Anda di halaman 1dari 5

c  


 

Oprah lahir pada tanggal 29 Januari 1954 di


Kosciusko, Mississippi, ia dibesarkan di sebuah perternakan oleh neneknya yang keras, Hattie
Mae, selama enam tahun. Oprah mulai berbicara di gereja neneknya ketika baru berusia tiga
tahun. Ia memiliki bakat alami untuk tampil di depan umum dan menjadi sangat populer dalam
perkumpulannya.

Ketika berusia enam tahun, ibunya, Vernita, mendapatkan pekerjaan sebagai pembantu di
Milwaukee, Wisconsin dan akhirnya mengambil Oprah kembali dari neneknya. Di Milwaukee,
sama seperti di peternakan, Oprah masih sangat miskin, ia harus tinggal dalam satu kamar
bersama ibu dan dua saudara tiri, laki ± laki dan perempuan. Setiap hari Vernita meninggalkan
anak-anak itu pagi-pagi sekali dan baru pulang pada malam hari, sehingga ia tidak punya waktu
untuk keluarganya.

Agar ibunya memperhatikannya, Oprah sering kabur dari rumah. Pada usianya yang ke-9, ia
mengalami pelecehan seksual oleh sepupunya yang berusia 19 tahun yang sedang bertugas
menjaganya. Oprah yakin itu kesalahannya dan tidak menceritakan apa yang ia alami kepada
siapapun.

Tanpa bimbingan dari seorang pun, prilaku Oprah semakin tidak terkendali. Menginjak usia 14
tahun, Oprah hamil dan bayinya meninggal tidak lama setelah dilahirkan. Ketika Oprah
melarikan diri selama satu minggu, ibunya memutuskan bahwa ia tidak bisa lagi mengurus
Oprah. Saat itulah ibunya mengirim Oprah untuk hidup bersama ayahnya di Nashville. Oprah
yang benar±benar takut dengan ayahnya orang yang paling disiplin yang ia kenal, bersumpah,
kalau sampai ia sanggup tinggal bersama ayahnya, ia akan merubah hidupnya, ia akan
menunjukan siapa dia yang sebenarnya.

Pada umur 14 tahun, Oprah tinggal bersama ayahnya, Vernon Winfrey dan ibu tirinya, Zelma,
yang merupakan anggota terhormat masyarakat Tennessee.

Profesi ayahnya adalah tukang cukur, pemilik toko, anggota dewan kota, dan pejabat gereja.
Ayah Oprah tidak bisa mentoleransi sikap negatif Oprah atau nilai sekolahnya yang buruk.
Oprah memperoleh nilai ± nilai C di Milwaukee, tetapi hanya nilai A yang bisa diterima oleh
ayahnya.

Disamping pekerjaan rumahnya dari sekolah, setiap minggu Vernon dan Zelma mewajibkan
Oprah untuk menulis laporan buku dan menanyakan kepadanya kosakata baru. Awalnya, Oprah
benci pada aturan tegas dan harapan tinggi mereka. Tapi, ternyata justru itulah yang ia perlukan,
orangtua yang membuat peraturan dan menerapkannya dengan tegas, tapi juga memberikan cinta
dan perhatian yang diinginkannya. Oprah pun bangkit.

http://opensource.opencrack.or.id/img/biografi/oprah.jpg

Tidak saja nilai sekolahnya yang meroket, Oprah juga jadi lebih ramah dan populer daripada
sebelumnya. Di SMA, ia terpilih untuk mewakili sekolahnya pada suatu konfrensi pemuda di
Gedung Putih, dan memenangkan beasiswa sebesar $1,000 atas pidato yang ia tulis, ³Orang
Negro, Konstitusi, dan Amerika Serikat´. Ayahnya begitu mendukung Oprah untuk bermimpi
besar, dan ia melakukannya.

Pada usia 16 tahun, Oprah menempuh perjalanan ke Los Angeles untuk menjadi pembicara di
suatu gereja. Ketika kembali, Oprah bercerita kepada ayahnya kalau suatu saat nanti cetak
telapak tangannya akan ada di samping deretan cetak telapak tangan bintang lain di luar Teater
Mann¶s Chinese.

Pada usia 17 tahun, dia memperoleh pekerjaan pertamanya di dunia pertunjukan sebagai penyiar
berita di stasiun radio lokal. Mereka bahkan membayarnya $100 per minggu, yang terhitung
besar buat siswa sekolah menengah pada tahun 1970-an. Oprah mempertahankan pekerjaannya,
bahkan setelah dia memperoleh beasiswa ke Universitas Negara Bagian Tennessee dan mulai
masuk perguruan tinggi. Pada usianya yang ke-19, ia ditemukan oleh sebuah stasiun televisi di
Nashille untuk dipekerjakan sebagi wartawan dan penyiar berita.

Era Kesuksesan Oprah - The Oprah Winfrey Show

Pada 1976, Oprah menjadi pembawa acara TV di Baltimore dan kemudian dipromosikan sebagai
pendamping pemandu acara bincang-bincang pagi (talk show) yang bernama People Are Talking
(Orang±orang Mulai Berbicara). Format talk show tersebut sempurna untuk Oprah, penonton
menyukai lelucon, kejujuran, dan kepribadian yang membumi dan peringkat acara ini
membubung tinggi.

Pada 1984, Oprah mendapatkan terobosan besar. Dia diminta menjadi pemandu acaranya sendiri
disebuah Chicago. Acara A. M. Chicago mengudara pada waktu yang sama dengan acara Phill
Donahue Show yang populer. Phill adalah raja TV siang hari, tetapi tidak butuh waktu lama bagi
Oprah untuk menurunkan Phill dan takhtanya. Dalam waktu singkat dia menjadi bintang di 120
kota besar di seluruh Amerika.

The Oprah Winfrey Show membuat debut nasional pertamanya pada tahun 1986, dan meraih
sukses dengan cepat dengan menjadi pertunjukan yang paling populer di televisi, menjadikannya
wanita kulit hitam yang bangkit dari kemiskinan dan menjadi bintang dengan bayaran tertinggi.

The Oprah Winfrey Show menjadi talk show nomer satu saat itu, di produksi oleh perusahaan
sendiri Harpo Production, Inc ( yang diambil dari kebalikan dari nama Oprah). Acara ini di
tonton oleh 48 juta pemirsa setiap minggunya di Amerika dan disiarkan secara internasional di
126 negara.

Pendiri Majalah dan Direktur Editorial

Pada bulan April tahun 2000, Oprah dan Majalah Hearts memperkenalkan O, The Oprah
Magazine, sebuah majalah bulanan yang menjadi gaya hidup wanita-wanita saat itu. Majalah
tersebut menjadi majalah yang sukses dalam sejarah penerbitan dengan sirkulasi 2,3 juta
pembaca setiap bulannya.

http://opensource.opencrack.or.id/img/biografi/oprah041105_1.jpg

Di April 2002, Oprah meluncurkan edisi pertama internasional dari O, The Oprah Magazine di
Afrika Selatan.

Aktris dan Produser

Oprah merealisasikan impian masa kanak-kanaknya untuk menjadi seorang bintang film, dengan
berakting dalam drama milik beberapa penulis brilian, melalui perusahaan filmnya, Harpo
Productions:

* The Color Purple (1985)


* Native Son, The Women of Brewster Place (1989)
* Before Women Had Wings(1997)
* Beloved (199 8)

Oprah juga menjadi Produser Broadway theatre ³The Color Purple´, membuat situsnya sendiri
(oprah.com), dan memiliki radio satelit Oprah and Friends.

Kisah buruk yang Pernah Dialami Oprah Winfrey


Oprah dan Hermès

Pada bulan Juni 2005, Oprah yang berada di Paris, Perancis dilarang masuk ke salah satu toko
Hermès oleh salah satu karyawan toko tersebut karena mereka sedang mengalami masalah
dengan orang-orang dari Afrika Utara. Media massa memberitakan bahwa Oprah datang saat
toko akan tutup dan dilarang masuk untuk membeli sebuah tas namun dalam talk shownya,
Oprah menyatakan dan dibenarkan oleh CEO Hermès Amerika Serikat, Robert Chavez, bahwa ia
datang pada waktu menjelang tutup namun toko masih melayani pelanggan dan saat ia masuk,
ada karyawan Hermès yang mengamatinya dan kemudian melarangnya masuk karena ia tidak
tahu Oprah dan pada saat itu Oprah tidak sedang berdandan.

Dukungan Oprah terhadap Kaum Minoritas

Sekalipun sudah meraup kesuksesan dalam hidupnya, Oprah Winfrey tidak melupakan
komitmennya terhadap kemanusiaan dan perjuangannya dalam mendukung kesetaraannya. Salah
satunya adalah dukungannya terhadap kaum minoritas, pada saat terjadi sentimen anti muslim
setelah tragedi 11 September.

http://opensource.opencrack.or.id/img/biografi/oprahsouthafrica2.jpg

Dalam episode Oprah Winfrey Show, yang ditayangkan beberapa waktu yang lalu, fokus
pembicaraan adalah tentang diskriminasi rasialis terhadap umat Islam. Ceritanya, selama 30 hari
penuh, seorang lelaki dari AS yang apriori terhadap Islam diajak tinggal bersama sebuah
keluarga Muslim dan bahkan disuruh `menyamar¶ sebagai seorang Muslim, lengkap dengan
janggut dan pakaian gamis panjang

Seperti yang dipakai oleh orang-orang Arab. Salah satu misinya adalah mengenali kehidupan
seorang Muslim yang sebenarnya dan merasakan sendiri bagaimana rasanya menjadi seorang
Muslim yang sering menerima diskriminasi oleh orang lain di AS.

Singkat kata, ia merasakan betul bagaimana pahitnya menjadi seorang Muslim yang dicurigai
hanya lantaran janggut dan baju gamis, padahal semua tuduhan itu sama sekali tanpa bukti. Ia
telah berkeliling kota dengan penampilan seperti itu, dan respon instan yang diberikan orang-
orang terhadapnya sangat menyakitkan. Bahkan sebagian besar warga AS yang diajaknya bicara
secara terang-terangan menolak untuk tidak mendiskriminasikan umat Islam karena mereka
yakin betul bahwa semua Muslim adalah teroris.

Di sisi lain, 30 hari yang dihabiskannya bersama sebuah keluarga Muslim benar-benar
menunjukkan sebaliknya. Ia merasa bahwa keluarga itu sangat harmonis, dan meskipun banyak
kebiasaan yang tidak dipahaminya, namun ia mengakui bahwa banyak masalah bisa terpecahkan
dengan ajaran Islam.

Salah satu bagian yang paling menarik adalah ketika lelaki itu duduk dan mengobrol bersama
istri sang tuan rumah berdua di sebuah ruangan. Kemudian sang tuan rumah datang dan
mengatakan bahwa dalam Islam dijelaskan bahwa ketika dua orang lawan jenis yang bukan
muhrim dan bukan suami istri berada dalam satu ruangan, maka akan ada pihak ketiga bersama
mereka, yaitu syetan. Hal pertama yang dipikirkan oleh sang lelaki non-Muslim tersebut adalah
bahwa prinsip ini benar-benar gila.

Tapi di hadapan Oprah dan semua penonton di studio saat itu, akhirnya ia mengakui bahwa
prinsip hubungan antar lawan jenis dalam Islam seperti demikian itu sepertinya benar-benar bisa
mengakhiri banyak masalah yang terjadi dalam pergaulan di AS yang serba bebas. Pencabulan,
perzinaan, penyimpangan seksual, perselingkuhan, sampai penyebaran HIV / AIDS pun bisa
dicegah dengan cara ini, lebih efektif daripada cara apa pun.
p

Anda mungkin juga menyukai