Cara mengutip:
Artiningsih, A; Handayani, W; Jayanti, D R. 2020. Pemetaan Indikator Kinerja Sektor Pariwisata dalam Mendorong
Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang. Jurnal Riptek. Vol. 14 (2): 72-83.
semakin kompleks. Perkembangan setiap sektor Tantangan pembangunan ekonomi yang sering
dalam bidang ekonomi harus menyesuaikan diri dihadapkan pada kondisi rentan mendorong
dengan keberagaman kota. Hal ini dikarenakan perlunya menciptakan ekonomi yang tangguh.
dominasi sektor sekunder yang mendorong sektor Ekonomi tangguh adalah ekonomi yang memiliki
primer seperti pertanian dan perikanan harus kapasitas untuk tetap stabil dalam kondisi yang
mampu mendukung aktivitas sekunder. Oleh karena mengganggu sehingga meminimalikan dampak negatif
itu sektor primer tidak lagi berfokus pada produksi terhadap pembangunan ekonomi. Ekonomi
komoditas saja melainkan lebih kepada penyediaan perkotaan yang tangguh dalam penerapannya
jasa. terdapat dua pendekatan yaitu stabilitas dan evolusi
adaptasi. Pendekatan stabilitas pada ekonomi
Peran strategis pariwisata menjadi penting dimana tangguh adalah saat menghadapi kejutan tetap
fungsinya untuk mendorong laju pertumbuhan berusaha mengembalikan kepada kondisi semula.
ekonomi. Akan tetapi sektor pariwisata dihadapkan Pendekatan ini sulit diterapkan upaya
pada kesulitan dalam mengukur kontribusinya mengembalikan kepada kondisi semula hanya bisa
terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan dicapai dengan melakukan perubahan. Pendekatan
karena pariwisata tidak hanya mencakup sektor evolusi adaptasi merupakan usaha menghadapi
langsung yang merupakan indikator kewenangan kejutan tanpa banyak berubah atau dengan
Dinas Pariwisata saja melainkan juga memerlukan menciptakan struktur baru yang lebih cepat dan
indikator tidak langsung yang merupakan indikator harapannya pertumbuhan ekonomi akan lebih baik
dari urusan diluar pariwisata, sehingga sulit untuk dari pada saat sebelum kejutan terjadi. (Adam,
melihat kontribusi pariwisata terhadap pertumbuhan 2012). Pembangunan ekonomi yang tangguh mampu
ekonomi. Maka dari itu perlu melihat keterkaitan beradaptasi pada perkembangan zaman termasuk
sektor pariwisata dengan sektor-sektor lain melalui dalam memanfaatkan teknologi informasi dan
ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif mampu komunikasi.
berkontribusi dalam peningkatan daya tarik wisata,
dimana di dalam ekonomi kreatif terdapat Pembangunan ekonomi perlu didukung dengan
keterhubungan berbagai sektor dalam bidang teknologi komunikasi dan informasi. Hal ini dapat
ekonomi. diwujudkan melalui konsep smart city, dimana
teknologi informasi dan komunikasi mampu menjadi
Aktivitas sektor-sektor dalam bidang ekonomi pendukung kegiatan ekonomi. Penerapan smart city
tersebut perlu memperhatikan keberlanjutan dalam dalam bidang ekonomi diwujudkan dengan smart
pembangunan. Hal ini dikarenakan aktivitas ekonomi economy yang mengintegrasikan keberlanjutan
akan selalu berkorelasi dengan kelestarian alam. inovasi khususnya pemanfaatan teknologi produksi
Sejalan dengan hal tersebut, ekonomi hijau (Green dengan pendekatan ekonomi lingkungan (Galperina
Economy) muncul sebagai salah satu konsep et al., 2016). Smart economy dapat diwujudkan dalam
mensinergikan aktivitas ekonomi dan kebutuhan pengembangan e-commerce. E-commerce merupakan
kelestarian lingkungan (Makmun, 2016). Sumber interaksi antara sistem komunikasi, sistem
daya alam dibutuhkan sebagai input dalam proses manajemen data dan keamanan yang digunakan
produksi. Ekonomi hijau menjadi isu utama pilar untuk pertukaran informasi komersial dalam
ekonomi dalam pembangunan berkelanjutan. kaitannya dengan penjualan produk atau jasa
Penerapan ekonomi hijau memiliki 4 inti yang (Febriantoro, 2018; Nanehkaran, 2013).
objektif yaitu Green Saving terkait bagaimana Pengembangan e-commerce dipengaruhi oleh
menangani permintaan pasar terhadap produk dan infrastruktur terkait informasi dan komunikasi salah
pelayanan hijau, sedangkan Green Opportunity satunya yaitu jaringan internet. Ketersediaan
menanggapi penawaran pasar, Green Talent berfokus infrastruktur teknologi informasi (TIK) dan
kepada sumber daya manusia yang mendukung komunikasi menjadi hambatan jangka pendek bagi
ekonomi hijau, dan Green Place terkait kondisi negara maju, akan tetapi bagi negara berkembang
geografis suatu lokasi mendukung aktivitas ekonomi ketersediaan infrastruktur TIK yang memadai dapat
hijau (UNEP & Our Planet, 2010). menjadi hambatan jangka panjang (Hartley et al.,
2017).
Keberlanjutan pembangunan ekonomi masih
dihadapkan dengan permasalahan terkait Penelitian ini bertujuan untuk memetakan indikator
pemerataan dan keadilan. Hal tersebut semakin kinerja sektor pariwisata dalam mendorong
serius ketika ekonomi khususnya pada negara pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang.
berkembang dihadapkan pada kerentanan. Keterkaitan pariwisata dengan sektor lainnya seperti
pertanian, perikanan dan kelautan, perdagangan, dan Menelaah Indikator Alternatif. Pada tahap ini
perindustrian, kemudian dilihat melalui ekonomi dilakukan pemilahan indikator yang digunakan dalam
kreatif yang menjembatani aktivitas pariwisata rancangan teknokratik. Indikator-indikator pada
dengan sektor lainnya. Keterkaitan pariwisata Rancangan Teknokratik Kota Semarang sebelumnya
dengan sektor lainnya dapat membantu mengukur mengacu program dan kegiatan sesuai dengan
kinerja pariwisata dalam kontribusinya terhadap Permendagri No.86 Tahun 2017. Pada tahap ini
pertumbuhan ekonomi. dilakukan pemilahan untuk melihat kesesuaian
program, kegiatan dan sub kegiatan serta
METODE ANALISIS indikatornya. Selain itu dilakukan penyusunan
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini indikator alternatif yang berasal dari literatur
mencakup pemetaan indikator pembangunan maupun kebijakan terkait. Kemudian dilakukan
ekonomi, telaah indikator alternatif, inventarisasi klasifikasi sesuai level indikator tersebut.
baseline dan metode perolehan baseline. Penelitian
ini merupakan keberlanjutan dari Rancangan Melakukan Inventarisasi Baseline. Pada tahap ini
Teknokratis RPJMD Kota Semarang Tahun 2021- dilakukan inventarisasi baseline, yaitu proses
2025, sehingga dalam proses penelitian ini mengacu pengisian baseline indikator berdasarkan data lima
kepada hasil dari dokumen tersebut. Penelitian ini tahun terakhir. Sumber baseline dapat diperoleh dari
mengacu kepada empat sasaran bidang ekonomi dan data BPS, LKPJ Kota Semarang maupun dokumen
indikator-indikator yang digunakan dalam Rancangan lainnya. Beberapa data diperoleh dari data online
Teknokratis. pada website semarang satu data.
Merujuk pada Gambar 1, ada empat metode yaitu: Metode Perolehan Baseline. Pada tahap ini di-
Memetakan Indikator Pembangunan Bidang lakukan perumusan metode untuk memperoleh ba-
Ekonomi. Pada tahap ini dilakukan pemilihan seline pada indikator yang belum memiliki baseline
program beserta turunannya dari Permendagri maupun indikator alternatif. Perumusan metode
No.90 tahun 2019 yang disesuaikan dengan sasaran dilakukan berdasarkan klasifikasi indikator yang be-
pada dokumen Rancangan Teknokratik Kota lum memiliki baseline. Selain itu pada tahap ini disaji-
Semarang. Terdapat 4 sasaran pada bidang ekonomi kan contoh perhitungan metode perolehan baseline
yang menjadi acuan dalam pemilihan program. bidang ekonomi.
Kinerja sektor pariwisata dalam mendorong daya tarik wisata dari segi arsitektur sebelumnya
pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang pada tidak mampu mendatangkan wisatawan. Akan tetapi
dasarnya mengacu pada indikator yang merupakan setelah pembangunan infrastruktur yang menunjang
kewenangan Dinas Pariwisata. Indikator tersebut aktivitas pariwisata, Kota Lama menjadi salah satu
disebut juga indikator langsung (lihat Gambar 2). destinasi yang diminati oleh wisatawan.
Indikator tersebut mengukur kinerja pariwisata
dalam berkontribusi terhadap PDRB secara langsung Kota Semarang yang merupakan Ibu Kota Provinsi
seperti ketersediaan fasilitas wisata, pengembangan Jawa Tengah memiliki keuntungan dalam
potensi wisata, peingkatan kunjungan wisata, dan ketersediaan infrastruktur dengan skala nasional dan
promosi. Indikator tersebut merupakan indikator regional. Posisi Kota Semarang yang strategis
kinerja Dinas Pariwisata yang secara langsung menjadi pintu gerbang bagi pendatang yang akan
berpengaruh terhadap PDRB. Laju Pertumbuhan berkunjung ke Jawa Tengah, dimana terdapat
Ekonomi (LPE) merupakan indikator impact yang bandara, stasiun dan terminal antar kota yang
diturunkan kedalam indikator outcome yaitu memudahkan orang berkunjung. Kota Semarang juga
kontribusi PDRB dan nilai ekspor. Indikator yang menjadi tempat transit bagi pendatang. Apabila
dpat mendukung kontribusi pariwisata terhadap kondisi tersebut dimanfaatkan dapat memberikan
PDRB secara langsung merupakan indikator formal. kesempatan bagi Kota Semarang untuk menyediakan
Akan tetapi indikator pariwisata langsung juga daya tarik pariwisata, sehingga pengunjung yang
diukur dengan indikator informal. datang dapat lebih lama menghabiskan waktu di
Kota Semarang. Hal ini menunjukkan ketersediaan
Indikator informal yang merupakan kewenangan infrastruktur akan mendukung peningkatan
Dinas Pariwisata secara langsung terkait dengan pengunjung dan mendukung MICE di Kota
jumlah pekerja pariwisata dan pembinaannya. Semarang.
Indikator tersebut akan berpengaruh terhadap
indikator outcome yaitu Tingkat Pengangguran Indikator pariwisata juga memperhatikan konsep
Terbuka (TPT) di Kota Semarang yang keberlanjutan. Penerapannya dalam pariwisata
mempengaruhi Indeks Gini. Pariwisata mampu adalah melalui pengembangan potensi destinasi
menyerap tenaga kerja baik secara langsung maupun wisata, melibatkan penduduk setempat, sertifikasi
sebagai multiplayer effect dari kegiatan yang tumbuh bisnis pariwisata dan pemeriksaan fasilitas pariwisata
sebagai dampak adanya aktivitas wisata. secara teratur. Indikator tersebut menjadi tolak
ukur kinerja pariwisata yang tetap memperhatikan
Indikator pariwisata dalam berkontribusi terhadap keberlanjutan (United Nations, 2007). Tujuannya
PDRB juga perlu memperhatikan urusan penunjang adalah untuk menciptakan pariwisata yang dapat
salah satunya terkait pendapaan asli daerah (PAD). terus berlangsung lama dengan memperhatikan
Aktivitas wisata tentunya memberikan pemasukan kelestarian lingkungan. Hal ini dikarenakan nilai
terhadap pajak dan retribusi, dimana keduanya tambah yang diperoleh dari pariwisata harus
merupakan salah satu sumber PAD. Aktivitas menyesuaikan kondisi lingkungan.
pariwisata akan sejalan dengan pajak restoran, pajak
hotel dan pajak hiburan. Aktivitas wisata juga Kinerja sektor pariwisata langsung yang merupakan
berpengaruh pada retribusi terkait pariwisata kewenagan Dinas Pariwisata memiliki hambatan
seperti retribusi tempat rekreasi dan olahraga. PAD dalam mengukur kontribusinya terhadap
bukan merupakan kewenangan Dinas Pariwisata pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang. Indikator-
melainkan berpengaruh langsung terhadap indikator langsung dalam pariwisata membutuhkan
kontribusi pariwisata pada PDRB. dukungan dari indikator aspek lainnya yang secara
tidak langsung akan berpengaruh terhadap kinerja
Pariwisata juga dipengaruhi oleh daya saing daerah pariwisata. Nilai tambah dari pariwisata dapat diukur
salah satunya melalui infrastruktur. Dukungan dengan dukungan dari indikator sektor lainnya
infrastruktur memiliki pengaruh penting dalam seperti Sektor Pertanian, Perikanan, Perindustrian
peningkatan daya tarik pariwisata (Page & Connell, dan Perdaganagan dan UMKM. Indikator formal dari
2020). Ketersediaan infrastruktur akan sektor-sektor tersebut dapat mendukung kontribusi
memudahkan aktivitas wisatawan dalam pariwisata terhadap PDRB. Oleh karena itu perlu
mengunjungi obyek wisata. Integrasi obyek wisata memetakan keterkaitan indikator sektor-sektor
dengan infrastruktur akan menjadi salah satu tersebut yang dapat mendukung kinerja pariwisata
penentu tingkat kunjungan wisata. Salah satu contoh dalam pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang.
pada Kawasan Kota Lama yang memiliki potensi
Kinerja sektor lain harus ikut ditingkatkan untuk yang dihasilkan oleh sektor-sektor tersebut juga
mendukung pariwisata. Aktivitas pariwisata mampu semakin berkembang dengan adanya pariwisata.
mendorong peningkatan sektor lain dalam Maka dari itu indikator kinerja sektor pariwisata
menciptakan nilai tambah. Upaya peningkatan perlu didukung oleh indikator kinerja dari sektor
pariwisata maka mengharuskan sektor lainnya untuk lain. Peningkatan kinerja indikator sektor lain akan
meningkatkan aktivitas produksi, sehingga mampu berbanding lurus dengan peningkatan indikator
mendukung kebutuhan aktivitas wisata dan kinerja sektor pariwisata.
menciptakan nilai tambah yang lebih besar. Produk
Pemetaan indikator dari berbagai sektor dengan pertumbuhan ekonomi. Indikator yang terkait
melihat pengaruhnya terhadap kinerja pariwisata dengan pariwisata adalah Nilai sub kategori tekstil
secara tidak langsung adalah metode untuk dan pakaian terhadap PDRB dan proporsi nilai
mengetahui indikator-indikator sektor lain yang tambah IKM terhadap nilai industri. Indikator
akan membantu mengukur kinerja pariwisata dalam tersebut dapat berpengaruh dalam kontribusi
pertumbuhan ekonomi (lihat Gambar 3). Beberapa pariwisata terhadap LPE. Produktivitas industri jika
sektor memiliki indikator terkait dengan pariwisata didudukkan sebagai pendukung kinerja pariwisata
adalah sektor Pertanian, Perikanan dan Kelautan, akan memberikan keuntungan pada peninkatan
Perdagangan, Perindustrian, UMKM. Indikator pada kinerja perindustrian termasuk dalam menciptakan
UMKM tidak berpengaruh terhadap kontribusi nilai tambah. Aktivitas pariwisata dapat mendorong
pariwisata pada PDRB melainkan memiliki pengaruh komoditas industri termasuk IKM untuk memiliki
pada tingkat pengangguran. Hal ini dikarenakan pasar yang lebih besar. Komoditas industri menjadi
indikator UMKM merupakan indikator informal yang salah satu kebutuhan dalam kegiatan wisata.
tidak terhimpun dalam perhitungan PDRB. UMKM Komoditas tekstil atau fashion misalnya, akan
memiliki keterkaitan dengan pariwisata, dimana memiliki nilai fungsi lebih jika didudukkan sebagai
komoditas UMKM juga membantu memenuhi pendukung pariwisata seperti sebagai pendukung
kebutuhan pariwisata. Akan tetapi komoditas dalam event Kota Semarang. Fashion tidak hanya
UMKM mendorong peningkatan omset dan diperjual belikan melainkan dapat mendukung seni
penyerapan tenaga kerja. Berbeda dengan empat pertunjukkan.
urusan lainnya yang memiliki indikator formal dan
berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja Aktivitas pariwisata akan mendorong tingkat
pariwisata dalam menciptakan nilai tambah. konsumsi yang lebih besar sehingga mampu
meningkatkan kebutuhan akan barang. Hal ini perlu
Indikator tidak langsung dalam mendukung kinerja dukungan dari sektor perdagangan dalam
pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi melalui menyediakan barang yang dibutuhkan oleh
penciptaan nilai tambah. Indikator tidak langsung wisatawan. Pariwisata menciptakan pangsa pasar
pada urusan pertanian dan perikanan menjadikan baru bagi sektor perdagangan, sehingga dapat
nilai tambah komoditasnya sebagai pendorong meningkatkan capaian indikator sektor perdagangan
kontribusi pariwisata terhadap pertumbuhan seperti nilai perdagangan eceran dan penggunaan
ekonomi di Kota Semarang. Indikator pertanian produk dalam negeri. Indikator perdagangan juga
dilihat dari nilai tambah tanaman pangan dan nilai terkait dengan konsep smart city yaitu dengan
tambah peternakan. Apabila indikator tersebut menerapkan e-commerce. Konsep pengembangan e-
meningkat maka akan mendorong peningkatan commerce memiliki peluang yang besar apabila
kontribusi pariwisata terhadap pertumbuhan diterapkan di Kota Semarang. Hal ini dikarenakan
ekonomi. Indikator perikanan dalah dengan Kota Semarang sudah mulai menerapkan sistem
menghitung persentase pemanfaatan sumber daya pelayanan publik berbasis elektronik sehingga
perikanan. Indikator pertanian dan perikanan menjadi indikasi bahwa penduduk Kota Semarang
khususnya di Kota Semarang akan lebih baik apabila sudah cukup melek internet. E-commerce didalam
dikaitkan dengan kinerja pariwiata dalam pariwisata juga memudahkan dalam penyediaan jasa
pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan kinerja pariwisata seperti pemesanan hotel maupun paket
pertanian dan perikanan khususnya di perkotaan wisata melalui elektronik. Indikator tersebut dapat
tidak dapat hanya mengandalkan produktivitas saja, mendorong kinerja sektor pariwisata dalam laju
dimana pertanian dan perikanan bukan menjadi pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang.
kegiatan utama bagi perkotaan. Peningkatan kinerja Kemampuan pariwisata untuk memicu pertumbuhan
pertanian dan perikanan akan lebih terlihat jika sektor perdagangan dan sektor lainnya adalah
didudukkan sebagai pendukung kinerja pariwisata. dimana pariwisata mampu mendatangkan pasar
Maka dari itu indikator NTP dalam pertanian tidak sehingga meningkatkan konsumsi terhadap produk
direkomendasikan menjadi indikator urusan yang dihasilkan oleh sektor lainnya. Termasuk
pertanian khususnya di perkotaan termasuk Kota memicu peningkatan konsumsi produk dalam negeri.
Semarang. Aktivitas pariwisata menciptakan pasar bagi produk
lokal melalui kebutuhan wisatawan akan
Kinerja pariwisata dalam pertumbuhan ekonomi juga cenderamata. Hal ini menjadikan konsumsi produk
didukung oleh indikator urusan perindustrian secara lokal dapat meningkat.
tidak langsung. Peningkatan nilai tambah industri
akan meningkatkan kinerja pariwisata dalam Penerapan indikator tidak langsung dalam
mendukung kinerja pariwisata tentunya perlu perdagangan menjadi pendukung dalam kontribusi
diupayakan. Hal tersebut dikarenakan kewenangan pariwisata pada PDRB. Pariwisata mampu
indikator tersebut tidak berada pada Dinas mendorong peningkatan produktivitas sektor
Pariwisata, sehingga membutuhkan sinergitas antar lainnya dengan mendatangkan konsumen dan pangsa
stakeholder terkait. Dinas terkait sektor-sektor lain pasar bagi komoditas sektor-sektor tersebut. Hal ini
tersebut memiliki andil dalam mendorong menjadikan pariwisata sebagai lokomotif dalam
produktivitas untuk mendukung kinerja pariwisata pertumbuhan perekonomian. Kinerja pariwisata juga
dalam LPE. Hal ini dikarenakan dalam upaya perlu diukur melalui indikator pada sektor informal
peningkatan kinerja pariwisata melalui indikator seperti tingkat pengangguran, sehingga sektor
langsung harus disertai peningkatan kinerja indikator pariwisata berpengaruh terhadap angka Indeks Gini.
tidak langsung. Beberapa indikator terkait nilai
tambah pada sektor pertanian, perikanan, Indikator kinerja pariwisata yang dijabarkan dalam
perindustrian dan perdagangan memiliki tantangan Tabel 2 menunjukkan bahwa pariwisata dapat
dalam memperoleh data, dimana data tersebut tidak mendukung Indeks Gini. Indikator tersebut
di publikasi untuk umum melainkan terdata didalam merupakan indikator informal yang tidak terhimpun
BPS. Oleh karena itu memerlukan akses untuk dalam perhitungan PDRB. Akan tetapi indikator
memperoleh data nilai tambah sub kategori yang tersebut dapat mempengaruhi tingkat pengangguran
belum menjadi data agregat. terbuka maupun daya saing daerah. Kinerja
pariwisata berkontribusi dalam pengurangan angka
Indikator tidak langsung pada setiap urusan dalam pengangguran, dimana aktivitas pariwisata mampu
mendukung pariwisata juga dipengaruhi oleh menyerap tenaga kerja. Pariwisata juga mendorong
indikator informal dimana indikator tersebut tidak produktivitas sektor-sektor lain sehingga mampu
mendukung kinerja pariwisata dalam berkontribusi meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Indikator
pada LPE melainkan berkontribusi pada penyerapan informal menunjukkan kinerja pariwisata dalam
tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah mendukung pemerataan ekonomi.
melalui aktivitas pariwisata. Kebutuhan pariwisata
mendorong perlunya peningkatan produktivitas Hasil pemetaan indikator langsung dan tidak
pertanian, perikanan maupun industri. Hal tersebut langsung menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan
mendorong peningkatan kebutuhan tenaga kerja. antara sektor pertanian, perikanan, perindustrian
Tenaga kerja terdata melalui legalitas suatu usaha, dan perdagangan dalam mendukung kinerja
sehingga izin dan sertifikat baik usaha maupun pariwisata dalam laju pertumbuhan ekonomi di Kota
pelaku usaha menjadi penting. Semarang. Keterkaitan kinerja sektor pariwisata
dengan kinerja sektor lainnya diilustrasikan melalui
Peningkatan kinerja pariwisata juga dipengaruhi oleh Gambar 4. Daya tarik pariwisata membutuhkan
daya saing Kota Semarang khususnya dalam pilar peran sektor-sektor tersebut untuk mendukung
SDM dan infrastruktur. Dukungan SDM yang keberlangsungan aktivitas pariwisata. Keterkaitan
diwujudkan melalui kualitas SDM yang memadai pada setiap sektor tersebut dalam mendukung daya
akan berpengaruh kepada inovasi dan kreativitas tarik pariwisata adalah melalui ekonomi kreatif.
pada setiap sektor untuk mendukung daya tarik Ekonomi kreatif dapat menjadi daya tarik dan juga
pariwisata. SDM yang mendukung pariwisata dapat dapat menjadi pendukung daya tarik wisata. Kinerja
berupa Pokdarwis dan komunitas terkait pariwisata. sektor lainnya dalam mendukung kinerja pariwisata
Kualitas SDM juga menentukan produktivitas setiap dijembatani oleh ekonomi kreatif. Komoditas sektor
sektor yang berpengaruh pada kebutuhan aktivitas lain menjadi input bagi sub sektor dalam ekonomi
pariwisata. kreatif baik itu kuliner, kriya, maupun fashion.
Indikator kinerja pariwisata yang dijabarkan dalam Komoditas sektor juga dapat mendukung
Tabel 1 menunjukkan bahwa pariwisata dapat berlangsungnya sub sektor seni pertunjukkan. Oleh
mendukung LPE melalui kontribusi pariwisata karena itu sub sektor ekonomi kreatif dapat menjadi
terhadap PDRB. Indikator yang dapat jembatan bagi produktivitas sektor pertanian,
mempengaruhi PDRB hanya indikator pada sektor perikanan, perindustrian dan perdagangan dalam
formal yang menghasilkan nilai tambah. Maka dari itu mendukung kebutuhan daya tarik wisata. Ekonomi
baik indikator langsung maupun tidak langsung hanya kreatif juga menjadi daya tarik dalam pariwisata.
indikator formal saja yang dapat mempengaruhi Destinasi wisata di Kota Semarang menjadikan
kontribusi pariwisata pada PDRB. Produktivitas pada beberapa sub sektor ekonomi kreatif sebagai atraksi
sektor pertanian, perikanan, perindustrian dan seperti sub sektor arsitektur, fotografi dan seni
pertunjukkan menjadi atraksi pada destinasi wisata
Lawang Sewu, Kota Lama dan Sam Poo Kong. Sub perlunya peran sektor perdagangan dalam
sektor kuliner menjadi atraksi dalam destinasi wisata mendukung daya tarik pariwisata. Aktivitas
kuliner Semawis. Sub sektor pertunjukkan juga pariwisata mampu meningkatkan pangsa pasar dalam
menjadi atraksi dalam berbagai event yang digelar di perdagangan. Produk lokal sangat terbantu dalam
Kota Semarang. Ekonomi kreatif juga mampu pemasarannya melalui aktivitas pariwisata. Aktivitas
menghadirkan daya tarik wisata melalui proses perdagangan dapat mendukung daya tarik pariwisata
produksi pertanian baik dalam sub sektor fotografi secara langsung tanpa melalui ekonomi kreatif.
maupun seni pertunjukkan melalui destinasi Desa
Wisata dan Kampung wisata. Sektor lain yang mendukung daya tarik pariwisata
adalah pertanian dan perikanan. Aktivitas Kota
Aktivitas pariwisata tentunya tidak terlepas dari Semarang yang didominasi oleh sektor sekunder dan
kebutuhan konsumsi. Hal tersebut mendorong tersier menjadikan sektor primer seperti pertanian
dan perikan bukanlah sektor utama. Hal ini indikator yang digunakan untuk sektor pertanian
menjadikan kinerja sektor pertanian dan perikanan dan perikanan adalah indikator yang
tidak dapat hanya berfokus pada hasil produksi saja. merepresentasikan aktivitas pertanian dan perikanan
Pertanian dan perikanan perlu didudukkan sebagai dalam mendukung pariwisata.
pendukung sektor lain seperti pariwisata. Hal ini
menjadikan hasil produksi pertanian dan perikanan Sektor industri berperan melalui industri kecil
tidak untuk dijual mentah, melainkan dikemas dimana komoditasnya berkontribusi melalui fashion
menjadi input pada sub sektor kuliner. Komoditas dan kriya. Aktivitas wisata yang tidak terlepas dari
yang dihasilkan baik pertanian maupun perikanan kegiatan belanja juga menjadi sarana pemasaran
dapat mendukung pengembangan daya tarik produk industri, baik itu fashion maupun kriya. Daya
pariwisata melalui sub sektor kuliner dalam tarik wisata juga dipengaruhi oleh ekonomi kreatif
ekonomi kreatif. Komoditas pertanian dan salah satunya seni pertunjukkan. Adanya event akan
perikanan menjadi input dalam sub sektor kuliner. meningkatkan kunjungan wisata dan menjadi sarana
Kuliner menjadi salah satu kebutuhan wisatawan dan promosi pariwisata Kota Semarang (United Nations,
juga dapat menjadi daya tarik. Salah satunya berupa 2007). Beberapa event Kota Semarang seperti
event kuliner Semawis. Kota Semarang memiliki Semarang Night Carnival melibatkan peran sub sektor
kuliner khas seperti bandeng presto, lumpia dan fashion dan seni pertunjukkan. Seni pertunjukkan
wingko yang menjadi daya tarik wisatawan sebagai lainnya seperti Mahakarya Legenda Goa Kreo dan
cenderamata untuk oleh-oleh. Kuliner memberikan Dugderan menjadi daya tarik yang mampu
wisatawan pengalaman untuk mencoba menikmati meningkatkan kunjungan pariwisata. Seni
makanan khas Kota Semarang. Oleh karenanya pertunjukkan juga mendukung branding pariwisata
komoditas yang dihasilkan dari sektor pertanian dan Kota Semarang. Melalui seni pertunjukkan dapat
perikanan dapat menjadi bahan baku pada ekonomi meningkatkan nilai pajak dan retribusi seperti pajak
kreatif sehingga menciptakan nilai tambah yang lebih hiburan dan retribusi rekreasi dan olahraga yang
besar. Sektor perikanan dan pertanian juga dapat mendukung peningkatan nilai jasa lainnya dalam
mendukung aktivitas desa wisata dengan menjadikan PDRB. Penyelenggaraan event juga memberikan
proses produksi sebagai atraksi yang mampu multiplayer effect terhadap perhotelan, kuliner dan
menjadi daya tarik pariwisata. Maka dari itu cenderamata seperti kriya.