Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dwi Fajar Intansari

NIM : 3111419081

Rombel : Ilmu Sejarah 5B

Mata Kuliah : Manajemen Pariwisata

Soal
Buatlah analisis tempat wisata yang ada di sekitar lingkungan saudara yang
memungkinkan untuk dikembangkan menjadi sebuah Industri Pariwisata.
Jelaskan mengenai jenis pariwisata/tempat wisata tersebut, aspek-aspek yang
perlu dikembangkan, analisis pengembangannya/destinasi wisatanya.
Untuk bahan bisa melihat materi yang ada/literatur pendukung.

Analisis Tempat Wisata Pulau Kodok

Gambar: Pulau Kodok


Sumber : pesisir.net

Tempat ini berada di wilayah kota Tegal tepatnya ada di Martoloyo,


kelurahan Mintaragen, di kecamatan Tegal Timur. Pulau kodok sebenarnya bukan
pulau yang sesungguhnya, tempat tersebut adalah nama sebuah pantai yang
dikelilingi oleh beberapa tambak pada pintu masuknya. Sedangkan penamaan
kodok pada pantai ini karena di bagian bibir pantai terdapat patung kodok raksasa
yang menjadi ikon dari pantai ini.
Selain menyajikan pemandangan laut yang indah di mata, pantai ini juga
dipenuhi oleh banyak pohon mangrove yang menyegarkan mata. Meski tempat ini
telah menjadi tempat wisata namun dalam manajemen pariwisatanya terbilang
masih buruk, seharusnya dengan letak geografis yang berada di jalur padat
Pantura pantai ini seharusnya dapat memiliki peluang yang besar untuk
berkembang sekaligus wadah pemberdayaan masyarakat sekitar. Selain itu dengan
adanya pura Segara Suci sekitar 200 meter dari pantai juga bisa berpotensi sebagai
wisata religi umat Hindu seperti yang terjadi pada tanah lot di Bali.

Menurut saya aspek-aspek yang perlu dikembangkan untuk membangun


industri pariwisata pulau kodok adalah:

1. Masyarakat dan pemerintah bekerjasama dalam membangun industri


pariwisata, pemerintah bisa mengeluarkan anggaran untuk mengupgrade
tempat wisata agar lebih menarik wisatawan. Yang pertama harus
dikembangkan adalah pintu masuk menuju pantai dimana saat ini pintu
masuknya cenderung sempit dan hanya bisa dilewati oleh satu mobil
ukuran standar, hal ini karena pintu masuk diapit oleh tambak sehingga
keberadaan tambak harus dipindahkan dan jalan masuk harus dilebarkan
sekaligus diberi semacam gapura atau palang untuk menandai lokasi
wisata pulau kodok.
2. Pulau kodok perlu mendapatkan rekonstruksi kembali misalnya seperti
patung kodok raksasa yang menrut saya tidak terlalu menarik untuk
menjadi ikon pantai dan juga tempat swafoto. Para wisatawan tentu
mencari keunikan dari sebuah destinasi wisata dan memotretnya untuk
dapat dibagikan ke media sosial, oleh karena itu patung kodok perlu dibuat
dengan ukuran yang lebih besar serta bentuk yang lebih realistis dan
terkesan megah
3. Karena mengambil kata “kodok” maka saya mempunyai usulan untuk
dapat dibangun sebuah penangkaran kodok atau katak hias yang dapat
memikat mata, contohnya saja seperti katak pohon emas, dumpy frog,
amazon milk frog, dll. Dan katak-katak ini dapat dipamerkan sekaligus
dijual belikan dan hasil penjualannya dapat digunakan untuk
mengembangkan industri pariwisata. Bukan hanya penangkaran, untuk
memperkuat tema kodok dalam industri pariwisata maka dapat dibuat
sebuah rumah makan khusus Swike (paha kodok) didalam wisata pulau
kodok.
4. Selain karena daya tarik alam berupa pemandangan pantai yang indah,
tempat wisata inijuga dapat dikembangkan agar mempunyai daya tarik
buatan dan daya tarik budaya. Daya tarik buatan dapat dikembangkan
dengan membangun theme parks, dan fasilitas olahraga seperti bola volli.
Sedangkan daya tarik budaya dapat dikembangkan dengan mengadakan
pagelaran tari tradisional Tegal yaitu tari Topeng Endel dan juga
mengadakan tradisi upacara keagamaan umat hindu yang dilakukan di
pura segara suci.
5. Pohon-pohon mangrove yang berada di sekitar pantai dapat dikembangkan
menjadi sebuah hutan mangrove kecil yang dapat menjadi spot foto yang
estetik selain kegunaannya untuk mencegah abrasi air laut.
6. Masyarakat dan pemerintah harus giat mempromosikan wisata pulau
kodok ini kepada masyarakat Tegal dan daerah-daerah lainnya, karena
sejujurnya saya sebagai masyarakat Tegal pun baru mengetahui tempat
wisata ini tiga tahun yang lalu. Popularitas pulau kodok kalah bersaing
dengan destinasi wisata pantai lainnya seperti Pantai Alam Indah (PA’I)
dan Purwahamba Indah (Pur’in), namun dengan melakukan promosi baik
melalui produk-produk cetak (brosur, leaflet, booklet, dll), pameran,
internet (situs homepage), iklan media cetak (koran, majalah), iklan radio,
iklan media audiovisual (TV), atau melalui aktivitas kehumasan (publik
relations/PR) saya yakin popularitas pulau kodok sebagai destinasi wisata
dapat lebih berkembang.
7. Untuk berubah menjadi industri pariwisata pulau kodok harus bisa
menyediakan fasilitas dan akomodasi bagi para wisatawan yang datang
dari luar daerah. Dalam hal ini management hospitality atau manajemen
perhotelan memegang peran penting dalam pengembangan industri,
manajemen perhotelan merupakan studi dan praktek yang efektif sekaligus
seni dalam menjalankan bisnis hotel, restoran, dan juga bisnis pariwisata
yang lain yang berhubungan dengan bidang perjalanan agar dapat berjalan
lebih lancar, nyaman, dan berkualitas sehingga wisatawan dapat
terpuaskan dan berminat untuk mengunjungi kembali pulau kodok.
8. Masyarakat sekitar dapat dimanfaatkan sebagai pelaku pariwisata, mereka
dapat bekerja dalam industri pariwisata baik sebagai pedagang makanan
dan oleh-oleh yang terbuat dari ikan dan makanan laut lainnya ,
menyewakan fasilitas seperti kaca mata renang, papan selancar, atau ban
renang. Mereka juga dapat mennyediakan jasanya sebagai pemandu
wisata, tukang parkir, dll.

Demikian analisa pengembangan industri pariwisata, Pulau Kodok di Tegal


dapat dikembangkan menjadi tiga jenis pariwisata yang berbeda berdasarkan
objeknya, pulau Kodok dapat menjelma menjadi commercial tourism dengan
adanya pagelaran budaya, rumah makan swike, pusat oleh-oleh, dan kegiatan
komersial lainnya. pulau kodok juga dapat menjadi sport tourism dengan adanya
lapangan volli, berenang, dan olahraga air lainnya. serta Pulau Kodok dapat
menjadi religion tourism dengan adanya pura Segara Suci. Namun harapan ini
tidak dapat terwujud tanpa adanya sinergi antara masyarakat lokal dan pemerintah
daerah dalam mengembangkan potensi industri pariwisata ini.

Anda mungkin juga menyukai