Anda di halaman 1dari 27

MEMANFAATKAN SAMPAH BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA

TEKNOLOGI VERTIKULTUR UNTUK KOTA MEDAN BERSIH,


HIJAU, ASRI DAN SEHAT

Muhammad Akbar, S.Pd

BAB I . PENDAHULUAN satunya adalah lingkungan kota.


1. Latar Belakang Masalah Sebagai ekosistem artifisial/buatan,
Manusia sebagai bagian dari kota sudah menjadi basis dari kegiatan
tatanan ekosistem alamiah dan artifisial pemenuhan ekonomi dan administrasi
merupakan makhluk biologis berakal wilayah. Disadari maupun tidak,
yang selalu berusaha memenuhi lingkungan kota sudah mengalami
kebutuhan hidup guna perubahan yang sangat signifikan.
mempertahankan dominasi dan Pertumbuhan penduduk yang tinggi
eksistensinya sebagai pemuncak utama ditambah dengan pembangunan yang
rantai kehidupan. Untuk memenuhi pesat sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan hidupnya tersebut, manusia kebutuhan terutama untuk permukiman
selalu melakukan usaha eksplorasi dan acapkali mengorbankan lahan hijau.
eksploitasi sumberdaya yang ada Bonus demografi kota yang semakin
termasuk sumberdaya lahan. Lahan besar membuat pertumbuhan rumah-
dibutuhkan bagi manusia untuk bisa rumah, kompleks perumahan,
membangun sistem kehidupannya pertokoan, dan perkantoran semakin
secara lengkap, pertama sebagai tempat menjamur. Menjamurnya bangunan
pertumbuhan bahan pangan yang akan tersebut juga berdampak pada
dikonsumsi serta penumbuh tanaman menyusutnya lahan hijau sebagai
yang memasok oksigen dan penyangga lingkungan kota dan
menyeimbangkan lingkungan sebagai paru-paru kota. Bangunan-
sekitarnya, kedua sebagai tempat untuk bangunan yang sebenarnya masih
membangun tempat tinggal atau rumah memiliki fungsi daya dukung ekologis
serta berbagai fasilitas yang dibutuhkan yang positif masih belum
untuk menggerakkan roda kehidupan dimaksimalkan fungsinya sehingga
manusia tersebut. Intervensi manusia keberadannya seolah tidak memiliki
untuk memenuhi kebutuhan tersebut nilai teknis yang baik dalam
yang berkaitan langsung terhadap lahan memperbaiki lingkungan. Selain itu,
selalu menimbulkan konflik yang inovasi yang kurang serta pemanfaatan
mengarah kepada ketidakseimbangan teknologi hijau yang masih belum
lingkungan. membumi di wilayah perkotaan
Lingkungan yang sudah banyak membuat masalah lingkungan hidup
mendapatkan intervensi manusia salah perkotaan semakin pelik dan membuat
usaha perbaikan lingkungan guna teknologi hijau maka masalah sampah
menciptakan wajah kota yang bersih, adalah salah satu endemy yang dapat
hijau, asri, dan sehat menjadi kian merontokkan wajah kebersihan kota.
terhambat dan melambat. Meningkatnya jumlah penduduk
Masalah lain yang timbul akibat diiringi peningkatan jumlah kendaraan
jumlah penduduk kota yang meledak sebagai kebutuhan sehari-hari untuk
adalah masalah sampah dan memperlancar aksesibilitas memberi
bertambahnya jumlah barang bekas sumbangsih buruk terhadap lingkungan
yang memenuhi setiap sudut kota dan kota. Pelepasan emisi karbondioksida
permukiman. Gaya hidup penduduk (CO2) dan zat polusi lain yang
kota yang cenderung praktis dan instan ditimbulkan oleh kendaraan bermotor,
membuat kuantitas sampah seperti industri, dan pelepasan zat metabolik
botol dan plastik semakin meningkat. tubuh jutaan manusia menjadi momok
Kebiasaan mengkonsumsi minuman yang tak henti-hentinya mendera udara
kemasan berbotol dan bahan-bahan perkotaan. Tingkat polusi udara yang
polimer lain memberikan kontribusi menggila membuat kualitas udara kota
yang cukup signifikan dalam semakin buruk hari-ke hari. Kian hari
penambahan volume sampah kadar pencemaran udara kota makin
perkotaan. Produksi rata-rata sampah meningkat dan diperparah dengan
perkotaan sekitar 0,5-0,8 kg/orang. minimnya inovasi teknologi hijau
Masih minimnya budaya re-use dan sebagai absorber polusi. Untuk kasus
minimnya inovasi pemanfaatan barang- polusi udara, WHO melaporkan hasil
barang bekas sebagai upaya penciptaan pengamatan untuk beberapa kota di
teknologi hijau sederhana di wilayah dunia, dan salah satu kota metropolitan
kota membuat sampah-sampah dan Indonesia yakni Medan terbilang
barang-barang bekas yang ada di memiliki prestasi yang buruk,
wilayah perkotaan makin menggunung. berdasarkan Air Quality Index (AQI)
Bahkan, tidak jarang barang-barang Medan yang berada di angka 110
bekas tersebut digunakan untuk tujuan- menempatkan Medan di peringkat 4
tujuan yang bersifat merugikan dan kota paling tercemar di dunia setelah
menjurus ke area kriminal seperti Ludhiana (India), Lanzhou (China),
penggunaan botol minuman bekas dan Mecixali (Mexico) dan paling
sebagai tempat minuman oplosan dan tercemar di Asia Tenggara.
barang-barang palsu. Sebagai Kota Medan, sebagai kota ke-tiga
konsekuensi logis dari bonus demografi terbesar di Indonesia adalah salah satu
wilayah perkotaan, sampah dan barang- kota yang memiliki tingkat
barang bekas adalah salah satu efek pertumbuhan penduduk dan dinamika
samping yang otomatis akan lingkungan yang kompleks. Kota
ditimbulkan dan lambat-laun jika tidak Medan dengan populasi sekitar 2,9 juta
diinovasikan sebagai bagian dari penduduk (BPS, 2013) memiliki
potensi kerusakan dan besar apabila dilakukan oleh penduduk
ketidakseimbangan lingkungan yang secara tersistematis, terstruktur, dan
amat besar. Sebagai pusat massif. Sebagai sebuah teknologi
pembangunan dan kutub pertumbuhan pertanian dan perkebunan sederhana,
wilayah regional I Sumatera, Medan bercocok tanam sayur dan tumbuhan
sudah barang tentu memiliki tingkat bermanfaat lainnya dengan teknologi
pembangunan yang tinggi. Medan juga vertikultur amat sangat membantu
menjadi kota terpadat di Pulau untuk menekan dampak buruk
Sumatera, Medan memiliki struktur lingkungan. Apalagi teknologi
bangunan yang padat dan rapat dengan vertikultur dengan memanfaatkan
pola keruangan yang masih belum sampah dan barang-barang bekas serta
dimaksimalkan untuk menciptakan dinding pagar serta rumah penduduk
teknologi hijau sederhana guna adalah cara dan teknologi yang ramah
memperbaiki kondisi lingkungan yang tanpa memerlukan birokrasi serta dapat
ada. Permukiman dan perumahan dilakukan oleh siapa saja dimana saja.
penduduk yang ada di Medan belum Teknologi vertikulur dengan
termanfaatkan dengan baik sebagai memanfaatkan barang bekas dan
pendukung fungsi lingkungan. Begitu menanaminya dengan berbagai jenis
juga dengan keberadaan sampah dan tanaman sayur dan buah akan
barang-barang bekas di Kota Medan memberikan dampak yang tidak hanya
yang masih belum termanfaatkan membuat wajah kota menjadi bersih
dengan baik dan belum disentuh oleh karena limbah barang bekas berkurang,
inovasi teknologi hijau sederhana yang namun tanaman yang ditanam akan
dapat bermanfaat bagi perbaikan memberikan dampak baik bagi
lingkungan. pengurangan emisi gas karbon,
Kebijakan untuk memulihkan memberikan pemandangan yang hijau
kembali kondisi lingkungan hidup di dan asri serta bermanfaat bagi
kota Medan dapat dilakukan dengan kesehatan jika dikonsumsi. Penerapan
berbagai macam cara. Pada tingkatan teknologi vertikultur dengan
pengembalian lahan luas untuk memanfaatkan barang-barang bekas
direklamasi menjadi lahan terbuka dan sisi-sisi rumah dan bangunan
hijau adalah cara birokrasi tertinggi di adalah bagian dari revolusi inovasi
kota Medan. Pada tingkatan yang lebih sederhana berbasis teknologi hijau
sederhana dan langsung berhubungan yang membantu mengurangi masalah
dengan penduduk sebagai penyebab lingkungan perkotaan di Medan.
dan penerima dampak, penerapan
teknologi hijau sederhana berupa 2. Rumusan Masalah
teknologi Vertikultur adalah salah satu Beberapa perumusan masalah
solusi yang aman, efisien, mudah, dan yang dapat dirumuskan jika menilik
akan memberikan dampak yang sangat
latar belakang masalah sebelumnya b. sebagai bahan informasi kepada
adalah sebagai berikut: seluruh pembaca dan penduduk kota
a. Bagaimana kondisi permukiman, Medan mengenai teknologi
permasalahan sampah dan barang vertikultur menggunakan barang-
bekas, serta polusi udara akibat barang bekas diserta bagaimana cara
pertumbuhan penduduk di kota, dan aplikasinya agar dapat
khususnya Medan? diterapkan di seluruh tempat di kota
b. Apa dan bagaimana inovasi Medan guna mendukung terciptanya
teknologi Vertikultur menggunakan Medan yang bersih, hijau, asri, dan
barang bekas dan dampak positifnya sehat; dan
terhadap lingkungan kota, terutama c. sebagai bahan pertimbangan bagi
kota Medan? seluruh pengambil kebijakan di kota
Medan khususnya lembaga yang
3. Tujuan menangani masalah lingkungan
Adapun tujuan penulisan karya untuk dapat mensosialisasikan dan
tulis ilmiah ini, yaitu: menyebarluaskan gagasan yang
a. Untuk memaparkan dan ditawarkan dalam guna menciptakan
memberikan gambaran konkrit kota Medan yang lebih bersih, hijau,
kondisi permukiman, polusi udara, asri, dan sehat.
dan permasalahan sampah dan
barang bekas akibat pertumbuhan 5. Uraian Gagasan
penduduk di kota, khususnya a. Kondisi Gagasan Terdahulu
Medan. Pada masalah lingkungan
b. Untuk mensosialisasikan apa itu perkotaan, solusi yang acapkali
inovasi teknologi Vertikultur dan ditawarkan adalah membuka kembali
aplikasinya menggunakan baranglahan dan ruang terbuka hijau. Hal ini
bekas serta dampak positif apa sajamerupakan salah satu langkah yang
yang dapat ditimbulkan terhadap sangat baik dikarenakan ruang terbuka
lingkungan kota, terutama kota hijau (RTH) adalah salah satu sarana
Medan yang ingin “berhias”. yang sangat memungkinkan untuk
dapat meminimalisir dampak
4. Manfaat kerusakan lingkungan kota dikarenakan
Adapun manfaat yang ingin akumulasi polusi udara dan banjir yang
dicapai dalam penulisan karya ilmiah kerap meningkat. Di beberapa referensi
ini adalah: ilmiah dan buku-buku yang ditulis para
a. sebagai sarana informatif bagi ahli juga memaparkan kalau ruang
seluruh lapisan masyarakat kota terbuka hijau (RTH) adalah sarana
Medan mengenai kondisi konkrit yang harus dipenuhi oleh wilayah kota.
masalah lingkungan di kota Medan; Prof. Irwan Djamal dalam bukunya
bahkan mengatakan Penghijauan
Perkotaan dengan menyediakan hutan dengan mensosialisasikan teknologi
kota dan RTH adalah sebuah misi yang vertikultur dan mengaplikasikannya.
harus sesegera mungkin dilakukan.
Begitu juga dengan Otto Soemarwoto b. Gagasan yang Diajukan
yang menekankan pentingnya Keberadaan ruang terbuka hijau
ketersediaan ruang terbuka hijau untuk (RTH), biopori, bank sampah, adalah
menjadi penyangga kota dalam hal yang sangat familiar dan sudah
meminimalisisr dampak lingkungan menjadi masukan rutin bagi pemerintah
yang bersifat buruk. Wilayah-wilayah pusat dan daerah khususnya Medan,
lain di Indonesia, seperti Jakarta sudah dan saat ini tengah diusahakan oleh
mulai merintis kembali unuk mulai pemerintah kota untuk sesegera
membuka ruang terbuka hijau seluas- mungkin mewujudkannya. Lantas,
luas yang diinginkan. Untuk memenuhi bagaimana peran masyarakat? Apakah
RTH seluas 35% dari luas wilayah kesalahan lingkungan melulu kesalahan
administrasi, dibutuhkan tingkat pemerintah? Masyarakat sebagai
komitmen yang tinggi dari pengambil pemberi dan penerima dampak sudah
kebijakan pemerintahan tertinggi barang tentu memiliki tanggung jawab
karena untuk membuka RTH moril yang besar dalam meminimalisir
dibutuhkan lahan yang benar-benar kerusakan kota yang terjadi utamanya
bebas sengketa. Namun, jika melihat dalam hal pencemaran udara dan
kondisi kota sekarang, khususnya daratan berupa sampah. Lalu,
Medan, bukan hal yang mustahil jika bagaimana masyarakat dapat
RTH dapat terpenuhi dengan memaksimalkan fungsinya sebagai
memanfaatkan tanah publik milik warga Negara yang dapat
pemerintah dan tanah yang menjadi meminimalisir dampak lingkungan
area publik seperti makan dan taman. yang buruk akibat aktifitasnya?.
Namun, membuka RTH publik yang Teknologi apa yang dapat diterapkan
hanya melibatkan pemerintah secara secara masif dan horizontal agar dapat
tunggal akan membuat usaha perbaikan menciptakan wajah kota dan wilayah
lingkungan kota berjalan lambat, yang bersih, hijau, asri, dan sehat?.
disamping usaha pemerintah yang ingin Teknologi vertikultur adalah
kembali membuka RTH, usaha lain salah satu solusi cerdas yang dapat
yang dibutuhkan adalah melibatkan dijadikan sebagai sarana untuk
seluruh elemen masyarakat yang meminimalisisr dampak buruk
mendiami kota untuk turut lingkungan berupa polusi udara.
menghijaukan kota dengan cara Sebagai teknologi sederhana yang tak
sederhana dan memanfaatkan teknologi memerlukan banyak lahan dan dapat
hijau sederhana tepat guna namun dilakukan di rumah dan dihalaman
berdampak sistemik yang baik.salah kantor serta dinding bangunan.secara
satu usaha yang dapat dilakukan adalah umum teknologi ini membutuhkan
berbagai media tanam yang terbilang karena tumbuhan yang ditanam akan
sangat sederhana, menggunakan pipa mengabsorbsi polusi udara secara
paralon dan rak yang disusun. ekologis, dan secara biologis,
Penyambungan pipa paralon dan kreasi tumbuhan berupa sayur yang dimakan
sambung-menyambung pipa paralon, akan memberikan dampak kesehatan
serta polybag yang menjadi media bagi masyarakat yang
tanam adalah model tanam yang sudah membudidayakannya menggunakan
ada sejak beberapa waktu terakhir, sampah dan barang bekas. Untuk lebih
namun masih saja membutuhkan biaya. lengkap, sajian beserta cara kreasi dan
Berhubung teknologi membutuhkan aplikasi teknologi veltikultur akan
inovasi yang hasil kreasinya harus dipaparkan secara luas dengan contoh
memiliki nilai lebih, secara logika, gambar aplikasi pada bagian
teknik vertikultur tidak mustahil dapat pembahasan dan aplikasi manfaat.
menggunakan media barang-barang
bekas seperti botol minuman, bekas
pipa paralon, bekas cangkir, bekas BAB II. KAJIAN TEORI
sepatu boot, bekas tempat nasi dan 1. Masalah Lingkungan Kota
barang-barang lain yang dapat 1.1. Pengertian Kota
menampung tanah kemudian dihias dan Prof. Bintarto (1990) menyatakan
dirangkai di dinding untuk bahwa kota merupakan sistem jaringan
memaksimalkan fungsi dinding secara kehidupan manusia dengan kepadatan
ekologis dan tidak memakan lahan tinggi, struktur sosial ekonomi yang
yang seharusnya lahan dapat dijadikan heterogen, dan memiliki corak
media tumbuh tanaman besar untuk kehidupan yang materialistik. Kota
menyerap air kala hujan. Teknologi merupakan perwujudan aktivitas
vertikultur sederhana dengan manusia yang berfungsi sebagai pusat
memanfaatkan sampah dan barang kegiatan sosial, ekonomi,
bekas ini tidak hanya menciptakan pemerintahan, politik, dan pendidikan,
pembaharuan inovasi, namun juga akan serta penyedia fasilitas pelayanan bagi
membuat wajah kota lebih bersih masyarakat.
karena sampah dan barang bekas tidak
menumpuk dan terbuang menjadi
onggokan sampah, kemudian kota lebih
hijau karena jika banyak permukiman
memanfaatkan teknologi sederhana ini
akan membuat nuansa hijau
permukiman akan menghiasi kota, lalu
pemandangan yang lebih asri pun akan Gambar 1: Wujud Kota
lebih terlihat, dan yang lebih penting
adalah nilai kesehatan yang didapat
Amos Rapoport mengutip Jorge untuk memenuhi kebutuhan sosial dan
E. Hardoy (dalam Sundari, 2005) yang kegiatan ekonomi penduduk yang
menggunakan 10 kriteria secara lebih selalu berkembang. Hal ini untuk
spesifik untuk merumuskan kota mendukung dan melayani fungsi-fungsi
sebagai berikut : kota yang saling mempengaruhi
1. Ukuran dan jumlah penduduknya sebagai berikut :
yang besar terhadap massa dan 1. Kota sebagai pusat berbagai kegiatan
tempat, untuk daerah sekitarnya. Kota-kota
2. bersifat permanen, ini cenderung merupakan ruang
3. kepadatan minimum terhadap massa produktif yang luas.
dan tempat 2. Kota sebagai penyedia transportasi
4. struktur dan tata ruang perkotaan dan merupakan break of bulk.
seperti yang ditunjukkan oleh jalur Transportasi kota merupakan break
jalan dan ruang ruang perkotaan of bulk, merupakan pelayanan
yang nyata sepanjang rute transportasi sehingga
5. tempat di mana masyarakat tinggal daerah-daerah terpencil pun dapat
dan bekerja dicapai dengan mudah karena letak
6. fungsi perkotaan minimum yang jalur transportasi kota yang strategis.
diperinci, yang meliputi sebuah 3. Kota sebagai titik konsentrasi
pasar, sebuah pusat administratif pelayanan khusus.
atau pemerintahan, sebuah pusat Dalam perjalanannya, kota
militer, sebuah pusat keagamaan, mengalami perkembangan yang sangat
atau sebuah pusat aktivitas pesat akibat adanya dinamika
intelektual bersama dengan penduduk, perubahan sosial ekonomi,
kelembagaan yang sama. dan terjadinya interaksi dengan wilayah
7. heterogenitas dan pembedaan yang lain. Menurut Imam Ernawi (dalam
bersifat hierarkis pada masyarakat. Dwihatmojo, 201) menyatakan bahwa
8. pusat ekonomi perkotaan yang perkembangan fisik ruang kota sangat
menghubungkan sebuah daerah dipengaruhi oleh urbanisasi.
pertanian di luar kota dan Perkembangan urbanisasi di Indonesia
memproses bahan mentah untuk dapat diamati dari 3 (tiga) aspek :
pemasaran yang lebih luas. pertama, jumlah penduduk yang tinggal
9. pusat pelayanan (service) bagi di kawasan perkotaan (kini mencapai
daerah-daerah lingkungan 120 juta dari total 230 juta jiwa);
setempat. kedua, sebaran penduduk yang tidak
10. pusat penyebaran, memiliki suatu merata (hampir 70% di Jawa dengan
falsafah hidup perkotaan pada 125 juta jiwa dan di Sumatera dengan
masa dan tempat itu. 45 juta jiwa); serta, ketiga, laju
Menurut Hatt dan Reis (dalam urbanisasi yang tinggi, dimana kota-
Sundari, 2005) bahwa kehadiran kota kota metropolitan, seperti: Jakarta,
Surabaya, Medan, Palembang, dan kreatifitas, dan keberlanjutan
Makassar. keruangan kota tersebut.
Koestoer (dalam Sugiharto,
2008) menyatakan bahwa kota sebagai 1.2. Masalah Lingkungan Kota
perwujudan spasial cenderung Menurut Page and Seyfriend
mengalami perubahan (fisik dan (dalam Sundari, 2005) ada dua tujuan
nonfisik) dari waktu ke waktu. Dua umum pembangunan kota yaitu :
faktor yang utama yang sangat 1. Untuk mencapai kehidupan yang
berperan dalam perubahan-perubahan layak dan menghapus kemelaratan
tersebut yaitu faktor penduduk dan dan,
aspek kebijakan. Faktor penduduk yang 2. Untuk memperoleh dukungan
paling penting adalah kuantitasnya. lingkungan yang efisien, yaitu
Aspek-aspek kependudukan mencakup tempat yang menyenangkan,
kondisi sosial yang luas, seperti politik, nyaman, aman dan menarik.
sosial, ekonomi, budaya, dan Tujuan umum secara ekologi atau
tekhnologi. Secara umum kota sosial memungkinkan masyarakat
merupakan tempat bermukim, bekerja, dapat mencegah konflik-konflik.
tempat kegiatan ekonomi, pusat Secara umum dapat dikemukakan
pemerintahan, dan pusat kegiatan lain bahwa pembangunan kota mempunyai
yang mengalami banyak kemajuan fungsi dan tujuan sebagai berikut :
fisik. Secara keruangan, sebagai tempat 1. Kehadiran sebuah kota mempunyai
pusat kegiatan yang selalu tujuan untuk memenuhi kebutuhan
berkembang, kota sebagai kesatuan penduduk agar dapat bertahan dan
ruang artifisial selalu menimbulkan melanjutkan hidup, serta
berbagai masalah dalam perencanaan meningkatkan kualitas hidup.
penataan ruangnya, masalah tersebut 2. Komponen-komponen kota adalah
meliputi masalah kependudukan, sosial penduduk, pemerintah,
ekonomi, linkungan permukiman, pembangunan fisik, sumberdaya
administrasi, dan transportasi. Benturan alam dan fungsi.
antara kebutuhan manusia dan 3. Penduduk kota meliputi jumlah dan
kemampuan lahan kota dalam kecenderungan penyebaran
memenuhi kebutuhan manusia 4. Kehadiran flora dan fauna sangat
seringkali menimbulkan konflik antara penting
lingkungan dan manusia di kawasan 5. Pembangunan fisik yang meliputi
perkotaan terutama terciptanya pola tipe-bentuk, kepadatan, diferensiasi
keruangan kota yang tidak terkendali dan konektiviti.
dan menimbulkan masalah-masalah 6. Sumberdaya terdiri dari SDA dan
baru terkait dengan keamanan, SDM
kenyamanan, produktivitas lahan,
7. Kota berfungsi utama sebagai pusat terkepung oleh dinding-dinding beton
permukiman, pelayan verja, rekreasi yang kokoh. Kita tidak bebas lagi
dan transportasi memandang jauh karena terhalang oleh
8. Pada umumnya kota menghadapi bangunan-bangunan tersebut, udara
masalah ekonomi, tata ruang dan terasa semakin panas dan sumpek, dan
masalah lingkungan hidup. karenanya kita butuh AC untuk
Masalah perkotaan di Indonesia mendinginkan suhu ruangan walaupun
akibat ketimpangan tingkat penyediaan akibatnya suhu udara di luar ruangan
pelayanan kota, yang tidak seiring semakin panas. Karena udara yang
dengan pertumbuhan penduduk. panas di luar, kendaraan pun harus ber-
Perencanaan kota sebagai bagian dari AC agar nyaman ditumpangi, dan
pemecahan masalah perkotaan perlu udara di luar menjadi semakin panas,
dikaitkan dengan pemahaman semakin menambah panas dan
penduduk, termasuk jumlah pengapnya udara kota. Kondisi udara
pertumbuhannya. Pengambilan model kota yang tidak menyenangkan itu
kota dunia Barat merupakan salah satu bukan hanya dirasakan oleh manusia,
faktor yang berpengaruh dalam tapi juga oleh hewan-hewan liar yang
masalah perkotaan berkaitan dengan biasanya bebas menacari makanan di
perencanaan kota di Indonesia dengan ranting-ranting pohon yang teduh
penduduknya yang memiliki tingkat (Sundari, 2005).
kemampuan berbeda. Berapa permasalahan kota yang
Sering dengan perjalanan waktu, mencuat beberapa dekade terakhir
jumlah penduduk kota semakin akibat pesatnya pembangunan wilayah
meningkat, aktivitas sosial ekonomi kota, diantaranya:
dan budaya masyarakat kota juga
tumbuh dengan pesat. Pertumbuhan a. Masalah Permukiman dan
jumlah dan aktivitas penduduk tersebut Menyusutnya Lahan Hijau
menuntut penyediaan sarana dan Berdasarkan Undang-undang No.
prasarana yang semakin banyak, 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan
semakin kompleks, dan semakin Permukiman terdapat pengertian-
variatif. Gedung-gedung menjulang pengertian sebagai berikut:
tinggi dibangun berimpitan mengambil 1. Pengertian rumah adalah bangunan
alih komponen alami dari ekosistem yang berfungsi sebagai tempat
berupa pepohonan yang semula tinggal/hunian dan sarana
menempatinya. Di kota-kota besar pembinaan keluarga.
dengan pertumbuhan ekonomi yang 2. Yang dimaksud dengan perumahan
relatif tinggi, laju perubahan lansekap adalah kelompok rumah yang
berjalan dengan cepat dan cenderung berfungsi sebagai lingkungan tempat
mengikuti pola eksponensial. Lalu tiba- tinggal/hunian yang dilengkapi
tiba saja kita tersadar, kita telah
dengan sarana dan prasarana penduduk tersebut mengakibatkan
lingkungan. terjadinya densifikasi penduduk dan
3. Sedangkan permukiman adalah permukiman yang cepat dan tidak
bagian dari lingkungan hidup di luar terkendali di bagian kota. Hal tersebut
kawasan lindung (kota dan desa) menyebabkan kebutuhan ruang
yang berfungsi sebagai lingkungan meningkat untuk mengakomodasi
tempat tinggal/hunian dan tempat kepentingannya. Semakin
kegiatan yang mendukung meningkatnya permintaan akan ruang
perikehidupan dan penghidupan. khususnya untuk permukiman dan
Menurut Direktorat Jenderal lahan terbangun berdampak kepada
Cipta Karya, lokasi kawasan semakin merosotnya kualitas
perumahan yang layak adalah: lingkungan. Rencana Tata Ruang yang
a. Tidak terganggu oleh polusi (air, telah dibuat tidak mampu mencegah
udara, suara) alih fungsi lahan di perkotaan sehingga
b. Tersedia air bersih keberadaan Ruang Terbuka Hijau
c. Memiliki kemungkinan untuk (RTH) semakin terancam dan kota
perkembangan pembangunannya semakin tidak nyaman untuk
d. Mempunyai aksesibilitas yang baik beraktivitas.
e. Mudah dan aman mencapai tempat
kerja
f. Tidak berada dibawah permukaan
air setempat
g. Mempunyai kemiringan rata-rata
Menurut Ernawi (dalam
Dwihatmojo, 2013) bahwa
perkembangan fisik ruang kota sangat
dipengaruhi oleh urbanisasi.
Perkembangan urbanisasi di Indonesia
dapat diamati dari 3 (tiga) aspek :
pertama, jumlah penduduk yang tinggal Gambar 2: Penyusutan Lahan hijau Akibat
di kawasan perkotaan (kini mencapai Pertumbuhan Pemukiman Penduduk
120 juta dari total 230 juta jiwa);
kedua, sebaran penduduk yang tidak Siahaan (dalam Dwihatmojo, 2010)
merata (hampir 70% di Jawa dengan menyatakan bahwa kecenderungan
125 juta jiwa dan di Sumatera dengan terjadinya penurunan kuantitas ruang
45 juta jiwa); serta, ketiga, laju publik, terutama RTH pada 30 tahun
urbanisasi yang tinggi, dimana kota- terakhir sangat signifikan. Di kota
kota metropolitan, seperti: Jakarta, besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan,
Surabaya, Medan, Palembang, dan dan Bandung, luasan RTH telah
Makassar. Pertambahan jumlah berkurang dari 35% pada awal tahun
1970-an menjadi 10% pada saat ini. b. Masalah Sampah
Ruang terbuka hijau yang ada sebagian Sampah merupakan material sisa
besar telah dikonversi menjadi yang tidak diinginkan setelah
infrastruktur perkotaan dan kawasan berakhirnya suatu proses. Proses yang
permukiman baru. dimaksud adalah proses yang dilakukan
Keberadaan infrastruktur oleh manusia, dalam proses-roses alam
perkotaan dan kawasan permukiman tidak ada sampah,yang ada hanya
yang ada di wilayah kota semakin produk-produk yang tak bergerak.
tahun semakin padat sehingga ruang Sampah juga dapat berupa zat padat,
terbuka hijau sebagai pengabsorbsi cair, dan gas. Sampah merupakan
polusi udara dan penyeimbang siklus konsekuwensi dari adanya aktivitas
hidrologis kota secara ekologis manusia. Sejalan dengan peningkatan
mengalami gangguan secara signifikan. pendudukdan gaya hidup sangat
Pada akhirnya pembangunan berpengaruh pada volume sampah.
infrastruktur yang hanya didasari pada Jenis sampah terbagi atas 2 macam,
kehendak dan seleran manusia yakni sampah organik dan anorganik.
menggeser nilai-nilai lingkungan yang Sampah organik diantaranya daun-
sangat penting. Fakta di lapangan daunan, sayuran dan buah-buahan yang
menyatakan bahwa keberadaan RTH terbuang dari proses memasak, serta
yang jauh dari proporsi ideal, kekuatan makanan sisa (nasi basi, tulang ikan,
pasar yang dominan merubah fungsi bungkus dari daun dan lain-lain),
lahan sehingga keberadaan RTH sampah anorganik diantaranya botol
semakin terpinggirkan bahkan kaca bekas, kertas, kaleng kertas, bekas
diabaikan fungsi dan manfaatnya. Tata kemasan kue, rangka meja, besi, dan
ruang yang diharapkan dapat rangka beton, berbagai plastik bekas
mengakomodasi seakan tidak berdaya wadah shampo, deterjen, ember, dan
menahan mekanisme pasar lainnya. Dari kedua golongan sampah
(Dwihatmojo, 2013). tersebut, sampah anorganik diketahui
memiliki tingkat kesulitan yang lebih
tinggi dalam penanganan sampah
dibanding sampah organik karena tidak
dapat diurai oleh alam dan menjadi
masalah serius bagi pencemaran tanah.
Salah satu sampah yang tergolong
anorganik adalah sampah/limbah yang
berupa plastik. Selain menimbulkan
masalah pencemaran tanah, limbah
Gambar 3: Kondisi Kepadatan permukiman plastik (termasuk botol bekas) yang
tanpa inovasi teknologi hijau, menghilangkan
terbuat dari bahan polyethylene
wajah kota yang hijau, bersih, asri, dan sehat
terephthalate atau PET disinyalir
mengandung zat karsinogen penyebab c. Polusi Udara (Pencemaran
kanker. Zat ini membahayakan tubuh Udara)
jika terminum. (3). Dari keseluruhan Soedirman (dalam Santoso,
sampah plastik, 60% diketahui belum 2008) menyebutkan bahwa pencemaran
termanfaatkan dengan baik (Setiawan, udara diartikan sebagai adanya bahan
dkk, 2011). atau zat-zat asing di udara dalam
Meningkatnya kuantitas jumlah yang dapat menyebabkan
penduduk kota, maka makin tinggi pula perubahan komposisi atmosfer normal.
pola konsumsi instan yang Sekalipun dalam tulisan Soedirman ini
meningkatkan volume sampah pada bagian lain masih diketengahkan
perkotaan. Salah satunya sampah botol akan pengaruh bahan-bahan atau zat-
minuman kemasan, dan sampah lain zat asing dengan segala
bekas konsumsi langsung penduduk kemungkinannya dapat mengganggu
kota untuk kebutuhan sehari-hari. kesehatan, namun di dalam definisinya,
Akibatnya sampah barang-barang persyaratan bahwa pencemaran itu
bekas kian meningkat jumlahnya. Jika memberikan pengaruh terhadap
hal ini terus dibiarkan, tidak hanya kesehatan tubuh atau organisme tidak
mengganggu keasrian wilayah jelas tempatnya. Beliau menekankan
kota,namun juga dampak menimbulkan adanya pembebasan bahan atau zat-zat
efek samping yang buruk terhadap asing bila sampai mempengaruhi
lingkungan seperti timbulnya penyakit komposisi udara normal baru
yang mewabah karena lingkungan yang disebutkan sebagai pencemaran.
dikotor sampah dan juga dapat memicu Setiap kota harus memiliki 30 %
terjadinya banjir. Produksi rata-rata Ruang Terbuka Hijau (menurut
sampah perkotaan sekitar 0,5-0,8 Undang-Undang nomor 26 tahun 2007
kg/orang (Kambuaya, 2012). tentangPenataan Ruang) Sehingga bagi
kota yang belum memenuhi kriteria
tersebut seyogianya melakukan
penambahan ruang terbuka hijau,
dengan mempertimbangkan pemilihan
jenis-jenis tanaman yang mempunyai
fungsi ganda, yaitu selain tanaman
dapat memberikan O2 , juga dapat
mereduksi CO. Karena ketika atmosfer
bumi semakin kaya dengan gas-gas
Gambar 4: Sampah barang bekas dan botol sisa rumah kaca, ia semakinmenjadi
konsumsi penduduk kota insulator yang menahan lebih banyak
panas dari matahari yang dipancarkan
ke bumi. Saat ini, atmosfer berisi
komponen utama gas rumah kaca, yaitu
CO2 sebesar 380 ppm (380 molekul
per satu juta molekul). Sebelum
revolusi industri terjadi, jumlah CO2
adalah 275ppm. Agar suhu bumi
tidaknaik sampai 20C, kadar atmosfer
harus berada di bawah 450 ppm
(Zharif, 2009).
Sektor transportasi merupakan Gambar 5: Transportasi dan Industri
penyumbang utama pencemaran udara Penyumbang Emisi dan Polusi
di daerah perkotaan. Dalam tahun
Pencemaran udara merupakan
1990, transportasi darat bertanggung
masalah yang sangat serius dan darurat
jawab terhadap setengah dari total
untuk ditangani karena udara adalah
emisi partikulat (debu), dan untuk
elemen dasar dan berpengaruh
sebagian besar Timbal, CO, HC dan
langsung terhadap kesehatan manusia.
NOX di daerah perkotaan, dengan
Selain berpengaruh ke kesehatan,
konsentrasi utama terdapat di daerah
pencemaran udara dapat mengganggu
lalu lintas yang padat, dimana tingkat
kesetimbangan alam khususnya
pencemaran udara sudah dan atau
atmosfer bumi. Salah satunya adalah
hampir melampaui Standard kualitas
pencemaran udara oleh debu yang
udara. Gangguan kesehatan dapat
timbul dari proses pengolahan atau
diakibatkan oleh konsentrasi yang
hasil industri. Industri selalu dikaitkan
berlebihan dari pencemar-pencemar
dengan sumber pencemar karena
utama ini. Selanjutnya menambahkan
industri merupakan kegiatan yang
bahwa, sejalan dengan pertumbuhan
sangat tampak dalam pembebasan
pada sektor transportasi yang
berbagai senyawa kimia ke lingkungan.
diproyeksikan sekitar 6 – 8 % per
Kegiatan industri menyebabkan
tahun, maka penggunaan bahan bakar
pencemaran udara karena
di Indonesia diproyeksikan bertambah
menimbulkan asap sebagai sumber titik
sebesar 2.1 kali konsumsi 1990 pada
dengan konsentrasi yang cukup tinggi.
tahun 1998, sebesar 4.6 kali pada tahun
Porsi asap industri dalam mencemari
2008, dan 9 kali pada tahun 2018. Pada
udara memang tidak terlalu besar, yaitu
tahun 2020, setengah dari jumlah
hanya sekitar 10-15%.
penduduk Indonesia akan menghadapi
permasalahan pencemaran udara
perkotaan, yang didominasi oleh emisi 2. Kondisi Lingkungan Kota
dari kendaraan bermotor Medan
Kota Medan memiliki luas
(Kusminingrum, 2008).
26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6%
dari keseluruhan wilayah Sumatera
Utara. Dengan demikian, dibandingkan
dengan kota/kabupaten lainnya, Medan
memiliki luas wilayah yang relatif kecil terbuka hijau (Status Lingkungan
dengan jumlah penduduk yang relatif Hidup Medan, 2006). Di kota Medan,
besar. Secara geografis kota Medan Setiap hari polusi udara semakin
terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang bertambah, sementara untuk
Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur menyeimbangkan bertambahnya
Timur. Untuk itu topografi kota Medan pencemaran polusi dengan membangun
cenderung miring ke utara dan berada hutan kayu tidak pernah dilakukan.
pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas Justru yang menjamur adalah hutan
permukaan laut. Menurut data yang tembok. Pengelolaan polusi dan limbah
sudah dilakukanpemutakhiran, Medan menjadi masalah kota Medan, yang
diketahui memiliki jumlah penduduk semakin penting untuk diselesaikan
sebanyak 2.970.032 jiwa dengan karena menyangkut keselamatan dan
kepadatan 11.203 jika/km (Pemerintah kesehatan masyarakat (BLH Kota
Kota Medan, 2014). Medan, 2008)
Salah satu masalah yang harus
diantisipasi oleh masyarakat kota 3. Teknologi Vertikultur
Medan adalah menyempitnya luas 3.1. Pengertian vertikultur
lahan yang ada sehingga berpeluang Sesuai dengan asal katanya dari
menjadi tidak seimbang dengan daya bahasa Inggris, yaitu vertical dan
dukung dan daya tampung lingkungan culture, maka vertikultur adalah sistem
yang ada. Pada kenyataannya menurut budidaya pertanian yang dilakukan
Bapedalda Sumut kerusakan secara vertikal atau bertingkat, baik
lingkungan di Indonesia termasuk indoor maupun outdoor. Sistem
Sumut dan Kota Medan khususnya saat budidaya pertanian secara vertikal atau
ini sudah diambang batas, akibat bertingkat ini merupakan konsep
kesadaran masyarakat atau bangsa ini penghijauan yang cocok untuk daerah
untuk memelihara lingkungan masih perkotaan dan lahan terbatas. Misalnya,
jauh. Secara nyata kondisi ini menuju lahan 1 meter mungkin hanya bisa
kepada sikap apatis dari masyarakat untuk menanam 5 batang tanaman,
yang ditunjukkan dengan tidak adanya dengan sistem vertikal bisa untuk 20
kesadaran untuk memilihara batang tanaman. Vertikultur tidak
lingkungan. Permasalahan lingkungan hanya sekadar kebun vertikal, namun
kota Medan mulai dari soal hutan, ide ini akan merangsang seseorang
udara dan air, pencemaran akibat untuk menciptakan khasanah
limbah industri, limbah Rumah Sakit, biodiversitas di pekarangan yang
limbah hotel, pusat perbelanjaan, sempit sekalipun. Struktur vertikal,
restoran, sampah perkotaan, krisis memudahkan pengguna membuat dan
persediaan air tawar, degradasi tanah memeliharanya. Pertanian vertikultur
dan lahan pertanian, konflik sosial, tidak hanya sebagai sumber pangan
lingkungan transportasi, dan ruang tetapi juga menciptakan suasana alami
yang menyenagkan (Lukman, LIPI 3.2. Media Tanam Vertikultur
2011). Media tanam adalah tempat
Kelebihan sistem pertanian tumbuhnya tanaman untuk menunjang
vertikultur: efisiensi penggunaan lahan perakaran. Dari media tanam inilah
karena yang ditanam jumlahnya lebih tanaman menyerap makanan berupa
banyak dibandingkan sistem unsur hara melalui akarnya. Media
konvensional, penghematan pemakaian tanam yang digunakan adalah
pupuk dan pestisida, kemungkinan campuran antara tanah, pupuk kompos,
tumbuhnya rumput dan gulma lebih dan sekam dengan perbandingan 1:1:1.
kecil, dapat dipindahkan dengan mudah Setelah semua bahan terkumpul,
karena tanaman diletakkan dalam dilakukan pencampuran hingga merata.
wadah tertentu, mempermudah Tanah dengan sifat koloidnya memiliki
monitoring/pemeliharaan tanaman, dan kemampuan untuk mengikat unsur
adanya atap plastik memberikan hara, dan melalui air unsur hara dapat
keuntungan mencegah kerusakan diserap oleh akar tanaman dengan
karena hujan, menghemat biaya prinsip pertukaran kation. Sekam
penyiraman karena atap plastik berfungsi untuk menampung air di
mengurangi penguapan (Damastuti, dalam tanah sedangkan kompos
1996). menjamin tersedianya bahan penting
Selanjutnya, Damastuti (1996) yang akan diuraikan menjadi unsur
menjabarkan bahwa jenis tanaman hara yang diperlukan tanaman.
yang dapat ditanam dengan sistem ini Seperti halnya menanam,
sangat banyak, misalnya tanaman buah menyemaikan benih juga memerlukan
dan sayur semusim (kangkung, bayam, wadah dan media tanam. Wadah bisa
sawi, selada, kubis, wortel, tomat, apa saja sepanjang dapat diisi media
terong, cabai dan lain-lainnya), juga tanam seperlunya dan memiliki lubang
bunga seperti anggrek, bougenville, di bagian bawah untuk mengeluarkan
mawar, melati, azelea dan kembang kelebihan air. Persemaian
sepatu yang diatur tingginya dengan menggunakan wadah khusus
pemangkasan. Lingkungan yang persemaian benih yang disebut tray
dibutuhkan adalah tersedianya unsur dengan jumlah lubang 128 buah (tray
hara (makro dan mikro), cukup sinar lain jumlah dan ukuran lubangnya
matahari dan karbondioksida untuk bervariasi). Dapat juga persemain
fotosintesis dan oksigen untuk menggunakan sebuah pot ukuran
pernapasan. Hal lain yang perlu sedang dan sebuah bekas tempat kue.
diperhatikan adalah ketinggian daerah Adapun untuk media tanamnya adalah
yang hendak ditanami karena berkaitan media tanam dari produk jadi yang
dengan temperatur dan kelembaban bersifat organik (Lukman, LIPI 2011).
udara. Juga derajat keasaman tanah.
terdeposisi oleh air hujan kemudian
didifusikan oleh akar tanaman. Gas
pencemar yang masuk ke jaringan daun
melalui lubang stomata yang berada
pada epidermis atas. Masing-masing
stomata dapat membuka jika tekanan
air internal berubah, yang merupakan
Gambar 7: Media dan wadah tanam teknologi lubang keluar masuk polutan walaupun
Vertikultur secara umum terdapat kutin pada
jaringan epidermis atas, gas pencemar
3.3. Manfaat Tanaman Pada dapat masuk ke jaringan daun melalui
Teknologi Vertikultur sedikit stomata.
Jenis tanaman yang dapat Berikut adalah daftar contoh jenis
ditanam dengan teknologi vertikultur beberapa tanaman dengan
sangat banyak, misalnya tanaman buah kemampuannya menyerap dan
dan sayur semusim (kangkung, bayam, mereduksi polusi udara berupa gas
sawi, selada, kubis, wortel, tomat, karbon.
terong, cabai dan lain-lainnya), juga Rata-rata
No Jenis Tanaman Pengurangan CO
bunga seperti anggrek, bougenville, (ppm) %
1 Anak Nakal (Durante erecta) 0,484 67,22
mawar, melati, azelea dan kembang Azalea (Rhododendron
2 indicum) 0,388 53,89
sepatu yang diatur tingginya dengan Kembang Sepatu (Hibiscus
3 0,236 32,78
rosa-sinensis)
pemangkasan (Damastuti, 1996). Jenis- Bayam Merah (Aerva
4 0,490 68,06
sanguinolenta)
jenis tanaman tersebut yang pasti selain
memiliki nilai gizi untuk dikonsumsi
3.4. Pemanfaatan Sampah Barang
(untuk beberapa jenis sayur), berfungsi
Bekas
juga sebagai penghias untuk beberapa
Sampah tidak selamanya tidak
jenis tanaman bunga, juga memiliki
berguna. Sampah juga bisa menjadi
fungsi ekologis sebagai pengabsorbsi
sahabat. Tentu, dengan kreativitas, kita
(penyerap) dan pereduksi polusi udara
bisa mengolah sampah menjadi barang
di wilayah kota.
yang memiliki nilai seni, bahkan
Menurut Cahyono (2005) pada
bernilai jual. Di berbagai daerah kita
siang hari tumbuhan menghasilkan
sering mendengar seseorang yang
Oksigen (O2) dan menghirup
memanfaatkan sampah kayu menjadi
Karbondioksida (CO 2), sedangkan pada
patung, meja, atau perabot yang antik
malam hari sebaliknya, tumbuhan dan unik. Atau, pelepah pohon pisang
menghasilkan Karbondioksida (CO 2) kering yang diubah menjadi barang-
dan menghirup Oksigen (O 2). Gas-gas barang kerajinan yang cantik. Dalam
di udara akan didifusikan ke dalam teknologi vertukultur, sampah dan
daun melalui stomata (mulut daun) barang bekas seperti botol plastik,
pada proses fotosintesis atau baskom, dan barang lainnya dapat
dijadikan media tanam dalam teknologi berbagai contoh yang mendukung
vertikultur. konsep dan teori yang telah diuraikan.
Data yang telah dideskripsikan
kemudian dianalisis dengan
mengkomparasi informasi terkait
masalah yang pernah terjadi dan
direlasikan dengan konsep serta teori
sebelumnya yang akan menghasilkan
benang merah dari masalah yang
Gambar 8: Pemanfaatan Sampah Barang Bekas dibahas dalam karya ilmiah ini.
menjadi Media teknologi Vertikultur Kemudian semua data baik yang
diperoleh dari sumber dokumentasi
maupun pengamatan akan
BAB III METODE PENULISAN dikorelasikan guna menghasilkan
1. Tekhnik Pengumpulan Data dan gagasan baru. Gagasan baru yang
Informasi dihasilkan akan dipaparkan secara jelas
Tehknik pengumpulan data dan dideskripsikan secara rinci sesuai
dalam penulisan karya ilmiah ini dengan kebutuhan dan masalah yang
adalah menggunakan tekhnik studi telah diuraikan pada rumusan masalah
dokumenter. Data yang digunakan sebelumnya. Gagasan baru yang akan
sebagai penunjang referensi diuraikan dapat menjadi bahan
kepustakaan dan berbagai teori referensi dalam aplikasi nyata bagi
pendukung didapatkan dari berbagai seluruh pembaca.
sumber pustaka yang terdiri dari buku,
majalah, media elektronik, dan jurnal
ilmiah. Untuk data berupa kondisi BAB IV. PEMBAHASAN DAN
lapangan dan kondisi wilayah Medan APLIKASI GAGASAN
sendiri terkait dengan relevansi aplikasi 1. Pembahasan
teknologi veltikultur diperoleh dari 1.1. Permukiman, Sampah, dan
studi dokumentasi dan pengamatan Polusi Udara Kota Medan
lapangan. Kota sebagai perwujudan spasial
cenderung mengalami perubahan (fisik
2. Tekhnik Analisis Data dan nonfisik) dari waktu ke waktu. Dua
Pengolahan data-data yang faktor yang utama yang sangat
terdapat dalam karya tulis ilmiah ini berperan dalam perubahan-perubahan
adalah menggunakan tekhnik deskriptif tersebut yaitu faktor penduduk dan
analitik model korelasi. Data yang telah aspek kebijakan. Keberadaan
didapatkan dari berbagai sumber infrastruktur perkotaan dan kawasan
rujukan dideskripsikan secara jelas dan permukiman yang ada di wilayah kota
rinci pada bagian telaah pustaka. Data terutama Medan semakin tahun
disajikan secara konsep dan teori serta
semakin padat sehingga ruang terbuka masalah kota Medan, penyusutan
hijau sebagai pengabsorbsi polusi udara jumlah ruang terbuka hijau yang
dan penyeimbang siklus hidrologis kota memerlukan lahan sebagai medianya
secara ekologis mengalami gangguan terus terjadi akibat bertambahnya
secara signifikan. Medan sebagai kota jumlah permukiman warga untuk
ketiga terbesar di Indonesia memiliki keperluan pribadi maupun kepentingan
beberapa permasalahan yang hingga dunia usaha. Secara ilmiah,
saat ini belum banyak menemui solusi bertambahnya pendudukakan membuat
atas penanganannya. Beberapa pertambahan jumlah pemukiman dan
permasalahan yang mendera kota akan berbanding lurus dengan
Medan sebagai kutub pertumbuhan penyusutan lahan hijau. Berdasarkan
regional I Sumatera adalah masalah data dari Dinas Pertamanan Kota
permukiman, sampah, polusi, dan Medan, luas ruang terbuka hijau di
pemanfaatan barang bekas yang tidak Kota Medan saat ini adalah 19,88 Km2
termanajemen dengan baik sehingga atau 7,5 % dari luas Kota Medan yaitu
membuat nuansa kota Medan masih 265,10 Km2. Data tersebut
terkesan padat, sumpek, kotor, tidak menunjukkan ketidakseimbangan
asri, dan tidak sehat. Keberadaan antara infrastruktur yang dibangun
infrastruktur perkotaan di wilayah kota dengan pemenuhan kebutuhan ruang
Medan dan kawasan permukiman yang terbuka hijau. Hal ini menunjukkan
ada di wilayah kota Medan semakin bahwa terdapat perubahan penggunaan
tahun semakin padat sehingga ruang lahan dari ruang terbuka hijau menjadi
terbuka hijau sebagai pengabsorbsi bangunan/peruntukan lain.
polusi udara dan penyeimbang siklus Meningkatnya kuantitas
hidrologis kota Medan secara ekologis penduduk kota Medan yang hingga
mengalami gangguan secara signifikan. sekarang mencapai 2,9 juta jiwa, maka
makin tinggi pula pola konsumsi instan
yang meningkatkan volume sampah
perkotaan. Salah satunya sampah botol
minuman kemasan, dan sampah lain
bekas konsumsi langsung penduduk
kota untuk kebutuhan sehari-hari.
Gambar 9: Kondisi Permukiman Kota Medan Akibatnya sampah barang-barang
yang Padat bekas kian meningkat jumlahnya. Jika
hal ini terus dibiarkan, tidak hanya
Secara teoritis logis, semakin mengganggu keasrian wilayah
bertambah jumlah permukiman kota,namun juga dampak menimbulkan
penduduk yang memakan lahan, maka efek samping yang buruk terhadap
secara otomatis akan membuat lahan lingkungan seperti timbulnya penyakit
untuk kepentingan ruang terbuka hijau yang mewabah karena lingkungan yang
akan menyusut. Beitu juga untuk
dikotor sampah dan juga dapat memicu seperti botol bekas minuman, bekas
terjadinya banjir. Medan, disetiap barang rumah tangga, bekas ban mobil,
sudut-sudut kotanya masih memiliki dan barang-barang bekas yang lain
pemandangan yang masih kurang baik menjadi masalah, akan tetapi jika ia
secara ekologis. Sampah-sampah dimanfaatkan dengan baik, maka
berserak di tiap sudut kota, barang-barang tersebut akan memiliki
pembenahan yang masih minim nilai ekologis yang sangat tinggi.
ditambah lagi minimnya inovasi yang Medan, sebagai kota modern dan
memanfaatkan sampah dan barang memiliki pola pendidikan yang baik
bekas sebagai wadah untuk tidak seharusnya membiarkan barang-
menghijaukan halaman rumah dan barang tersebut menjadi rongsokan
menghijaukan wajah kota membuat yang mengganggu kestabilan ekosistem
kota Medan kian semrawut. Tingginya dan merusak lingkungan. Tetapi, pada
tingkat konsumsi penduduk akan kenyataannya barang-barang tersebut
menimbulkan efek samping atau residu masih belum termanfaatkan dengan
konsumsi berupa barang-barang bekas, baik secara massif.
dan jika barang-baang ini dibuang pada Selain masalah ledakan penduduk
tempat yang tak seharusnya, maka yang menyuburkan sektor permukiman
Medan akan menjadi kota yang sesak dan menyusutkan lahan hijau, masalah
dengan sampah. Produksi rata-rata sampah karena pola konsumsi yang
sampah perkotaan sekitar 0,5-0,8 meningkat, Medan juga menghadapi
kg/orang (Kambuaya, 2012) persoalan yang tak kalah serius terkait
dengan lingkungan, yakni masalah
polusi/pencemaran udara. Sektor
transportasi merupakan penyumbang
utama pencemaran udara di daerah
perkotaan. Dalam tahun 1990,
transportasi darat bertanggung jawab
Gambar 10: Sampah dan barang-barang bekas terhadap setengah dari total emisi
yang dapat dijumai dijalan-jalan kota Medan partikulat (debu), dan untuk sebagian
besar Timbal, CO, HC dan NOX di
Berbagai jenis sampah dan daerah perkotaan, dengan konsentrasi
barang-barang bekas yang ada tersebut utama terdapat di daerah lalu lintas
jika dibiarkan saja maka akan menjadi yang padat, dimana tingkat pencemaran
tumpukan sampah dan rongsokan yang udara sudah dan atau hampir
akan menimbulkan dampak negatif melampaui Standard kualitas udara.
berupa wabah penyakit, dan pemicu Gangguan kesehatan dapat diakibatkan
banjir jika sampah-samah tersebut oleh konsentrasi yang berlebihan dari
dibuang pada tempat yang tidak pencemar-pencemar utama ini.
semestinya. Padahal, tidak selamanya Selanjutnya menambahkan bahwa,
sampah dan barang-barang bekas
sejalan dengan pertumbuhan pada di atas atmosfer kota Medan. Untuk
sektor transportasi yang diproyeksikan mereduksi dampak buruk lingkungan
sekitar 6 – 8 % per tahun, maka yang ditimbulkan oleh kegiatan
penggunaan bahan bakar di Indonesia manusia dalam rangka memenuhi
diproyeksikan bertambah sebesar 2.1 kebutuhannya ini, maka dibutuhkan
kali konsumsi 1990 pada tahun 1998, banyak tanaman hijau untuk
sebesar 4.6 kali pada tahun 2008, dan 9 mengabsorbsi gas-gas polutan yang
kali pada tahun 2018. Pada tahun 2020. terkonsentrasi di udara kota Medan.
Selain, itu Medan juga menjadi pusat Namun, dengan luas lahan yang kian
kegiatan industri yang notabene menyempit, tidak ada jalan lain selain
menyumbang konsentrasi gas karbon di memasyarakatkan teknologi tepat guna
atmosfer kota Medan. WHO dan aplikatif yang dapat mengurangi
melaporkan hasil pengamatan untuk dampak buruk tersebut.
beberapa kota di dunia, dan salah satu
kota metropolitan Indonesia yakni 1.2. Vertikultur
Medan terbilang memiliki prestasi yang Setiap kota harus memiliki 30 %
buruk, berdasarkan Air Quality Index Ruang Terbuka Hijau (menurut
(AQI) Medan yang berada di angka Undang-Undang nomor 26 tahun 2007
110 menempatkan Medan di peringkat tentangPenataan Ruang) Sehingga bagi
4 kota paling tercemar di dunia setelah kota yang belum memenuhi kriteria
Ludhiana (India), Lanzhou (China), tersebut seyogianya melakukan
dan Mecixali (Mexico) dan paling penambahan ruang terbuka hijau,
tercemar di Asia Tenggara. Hal ini dengan mempertimbangkan pemilihan
adalah sebuah kondisi kemunduran jenis-jenis tanaman yang mempunyai
kualitas lingkungan hidup yang harus fungsi ganda, yaitu selain tanaman
ditanggungjawabi secara bersama oleh dapat memberikan O2, juga dapat
seluruh masyarakat kota Medan. mereduksi CO. Namun, Dinas
Pertamanan Kota Medan mengatakan
jika luas ruang terbuka hijau di Kota
Medan saat ini adalah 19,88 Km2 atau
7,5 % dari luas Kota Medan yaitu
265,10 Km2. Setidaknya dari jumlah
yang ada tersebut Pemerintah Kota
Medan mensinergikannya sebagai RTH
dan DRA (Daerah resapan Air), lalu
Gambar 11: Sektor Penyumbang Polusi Udara mensosialisasikan penggunaan
di Kota Medan teknologi vertikultur pada masyarakat
Medan yang sudah terlanjur
Sektor transportasi dan industri di membangun rumah dengan dinding,
kota Medan adalah dua dari sekian pagar dan semen atau halaman yang di
banyak penyumbang emisi gas karbon
cor agar memanfaatkan barang-barang dapat dijadikan sebagai wilayah
sederhana untuk diubah menjadi media resapan air yang mengurangi genangan
tanam tumbuhan berupa sayur atau air banjir. Sementara vertikultur
bunga yang berfungsi sebagai dijadikan penambah tanaman dan
pereduksi emisi dan memberi nilai menambah nuansa hijau serta keasrian
kesehatan. lingkungan agar lebih banyak tanaman
Vertikultur adalah teknik dan lebih membuat lingkungan
bertanam atau berkebun dengan memiliki nilai plus untuk mereduksi
menggunakan media tanam vertikal gas emisi dan memberi nilai kesehatan
yang dilakukan di area halaman rumah. jika yang ditanam adalah tumbuhan
Beberapa media vertikultur yang sudah konsumsi. Berikut adalah media
dikembangkan sejak tahun 2005 vertikultur yang sudah ada sejak
diantaranya adalah pipa paralon, vas, dekade yang dapat diterapkan di rumah
dan bambu. Lahan halaman yang sudah dan di permukiman kota Medan untuk
ada jika belum di semen atau dicor membuat Medan lebih “berhias”.

Persiapan

Penancapan
Media Hasil
Tanam
Sayuran

Pipa Paralon adalah media yang baik signifikan dan bermanfaat. Bambu,
dalam pengembangan teknologi menjadi media tanam untuk vertikultur
pertanian vertikultur, dan dapat selanjutnya. Bambu adalah media
dikembangkan di kawasan permukiman tanam yang sangat efesien, selain
dan perkantoran di Medan meskipun memiliki struktur yang mudah dibentuk
membutuhkan sedikit biayadalam dan adaptif juga ramah lingkungan.
pengaplikasiannya, namun jasa Namun, untuk kasus Medan,bambu
lingkungan yang didapatkan sangat
sepertinya sukar ditemukan atau 40.755 orang/hari (1,4% jumlah
ketersediaannya tidak terlalu banyak. populasi kota Medan).

2. Analisis Matematik Manfaat 3. Aplikasi Gagasan Vertikultur


Vertikultur dengan Sampah dan Barang
Medan memiliki 647.327 unit Bekas untuk Medan lebih
rumah (Progja Kota Medan Bidang Bersih, Hijau, Asri, dan Sehat
Fisik dan Tata Ruang Tahun 2011).
Tiap 1 m2 bisa ditempati oleh 8 botol
bekas minuman. Jika tiap rumah
dipakai 5 m2, maka 5x8=40 botol.
Kalau di Medan ada 300.000
rumah yang menerapkan vertikultur
dengan asumsi 5 m2/rumah, maka Sampah botol bekas air mineral dan
40x300.000=12.000.000 botol. Sangat minuman soda jika dibiarkan akan
positif aplikatif. Jika satu botol menjadi sampah yang mengotori kota
ditanami bayam/kangkung atau sawi Medan
atau tumbuhan lain sebanyak 6 batang,
tiap batang menghasilkan 6 lembar
daun. Maka tiap botol menghasilkan 36
lembar daun. Jumlah 12.000.000 botol
yang digunakan sebagai vertikultur,
akan menghasilkan 36 x 12.000.000 =
432.000.000 lembar daun.
Hasil estimasi ilmiah Mengurangi sampah
menunjukkan bahwa dalam sejam satu Lingkungan BERSIH HIJAU dan
lembar daun memperoduksi oksigen lingkungan menjadi ASRI
sebanyak 5 ml/jam (Andrew Skipor, Membersihkan polusi udara dan
Ph.D, 2011). Berarti oksigen yang tiap SEHAT dikonsumsi
hari dihasilkan adalah
432.000.000x5ml = 2.160.000.000
ml/jam atau 51.840.000.000 ml/hari
atau 51.840.000 Liter/Hari. Kebutuhan
oksigen untuk satu orang bernapas
adalah 53 liter per jam atau 1272
liter/hari. Maka, jika vertikultur
300.000 rumah diterapkan, maka akan
menghasilkan oksigen 51.840.000 Pemanfaatan Ban Mobil Bekas sebagai
liter/hari yang artinya mampu media Vertikultur untuk mengurangi
memasok kebutuhan oksigen untuk material sampah barang bekas dan
menjadikan barang bekas lebih berdaya kotor tetapi juga dapat menimbulkan
guna lingkungan. efek samping segatif berupa wadah
penyakit dan penyebab banjir. Dengan
memanfaatkan sampah organik dan sisa
barang bekas, maka volume sampah
perkotaan dapat diminimalisir dan akan
turut membantu membuat nuansa kota
lebih bersih. Apalagi produksi rata-rata
sampah perkotaan sekitar 0,5-0,8
Jika memiliki sepatu boot yang sudah kg/orang (Kambuaya, 2012)
tidak terpakai, maka menjadikannya b. Hijau
sebagai media tanam vertikultur adalah Masalah hijau, adalah sebuah hal
hal yang sangat tepat guna membuat yang sudah tidak perlu diragukan lagi.
pemanfaatan barang bekas lebih Jika teknologi vertikultur ini dilakukan
berdaya ekologis. masyarakat Medan secara terstruktur,
sistematis, dan massif, maka nuansa
hijau akan ditemui di setiap sudut kota
dan di setiap sudut permukiman warga
masyarakat.

c. Asri
Asri adalah efek samping positif
darilingkungan yang terjaga dan
terpelihara. Jika setiap sudut kota dan
Medan era ini mengemukakan setiap sudut permukiman dipenuhi
inovasi untuk “BERHIAS” atau Bersih, dengan nuansa hijau dari
Hijau, Asri, dan Sehat. Gagasan pembudidayaan tanaman sayuran dan
sederhana ini adalah sebuah inovasi bunga dengan menggunakan smpah
teknologi sederhana yang akan mampu dan barang bekas, maka keasrian
mengakomodir 4 kepentingan tersebut, lingkungan permukiman dan kota kan
yakni bersih, hijau, asri, dan sehat. tetap terpelihara.
a. Bersih d. Sehat
Sampah anorganik seperti barang Vertikultur yang dilakukan
bekas dan bekas botol-botol minuman, akan memberikan dampak kesehatan
karet ban, dan peralatan lainnya yang karena: pertama sampah yang
jika sudah tak terpakai dan dibuang di dimanfaatkan tidak akan menjadi
tempat pembuangan atau dibuang ke wabah penyakit karena sudah
sungai dan di saluran drainase akan digunakan kembali untuk hal positif,
mengakibatkan lingkungan kota Medan kediua tanaman yang ditanam memiliki
kian lama kian kotor dan tidak hanya kemampuan absorbs emisi gas dan
memiliki kemampuan sebagai Jika rumah-rumah dan kompleks
pereduksi gas karbon diudara, dan perumahan sertapermukiman di
ketiga jika verttikultur Medan, apaah itu di Medan Maimun,
membudidayakan sayur seperti Medan Selayang, Martubung, Gatot
kangkung darat, bayam, sawi, daunsop, Subroto, Amplas, Kampung Lalang,
dan tumbuhan sayur lain, maka akan Helvetia, dan seluruh wilayah Medan
memberikan asupan nutrisi vitamin dan menerapkan hal ini, maka vertikultur
mineral jika dikonsumsi oleh akan memberikan berkah bagi
pmbudidaya. lingkungan hidup di Medan.
Sebagian besar rumah-rumah di Jadi, secara keseluruhan
kota Medan, apakah itu di Kecamatan Vertikultur dengan memanfaatkan
Medan yang ada di pusat kota maupun sampah dan barang bekas dapat
di wilayah pinggiran kota memiliki membuat kota Medan secara perlahan
struktur rumah dengan dinding-dinding akan lebih berhian (bersih, hijau, asri,
penyekat atau pagar-pagar yang dan sehat). Komitmen yang kuat dan
dibiarkan sebagai beton kosong. Di sosialisasi yang terstruktur, sistematis,
berbagai jalan, seperti Jalan Gatot dan massif sangat dibutuhkan untuk
Subroto, JL. Letjen Suprapto, di Medan melancarkan aplikasi gagasan ini.
Tembung dan keseluruhan biasanya Terakhir, bagi orang-orang
rumah yang ada seperti di bawah ini. beriman, ini bukan hanya merupakan
sebuah kegiatan yang mempererat
hubungannya dengan alam, namun
mempererat hubungannya dengan Sang
Pencipta alam, orang-orang yang
Jika dinding-dinding rumah dan menjaga lingkungan dan menanam
perumahan serta pertokoan dobiarkan pohon-pohon akan bendapatkan nilai
kosong hanya di cat, ia hanya akan lebih di sisi Allah SWT, sesuai dengan
memberikan nilai estetika kosong tanpa hadits Rasulullah SAW yang berbunyi
efek samping ekologis yang baik. "Tidaklah seorang pun menanam
Namun jika dinding-dinding dan pagar pohon tanaman, kecuali Allah tulis
itu diberikan tanaman dengan teknologi baginya pahala (ganjaran) sesuai
vertikultur, maka dinding akan lebih dengan buah (manfaat) yang
memiliki efek lingkungan yang positif. dihasilkan oleh tanaman itu." (HR.
Ahmad).

E. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari seluruh paparan yang ada, maka
dapat disimpulkan bahwa:
a. Kondisi permukiman Kota Medan Medan agar dapat kembali bersih,
sangat padat dan mengakibatkan hijau, asri, dan sehar. Sampah
penyusutan lahan hijau, akibat anorganik seperti barang bekas dan
pembanguna permukiman dan bekas botol-botol minuman, karet
segala kebutuhan yang ada sisa ban, dan peralatan lainnya yang jika
ruang terbuka hijau hanya sampai sudah tak terpakai dan dibuang di
7,5%. Sementara masalah lain tempat pembuangan atau dibuang ke
seperti sampah dan barang masih sungai dan di saluran drainase akan
banyak yang tidak termanfaatkan mengakibatkan lingkungan kota
dengan baik sehingga fungsi Medan kian lama kian kotor dan
lingkungan terganggu. Disamping tidak hanya kotor tetapi juga dapat
itu, akibat lain dari ledakan menimbulkan efek samping segatif
penduduk yang berdampak linier berupa wadah penyakit dan
terhadap kebutuhan, Medan penyebab banjir. Dengan
berkembang sebagai kota memanfaatkan sampah organik dan
metropolitan dengan segala jenis sisa barang bekas, maka volume
transportasi bermotor dan kegiatan sampah perkotaan dapat
industri yang ada akhirnya diminimalisir dan akan turut
mengakibatkan kota Medan menjadi membantu membuat nuansa kota
terpolusi udaranya, sampai berita lebih bersih. Masalah hijau, adalah
diturunkan Medan menjadi kota sebuah hal yang sudah tidak perlu
terpolusi di Asia Tenggara bahkan diragukan lagi. Jika teknologi
Asia dan dunia berdasarkan Air vertikultur ini dilakukan masyarakat
Quality Index (AQI) Medan yang Medan secara terstruktur, sistematis,
berada di angka 110 menempatkan dan massif, maka nuansa hijau akan
Medan di peringkat 4 kota paling ditemui di setiap sudut kota dan di
tercemar di dunia setelah Ludhiana setiap sudut permukiman warga
(India), Lanzhou (China), dan masyarakat. Asri adalah efek
Mecixali (Mexico) dan paling samping positif darilingkungan yang
tercemar di Asia Tenggara. Hal ini terjaga dan terpelihara. Jika setiap
membutuhkan solusi dan inovasi sudut kota dan setiap sudut
teknologi agar dapat meminimalisir permukiman dipenuhi dengan
dampak buruk lingkungan dan nuansa hijau dari pembudidayaan
mengembalikan wajah Medan yang tanaman sayuran dan bunga dengan
bersih, hijau, asri, dan sehat. menggunakan smpah dan barang
b. Teknologi vertikultur bekas, maka keasrian lingkungan
memanfaatkan sampah dan barang permukiman dan kota kan tetap
bekas adalah sebuah inovasi terpelihara. Vertikultur yang
teknologi yang mampu dilakukan akan memberikan dampak
mengakomodir kepentingan kota kesehatan karena: pertama sampah
yang dimanfaatkan tidak akan DAFTAR PUSTAKA
menjadi wabah penyakit karena
sudah digunakan kembali untuk hal Badan Lingkungan Hidup Kota Medan.
positif, kediua tanaman yang 2008. Status Lingkungan Hidup
ditanam memiliki kemampuan Kota Medan. Medan: BLH. Bintarto.
absorbs emisi gas dan memiliki 1990. Geografi Sosial.
kemampuan sebagai pereduksi gas Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
karbon diudara, dan ketiga jika BPS Kota Medan 2012. Medan Dalam
verttikultur membudidayakan sayur Angka. Medan: Badan Pusat
seperti kangkung darat, bayam, Statistik.
sawi, daunsop, dan tumbuhan sayur Damastuti, Anya.P. 1996. Pertanian
lain, maka akan memberikan asupan Sistem Vertikultur. Jakarta:
nutrisi vitamin dan mineral jika Wacana No.3/Juli-Agustus 1996.
dikonsumsi oleh pembudidaya. Dirjen Cipta Karya Kementerian
Pekerjaan Umum, Makalah
2. Rekomendasi Prosiding Tentang Penataan
Adapun saran atau rekomendasi yang Ruang Kota.
diberikan, yaitu: Dinas Cipta Karya. Program Kerja
a. Untuk seluruh penduduk dan Pemerintah Kota Medan Bidang
masyarakat kota Medan agar Fisik dan Tata Ruang Tahun
membudayakan teknologi 2011.
vertikultur memanfaatkan barang- Dwihatmojo, Roswidyatmoko. 2013.
barang bekas dan sampah agar Ruang Terbuka Hijau yang
tidak terjadi pencemaran Semakin Terpinggirkan. Bogor:
lingkungan dan dapat membuat Badan Informasi Geospasial.
wajah kota Medan dapat kebali Irwan, Zoer’aini Djamal. 2007.
bersih, hijau, asri, dan sehat; dan Prinsip-Prinsip Ekologi:
b. Untuk Pemerintah kota Medan Ekosistem, Lingkungan, dan
agar membuat lingkungan Pelestariannya. Jakarta: Bumi
percontohan teknologi vertikultur Aksara.
agar menjadi trendsetter bagi Kambuaya, Baltashar. Penyampaian
seluruh penduduk dan wilayah dalam Peresmian Bank Sampah
kota Medan, serta gigih Kota Medan Tahun 2012
mensosialisasikan inovasi Program Kementerian
sederhana ini demi kebaikan Lingkungan Hidup
lingkungan kota Medan yang Kusminingrum, Nanny. 2008. Potensi
diharapkan dapat menjadi bersih, Tanaman Dalam Menyerap CO2
hijau, asri, dan sehat kembali. dan CO untuk Mengurangi
Dampak Pemanasan Global.
Bandung: Jurnal Sugiharto. 2008. Pembangunan dan
Permukiman Pengembangan Wilayah.
Vol.3 No. 2 Juli Medan: USU Press.
2008. Sundari, Eva Siti. 2005. Studi Untuk
Lukman, Liferdi. 2011. Teknologi Menentukan Fungsi Hutan Kota
Budidaya Tanaman Sayur Dalam Masalah Lingkungan
Secara Vertikultur. Bandung: Perkotaan. Bandung: Prodi
Balai Penelitian Tanaman Perencanaan Wilayah dan Kota
Sayuran. UNISBA
Santoso, Suci Normaliani. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992
2012. Tentang Perumahan
Penggunaan Tumbuhan dan
Sebagai Pereduksi Permukim
Pencemaran Udara. an
Surabaya:Prodi Teknik Undang-Undang Nomor 26 Tahun
Lingkungan-FTSP-ITS. 2007 Tentang Penataan Ruang.
Setiawan, dkk. 2011. Peluang Bisnis Undang-Undang Nomor 32
Pemanfaatan Limbah Botol Tahun
Plastik Menjadi Aneka 2009 Tentang Perlindungan
Souvenir Hajatan. dan
Disampaikan pada Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Hasil Penelitian dan Zharif, Muhammad Naufal. 2008.
Pengabdian Kepada Bumi
Masyarakat tahun 2011. dan Kejadian Alam
Sukoharjo: FKIP Universitas Sekitarnya.
Bandung: Usaha Jaya Pratama
Veteran Bangun Nusantara.
www.pemkomedan.go.id
Skipor, Andrew. 2011. U.S http://www.traveldailynews.asia/news/
Departement of Energy article/51430/asia-has-the-world-rsquo- s-
Soemarwoto, Otto. 1991. Ekologi, most
Lingkungan hidup dan
Pembangunan. Jakarta:
Djambatan

Anda mungkin juga menyukai