NIM :3401422145
Menganalisis penerapan infrastrukur dan energi hijau pada bangunan kota lama semarang
dengan kriteria ruangan yang ramah sinar matahari, angin dan ruang terbuka hijau!
Sudah sejak lama ada kesadaran yang terus tumbuh untuk merawat sejarah dengan berikhtiar
menyelamatkan ratusan gedung tua di kawasan Kota Tua Semarang.
Revitalisasi kawasan Kota Lama Semarang mendapatkan perhatian dari berbagai pihak,
termasuk dijadikan contoh bagi wilayah lainnya yang memiliki kawasan serupa dalam
pengelolaannya.Dalam setiap pembangunan,tentunya tidak mungkin tanpa kendala, sebab
setiap pembangunan pasti akan berdampak terhadap masyarakat, termasuk pembuatan
ducting yang mengganggu arus kendaraan. Bukan berarti tidak ada kendala.Namun,sudah
diadakan dengan masyarakat sehingga mereka sudah paham.
Sistem kabel kabel listrik dan jaringan lain yang ditanam di kawasan Kota Lama Semarang
menjadi percontohan bagi pembangunan infrastruktur lain di ibu kota Jawa Tengah.
Digunakan untuk ducting atau sistem penanaman kabel listrik dan jaringan lainnya di
kawasan Kota Lama,pembuatan ducting untuk kabel listrik dan jaringan lainnya itu
merupakan salah satu nilai jual dalam proyek revitalisasi kawasan Kota Lama Semarang dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Pembuatan ducting, drainase, dan jalan itu sampai sekarang berjalan sesuai jadwal dan hingga
April 2018 pembuatan ducting sudah sampai pada Taman Srigunting di kawasan Kota Lama.
Untuk area city walk, rencananya akan ada pengadaan sejenis mobil golf sebanyak 10 unit
sehingga masyarakat yang akan mengunjungi Kota Lama bisa berkeliling ke berbagai tempat
menarik.
Analisislah kendala penerapan infrastruktur hijau dan energi hijau ataupun transportasi hijau
terutama di lingkungan perkotaan! Menurut Saudara apa kendalanya, dan bagaimana
solusinya?
Hal ini mengakibatkan munculnya paradigma bahwa setiap saat ruang terbuka hijau dapat
diganti dengan penggunaan lain yang dirasakan lebih menguntungkan secara ekonomis.
Lingkungan perkotaan hanya berkembang secara ekonomi, namun menurun secara ekologi.
Padahal keseimbangan lingkungan perkotaan secara ekologi sama pentingnya dengan
perkembangan nilai ekonomi kawasan perkotaan. Menurunnya kuantitas dan kualitas ruang
terbuka publik tersebut, baik berupa ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang terbuka non-hijau,
telah mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan perkotaan seperti seringnya terjadi
banjir di perkotaan, tingginya polusi udara dan meningkatnya kerawanan sosial (kriminalitas,
tawuran antar warga), serta menurunnya produktivitas masyarakat akibat stress dan yang jelas
berdampak kepada pengembangan wilayah kota tersebut.
Menurut saya upaya yang dapat dilakukan adalah: