Anda di halaman 1dari 8

PELESTARIAN KAWASAN 2015

Kawasan Kota Lama


SEMARANG
SRI MURDIATI RIN PERMATA SARI
I0612041

Sejarah dari Kota Lama yang kemudian dijdikan sebagai BCB, kebijakan-kebijakan yang ada dalam upaya
melestarikan kawasan, siapa yang bertanggung jawab dalam melestarikan kawasan, keadaan Kota Lama
saat ini, ste-step yang telah dilalui dalam melestarikan, berbagai pemanfaatan yang dilakukan saat ini
sebagai upaya melestarikan, serta bagaimana sebaiknya Kota Lama ini dilestarikan.
Sri Murdiati Rin Permata Sari
I0612041 / PWK
Identifikasi step pelestarian kawasan

KOTA LAMA SEMARANG


Little Netherland 1

Kota lama merupakan suatu kawasan yang memiliki karakter yang kuat, dimulai dari masih memiliki
naskah, peta, pola jalan bahkan bangunan peninggalan dan merupakan simbolis dari Kota Semarang
perdana. Hal ini pula yang membawa kesadaran massyarakat ataupun pemerintah untuk melestarikan
kawasan Kota Lama Semarang.

SEJARAH
Bernama sebagai Kota Benteng, merupakan istilah yang dipakai hingga saat ini untuk menyebut
kota Semarang perdana yang berada di dalam benteng kota termasuk daerah penyangga disekelilingnya.
Menurut para arkeolog dari Balai Arkeologi Yogyakarta menuturkan bahwa berdasarkan kumpulan sumber
pustaka dan dokumen berupa gambar-gambar peta Semarang kuna beserta analisis yang dilakukan
menunjukkan setidaknya rentang perjalanan Kota Lama Semarang dapat dibagi dalam tiga fase besar, yaitu:
1. Fase I (1677 – 1741)
2. Fase II (1756 – 1824)
3. Fase III (1824 – 1866).
Fase I (de Vijfhoek van Samarangh); di sebut dengan Fase Prabenteng Kota, dalam fase itu apabila
dipersempit di pulau Jawa bagian tengah akan terangkai cerita sejarah antara lain: perjanjian antara VOC
dengan Amangkurat II pada tahun 1677, yang berisi pemberian hak kepada VOC untuk mendirikan benteng
pertahanan di setiap pelabuhan di wilayah kekuasaan Mataram, pemberontakan Trunojoyo kepada
Mataram sampai perpindahan benteng dan pusat kekuatan VOC dari Jepara ke Semarang.
Fase II (Benteng Kota); hancurnya benteng de Vijfhoek diperkirakan antara tahun 1741-1756 karena
pada tahun 1756 sudah berdiri benteng kota. Selama kurun waktu kurang lebih 68 tahun sebelum benteng
kota dihancurkan sendiri oleh VOC pada tahun 1824 nampaknya cikal bakal kota Semarang tumbuh dan
berkembang pesat hingga menyambung jalan pos Anyer – Panarukan yang dibangun pada tahun 1808
sampai 1811 oleh Daendels melewati kota Semarang. Karena pertumbuhan kota yang cepat dan
memerlukan komponen kota yang mendukung hingga akhirnya demi perkembangan kota maka
dihancurkanlah benteng kota pada tahun 1824.
Fase III (Pasca Benteng Kota); merupakan fase yang lebih jelas; bagaimana upaya Pemerintah Hindia
Belanda mengembangkan kota Semarang. Dinamika dan potret sebuah kota antara lain terlihat pada
kegiatan ekonomi; prasarana untuk transportasi air dan darat mulai dikisahkan dalam sumber-sumber
tertulis.Di era ini bisa tergambarkan bahwa kota Semarang yang secara geografis memiliki pantai, dataran
rendah dan dataran tinggi terus tumbuh dan berkembang hingga era pra kemerdekaan. Dirintisnya jalur
transportasi kereta api pertama, yakni jalur Semarang – Tanggung sepanjang 25 km yang perletakan batu
pertamanya dilakukan oleh gubernur jenderal Baron Sloet van de Beele pada tanggal 17 Juni 1864 adalah
satu contoh bahwa Semarang adalah kota pilihan yang amat diperhitungkan dari berbagai aspek. Sudah
dapat dipastikan berkembangnya ekonomi pada masa itu menggerakkan sektor lain termasuk permukiman
dan kota. Tahap berikut yang terkait dengan pertumbuhan kota dan pertahanan adalah Belanda mulai
membangun benteng Prins van Oranje di Semarang Barat setelah mereka menghancurkan benteng kota.
Benteng tersebut disebut “benteng pendem”, karena setengah bangunannya di bawah permukaan tanah
(Sugeng Riyanto dkk, ekskavasi 2009).

Pelestarian Kawasan 2015


Sri Murdiati Rin Permata Sari
I0612041 / PWK
Identifikasi step pelestarian kawasan

Maka dari itu, Kota Benteng;


yang saat ini dijadikan ‘batas 2
pengertian’ penyebutan Kawasan
Kota Lama Semarang. (Perda Kota
Semarang Nomor 8 Tahun 2003
tentang RTBL Kawasan Kota Lama).
Seperti terlihat pada gambar
disamping, wilayah Kota Benteng
yang saat ini disebut dengan nama
Kawasan Kota Lama Semarang. Garis
warna ungu merupakan batas nya.

KEBIJAKAN
Munculnya kesadaran baik dari masyarakat ataupun dari pemerintah kemudian melahirkan
beberapa usaha pelestarian baik berupa tindakan ataupun dengan adanya kebijakan-kebijakan yang
mengatur untuk perlindungan kawasan Kota Lama Semarang tersebut. Berikut adalah beberapa kebijakan
terkait perlindungan dan usaha pelestarian kawasan Kota Lama Semarang :
1. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Nomor 1 Tahun 1999 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah (RBWK)Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang tahun 1995-2005.
2. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Nomor 2 Tahun 1999 tentang Rencana
Detil Tata Ruang Kota (RDTRK) Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Bagian Wilayah Kota (BWK) I
(Kecamatan Semarang Tengah, Kecamatan Semarang Timur dan Kecamatan Semarang Selatan)
Tahun 1995-2005.
3. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Nomor 4 Tahun 1999 tentang Rencana
Detil Tata Ruang Kota (RDTRK) Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Bagian Wilayah Kota (BWK)
III (Kecamatan Semarang Utara dan Kecamatan Barat) Tahun 1995-2005.
4. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 8 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL) Kawasan Kota Lama Semarang.

PENGELOLA
Sebagai suatu upaya pelestarian kawasan, maka harus tau siapa yang bertanggung jawab untuk
mengelola dan melestarikan kawasan Kota Lama Semarang. Melalui Peraturan Walikota No.12 Tahun 2007
dikukuhkanlah bahwa kelembagaan yang bertanggung jawab tersebut adalah Badan Pengelola Kawasan
Kota Lama (BPK2L).
BPK2L adalah lembaga non struktural yang tidak termasuk dalam Perangkat Daerah Kota Semarang,
dan mempunyai tugas mengelola, memgembangkan dan mengoptimalisasikan potensi kawasan Kota Lama
yang meliputi perencanaan, pengawasan dan pengendalian kawasan. Ada pun BPK2L mempunyai
kewenangan melaksanakan sebagian konservasi dan revitalisasi Kawasan Kota Lama serta berada dan
bertanggungjawab kepada Walikota. Secara fungsional BPK2L melakukan tugas sebagai berikut :
1. Perencanaan pengelolaan, pengembangan dan optimalisasi potensi kawasan Kota Lama.
2. Pengorganisasian pengelolaan, pengembangan dan optimalisasi potensi kawasan Kota
Lama.
3. Pelaksanaan pengelolaan, pengembangan dan optimalisasi potensi kawasan Kota Lama.

Pelestarian Kawasan 2015


Sri Murdiati Rin Permata Sari
I0612041 / PWK
Identifikasi step pelestarian kawasan

4. Pengawasan dan pengendalian pengelolaan, pengembangan dan optimalisasi potensi


kawasan Kota Lama. 3
5. Pelaksanaan pelayanan administrasi kepada masyarakat.
6. Pelaksanaan kesekretariatan Badan Pengelola.
Kerangka program pada periode pertama (lembaga tersebut bertugas secara periodik 4 tahun
sekali) difokuskan kepada pemahaman tentang pengelolaan sebuah kawasan bersejarah dengan segala
seluk beluknya. Pengurus yang berasal dari berbagai latar belakang membutuhkan penyesuaian dalam
memahami tugas; mengingat ciri dari tugas yang amat spesifik maka dalam perjalanan kepengurusan ini
banyak mengalami berbagai hambatan terutama pemahaman tentang manajemen sumberdaya budaya.
Hal ini dialami baik oleh lembaga tersebut maupun pemerintah, sehingga sampai sekarang belum secara
keseluruhan kawasan Kota Lama ditangani dengan baik.

SEKARANG
Kota Lama Semarang merupakan suatu kawasan yang terletak di Kota Semarang, dimana masih
mempertahankan bangunan-bangunan peninggalan pada masa penjajahan belanda, yaitu bangunan
arsitektur eropa dimasa lalu. Bangunan kuno yang ada di Kota Lama ini sebagian telah dimanfaatkan dan
difungsikan sedangkan sebagian lagi terbengkalai begitu saja. Kota Lama ini mendapat julukan little
netherland karena disekitarnya dibangun
kanal-kanal air, yang walaupun sekarang
tidak terawat namun masih memperlihatkan
bahwa itu seperti miniatur Belanda di
Semarang.
Suasana yang ada di Kota Lama
adalah tenang, sunyi dan sepi. Walaupun
berada di Kota Semarang yang sangat ramai,
namun ada beberapa sisi di Kota Lama yang
sangat jarang terjamah oleh manusia hal ini
dikarenakan banyaknya bangunan yang tak
berpenghuni dan sudah rusak dan tidak
terawat. Sedangkan orang-orang berkunjung ke Kota Lama karena memang sebagian bangunan masih
berfungsi untuk Kantor Pos, Bank Indonesia, Stasiun Tawang, Gereja Bledug ataupun untuk makan di
restorant yang lumayan terkenal yaitu Ikan Bakar Cianjur (IBC Semarang).
Kota Lama ini juga dijadikan sebagai tempat untuk berfoto baik pernikahan, ataupun modeling
biasa serta tak jarang digunakan untuk lokasi film karena arsitekturnya yang masih kuna dan eksotis.
Berikut ini adalah gambaran Kota Lama sekarang ini dari beberapa sudut :

Pelestarian Kawasan 2015


Sri Murdiati Rin Permata Sari
I0612041 / PWK
Identifikasi step pelestarian kawasan

Dari penjelasan diatas, maka dapat dirangkum step-step pelestarian kawasan Kota Lama adalah
sebagai berikut :
Step Pelestarian Pada Kawasan Kota Lama Semarang
STEP I STEP II STEP III
PROGRAMATIC CONSEPT WORK FIELD ACTION POST ACTION
Building the Concept/theme Translation, Implamantation, Monitoring, Evaluation to
Aplication of the concept consistancy, Sustainability of
the product
THE ESENCES OF CONSERVATION MATERIAL : bahan bangunan dan LOCAL CLIMATE
1. Mempertahankan seluruh beberapa alat-alat yang diperlukan Penduduk beberapa msih
bangunan yang ada untuk masing-masing fungsi tinggal dan menjadikan
2. Pemanfaatan bangunan berbeda sesuai dengan kebutuhan. kawasan permukiman, selain
sesuai dengan fungsinya Untuk bahan bangunan beberapa penduduk menjadi
pada jaman dahulu menggunakan bahan material baru pekerja di fungsi bangunan
3. Penambahan fungsi baru yang bentuk fisik nya dapat sesuai fungsinya
pada beberapa bangunan, menyerupai bangunan dahulu BEHAVIOR OF COMMUNITY
restaurant, wisata, latar foto Lembaga khusus yang ditunjuk
oleh pemerintah yaitu Badan
Pengelola Kawasan Kota Lama
(BPK2L)
LOCAL CONTENT METODS Pemeliharaan dilakukan oleh
Tangible, karena berbentuk 1. perbaikan dan perombakan pihak-pihak pengguna dan
berupa bangunan-bangunan seperlunya untuk melindungi terkait, baik pemerinah,
kuno peninggalan jaman dahulu bangunan tetap kokoh swasta, ataupun masyarakat
Serta beberapa naskah, bentuk 2. Pemugaran dibeberapa
dan pola jalan dst bangunan penting
3. Beberapa bangunan tetap
terbengkalai dan tanpa
pemugaran karena tidak
difungsikan
DEMAND TECHNOLOGY Kawasan ini memiliki daya
Regional, permintaan dalam - tarik wisata serta berfungsi
konteks penerapaan dan fungsi untuk pemerintahan,

Pelestarian Kawasan 2015


Sri Murdiati Rin Permata Sari
I0612041 / PWK
Identifikasi step pelestarian kawasan

kepada wisata ataupun transportasi dan lain lain


pemerintahan untuk aktivitas harian nya, 5
sehingga untuk beberapa
bangunan tetap hidup.
LEGISLATION
Regional, penetapan hukum
berbasis regional kawasan kota
semarang.
Telah diatur dalam RTBL Kawasan
Kota Lama Kota Semarang serta
peraturan Pemda lain terkait
pelestarian tersebut dalam RTRW
Kota Semarang
PLANNER CONTRUCTOR EVALUATOR

PEMANFAATAN SAAT INI


Dari step-step konservasi yang telah dilakukan pada kota Lama ini membuat kota lama tidak
sepenuhnya mati, yang mana hidup untuk kawasan yang padat aktivitas dan masih sepi di kawasan
bangunan yang terbengkalai. Beberapa penggunaan/pemanfaatan yang dilakukan di Kota Lama dan
gambaran suasana yang ada di Kota Lama adalah sebagai berikut :
1. Stasiun

2. Perkantoran

Pelestarian Kawasan 2015


Sri Murdiati Rin Permata Sari
I0612041 / PWK
Identifikasi step pelestarian kawasan

3. Wisata
6

4. Latar Foto

5. Permukiman

Pelestarian Kawasan 2015


Sri Murdiati Rin Permata Sari
I0612041 / PWK
Identifikasi step pelestarian kawasan

KESIMPULAN DAN SARAN


Dari beberapa uraian di atas didapat kesimpulan adalah sebagai berikut : 7
1. Pemerintah Kota Semarang telah sadar akan nilai dari Kawasan Kota Lama Semarang
2. Pemerintah Kota Semarang telah melakukan berbagai upaya untuk pelestarian mulai dari
pengumpulan berkas hingga dalam renovasi dan perombakan bangunan-bangunan yang
ada
3. Pemerintah Kota Semarang telah membentuk lembaga khusus untuk pelestarian Kota Lama
Semarang yaitu Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L).
4. Masayarakat dan Pemerintah sering melakukan upaya pelestarian, namun karena
banyaknya kepentingan dan hal-hal kompleks yang ada di kawasan tersebut maka sering
terjadi kom=nflik dan upaya pelestarian terhenti dibeberapa sisi
5. Upaya pelestarian terus dilakukan secara berkala dan terus menerus, namun masih ada
bagian atau sisi yang belum terlestarikan secara baik karena beberapa hal.
Sedangkan melihat dari pemanfaatan serta upaya yang telah dilaksanakan maka dapat dirumuskan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Perlu adanya keselarasan visi misi antara seluruh steakholder dalam pelestarian kawasan
Kota Lama
2. Perlu adanya pendekatan khusus dalam penyelesaian konflik terutama terhadap
masyarakat sekitar
3. Perencanaan kawasan kota lama secara terpadu dan sinergis untuk seluruh kawasan, tidak
hanya icon-icon tertentu.
4. Peningkatan pemanfaatan kawasan kota lama untuk icon wisata kota Semarang
5. Perlu adanya satu icon sebagai branding Kota Lama Semarang

DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/search?biw=1304&bih=641&noj=1&tbm=isch&sa=1&q=stasiun+kota+lama+sem
arang&oq=stasiun+kota+lama+semarang&gs_l=img.3...351269.352537.0.354788.7.6.0.0.0.0.570.5
70.5-1.1.0.msedr...0...1c.1.62.img..7.0.0.DQqah0EKoCM
http://sptsmg.files.wordpress.com/2014/02/jalan_jalan_ke_kota_lama.jpg
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Lama_Semarang
http://seputarsemarang.com/kota-lama-semarang-little-netherland/
Krisprantono, 2007. Skenario Penulisan Sejarah Kota Semarang.
Kriswandhono, 2008. Konsep Pengembangan Kawasan Kota Lama, BPK2L

Pelestarian Kawasan 2015

Anda mungkin juga menyukai