PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Sebelum menjadi tempat wisata yang sebesar dan sebagus sekarang, wisata
Bahari Lamongan dulunya bernama Pantai Tanjung Kodok nama itu diambil dari batu
karang besar yang menyerupai kodok di tempat tersebut. Dalam legendanya, pada zaman
dahulu ada seorang pria nelayan Lamongan yang menjalin cinta dengan gadis putri
seorang pembesar yang disegani di Pulau Bawean, Gresik. Hubungan beda status sosial
ini tak direstui oleh orang tua si gadis. Namun, dua sejoli ini dengan sembunyi-sembunyi
tetap menjalin hubungan, hingga si gadis hamil. Sang ayah gadis pun murka hingga
mengutuk putrinya menjadi seekor kodok. Suatu malam di bawah cahaya bulan purnama,
sang pemuda yang dengan setia menunggu kekasihnya di pantai didatangi seekor kodok.
Sang kodok itu tiba-tiba berubah kembali menjadi manusia dan ternyata dia adalah si
gadis yang pernah dikutuk ayahnya. Kandungannya telah cukup usia untuk dilahirkan.
Namun, yang lahir bukanlah bayi manusia, melainkan seekor kodok. Karena malu dan
kecewa, seperti kerasukan roh jahat, pria itu berusaha mencekik leher kekasihnya. Tiba-
tiba bayi kodok meloncat dan menggigit leher ayahnya. Sedangkan si ibu berlari menjauh
untuk bersembunyi. Dari kedua mata si bayi kodok, keluarlah sinar yang begitu kuat ke
arah sang ayah. Tubuh pria itu lalu mengecil dan berubah menjadi kodok. Tak lama
setelah meminta maaf kepada kekasih dan anaknya, kodok itu pun mati dan mengeras
menjadi batu. Bukan hanya itu. Batu berbentuk kodok itu melekat kuat di pantai serta tak
bisa diangkat oleh kekasih dan anaknya. Beberapa saat kemudian, ibu dan anak itu pun
meninggal dan mengalami nasib yang sama dengan sang ayah.Batu yang melegenda itu
masih dipertahankan meskipun kawasan tersebut sudah diubah total. Hanya saja, batu
kodok itu sekarang sudah jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan puluhan tahun lalu.
Tidak tertutup kemungkinan, batu tersebut akan lenyap diterpa ombak laut utara.
Perlu ada upaya dari pihak pengelola untuk melindungi batu yang sudah menjadi
penanda sejarah tersebut agar tidak lumat menjadi serpihan, lalu menghilang. WBL
disebut juga Jatim Park II (Jatim Park I berada di Malang) dibuka pada 14 November
2004. Objek wisata ini berdiri di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Berada di jalur pantai utara Surabaya-Tuban.
Sebelumnya Lokasi Wisata Bahari Lamongan ini adalah lokasi wisata Pantai
Tanjung Kodok. Namun pengolahan objek wisata Pantai Tanjung Kodok tidak berjalan
bagus. Pengelolahan yang buruk membuat objek wisata jadi terbengkalai dan beralih
fungsi, penyalahgunaan fungsi dari objek wisata (Prasiska, 2020). Lokasi Wisata Bahari
Lamongan ini sangat luas sehingga memerlukan lahan kosong dan bercocok tanam milik
warga setempat untuk perkembangannya.
Beragam macam pilihan lapangan pekerjaan baru yang dapat menjadi pilihan
penduduk setelah dibagunnya Wisata Bahari Lamongan. Penduduk Desa Paciran,
perempuan maupun laki-laki memanfaatkan peluang kerja tersebut. Berkerja ataupun
membuka usaha dilakukan mereka untuk kelangsungan hidup. Perbedaan terlihat dulu,
dimana perempuan tidak dapat menjalani profesi nelayan. Pekerjaan perempuan di Desa
Paciran saat itu yang memiliki ladang dapat melakukan bercocok tanam, selain itu
berdagang menjual ikan hasil tangkapan. Namun, sekarang terlihat bahwa tidak
membedakan gender untuk mendapatkan pekerjaan. Laki-laki ataupun perempuan sama-
sama dapat mencari pekerjaan atau membuka peluang usaha di Wisata Bahari Lamongan.
c. Modal sosial
Sama halnya dengan konsep awal membangun sebuah usaha individu maupun
kerjasama dengan dua orang maupun lebih. Kegiatan tersebut memerlukan sebuah bentuk
kepercayaan satu sama lain. Kepercayaan dapat membantu mendoromg agar
diperkuatnya sebuah tujuan yang akan dicapai. Dalam modal sosial ini kepercayaan
adalah salah satu konsep dimana sangat dibutuhkan dalam mendapat tujuan dalam
keinginan atau suatu projek. Menjadi sebuah strategi tersendiribagi pihak Wisata Bahari
Lamongan mengenai konsep kepercayaan kali ini.
Ditemukan pada hasil wawancara salah satu informan dimana lapangan pekerjaan
yang dapat dilakukan sesuai kemampuan dan aturan yang ada. Dalam hal ini perkerjaan
yang dimaksudkan yakni sebagai pegawai yang bekerja dalam kantor yang mengurus
fungsional dari objek Wisata Bahari Lamongan.
Bisnis besar mengenai pembukaan objek wisata disuatu daerah ini melibatkan
kelompok masyarakat setempat untuk membangun jaringan yang menguntungkan kedua
belah pihak. Memfasilitasi aliran informasi bagi kelompok pada pihak wisata atau
sebaliknya untuk mendapatkan sebuah keuntungan dalam projek.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sebelum menjadi tempat wisata yang sebesar dan sebagus sekarang, wisata Bahari
Lamongan dulunya bernama Pantai Tanjung Kodok nama itu diambil dari batu
karang besar yang menyerupai kodok di tempat tersebut.
2. Terdapat pergeseran struktur dalam masyarakat yang terlihat setelah adanya
pembangunan Wisata Bahari Lamongan, yakni sebagai berikut.
a. Perubahan tata ruang : Pembangunan Wisata Bahari Lamongan membuat
masyarakat sekitar mengalami perubahan mata pencaharian
b. Pergeseran pola interaksi
c. Modal social : modal social yang dimaksud adalah kepercayaan yang diberikan
oleh pihak WBL bahwa warga sekitar boleh bekerja sebagai pegawai yang
bekerja dalam kantor yang mengurus fungsional dari objek Wisata Bahari
Lamongan.
d. Struktur dalam masyarakat : asyarakat Kecamatan Paciran dan sekitarnya
mengalami pergeseran struktur dimana banyak profesi baru yang dapat dikerjaan
oleh masyarakat disana. Berbagai macam pekerjaan yang dapat dilakukan
masyarakat setempat muncul seiring terbangunnya sebuah objek wisata yakni
Wisata Bahari Lamongan.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Maros, H., & Juniar, S. (2016). Masyarakat Dan Perubahan Sosial: Studi Tentang Pergeseran
Nilai Di Desa Paciran Kabupaten Lamongan Pasca Pembangunan Hotel Tanjung Kodok
Beach Resort (Tkbr) Dan Wisata Bahari Lamongan (Wbl). 1–23.
Wisata Cak.(2018).Wisata Bahari Lamongan (WBL) – sejarah, wahana dan tiket masuk.
https://wisatacak.web.id/wisata-bahari-lamongan-wbl-sejarah-wahana-dan-tiket-masuk/