Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN OBSERVASI SITUASI LALU LINTAS JALAN MARGONDA RAYA,

DEPOK – JAWA BARAT

Tujuan Obesrvasi :
- Untuk melihat situasi lalu lintas Jalan Margonda Raya.
- Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya kemacetan di ruas
Jalan Margonda Raya.
Jenis Observasi :
- Obeservasi tersamar atau tertutup (covert)
Tempat Obeservasi :
- Jalan Margonda Raya, Depok.
Waktu Obeservasi :
- Obeservasi dilakukan beberapa hari, yaitu :
o Selasa, 14 Maret 2017; Kamis, 15 Maret 2017; Sabtu, 18 Maret 2017
Setting Observasi :
Observasi dilakukan di Jalan Margonda Raya, yang mana merupakan jalan utama
dengan panjang jalan sekitar 4 Km yang melintasi 2 kecamatan yaitu Kecamatan Pancoran
Mas dan Kecamatan Beji. Berdasarkan RTRW Kota Depok di Kecamatan Beji menjadi
kawasan pusat perdagangan, pendidikan tinggi, dan tempat pemukiman tingkat sedang hingga
tinggi. Sedangkan di Kecamatan Pancoran Mas, terdapat beberapa pusat perdagangan, pusat
pemerintahan dan juga tempat pemukiman.
Dapat digambarkan bahwa, Jalan Margonda menjadi jantung kota yang mana menjadi
nadi bagi pengembangan kota Depok. Batasan observasi yang diambil yaitu Bundaran UI
sampai pertigaan Jalan Margonda Raya – Jalan Ir.H. Juanda dan pertigaan Jalan Margonda
Raya – Jalan Ir.H.Juanda sampai pertigaan jalan Margonda Raya – Jalan Arief Raman Hakim.

Hasil Observasi:
Jalan Margonda Raya, merupakan salah satu jalan utama yang menghubungkan Kota
Depok dengan Kota Jakarta dengan panjang jalan sekitar 4 Km yang melintasi 2 kecamatan
yaitu Kecamatan Pancoran Mas dan Kecamatan Beji. Daerah ini bisa dikatakan sebagai
central Kota Depok, karena di sekitar jalan ini sangat mudah kita ditemui berbagai tempat
kuliner makanan atau restaurant, salon kecantikan, pusat perbelanjaan atau mall besar
(seperti: Margocity, Depok Town Square/Detos, dan Depok Mall/D’mall), toko peralatan
elektronik, pasar tradisional, rumah sakit, stasiun, terminal, apartment serta fasilitas
pendidikan yang lengkap (seperti: playgroup, SD – SMA, perguruan tinggi negeri dan
swasta).
Sebagai jalan akses utama, Margonda Raya dilalui oleh banyak kendaraan baik
pribadi maupun angkutan umum. Setiap harinya dimulai dari pukul 07.00 pagi aktivitas
kendaraan di sekitar jalan Margonda Raya sudah terpantau cukup padat mengingat banyak
orang yang akan berangkat bekerja ke Jakarta sehingga terjadi kepadatan lalu lintas yang
diakibatkan oleh menumpuknya kendaraan mobil maupun motor yang keluar di waktu yang
bersamaan. Kondisi tersebut kembali terjadi pada sore hari dimulai pada pukul 17.00 ketika
jam pulang kerja, dimana warga Depok yang bekerja di Jakarta kembali untuk pulang ke
daerah tempat tinggal mereka.
Tidak hanya pada hari kerja tetapi pada hari Sabtu dan Minggu pun, situasi Jalan
Margonda Raya hampir setiap jam terpantau sangat padat terlebih lagi pada sore hingga
malam hari. Lepas dari flyover UI dan masuk di ruas Jalan Margonda Raya kemacetan telah
terjadi. Hal ini dikarenakan banyak Warga Depok yang ingin menghabiskan akhir pekan
bersama keluarga atau teman mereka dengan berjalan-jalan mengunjungi mall – mall besar
yang terdapat disekitar jalan Margonda Raya ataupun berwisata kuliner, sehingga terjadi
penumpukan kendaraan di ruas jalan dan terlebih lagi banyak pengendara motor yang
memarkirkan kendaraannya dipinggir jalan. Kondisi ini terlihat jelas pada kedua ruas badan
jalan terutama pada titik di depan Mall Depok Town Square dan di depan Mall Margocity.
Tidak dapat dipungkiri bahwa adanya pusat-pusat tempat yang ramai seperti mall, kampus,
dan stasiun menjadikan beberapa titik di jalan margonda raya menjadi macet. Selain hal
tersebut, angkutan umum juga menjadi permasalahan transportasi perkotaan karena jumlah
yang tidak seimbang, tidak teraturnya waktu dan tempat berhenti yang sering membuat
kemacetan di jalan raya. Tak terkecuali di jalan Margonda dengan jumlah angkutan umum
yang lewat sangat banyak dengan dilewati 4 trayek.
Dalam satu ruas Jalan Margonda dari Terminal Depok hingga ke perbatasan Depok-
Jakarta melintas 4 angkutan umum dengan kode trayek berbeda yaitu, D112 Jurusan Terminal
Depok – Kampung Rambutan, D11 Jurusan Terminal Depok – Kelapa Dua – Pasar
Palsigunung PP, T19 Jurusan Terminal Depok – Terminal Pinang Ranti, PM 04 Jurusan
Terminal Depok – Pasar Minggu. Banyak supir angkutan umum yang berhenti atau “ngetem”
sembarangan nyaris menghabiskan badan jalan dengan waktu yang cukup lama sekitar 3 – 5
menit untuk mencari penumpang hingga muatan kendaraan mereka penuh. Mereka juga
menurunkan penumpang semaunya tanpa memperdulikan arus kendaraan yang melintas
disekitar area jalan. Selain menyebabkan kemacetan di ruas badan jalan, situasi tersebut juga
dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Sebagian besar angkutan umum tersebut “ngetem”
pada beberapa titik ramai di Jalan Margonda Raya diantaranya:
1. Gang Kober; lokasi ini sedikit tersembunyi dari kampus yang terletak dibelakang
halte Stasiun UI. Sepanjang gang, tempat ini menyediakan berbagai macam
barang mulai dari aksesoris, buku, alat elektronik, jajanan, makanan dan masih
banyak lagi. Kawasan kober ini buka dari pagi hingga malam sekitar pukul 9
malam. Hal ini membuat gang ini ramai dilewati terutama oleh mahasiswa dan
titik ini menjadi salah satu tempat “ngetem” para supir angkutan umum untuk
mendapatkan penumpang.
2. Apartment Margonda Residence I dan II; lokasi hunian ini cukup strategis karena
lokasinya yang dekat dengan Kampus D Gunadarma dan Kampus UI, sehingga
banyak diminati terutama oleh para mahasiswa yang berasal dari luar kota. Selain
itu, kawasan sekitar apartment ini juga banyak berjejer restaurant seperti: Pizza
Hut, Pecel Lela, Mang Kabayan, termasuk makanan kaki lima seperti siomay, nasi
goreng, lalapan, gorengan, martabak, terangbulan, bakpao dan lainnya. Hal
tersebut yang membuat kawasan ini ramai dan menjadi tempat ngetem angkutan
umum,
3. Kampus D Gunadarma; pada titik ini angkutan umum terlihat begitu tidak teratur,
dimana lokasi ini menjadi sasaran para supir angkutan untuk mendapatkan
penumpang karena banyaknya mahasiswa lalu lalang. Bahkan para supir berhenti
atau “ngetem” berlama-lama agar muatan angkutan mereka penuh.
4. Stasiun Pondok Cina; tidak jauh berbeda dengan gang kober, di sepanjang jalan
menuju Stasiun Pondok Cina ini banyak jajanan dan makanan yang ditawarkan
seperti gorengan, rujak, siomay, otak-otak, masakan padang dan juga ada beberapa
toko elektronik yang menjual berbagai hardware komputer. Ini yang membuat
daerah ini menjadi ramai dan menjadi tempat ngetemnya para supir angkutan.
5. Margocity dan Depok Town Square; kedua mall ini selalu ramai dikunjungi oleh
masyarakat sehingga banyaknya angkutan umum “ngetem” di dua sisi badan jalan
tersebut terutama pada siang hari dan sore hari. Bahkan jika hari Sabtu dan
Minggu kepadatan angkutan pada titik ini dirasakan sedari pagi sekitar pukul
09.30 hingga malam hari.
Pada titik – titik diatas, angkutan umum ngetem atau berhenti banyak ditemui pada siang hari
sekitar pukul 11.00 – 14.59 dan sore hari pada pukul 15.00 – 19.30. Pada siang hari angkutan
umum pada segmen D’mall – Detos bergerak stabil namun memperlambat kecepatan pada
segmen Detos – Gang Kober, lalu pada sore hari pergerakan angkutan umum cenderung
melambat pada setiap segmennya terutama pada jam-jam sibuk sehingga membuat antrian
kendaraan semakin panjang.
Hasil observasi yang saya temukan di lapangan, pada pagi hari sekitar pukul 07.00
sampai pukul 09.00 terlihat petugas Dinas Perhubungan (Dishub) dan polisi lalu lintas
memantau dan menertibkan angkutan umum yang berhenti atau “ngetem” sembarangan,
sehingga mereka pun tidak berani untuk berhenti dititik – titik tersebut. Namun ada diantara
mereka yang memilih untuk berhenti beberapa meter dari posisi petugas Dishub untuk
mencari penumpang. Sayangnya, penertiban ini hanya dilakukan pada pagi hari dan
selebihnya angkutan umum kembali membanjiri setengah ruas badan Jalan Margonda Raya.
Saat ini bukan hanya angkutan umum yang berhenti sembarangan di bahu jalan tetapi
transportasi online seperti Gojek, Grab motor dan Uber motor pun juga berhenti di tepi jalan
untuk sekedar beristirahat atau menunggu untuk mendapatkan penumpang.
Sebagian besar dari mereka banyak yang berhenti atau mangkal di mall – mall besar
yang terdapat di Jalan Margonda, seperti di depan Depok Mall, Depok Town Square dan
Margocity. Situasi tersebut tidak hanya menyebabkan kemacetan tetapi juga mengganggu
pejalan kaki, karena sebagian besar dari mereka mangkal di trotoar jalan. Bukan hanya soal
kemacetan sebagian supir angkutan umum mengemudikan kendaraan mereka dengan ugal-
ugalan tanpa memperhatikan keselamatan penumpang, seperti misalnya: mengemudikan
kendaraan dengan kecepatan tinggi dan berhenti secara mendadak. Tidak hanya hal tersebut,
beberapa supir angkutan umum terlihat menurunkan penumpangnya di bahu jalan yang
tentunya akan membahayakan bagi penumpang dan pengguna jalan lainnya.
Lampiran 1. Dokumentasi Observasi

Gambar 1. Transportasi Online di Sepanjang Tepi Jalan Margonda Raya

Gambar 2. Transportasi Online di Sepanjang Tepi Jalan Margonda Raya (Depan Depok Mall)
Gambar 3. Angkutan Umum “Ngetem” di Bahu Jalan Margonda Raya (Depan Detos)

Gambar 4. Angkutan Umum “Ngetem” di Bahu Jalan Margonda Raya (Depan Kampus D
Gunadarma)

Anda mungkin juga menyukai