Anda di halaman 1dari 3

Upacara Larung Sesaji Gunung Kelud (Budaya Nenek Moyang)

Rasa syukur kepada sang pencipta atas apa yang telah didapat dapat diugkapkan dengan berbagai
cara oleh tiap-tiap yang mendapatkan. Dalam beberapa daerah tak jarang dengan melaksanakan ritual
tasyakuran secara besar-besaran oleh seluruh warga desa ataupun daerah lain yang masih dalam satu
lingkup. Masyarakat sendiri biasa menyebut dengan "Larung Sesaji". Banyak yang menganggap bahwa
ritual tersebut dikatakan haram terlebih bagi umat Muslim yang akan menjalankan ritual tersebut dengan
dasar bahwa hal tersebut dianggap sebagai penyimpangan agama. Dengan caranya yang membuang-
buang hasil alam yang ada serta menyembelih binatang tidak diperuntukkan kepada Allah swt.

Ritual tahunan yang biasanya diadakan pada hari kesepuluh bulan suro di gunung kelud. Ritual ini
sudah ada sejak nenek moyang dan turun menurun berjalan hingga saat ini sehingga sudah melekat pada
masyarakat setempat yang kemudian menjadi suatu hukum adat bagi masyarakat setempat. Meskipun
demikian ritual ini tidak hanya dilakukan dengan cara adat hindu dan budha, Pada mulanya ritual ini
dilaksanakan di dasar kawan gunung kelud, namun akibat adanya anak gunung dan sebab bencana alam
maka prosesi larung sesaji dilaksanakan dipinggir kawah gunung kelud dimulai dari berjalan sejauh 2 km
dari jembatan ketiga arah gunung kelud atau biasa warga menyebut dengan bok glodak dengan iring-iring
sesajen, putri tandu sebagai simbol ratu kilisuci, tumpeng dan warga setempat. namun juga hasil bumi
serta tumpeng yang nantiya akan dihidangkan setelah acara doa yang dipimpin sesepuh adat untuk warga
yang hadir sebagai bukti syukur atas hasil bumi yang melimpah.

Yang unik dari festival larung sesaji adalah arak-arakan putri tandu. Dimana pemilihan gadis yang
diadakan tidak sekedar memilih, namun terdapat ritual seleksi yang dapat menjadikan gadis tersebut
terpilih sebagai putri tandu simbol dari putri kilisuci, putri kerajaan majapahit yang gagal dipersunting
oleh Maseo suro akibat mati mengenaskan oleh ratu kilisuci. Putri tandu haruslah gadis desa dan telah
terpilih seleksi kemudian harus berpuasa selama 40 hari. Hal ini juga bertujuan sebagai mawas diri agar
tak bersifat keangka-mungkaran dan lebih bersyukur pada san penguasa.

Dalam konteks filosofi simbol mengandung makna perjalanan hidup manusia yang tanpa batas.

a. Hubungan manusia dengan Tuhan - bertawakal


1. Buceng kuat adalah beras ketan yang dimasak dengan cara dikukus kemudian dibentuk
menyerupai gunung. Biasanya di dalamnya berisi enten-enten atau kelapa parut muda yang
dimasak dengan gula merah. Buceng kuat menyimbolkan kekuatan.
b. Makna Filosofi
2. Jenang reno pitu mengambil makna dari arah papat kiblat limo pancer dan hari pasaran serta
warnanya. Nama lain dari jenang ini adalah jenang tulak. Hal itu dapat disimpulkan bahwa makna
keseluruhan dari jenang ini adalah sebagai penolak bahaya dari segala arah. Apabila bahaya itu
datang dari Timur agar kembali ke Timur, bila datang dari Barat agar kemballi ke Barat, apabila
bahaya itu datang dari Utara agar kembali ke Utara, apabila bahaya itu datang dari Selatan agar
kembali ke Selatan.
c. Makna simbol etika
3. Jajanan pasar pada ritual larung sesaji adalah simbol keramaian. Maksud penggunaan jajanan
pasar adalah sebuah harapan supaya pengunjung wisata Gunung Kelud ramai seperti pasar.
d. Makna simbol estetika
4. Peralatan berhias seperti cermin, sisir, dan bedak memiliki makna sebagai perlengkapan untuk
berhias bagi wanita

toleransi itu adalah kerukunan sesama warga negara dengan saling menenggang berbagai perbedaan yang
ada diantara mereka,

Toleransi Beragama Menurut Islam

Ada beberapa prinsip yang tidak boleh diabaikan sedikitpun oleh umat islam dalam bertoleransi dengan
penganut agama lain yaitu :

1. Kebenaran itu hanya ada pada Islam dan selain Islam adalah bathil. Allah Ta'ala berfirman
2. Kebenaran yang telah diturunkan oleh Allah didunia ini adalah pasti dan tidak ada keraguan
sedikitpun kepadanya. Dan kebenaran itu hanya ada di agama Allah Ta' ala.
3. Kebenaran Islam telah sempurna sehingga tidak bersandar kepada apapun yang selainnya untuk
kepastiaan kebenarannya
4. Kaum mu'minin derajat kemuliaannya dan kehormatannya lebih tinggi daripada orang-orang kafir
(non-muslim) dan lebih tinggi pula daripada orang-orang yang munafik (ahlul bid'ah)
5. Kaum muslimin dilarang ridho atau bahkan ikut serta dalam segala bentuk peribadatan dan
keyakinan orang-orang kafir dan musyrikin
6. Kaum muslimin jangan lupa bahwa orang kafir dari kalangan ahlul kitab dan musyrikin
menyimpan dihati mereka kebencian tradisional terhadap kaum muslimin, khususnya bila kaum
muslimin mengamalkan agamanya. Oleh karena itu kaum muslimin jangan minder (merasa rendah
diri) menampakkan prinsip agamanya diantara mereka dan jangan sampai mempertimbangkan
keterseinggungan perasaan orang-orang kafir ketika menjalankan dan mengatakan prinsip
agamanya. Demikian pula keadaan orang-orang munafik (Ahlul Bid'ah)
7. kaum muslimin dilarang menyatakan kasih sayang dengan orang-orang kafir dan munafik yang
terang-terangan menyatakan kebenciannya kepada islam dan muslimin.

Adapun hubungan toleransi diantara kaum muslimin dengan orang-irang kafir sebagaimana yang
dituntunkan oleh Allah Ta'ala sebagai berikut :

1. Kaum muslimin walaupun sebagai penguasa dilarang memaksa orang-orang kafir untuk masuk
islam.
2. Kaum muslimin harus tetap berbuat adil walaupun terhadap orang-orang kafir dan dilarang
mendhalimi hak mereka.
3. Orang-orang kafir yang tidak menyatakan permusuhan terang-terangan kepada kaum muslimin,
dibolehkan kaum muslimin hidup rukun dan damai bermasyarakat, berbangsa dengan mereka.

Anda mungkin juga menyukai