Anda di halaman 1dari 4

SA-4

Nama : Aletta Prudence Asyifa Faisal


NIM : 205060507111005
Usulan Judul Skripsi : Penataan Kawasan Stasiun Manggarai Berbasis TOD dalam
Upaya Mengurangi Dampak Negatif dari Urban Sprawl

Laboratorium Keilmuan:
⬜ Seni dan Desain Arsitektur ⬜ Desain Permukiman dan Kota
⬜ Sains dan Teknologi Bangunan ⬜ Arsitektur Nusantara
Jalur Skripsi:
⬜ Riset ⬜ Desain

Seluruh Mata Kuliah Pilihan yang pernah dan sedang ditempuh :


No Mata Kuliah Pilihan Laboratorium Keilmuan Semester Nilai
1 Desain Tapak Desain Permukiman 6 A
dan Kota
2 Arsitektur Tropis Sains dan Teknologi 6 A
Kepulauan Bangunan
3 Arsitektur Biomimikri Sains dan Teknologi 6 A
Bangunan
4 Semiotika Arsitektur Seni dan Desain 6 B+
Arsitektur
5 Urban Design for Desain Permukiman 7
People and Places dan Kota
(IISMA – University of
Melbourne)

Mata Kuliah Desain Arsitektur yang pernah ditempuh :


DA Fungsi Bangunan Lokasi Tapak Nilai
(Nama jalan & Kota)
1 Bamboo Park Jl. Waringin Raya, Jakarta A
Timur
2 Daylight Homestay Jl. Permata Jingga, Malang A
3 Splash! Aquatics Center Jl. Mayjen Sungkono, A
Malang
4 Emerald Palace Hotel and Jl. Mayjen Yono Suwoyo, A
Rental Office Surabaya
5 Urip Community and Culinary Jl. Griyasanta N, Malang A
Center

1
SINOPSIS

Urban Sprawl dapat dijelaskan sebagai fenomena perembetan kota ke arah luar dengan
ciri kepadatan rendah pada kawasan yang menjadi lokasi perembetan kota inti (Snyder-Bird,
1998). Urban Sprawl juga dapat didefinisikan dengan pertumbuhan kota yang tidak direncanakan,
tidak terintegrasi oleh jaringan jalan, dan meloncat di wilayah pinggiran kota (Heripoerwanto,
2009).
Menurut Yasin et al., (2020), karakteristik umum Urban Sprawl yang terjadi di perkotaan
berupa ketergantungan terhadap kendaraan dan aksesibilitas yang rendah, pengembangan yang
tersebar dan berkepadatan rendah, mode dan pola perjalanan yang termodifikasi, penggunaan
lahan yang tersegregasi secara spasial, pengembangan skala besar dengan penggunaan tunggal,
dan pengembangan polisentris. Karakteristik umum tersebut dapat membawa dampak negatif
kepada kondisi kota. Ketergantungan terhadap kendaraan pribadi serta aksesibilitas rendah
menciptakan jaringan arus lalu lintas yang kompleks; Hal tersebut mengakibatkan kemacetan.
Perkembangan skala besar dengan penggunaan single-use membatasi walkability sebuah kota dan
mengurangi fungsionalitas dan efisiensi dari sistem penggunaan lahan urban. Dampak negatif
yang disebabkan oleh Urban Sprawl merupakan ancaman terhadap perkembangan kota yang
berkelanjutan.
Kota-kota di Indonesia juga merupakan kota-kota yang terdampak oleh Urban Sprawl.
Menurut Desiyana (2017), fenomena masyarakat bekerja di DKI Jakarta tetapi hidup di kota lain
menjadi tren yang semakin meningkat. Fenomena tersebut mengakibatkan Urban Sprawl di
Jakarta, yaitu penambahan populasi tanpa penambahan luasan wilayah kota. Zona fungsi di
Jakarta telah direncanakan seperti zona bisnis, komersial, permukiman, dan sebagainya; Namun
masyarakat tetap membutuhkan kendaraan untuk beraktivitas di Jakarta. Maka dari itu,
pemerintah Jakarta menyediakan jalanan yang lebih untuk mengakomodasi pertambahan jumlah
kendaraan (Desiyana, 2017). Akan tetapi, penambahan jalan tersebut dilakukan tanpa penataan
titik transit yang terintegrasi dalam sistem jaringan jalan secara optimal. Penambahan jalan
mengakibatkan penduduk bergantung kepada kendaraan pribadi karena aksesibilitas terhadap
transportasi umum yang rendah serta pedestrian untuk pejalan kaki yang kurang memadai.
Selain itu, Jakarta juga memiliki karakteristik perkembangan yang tersebar serta
berkepadatan rendah dan perkembangan skala besar dengan penggunaan single-use. Penelitian
yang dilakukan oleh Komalawati et al., (2020) mengatakan bahwa permukiman mendominasi
penggunaan lahan di Jakarta, sedangkan ruang terbuka hijau telah mengalami degradasi beberapa
tahun ini. Hal tersebut mengakibatkan Jakarta untuk meningkatkan perkembangan kotanya dan
berubah menjadi pseudo-compact. Sedangkan, beberapa area di Jakarta memiliki memiliki
perkembangan yang tersebar, berkepadatan rendah, dan penggunaan lahan single-use. Kedua
karakteristik tersebut mengakibatkan berbagai masalah seperti kemacetan dan terbentuknya
kawasan permukiman kumuh.
Dampak negatif Urban Sprawl di Jakarta dapat diselesaikan dengan penataan kawasan
berbasis Transit Oriented Development (TOD). Menurut Institute Transportation and
Development Policy (ITDP), TOD merupakan ruang urban yang didesain untuk menyatukan
manusia, aktivitas, bangunan, dan ruang public dengan koneksi pedestrian sera bersepeda
diantaranya dan servis transit yang baik untuk akses ke seluruh kota. Solusi yang ditawarkan oleh
penataan kawasan TOD sesuai dengan permasalahan Urban Sprawl yang dialami oleh Jakarta,
yaitu penataan titik transit yang tidak optimal; pedestrian yang kurang memadai; kemacetan; dan
terbentuknya kawasan permukiman kumuh.

Sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 31 Tahun 2022 tentang RDTR Wilayah
Perencanaan DKI Jakarta, pemerintah Jakarta berencana untuk menerapkan konsep TOD di
Jakarta. Penerapan TOD akan dilakukan di kawasan titik-titik transit, salah satunya adalah
kawasan stasiun kereta api. Kawasan stasiun kereta api yang paling membutuhkan penataan
kawasan berbasis TOD adalah Stasiun Manggarai karena stasiun tersebut akan menjadi stasiun

2
sentral pertama di Indonesia. Stasiun Manggarai terpilih menjadi stasiun sentral karena posisinya
yang sangat strategis dan perannya yang sangat vital dalam menunjang layanan kereta api di ibu
kota (Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2023).
Menurut Jayanti (2017), Stasiun Manggarai merupakan stasiun yang cukup strategis
karena terletak di perbatasan antara Jakarta Pusat dengan Jakarta Selatan dan perbatasan antara
Jakarta Pusat dan Jakarta Timur. Lokasi yang strategis tersebut menyebabkan Stasiun Manggarai
padat dengan penumpang kereta api. Selain lokasi strategis, Stasiun Manggarai juga merupakan
stasiun terbesar di DKI Jakarta, umumnya melayani kereta komuter tujuan Depok; Bogor;
Jatinegara; Jakarta Kota; dan Bekasi.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Jayanti (2017) terkait kajian kondisi terhadap
rencana penataan kawasan Stasiun Manggarai berbasis TOD menemukan bahwa kawasan
tersebut belum merupakan kawasan yang terintegrasi TOD. Jayanti (2017) membahas kawasan
Stasiun Manggarai terhadap tiga tingkatan evolusi implementasi TOD, yaitu seamless mobility;
sustainable neighborhood; dan optimum growth. Ditinjau dari aspek seamless mobility, kawasan
stasiun tersebut belum memiliki kesiapan karena konektivitas terhadap titik transit dan linkage
antar aktivitas kawasan belum tercapai serta jalur pedestrian belum terjalin di berbagai titik
kegiatan penting. Jika dilihat dari aspek sustainable neighborhood, terlihat bahwa sudah terdapat
fungsi mixed-use, tetapi belum optimal pengembangannya. Aspek optimum growth juga belum
tercapai karena kepadatan penduduk yang sedang tidak didukung oleh penggunaan transportasi
umum secara optimal, jalur pedestrian yang belum sesuai dengan fungsinya, dan kurangnya
aktivitas yang mampu menghidupkan kawasan karena masih menyebar dan belum terintegrasi.
Jayanti (2017) menjelaskan bahwa karena kawasan Stasiun Manggarai belum merupakan
kawasan terintegrasi TOD, maka dibutuhkan penataan titik transit yang terintegrasi ke dalam
sistem jaringan jalan dan transportasi umum; fungsi mixed–use yang optimal; serta penataan RTH
publik yang terkoneksi dengan sistem transportasi umum dan pedestrian secara optimal.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat kondisi eksisting dari kawasan Stasiun
Manggarai dan menerapkan penataan berbasis TOD sebagai upaya untuk mengurangi dampak
negatif dan Urban Sprawl. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan penelitian
sebelumnya yaitu Kajian Eksisting Kawasan Stasiun Manggarai terhadap Rencana Penataan
Kawasan Berbasis TOD yang dilakukan oleh Theresia Budi Jayanti pada tahun 2017 dan
mengambil saran peneliti sebelumnya sebagai dasaran rancangan penataan kawasan Stasiun
Manggarai berbasis TOD.
Penelitian ini menggunakan Metode Empiris; metode pendekatan desain yang didasarkan
pada hasil penelitian atau pengelaman yang sudah ada. Metode tersebut sesuai dengan penataan
kawasan Stasiun Manggarai karena berdasarkan observasi kawasan secara langsung serta
berdasarkan penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh peneliti lain. Penelitian ini
merupakan penelitian terdahulu; penelitian yang membandingkan penelitian yang sudah
dilakukan sebelumnya dan menemukan inspirasi baru dari penelitian tersebut.

3
DAFTAR PUSTAKA

Desiyana, I. (2017). Urban Sprawl dan Dampaknya Pada Kualitas Lingkungan : Studi Kasus di
DKI Jakarta dan Depok, Jawa Barat. Vol.X(No.2).

djka.dephub.go.id. (2023, February 2). Stasiun Sentral Pertama di Indonesia. Djka.dephub.go.id.


https://djka.dephub.go.id/btpjakban/stasiun-sentral-pertama-di-indonesia-1

Heripoerwanto, E. D., Eriyatno, Rustiadi, E., & Yuniarto, Y. (2011). RANCANG BANGUN
SISTEM PENGELOLAAN PERMUKIMAN DI KAWASAN PINGGIRAN
METROPOLITAN (STUDI KASUS: KORIDOR JALAN CIRENDEU,
KABUPATEN TANGERANG). Jurnal Teknologi Lingkungan, 9(2).
https://doi.org/10.29122/jtl.v9i2.456

Institute for Transportation and Development Policy. (2017). TOD Standard (3rd ed.).

Komalawati, R. A., & Lim, J. (2020). Reality of compact development in a developing country:
focusing on perceived quality of life in Jakarta, Indonesia. International Journal of
Urban Sciences, 25(4), 542–573. https://doi.org/10.1080/12265934.2020.1803106

Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 31 Tahun 2022 tentang Rencana
Detail Tata Ruang Wilayah Perencanaan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Snyder, K., & Bird, L. (1998). Paying the Costs of Sprawl : Using Fair-Share Costing to Control
Sprawl. New Market-Based Incentives for Sustainability.

Theresia Budi Jayanti. (2017). Kajian Eksisting Kawasan Stasiun Manggarai terhadap Rencana
Penataan Kawasan Berbasis TOD. Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan
Indonesia (IPLBI) 6. https://doi.org/10.32315/ti.6.e007

Yasin, M. Y., Mohd Yusoff, M., Abdullah, J., & Mohd Noor, N. (2020). Is urban sprawl a threat
to sustainable development? A review of characteristics and consequences. Malaysian
Journal of Society and Space, 16(4). https://doi.org/10.17576/geo-2020-1604-05

Anda mungkin juga menyukai