Anda di halaman 1dari 33

IDENTIFIKASI POTENSI DAN

PERMASALAHAN ELEMEN
PERANCANGAN KAWASAN
SIMPANG LIMA KOTA SEMARANG
DASAR PERANCANGAN KAWASAN KELOMPOK 2
ANGGOTA KELOMPOK
1. Resyaifa Aurora 21020119120006
2. Hanum Lintar Sancoyo 21020119120012
3. Irvhan Aluqfi 21020119120014
4. Putri Meka Mutya Fhadilla 21020119120020
5. Dini Sriwahyuni 21020119130080
6. Zain Salma Fauziyyah 21010119130084
7. Addina Aulia K.S 21020119130098
8. Farid Nidzar Adnan 21020119130106
9. Hamidah Febriana Rahmah 21020119140063
PENDAHULUAN
Kota Semarang merupakan salah satu kota besar dan merupakan kota metropolitan. Kota besar pada
umumnya memiliki kompleksitas tata guna lahan yang tinggi, salah satunya dalam tata guna lahan sektor
perdagangan dan jasa. Salah satu sektor perdagangan dan jasa adalah kawasan Simpang Lima, yang
merupakan pertemuan dari lima jalan yang menyatu, yaitu Jalan Pandanaran, Jalan Pahlawan, Jalan Gajah
Mada, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Ahmad Dahlan. Simpang Lima dikelilingi oleh beberapa bangunan tinggi
yang sebagian besar merupakan hotel dan pusat perbelanjaan, seperti Hotel Horison, Hotel Ciputra, Mall Ciputra,
dan lain sebagainya. Selain terdapat bangunan-bangunan tinggi, di kawasan Simpang Lima juga terdapat open
space/ lapangan yang berfungsi sebagai Alun-alun dan Landmark Kota, Ruang Terbuka Hijau (RTH), pusat
kegiatan dan keramaian bagi pejalan kaki dan pesepeda, tempat olahraga, dan lain sebagainya. Banyaknya
aktivitas yang ada di kawasan Simpang Lima tentu akan berpotensi menimbulkan beberapa masalah yang dapat
mengganggu pengguna fasilitas kawasan Simpang Lima itu sendiri. Maka dari itu, diperlukan adanya identifikasi
terkait kawasan Simpang Lima Semarang agar mengetahui permasalahan serta potensi yang ada sebagai acuan
untuk perbaikan kawasan.
RUMUSAN MASALAH
● Bagaimana kondisi existing kawasan
perdagangan dan jasa Simpang Lima Semarang?
● Apa saja permasalahan yang ada di kawasan
Simpang Lima Semarang?
● Apa saja potensi yang ada di kawasan Simpang
Lima Semarang?
SEJARAH SIMPANG LIMA
Kawasan Simpang Lima dulunya merupakan rawa-rawa. Kini,
kawasan Simpang Lima telah menjadi pusat Kota Semarang. Sebelum
adanya Simpang Llima ini, dahulu pusat Kota Semarang berada di
Alun-alun Masjid Besar Kauman yang ada di Kawasan Pasar Johar.
Kawasan Simpang Lima dibangun karena pada saat itu alun-alun sebagai
ikon pusat Kota Semarang dipindahtangankan pengelolaannya kepada
pihak ketiga atau swasta menjadi pusat perbelanjaan, sehingga Presiden
Soekarno mengusulkan untuk memindahkannya ke area Simpang Lima.
Rencana pembangunannya waktu itu dipilih di ujung jalan Oei Tiong Ham
(Jalan Pahlawan Semarang). Lapangan tersebut kemudian dapat terbangun
pada tahun 1969. Sekarang, Lapangan Simpang Lima atau Lapangan
Pancasila sudah menjadi landmark kota Semarang dan menjadi pusat
keramaian Kota Semarang. Sumber: Joss.co.id
KAJIAN PUSTAKA
Ruang Publik dapat dinyatakan sebagai ruang milik Pentingnya suatu citra kota bagi masyarakat
bersama, sebagai tempat masyarakat melakukan aktivitas dalam kemampuan berorientasi. Menurut Kevin
pribadi ataupun kelompok (Carr, 1992) Lynch (1996) ada 5 elemen pembentuk citra kota
Berdasarkan teori elemen pembentuk ruang kota yang
sebagai perwajahan sebuah kota diantaranya :
diutarakan Shirvani (1985) ada 8 elemen diantaranya :
1. Jalur (Path)
1. Tata guna lahan (Land use)
2. Tepian (Edges)
2. Bentuk dan massa bangunan (Building form and
3. Kawasan (District)
massing)
4. Simpul (Nodes)
3. Sirkulasi dan parkir (Sirculation and Parking)
5. Tetenger (Landmark)
4. Ruang terbuka (Open space)
5. Jalur pedestrian (Pedestrian Ways)
6. Penanda (Signages)
7. Kegiatan pendukung (Activity Support)
8. Konservasi dan preservasi (Conservation and
Preservation)
PERANCANGAN KAWASAN SIMPANG LIMA
Dalam penataan ruang terbuka publik, Kota Semarang berpedoman pada peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 5
Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. selain itu,
Peraturan Daerah No 14 Tahun 20011 tentang RTRW Kota Semarang dan peraturan No 7 Tahun 2010 tentang Penataan
Ruang Terbuka Hijau di Kota Semarang menjadi acuan dalam pelaksanaan penataan di Kota Semarang (Nurhanafi et.al,
2016).
Kawasan simpang lima merupakan kawasan perdagangan dan jasa atau Central Business District yang pusat
perekonomian di Kota Semarang. Seperti yang sudah dikatakan bahwa kawasan simpang lima adalah bentuk
pemindahtanganan kawasan alun alun, pemindahan alun alun ini dalam pemilihannya kawasan simpang lima merupakan
kawasan yang cukup strategis, menjadi kawasan yang menjadi penghubung antara 5 jalan memiliki daya tarik tersendiri bagi
sejumlah masyarakat. Lokasi yang cukup strategis serta mampu menjadi daya tarik bagi masyarakat menjadi peluang bagi
kawasan simpang lima sebagai kawasan perdagangan. Sehingga, terjadilah perkembangan pembangunan di kawasan
tersebut. Pada kawasan tersebut dikelilingi oleh bangunan Plaza Gajah Mada, Courts, Plaza Simpang Lima, Citra Land,
Gedung HSBC, dan Masjid Baiturrahman dan Lapangan simpang lima sebagai ruang terbuka hijau. Dengan perkembangan
yang terjadi d kawasan tersbut akhirnya berpengaruhlan pada komponen kawasan antara lain: volume lalu lintas, rasio
parkiran, lansekap, infrastruktur, meninkatnya alur pejalan kaki, adanya bisnis sektor formal dan informal serta adanya
interaksi soal yang terjadi di kawasan simpang lima.
KONDISI EKSISTING
SEKTOR KAWASAN
Kota Semarang terletak antara garis 6°50' - 7°10' Lintang
● Kawasan Pendidikan
Selatan dan garis 109°35 - 110°50' Bujur Timur, dibatasi sebelah
SMK 7 Semarang, SMK 8 Semarang, SMA 1 Semarang,
Barat dengan Kabupaten Kendal, sebelah Timur dengan
● Kawasan Peribadatan
Kabupaten Demak, sebelah Selatan dengan Kabupaten 38
Masjid Raya Baiturrahman
Semarang dan sebelah Utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan ● Kawasan Perdagangan dan Jasa
panjang garis pantai meliputi 13,6 Km. Ketinggian Kota Hotel Ciputra, Hotel Graha Santika, Hotel Horison, E Plaza,

Semarang terletak antara 0,75 sampai dengan 348,00 di atas Mall Ciputra, Ramayana, Plaza Simpang Lima.

garis pantai. ● Kawasan Perumahan


Warhol Residence, Tentrem Suites, Area Pemukiman jalan
Kawasan Simpang lima merupakan sebuah sebuah kawasan
Erlangga
yang terletak di pusat kota Semarang. Ditengah kawasan ini
● Kawasan Perkantoran
terdapat lapangan yang biasa dikenal dengan Lapangan BPS Jawa Tengah, Gedung Pramuka, Dinas Perindustrian,
Pancasila. Simpang Lima adalah pertemuan dari lima jalan yang DInas Kesehatan, Indosat, Telkom Indonesia

bertemu menjadi satu yaitu Jl. Pahlawan, Jl, Ahmad Yani, Jl, ● Kawasan Pariwisata
Lapangan Pancasila, Mall
Pandanaran, Jl. Ahmad Dahlan, dan Jl. Gadjah Mada.
BATASAN
Kawasan Simpang Lima merupakan pusat kota sekaligus
landmark sebagai pusat kegiatan pemerintahan dan
perdagangan. Kawasan Simpang Lima memiliki jenis tanah
pasir dan lempeng, sehingga daerah kota bagian bawah
lebih diperbanyak penggunaan lahan untuk jalan,
pemukiman atau perumahan, bangunan, halaman, kawasan
industri, tambak, empang dan persawahan.
Batasan batasan pada kawasan Simpang Lima. Simpang
Lima berbatasan langsung dengan jalan arteri sekunder yang
menjadi penghubung 5 jalan. Selain itu, kawasan simpang
lima yang berbatasan langsung dengan tempat peribadatan,
perdagangan, perkantoran, kegiatan pemerintah, pendidikan,
dan lahan terbuka menjadikan kawasan ini sebagai pusat
kota.
DATA DAN ANALISIS MENURUT ELEMEN
CITRA KOTA

1. PATH
Merupakan jalur jalur ataupun sirkulasi yang ada di
kawasan simpang lima yang digunakan sebagai sirkulasi
SIRKULASI PEDESTRIAN
pergerakan maupun mobilitas. Path pada simpang lima
merupakan jalur yang berhubungan langsung dengan
jalan arteri sekunder atau jalan simpang lima antara lain
Jalan Pahlawan, Jalan Pandanaran, Jalan Ahmad Yani,
Jalan Gajah Mada dan Jalan Ahmad Dahlan . Tidak
hanya jalur bagi kendaraan, adapun jalur pedestrian
yang mengelilingi area simpang lima.
SIRKULASI KENDARAAN
2. EDGE
Merupakan batasan yang membedakan antara
kawasan yang satu dengan kawasan yang lainnya. Di
simpang lima terdapat batasan berupa jalan raya di
sekeliling simpang lima yang membatasi ruang terbuka
dengan kawasan perdagangan di sekitarnya.

3. LANDMARK
Landmark (Point of Interest) merupakan titik
referensi seperti elemen Node, namun orang tidak masuk
ke dalamnya karena dapat terlihat secara langsung dari
luar. Landmark merupakan elemen eksternal dan
merupakan bentuk visual yang menonjol di kawasan
tersebut. Simpang Lima memiliki salah satu Landmark
yang terletak di sebelah alun-alun berupa menara masjid
Baiturrahman, dan Mall Ciputra.
4. NODE
Node (Simpul) merupakan lingkaran daerah strategis dimana arah
dan aktivitasnya saling bertemu dan dapat diubah ke arah atau aktivitas
yang lain. Misalnya persimpangan lalu lintas, stasiun, pasar, taman,
jembatan dan lain lain. Di kawasan Simpang Lima merupakan daerah Node
dengan sistem lalu lintas yang mengelilingi alun-alun dan berhubungan
langsung dengan kegiatan aktivitas yang lain.

5. DISTRICT
District merupakan kawasan yang memiliki ciri/fungsi yang
cenderung homogen. Terdapat beberapa distrik yang terletak di sekitar
kawasan Simpang Lima diantaranya adalah distrik mix-used, distrik
perdagangan, distrik pendidikan, dan distrik perkantoran. Untuk distrik
yang paling dominan di kawasan Simpang Lima adalah distrik
perdagangan dan jasa.
DATA DAN ANALISIS MENURUT TEORI ELEMEN
PERANCANGAN KOTA
1. LAND USE
Kawasan Simpang Lima merupakan bagian dari
wilayah kotamadya Semarang. Dalam penataan fungsi
lahannya, kawasan Simpang Lima terbagi menjadi
beberapa kelompok kawasan. Berdasarkan Rencana
Detail Tata Ruang Kota Semarang, lahan yang berada di
kawasan Simpang Lima diperuntukkan sebagai
kawasan pusat pemerintahan yang didalamnya terdapat
fungsi ruang public seperti perkantoran, perdagangan
dan jasa, peribadatan, pendidikan, serta pemukiman.
Adanya perbedaan fungsi tersebut maka penataan
lahan di kawasan Simpang Lima menerapkan prinsip
mixed land used.
Dalam penataan Kawasan Simpang
Lima, kawasan perdagangan dan jasa yang
terdiri dari plaza, mall, dan perhotelan
terletak pada sisi timur laut, kawasan
perkantoran pada sisi barat, kawasan
peribadatan pada area barat laut, dan
kawasan pendidikan terletak pada sisi barat
daya yang kemudian dihubungkan oleh ruas
jalan arteri sekunder. Melalui data tersebut,
maka tata guna lahan yang berada di
kawasan Simpang Lima dinilai sudah tertata
dengan cukup baik dan efektif dikarenakan
dalam penataannya mampu
mengintegrasikan masing-masing fungsi
menjadi sebuah kawasan perkotaan yang
padu.

Sumber gambar: pribadi


2. BUILDING FORM AND MASSING
Ketentuan bangunan berdasarkan Peraturan Daerah kota
Semarang no. 6 tahun 2004 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota
(RDTRK) sebagai berikut :
● KDB
Kawasan perdagangan dan jasa : 60%
Kawasan perkantoran : 60 %
Kawasan peribadatan : 60%
Kawasan pendidikan : 60%
● KLB
Kawasan perdagangan dan jasa: maks. 10 lantai dan KLB 4.0
Kawasan perkantoran : maks. 12 lantai dan KLB 5.0
Kawasan peribadatan : maks. 3 lantai dan KLB 1.8
Kawasan pendidikan : maks. 5 lantai dan KLB 3.0
● GSB
Gsb yang ditentukan untuk tiap kawasan adalah 29 meter

Bangunan memiliki ketinggian yang beragam tergantung pada


jenis fungsi dan aktivitas didalamnya. Karena kawasan simpang lima
merupakan area CBD (Central Bussines District) yang mana dominansi
bangunan yang berada di sekitarnya adalah perkantoran, perhotelan
mall, dan bangunan bertingkat lainnya sehingga bangunan pada
Gambar : Hotel Ciputra Gambar : Hotel Louis Kienne
kawasan simpang lima relatif tinggi.
Sumber Gambar: google maps
Ketinggian bangunan seperti bangunan non komersial di
sekitar kawasan terdiri dari 1-3 lantai dimana hal ini masih mengikuti
langgam dari karakter bangunan yang terdahulu. Untuk bangunan
komersial seperti hotel Ciputra dibangun dengan keitnggian 9 lantai
dan 3 lantai yang merupakan bangunan mall yang berada
dibawahnya. Bangunan peribadatan yaitu masjid Raya Biturrahman
memiliki ketinggian 3 lantai dengan tinggi menara 45 meter. Untuk
Gambar :Kantor Bapelkes Gambar : Living Plaza
banguan perkantoran seperti kantor Bapelkes terdiri dari 6 lantai.
Sedangkan bangunan pendidikan seperti SMK N 7 Semarang terdiri
dari 2 lantai. Hal ini dapat disimpulkan bahwa bangunan yang berada
di kawasan simpang lima sudah sesuai dengan RDTRK kota
Semarang.
Massa bangunan di kawasan simpang lima dominan
didasari dengan bentuk geometri persegi dengan penggunaan
warna-warna yang netral dengan gaya arsitektur modern. Hal ini Gambar : SMK N 7 Semarang
Gambar : Masjid Raya Biturrahman

menjadi sebuah karakteristik bagi bangunan yang berada di sekitar


kawasan Simpang Lima. Meskipun sebagian besar bangunan yang
berada di kawasan simpang lima memiliki bentuk dasar geometris
yang cenderung bersifat kaku dan monoton, terdapat satu bangunan
di kawasan simpang lima yang memiliki bentuk dengan pola yang
dinamis dan atraktif. Gedung tersebut adalah pusat oleh-oleh
makanan Istana Brilian.
Gambar : Gedung pusat Oleh-Oleh Istana Brilian Sumber : Google Maps
3. CIRCULATION AND PARKING
CIRCULATION
Pola sirkulasi di kawasan
Simpang lima menggunakan sistem
searah dan dua arah. Sistem searah
diterapkan pada jalan yang mengelilingi
alun-alun (Jl. Simpang Lima) sedangkan
sistem dua arah digunakan pada setiap
koridor jalan pahlawan, jalan
pandanaran, jalan ahmad yani, jalan
gajah mada dan jalan kh ahmad dahlan.
Kawasan ini memiliki besaran dan
kapasitas sirkulasi yang cukup dengan
lebar jalan ± 16m.

Sumber Gambar: google earth


3. CIRCULATION AND PARKING

PARKING
Keberadaan ruang parkir di
kawasan Simpang Lima terkesan tidak
teratur. Masih terdapat penggunaan
bahu jalan yang digunakan sebagai
parkir kendaraan liar. Dalam hal ini
dapat mengganggu aktivitas kawasan
lainnya seperti lebar jalan menjadi lebih
sempit sehingga berpotensi mengalami
penumpukan kendaraan.

Sumber Gambar: google earth


4. PEDESTRIAN WAYS
Pedestrian ways di kawasan Simpang
Lima sudah sangat baik yang dapat
menjangkau kebutuhan dan keamanan
pejalan kaki. Kawasan Simpang Lima
memiliki jalur pejalan kaki dengan lebar 8
meter. Elemen pendukung pun sudah
tersedia seperti, bangku/tempat duduk,
pepohonan, dan lampu jalan. Jalur pejalan
kaki di kawasan tersebut juga sudah ramah
difabel. Namun, masih terdapat beberapa
jalur pejalan kaki yang disalahgunakan
untuk area berjualan. Hal ini dapat
mengganggu sirkulasi dan kenyamanan
pejalan kaki.

Sumber Gambar : Pribadi


5. ACTIVITY SUPPORT
01. Kegiatan perdagangan dan jual beli. Kegiatan jual beli di
kawasan ini sangat beragam. Oleh karena itu, pemerintah
kota semarang memberikan fasilitas pendukung berupa
pasar, PKL, dan juga Mall. Gambar 1. Car Free Day Gambar 4. Area Bermain Anak
(Sumber Gambar : (Sumber Gambar : Dokumen Pribadi)
02. Kegiatan olahraga. Setiap hari minggu, pagi harinya sering Instragram.com/wisatasemarang)

diadakan Car Free Day. Di dalam lapangan pun diberikan


fasilitas seperti Jogging Track, sitting group, dan juga halte.
03. Kegiatan bermain anak, adapun kegiatan pendukung
lainnya seperti area bermain anak.
04. Kegiatan beribadah. Terdapat beberapa fasilitas
peribadatan seperti masjid dan gereja yang diperuntukkan
untuk umum. Terkadang juga kegiatan hari besar seperti Gambar 2. Upacara di Simpang Lima Gambar 5. Solat Ied Simpang Lima
Gambar 8. Wisata malam
(Sumber Gambar:
Shalat Ied dilakukan di lapangan Pancasila/Simpang Lima. (Sumber Gambar : Liputan6.com) (Sumber Gambar : Liputan6.com) dagrinizar.blogspot.com)

05. Kegiatan perayaan pergantian tahun berupa konser music


dan pesta kembang api.
06. Kegiatan Upacara Bendera, Pada Kawasan simpang lima
rutin diadakan kegiatan seperti upaca bendera untuk
memperingati hari besar nasional.
07. Kegiatan wisata dimalam hari, biasanya di waktu malam
Gambar 3. Kegiatan Olahraga Gambar 6. Kegiatan Perayaan
simpang lima di terdapat wisata sepeda hias yang (Sumber Gambar : Pemkot Semarang 2016) (Sumber Gambar: joglosemarnews.com/) Gambar 9. Simpang Lima di Malam Hari
(Sumber Gambar :
menghiasi kawasan ini. Instragram.com/wisatasemarang)
6. OPEN SPACE
Simpang Lima memiliki bentuk tapak Bujur
Sangkar memanjang, dimana ditengahnya
Area Bermain Anak
merupakan lapangan terbuka, terdapat jalan
pedestrian serta pohon cemara dan palem di
sekelilingnya. Terdapat fasilitas berupa : fasilitas
olahraga (seperti lapangan basket, lapangan voli,
Trash Bin
lapangan badminton, dan lapangan latihan
sepakbola), area bermain anak, toilet umum, bangku
taman, railing ramp (untuk pengguna disabilitas), area
pedestrian (8 meter), lampu taman, drainase, tempat
sampah di berbagai sisi, area sitting group, dan
Area Olahraga
lainnya. Disisi lain taman ini menjadi penyuplai
oksigen di pusat Kota Semarang. juga terdapat open
space yang bersifat milik privat, seperti RTH 30% di
setiap bangunan di Kota Semarang, khususnya di
kawasan Simpang Lima. WC Umum
Sumber: pribadi
7. PRESERVATION AND CONSERVATION
Kawasan Simpang Lima merupakan pusat Kota Semarang, dimana pada kawasan ini banyak terdapat area-area yang harus
dilestarikan dan dijaga keberadaannya. Misalnya, seperti area cagar budaya, area hijau, area pusat kuliner asli, dan lainnya. Berikut
dipaparkan area preservation and conservation di Kawasan simpang Lima,yaitu:

1. Masjid Raya Baiturrahman


Masjid Raya Baiturrahman merupakan salah satu bangunan cagar budaya Kota Semarang, yang memiliki
luasan lahan 11.765 m2. Masjid ini dibangun dengan gagasan dari Yayasan Masjid Candi, dimana
pembangunan dimulai tahun 1968 dan rampung pada 1974. Dahulunya Masjid ini meiliki fungsi sebagai pusat
belajar bahasa Arab, les bahasa Inggris, serta pusat kajian tafsir. Sekarang masjid ini menjadi pusat kegiatan
agama Islam baik untuk nasional maupun internasional. Bangunan ini memiliki bentuk limasan dengan tangga
berundak-rundak, serta memiliki warna utama hijau.

2. Alun-alun Simpang Lima


Alun-alun Simpang Lima berupa lapangan hijau yang dikelilingi pepohonan jenis cemara dan palm. Area ini
merupakan ikon dari Kawasan Simpang Lima, dan juga merupakan area hijau yang menjadi penyumbang
oksigen di kawasan ini. Oleh karena itu, alun-alun ini patut untuk dilindungi dan dijaga kelestariannya.
3. Pedestrian Kawasan Simpang Lima

Merupakan pusat aktivitas pejalan kaki yang datang untuk refreshing dan melakukan
beragam aktivitas seperti, olahraga, bermain, area mengadakan pertunjukan, dan lainnya.
Area pedestrian ini memberika kesan bahwa kawasan Simpang Lima merupakan salah
satu tempat wisata di Semarang. Oleh karenanya, keberadaan area pedestrian ini harus
dijaga.

4. Area Kuliner Kawasan Simpang Lima


Area Kuliner Simpang Lima memiliki tempat tersendiri di hati pengunjung kawasan Simpang
Lima. Bagi penikmat kuliner bisa berkunjung ke Simpang Lima untuk menikmati kuliner asli
Kota Semarang, Jawa Tengah. Disisi lain, area ini menjadi salah satu penunjang ekonomi
bagi masyarakat sekitar. Dengan demikian, area ini menjadi tempat yang mesti
dikembangkan, dilestarikan, dan dijaga keberadaannya.
Area Kulier Kawasan Simpang Lima
Masjid Raya Baiturrahman

Pedestrian Kawasan Simpang Lima


Alun-alun Simpang Lima
8. SIGNAGE
Kawasan Simpang Lima sebagian besar digunakan B. Signage sebagai penunjuk jalan
sebagai bangunan komersial atau kawasan perdagangan Simbol-simbol penunjuk arah jalan di kawasan
dan jasa sehingga membuat kawasan ini memiliki banyak simpang lima sudah terlihat cukup baik. Ukuran dan
papan iklan, simbol-simbol penunjuk arah jalan dan rambu ketinggiannya pun sudah cukup terlihat oleh
lalu lintas yang cukup baik dan sudah dapat memberikan pengguna jalan.
informasi dengan jelas. Namun, masih terdapat signage
yang kurang efektif, C. Signage sebagai papan penunjuk nama
bangunan
A. Signage yang keberadaannya mengganggu Di kawasan simpang lima sudah banyak bangunan
kenyamanan visual yang memasang papan sebagai penunjuk nama
Di beberapa lokasi masih terdapat signage yang terletak bangunan. Papan nama ini diperlukan untuk
kurang sesuai karena ukurannya yang terlalu besar mendukung aktivitas yang berlangsung di kawasan
sehingga dalam hal ini dapat mengganggu kenyamanan tersebut agar tidak membingungkan pengguna jalan.
visual.
Signage mengganggu Signage
visual petunjuk jalan

Signage Identitas
bangunan
Sumber Gambar : Pribadi
ANALISIS POTENSI
DAN MASALAH
LOKASI STRATEGIS
ANALISIS POTENSI
01 Kawasan Komersial Simpang Lima Semarang terletak di tengah kota sebagai salah satu landmark bagi kota Semarang, memiliki
lokasi sangat strategis yang dapat dijangkau dengan mudah.

KETERSEDIAAN FASILITAS

02 Terdapat halte BRT yang memudahkan pengunjung untuk datang, serta jalur pedestrian yang memberikan rasa nyaman bagi
pejalan kaki, dan tersedia jaringan air bersih, listrik, telepon, dll

AKSESIBILITAS TINGGI

03 Kawasan Komersial Simpang Lima Semarang memiliki nilai aksesibilitas yang cukup tinggi, serta banyak alternatif jalan
menuju ke tempat tersebut. dimana kawasan simpang lima berbatasan langsung dengan jalan arteri sekunder yang
mempunyai kapasitas pengguna yang besar.

KETERSEDIAAN TRANSPORTASI UMUM


04 Dilengkapi dengan berbagai transportasi umum seperti BRT, angkutan kota, becak, dan taksi.

KONDISI GEOGRAFIS
05 Kondisi tanah yang datar memudahkan pengaturan bangunan. sehingga pertumbuhan aktivitas dan pertumbuhan di kawasan
simpang lima semakin pesat yang menyebabkan kawasan Simpang Lima mempunyai nilai investasi paling tinggi (Fitrianingsih,
2008)
ANALISIS MASALAH
Aksesibilitas yang Sulit

01 Dengan potensi sebagai daerah komersial dan area rekreasi


dan hiburan membuat kawasan ini membutuhkan akses yang
mudah, namun pada kawasan ini area penyebrangan sangat
susah dengan kondisi jalan yang lebar sebagai jalan arteri
sekunder yang memiliki tingkat kepadatan kendaraan yang
tinggi.

Kurangnya ketersediaan lahan parkir pada kawasan

02 simpang lima.
Area parkir yang jauh dari simpang lima menjadi permasalahan
bagi pengunjung yang ingin mengunjungi simpang lima.
Sehingga menyebabkan beberapa pengunjung parkir di tepi
jalan.

Sumber Gambar : Pribadi


ANALISIS MASALAH
Gangguan Pandangan Visual

03 Keberadaan papan reklame, papan periklanan, billboard


yang masih kurang tertata dan mengganggu dari segi visual
kawasan.

Fasilitas Publik yang Tidak Tepat Sasaran

04 Fasilitas seperti guiding block bagi penyandang disabilitas


yang tidak mendukung, seperti adanya penghalang seperti
kursi.

Sumber Gambar : Pribadi


ANALISIS MASALAH
Kurangnya Vegetasi di Sekitar Kawasan Simpang Lima

05 Fungsi simpang lima sebagai ruang terbuka namun di


simpang lima masih kurang vegetasi sebagai lahan terbuka

Masalah Keamanan
06 Dengan batasan simpang lima yang berbatasan langsung
dengan jalan arteri sekunder masih kurang adanya
keamanan seperti pembatas antara jalan dan trotoar.

Sumber Gambar : Pribadi


KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, kawasan perdagangan dan jasa Simpang Lima
sudah memiliki elemen-elemen perancangan kota yang dapat menunjukkan gambaran dan ciri suatu kota.
Namun masih terdapat beberapa masalah seperti aksesibilitas sulit, kurangnya vegetasi, kurangnya lahan
parkir, dan lain sebagainya yang membuat pengunjung merasa tidak nyaman. Selain itu, terdapat
potensi-potensi seperti lokasinya yang strategis, fasilitas lengkap, aksesibilitas tinggi, dan lain-lain.
Elemen perancangan kota sangat berperan dalam keefektifan perancangan kawasan perkotaan.
Elemen perancangan kota seperti tata guna lahan, bentuk dan massa bangunan, sirkulasi dan parkir, ruang
terbuka, pedestrian ways, penunjang aktivitas, signage, serta preservation di kawasan Simpang Lima perlu
diperhatikan lagi agar kawasan Simpang Lima lebih baik lagi serta lebih nyaman untuk pengunjung.
DAFTAR PUSTAKA
Adhyaksa, R., Indraswara, S.. 2020. Kajian Elemen Citra Kota Pada Kawasan Simpang Lima. 9(1), 92-97.

Carr, S., Stephen, C., Francis, M., Rivlin, L. G., & Stone, A. M. (1992). Public space. Cambridge University Press.

Fitrianingsih, A. (2008). PENGARUH BEBAN LALU LINTAS TERHADAP PEMILIHAN RUTE (Studi Kasus: Kawasan
Komersial Simpang Lima, Kota Semarang) THE EFFECT OF ROAD CAPACITY IN ROUTE CHOICE (Case
Study: in Simpang Lima, a commercial area of Semarang city) (Doctoral dissertation, program Pascasarjana
Universitas Diponegoro).

Lynch, K. (1960). The image of the city (Vol. 11). MIT press.

Nurhanafi, I., Purnaweni, H., & Hidayat, Z. (2016). Implementasi Kebijakan Penataan Ruang Terbuka
Hijau Publik di Kota Semarang. Journal of Public Policy and Management Review, 5(2), 857-872.

Rahmiati, D. (2017). Kajian Elemen Pembentuk Ruang Kota pada Ruang Terbuka Publik Kota (Studi Kasus:
Alun-alun Karanganyar). IKRA-ITH TEKNOLOGI: Jurnal Sains & Teknologi, 1(2), 1-8.

Risdian, H., Sari, S. R., & Rukayah, R. S. ELEMEN PERANCANGAN KOTA YANG BERPENGARUH TERHADAP
KUALITAS RUANG KOTA PADA JALAN JENDRAL SUDIRMAN KOTA SALATIGA. MODUL, 20(01), 10-17.

Salam, Nur. (2018). Simpang Lima Semarang Ternyata Memiliki Sejarah Uni, Ini Kisahnya.
https://m.merdeka.com/semarang/kabar-semarang/simpang-lima-semarang-ternyata-miliki-sejarah-unik-ini-ki
sahnya-180726h.html. Diakses pada 12 Oktober 2021 Pukul 22.00.

Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Simpang_Lima_Semarang. Diakses pada 12 Oktober Pukul 22.00.

Anda mungkin juga menyukai