembahasan……………………………………………………………….. 5

Daftar Pustaka…………………………………………………………………..... 9

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Purworejo merupakan sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Jawa


Tengah bagian selatan. Ibu kota kabupaten ini berada di Kota Purworejo.
Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
di timur, Kabupaten Kebumen di barat, Kabupaten Magelang di utara, serta
Samudera Hindia di selatan.

Secara Geografis Kabupaten Purworejo terletak pada posisi 109° 47’ 28” -
110° 08’ 20” Bujur Timur, 7° 32’ Lintang Selatan. Secara topografis merupakan
wilayah beriklim tropis basah dengan suhu antara 19C-28°C, Sedangkan
kelembapan udara antara 70 %-90% dan curah hujan tertinggi pada bulan
Desember 311mm dan bulan Maret 289mm.

Sebagian besar penduduk Kabupaten Purworejo bekerja pada bidang


pertanian. Purworejo juga merupakan kota satelit bagi kota Yogyakarta.

Sejak zaman dahulu, berbagai peristiwa telah terjadi di Kabupaten ini


sehingga meninggalkan banyak peninggalan sejarah yang patut dilestarikan, salah
satunya adalah Goa Seplawan yang terletak di Desa Donorejo, Kecamatan
Kaligesing, Kabupaten Purworejo.

B. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui sejarah tentang Goa Seplawan di Kabupaten Purworejo

4
BAB 2

PEMBAHASAN

Goa Seplawan merupakan sebuah goa yang terletak di Desa Donorejo,


Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. Pada decade 1970an ditemukan
dua buah arca emas di dalam goa ini, namun sekarang sudah dipindahkan ke
Museum Nasional di Jakarta. Sejak ditemukannya kedua buah arca tersebut goa
Seplawan semakin ramai akan pengunjung sehingga dijadikan objek wisata oleh
pemerintah Kabupaten Purworejo. Selain wisata sejarah, goa ini juga menyajikan
wisata alam yang dapat memanjakan mata, karena goa ini dikelilingi oleh banyak
pegunungan. Goa ini terletak kurang lebih sejauh 20 km dari timur pusat Kota
Purworejo, untuk menuju goa Seplawan dapat menaiki angkutan umum dengan
tujuan Seplawan dari kota Purworejo, tetapi angkutan tersebut beroperasi tidak
menentu antara pukul 10.00-11.00 dan kembali ke Purworejo pada sore hari,
namun apabila menaiki kendaraan pribadi dapat ditempuh sekitar 40 menit dari
pusat kota.

Berdasarakan data Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kota Purworejo,


pada awal bulan Juli 1979 Bupati Purworejo yang kala itu menjabat H. Supanto
mengadakan konferensi pers ke Kepala Desa dan Kelurahan se Kabupaten
Purworejo bertempat di Pendopo Kabupaten Purworejo. Pada konfrensi pers
tersebut Bupati Purworejo menyampaikan gagasannya bahwa semua Kabupaten
yang ada di Provinsi Jawa Tengah, hanya Kabupaten Purworejo yang belum
mempunyai obyek Wisata. Mengingat banyak Desa yang ada di Kabupaten
Purworejo yang wilayahnya ada Goanya, maka Bupati Purworejo memerintahkan
kepada Kepala Desa yang wilayahnya ada Goanya agar diteliti dan apabila
memungkinkan untuk tempat Wisata mohon dilaporkan kepada Bupati. Hal
tersebut di tanggapi oleh Kepala Desa Tlogoguwo dan Kepala Desa Donorejo
Kecamatan Kaligesing, yang kemudian pada awal Agustus 1979 Kepala Desa
Tlogoguwo melaporkan 2 buah Goa, yaitu Goa Anjani dan Goa Semar, yang
kemudian diresmikan sebagai Obyek Wisata oleh Bupati Purworejo pada Upacara
HUT Kemerdakaan RI, yang ke 34 (17 Agustus 1979). Kemudian Kepala Desa

5
Donorejo (Sastro Tinoyo) dalam rapat kaskusnan desa juga memerintahkan
Kepala Dusun Katerban (Semirejo) membentuk tim yang direncanakan akan
menulusuri Goa Seplawan dan Goa Sendangsri yang ada di Desa Donorejo.

Tim tersebut adalah :

1. Sastro Tinoyo Kepala Desa Donorejo selaku ketua tim

2. Parmo Sentono Sekertaris Desa

3. Semirejo Kepala Dusun Katerban

4. Ngudiyo Ka.Ur Pemerintahan

5. Cokro Tinoyo Penunjuk jalan

6. Muji Wiyono Tokoh Masyarakat

Dengan diikuti masyarakat sejumlah 47 orang.Kemudian pada hari selasa kliwon,


28 Agustus 1979 tim beserta Masyarakat memasuki Goa Seplawan dengan
peralatan tangga bambu dan penerangan petromak yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Perjalanan memakan waktu ± 1,5 jam sepanjang 750 meter, ada
salah satu anggota tim yang melapor kepada tim bahwa, ada 3 orang anak yang
bernama Slamet, Lebuh dan Sukir menemukan sebuah barang berbentuk Kendogo
dari perunggu semacam termos yang didalamnya kelihatan sesuatu yang bersinar.
Ketiga anak tersebut tidak berani mengambil barang terebut, kemudian di ambil
oleh Bapak Semirejo dan dilaporkan kepada Kepala Desa Donorejo untuk dibawa
keluar Goa, dan diperintahkan oleh Kepala Desa Donorejo, semua tim dan
anggota Masyarakat supaya keluar membawa barang tersebut untuk di bawa
pulang menuju Pendopo Kelurahan Donorejo. Setelah sampai Pendopo Kelurahan
Kendogo di buka, ternyata berisi Sepasang Arca Emas berbentuk Raja dan
Permaisuri. Saat itu juga Kepala Desa Donorejo langsung memerintahkan kepada
Ngudiyo supaya melaporkan kepada Camat Kaligesing (Bapak Supardi) yang
kemudian oleh Camat Kaligesing dilaporkan kepada Bupati Purworejo (H.
Supanto). Arca Emas tersebut dilaporkan kepada Gubernur Jawa Tengah oleh
Bupati Purworejo selanjutnya oleh Gubernur Jawa Tengah di serahkan kepada
Menteri Sosial (Ibu Intan Suweno) Patung itu kemudian dibawa ke Jakarta dan

6
disimpan di Museum Nasional Jakarta. Sebagai gantinya pemerintah membuatkan
replika patung itu tepat di depan mulut goa. Tujuannya adalah untuk
mengingatkan kepada para pengunjung bahwa goa ini pada dasarnya adalah
tempat suci yang disakralkan oleh masyarakat pada zaman dulu. Selain sakral, goa
ini juga memiliki keindahan yang sangat luar biasa. Hamparan stalaktit dan
stalagnit di setiap lorong goa, menciptakan kesan tersendiri bagi para pengunjung
goa. Tak hanya itu gemericik air yang menetes dari bebatuan penyusun goa
mampu menenangkan hati siapapun yang masuk ke dalamnya. Menurut hasil dari
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Direktorat Jendral Pertambangan
Umum Departemen Pertambangan dan Energi Bandung (1981) sepasang Arca
Emas tersebut adalah Siwa dan Parwati. Dengan ditemukannya kedua buah arca
tersebut menunjukkan kalau Goa Seplawan sebelumnya dijadikan sebagai tempat
pemujaan.

Gambar 2.1 Arca Siwa dan Parwati

7
Goa ini memiliki panjang + 700 meter dengan cabang-cabang goa sekitar 150 –
300 meter dan berdiameter 15 meter. Sehingga untuk masuk ke dalam goa,
pengunjung harus menyusuri anak tangga menurun yang cukup melalahkan. Yang
mana rasa lelah itu akan segera hilang begitu mulai memasuki mulut goa. Sebab
dari mulut goa itu saja keindahan ukiran batu di dalam goa sudah terlihat jelas.
Makanya tak heran kalau pengunjung betah berlama-lama tinggal di dalam goa
tersebut. Bahkan terkadang ada orang yang sengaja masuk dan tinggal selama
beberapa hari di dalam goa untuk melakukan ritual. Dan hal ini bisa diketahui dari
aroma hioswa dan minyak wangi yang menyeruak dari salah satu ruangan di
dalam gua tersebut. Karena agaknya ruangan tersebut memang kerap dipakai
untuk menggelar ritual. Ritual di dalam goa itu sebenarnya adalah rangkaian dari
ritual yang biasa dilakukan di Candi Gondoarum yang berada tidak jauh dari Goa
Seplawan. Candi Gondoarum sendiri saat ini nyaris tak berbentuk lagi. Yang
tersisa hanyalah bekas-bekas pondasi dasar candi, yang sepintas terlihat mirip batu
biasa yang berserakan. Hanya saja yang membedakan adalah, adanya beberapa
guratan ukiran pada beberapa sisi batu yang bila dirangkai bisa saling
berhubungan.

Gambar 2.2 Suasana Goa Seplawan

8
Goa seplawan bisa menjadi salah satu destinasi wisata favorit apabila
didukung dengan akses transportasi publik yang memadai, selain itu juga para
konten creator di media sosial dapat mempromosikan objek wisata ini melalui
kanal sosial media mereka.

DAFTAR PUSTAKA

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/goa-seplawan-purworejo-bukti-
pemanfaatan-alam-oleh-nenek-moyang/, Diakses pada 10 Agustus 2021

http://dolanmaning.com/goa-seplawan-goanya-purworejo/, Diakses pada 10


Agustus 2021

https://purworejokab.go.id/, Diakses pada 10 Agustus 2021

https://zonapasar.com/menengok-pesona-goa-seplawan-surga-tersembunyi-di-
lereng-menoreh-19041, Diakses pada 10 Agustus 2021

Anda mungkin juga menyukai