Oleh :
NIM : 122220093
Kelas : RA
Tantangan Kota-Kota di Indonesia menjadi Kota Berkeanjutan Berbasis
Teknologi dan Infrastruktur Hijau
Pertama, Anda harus tahu apa itu kota berkelanjutan dan apa itu kota. Kota adalah
pusat berbagai perjuangan dan pencapaan manusia, dan merupakan tempat bagi
banyak orang untuk berkumpul dan melakukan sesuatu. Kota yang dapat bertahan
dan mampu mengatasi tekanan yang disebabkan oleh perubahan ekonomi,
lingkungan, sosial, dan budaya adalah kota berkelanjutan. Kota berkelanjutan
adalah kota yang sedang dalam proses pembangunan sosial, ekonomi, dan fisik
dengan tujuan untuk bertahan dalam jangka waktu yang lama. Dengan kata lain,
pembangunan kota yang direncanakan membutuhkan persiapan atau pasokan
sumber daya alam secara konsisten dengan mempertimbangkan daya dukung,
daya tampung, dan kelestariannya. Kemudian kita akan berbicara tentang apa itu
infrastruktur hijau. Infrastuktur hijau adalah infrastruktur yang
mempertimbangkan konsep konservasi atau penggunaan ekosistemen alami untuk
memiliki banyak manfaat untuk konservasi ekosistem alami, manajemen sumber
daya (air, udara, tanah), penanggulangan peruahan iklim, rekreasi, estetika, dll.
Infrastruktur hijau juga dikenal sebagai infrastruktur hijau. Kota hijau adalah jenis
infrastruktur yang ramah lingkungan. Infrastruktur hijau adalah infrastruktur yang
memaksimalkan ide penataruangan sambil tidak merusak lingkungan. konsep
infrastruktur hijau yang mencakup konservasi kualitas, optimalisasi pemanfaatan
SDA, dan mitigasi dan adaptasi. Terdapat pengelompkan dalam infrastuktur hijau,
yang terdiri dari aset natrual, aset yang ditingkatkan, aset yang digerakkan, dan
infrastuktur hitam.Sumber daya dan elemen lingkungan alam yang bermanfaat
bagi manusia dan makhluk hidup lainnya disebut aset alam. Bentuk aset ini
beragam dan memiliki berbagai fitur ekologi dan geologi. Kesejahteraan manusia,
pembangunan ekonomi, dan fungsi ekosistem secara keseluruhan bergantung pada
aset alam. .Contoh penerapan infrastruktur hijau di luar negeri, seperti Bioswale
yaitu sistem remebsan air hujan dengant tananman, bunga, serta semak belukar.
Contoh selanjutnya adalah Green roof/wall merupakan proyek dengan meletakkan
pohon lagi diatas. Permeable pavement adalah pavement yang dirancang untuk
digunkana pada lintas kendaraan atau pejalan kalau yang memungkinkan air untuk
menyerap. Urban Forest adalah perencanaan dan pengembangan kawasan baru
yang mempertimbangkan keadaan alam sekitarnya. Contoh penerapan
infrastruktur hijau di dalam negeri terdapat beberapa contoh yaitu green roof/wall
di angunan Kementrian PUPR Jakarta, Urban Farming di Semarang, Taman
Kota: Teras Cikapundung di Kota Bandung, dan Simpang Susun Semanggi
(Jakarta): Tanpa APBN, mengurangi kemacetan, fungsi ekologis, dan estetika.
Dalam menwujudkan infrastruktur hijau, akan terdapat tantangan dan manfaat.
Pemahasan selanjutnya mengenai prinsip, tantangan, dan manfaat mewujudkan
infrastruktur hijau perkotaan. Prinsip Infrastruktur Hijau terdiri atas empat hal.
Pertama, partisipasi yaitu dengan melibatkan peran aktif berbagai oemnagku
kepentingan, khususnya masyarakat. Kedua, konektivitas yaitu menciptakan
konektivitas dengan ruang terbuka hijau. Ketiga, integrasi yaitu kombinasi antara
green infrastructure & grey infrastructure. Keempat, multifungsi, yaitu
memperikan dampak terhadap peningkatan ekosistem sekitarnya. Disebutkan
green infrastructure & grey infrastructure , yang dimaksud dengan grey
infrastrucuture adalah infrastruktur yang dirancang dan dibangun oleh manusia
(umumnya dalam bentuk konsruksi bangunan atau jalan yang berbahan beton)
yang mmeiliki fungis tertentu. Grey infrastructure bisa menjadi bagian dari grren
infrastructure.Perbedaannya, green infrastructure mencontoh atau memerhatikan
ekosistem alam dan multifungsi sedangkan grey infrastructure merupakan hasil
rekayasa manusia (tidak alami) dan satu fungsi. Taantangan dalam perwujudan
infrastruktur hijau bisa disebutkan dalam beberapa hal, antara lain terbatasnya
infrastruktur dan pelayanan dasar perkotaan, tata kelola perkotaan, perubahan
iklim, perningkatan pertumbuhan penduduk, dan kemiskinan. Dengan
mewujudkan infrastruktur hijau juga diperoleh manfaat yang sangat berati, yaitu
manfaat lingkungan (ramah lingkungan, mengingktakan kualitas air, udara, dan
lahan), manfaat sosial dan kesehatan (menciptakan kawasan komunal dimana
warga dapat berinteraksi, bersosialisasi, dan meningktakan katan komunitas), dan
manfaat ekonomi (mempu memanfaatkan sumber daya lam secara seimbang
sehingga tercipta kesejahteraan bagi penduduknya), dimana manfaat tersebut
sangat penting bagi keberlangsungan banyak kehidupan. Dalam perwujudan
infrastruktur hijau juga terdapat tolak ukur. Tolak ukur tersebut antara lain,
kualitas aset lingkungan (udara, air, tanah, dan kenaekaragaman hayati),
penggunaan sumber daya yang efisien atau efisiensi penggunaan SDA (air, energi,
tanah, dan material), dan mitigasi dan adaptasi terhadap risiko-risiko yang muncul
karena perubahan klim, sekaligus memaksimalkan manfaat tambahan ekonomi
dan sosial.