Anda di halaman 1dari 2

Nama :Novi Yanti Manalu

NIM : 122220115
Prodi : Perencanaan Wilayah dan Kota
Semnas Ruang Plano5.0 ITERA

Tantangan Kota-Kota di Indonesia Menjadi Kota Berkelanjutan Berbasis Teknologi dan


Infrastruktur Hijau
Kota suatu kawasan yang berisikan aktivitas dan kegiatan sehari hari kota.Kota berkelanjutan adalah
kota yang mampu bertahan atas setiap adanya perubahan ekonomi,sosial dan budaya.
- Kemampuan kota mengolah keberagaman hayati secara optimal
- Membangun kota yang efisien dan ramah karbon cth ruang terbuka hijau
Infrastruktur hijau adalah Infrastruktur yang ramah lingkung konsep yang memaksimalkan penata
ruangan dalam mengaplikasian infrastruktur yang ramah liingkungan, tidak menaggnggu habitat
alam,dan menjaga lingkungan. Konsep dasar infrastruktur ramah lingkungan
1. Menjaga Kualitas Lingkungan
2. Optimalisasi penggunaan Sumber Daya Alam
3. Kemampuan memitigasi dan adaptasi terhadap resiko yang ditimbulkan.
Kampung hijau di Lampung Selatan bisa dilihat di Teluk Betung Selatan dengan enam
kelurahan.Agenda pemerintah yakni musrembang ( musyawarah perencanaan pembangunan)
pemerintah akan mendapatkan isu dan masalah dari masyarakat (126 kelurahan). Infrastruktur hijau
merupakan konsep yang mengintegrasikan unsur alam dan ekologi ke dalam infrastruktur perkotaan
dan pedesaan untuk menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan.

Berikut adalah contoh aplikasi infrastruktur ramah lingkungan yang berada di luar negeri:

 Green Roofs
Implementasi di negara negara seperti Toronto,Denmark dengan taman yang berlapsikan
vegetasi yang tumbuh di atap-atap bangunan-bangunan tingkat rendah ataupun yang
highbuilding.
 Taman Tepi sungau ( Riverbank Parks)
Pembangunan taman yang berada di tepi sungai sepeti di Kore Selatan, NYC yang
menghidupkan kembalikawasan pinggiran sungai, dan menciptakan ruang terbuka bagi
masyarakat yang berada di pinggir sungai ataupun yang berada di kota
 Jaringan sepeda dan jalur pejalan kaki
Jaringan sepeda selain mengurangi polusi udara juga aman bagi pejalan kaki dan
menurunkan angka kecelakaan serta mendorong mobilitas berkelanjutan dan ramah
lingkungan.
Prinsip-prinsip Prinsip-prinsip infrastruktur hijau meliputi:
a) Partisipasi ⇒ Siapapun yang berperan aktif disini adalah pemangku kepentingan.
b) Konektivitas ⇒ Tujuannya untuk menciptakan ruang terbuka hijau.
c) Integrasi ⇒ Kombinasi infrastruktur hijau dan grey infrastructure.
d) Multifungsi ⇒ Perbaikan lingkungan ekologi.
Infrastruktur Abu-abu: Infrastruktur yang dirancang dan dibangun oleh manusia dengan fungsi
tertentu (biasanya berupa bangunan beton atau jalan).
Prinsip infrastruktur hijau dalam pembangunan perkotaan adalah perencanaan pembangunan wilayah.

RTH ( Ruang Terbuka Hijau) kota Bandar Lampung

 Taman Kota , dengan meningkatkan pehamahan dan kesadaran masyarakat akan kebutuhan
udara yang segar, air yang bersih dan sanitasi yang baik.
Terdiri dari 2 taman kecamatan,3 pemakaman,4 jalaur hijau (Jalur yang sempat di
pertahankan sebagai taman kota ialah kawasan di bawah fly over di dekat transmart yang
sekarnag tandus)
 Mendorong beberapa RT (6 RT) untuk mengembangkan desa hijau terpadu melalui promosi
pengelolaan lignkungan dan sanitasi serta perilaku hidup bersih terutama di daerah padat
banyak penduduk ( padat penduduk)
 Hal ini memainkan peran khusus dalam meningkatkan kesadaran akan isu-isu WASH di
kalangan generasi muda dan mempromosikan pengelolaan kebersihan lingkungan dan
kebiasaan gaya hidup bersih.Dan mengikutsertakan pihak lain mengembangkan model desa
hijau.

Kesinambungan Pembangunan Untuk Kota Berkelanjutan


“Indonesia emas” tahun 2045 merupakan tujuan impian dimana modus demograsi usia produktif
bekerja dan berkarya untuk kebaikan Indonesia dan menjadikan Indonesia lebih baik.Indonesia emas
2045 memperhatikan tiga hal: a. Kualitas SDM ; b. Perbaikan dan Perluasan pelayanan publik ;
c.Kepastian hukum; d.Pemberantasan korupsi; e. Penanganan krisis iklim dan perkembangan
IPTEK.
Tantangan pembangunan

 Minimnya undang-undang pembangunan dan solusi yang optimal


 Rendahnya kapasitas negara dan lembaga-lembaga pengaturan dna pelaynan publik
 Perubahan besar dalam dinamika demografi dan preferensi sosial dan budaya
 Rendahnya kapasitas sumber daya manusia
 Penggunaan sumber daya alam, lautan, dan planet bumi yang tidak berkelanjutan .
 Lingkungan Hidup ,struktur ekonomi dan tata kelola yang tidak efisien.
 Rephrase
 Infrastruktur dan konektivitas wilayah belum merata.
 Kurangnya pemanfaatan riset dan teknologi.
 Transformasi digital belum dikelola secara optimal

Anda mungkin juga menyukai