Disusun oleh:
Dilla Fadillah
1209406009
Humas A / VI
JURUSAN HUMAS
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
BANDUNG
2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.3 Pengaruh Televisi dan radio siaran dan Radio terhadap Pola Hidup Keluarga
Puji syukur saya panjatkan kepada Ilahi Rabbi Allah SWT , atas Rahmat dan Karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi akhir
Kedua saya ucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu Perkembangan Teknologi dan
Komunikasi yang telah memberikan ilmu,bimbingan dan arahan kepada saya, sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul:Dampak Radio dan Televisi dan radio siaran
Terhadap Pola Hidup Keluarga Dengan selesainya makalah ini semoga dapat memberikan
ilmu yang bermanfaat bagi yang membaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya. Serta
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna karena saya masih dalam tahap
pembelajaran , oleh karena itu penulis membutuhkan kritik dan saran dari rekan pembaca
maupun dari dosen mata kuliah ini sehingga saya bisa mengambil pelajaran dan membuat
PENDAHULUAN
Media massa memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap kehidupan manusia di muka
bumi ini. Media massa secara tidak langsung mampu menjadi alat kontrol sosial yang ampuh
dalam membentuk dan menguasai opini publik . dewasa ini, semakin banyak media massa
yang berkembang dan peranan nya menjadi teramat penting dalam kehidupan bermasyarakat .
Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi massa dewasa ini
bahkan ketergantungan manusia pada media massa sudah sedemikian besar. Media
komunikasi massa abad ini yang tengah digandrungi masyarakat adalah televisi dan radio
siaran. Joseph Straubhaar & Robert La Rose dalam bukunya Media Now, menyatakan; the
Avarege Person spend 2600 Hours per years watcing TV or listening to radio. That,s 325
eight-hourdays, a full time job. We spend another 900 hours with other media, including,
newpaper, books, magazines, music, film, home video, video games and the internet, that
about hours of media use more time than we spend on anything else, including working or
Seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi, media massa yang paling di
gandrungi oleh masyarakat di dunia adalah Televisi dan radio siaran dan Radio. Dimana pada
era globalisasi sekarang ini televisi dan radio siaran dan radio sangat menunjukan eksistensi
nya di berbagai pelosok dunia . tentunya keberadaan televisi dan radio siaran dan radio ini
memiliki dampak pada kehidupan sosial masyarakat, khususnya pada pola hidup keluarga.
Dalam makalah yang berjudul Dampak Radio dan Televisi dan radio siaran Terhadap
Pola Hidup Keluarga ini akan memaparkan bagaimana radio dan televisi dan radio siaran
siaran mengubah pola hidup keluarga dan sejauh manakah radio dan televisi dan radio siaran
BAB II
PEMBAHASAN
Teknologi merupakan alat untuk mempermudah suatu kegiatan. Yang terlintas dipikiran kita
teknologi informasi itu adalah antara lain komputer, televisi dan radio siaran, radio,
Televisi dan radio siaran ditemukan oleh John Logie Baird asal Skotlandia. John pertama
kali mendemokan televisi dan radio siaran untuk publik soho, London tahun 1926. Televisi
dan radio siaran berasal dari kata tele dan vision. Tele yang artinya jauh dan Vision yang
artinya tampak. Jadi televisi dan radio siaran berarti tampak dari jarak jauh. Definisi Televisi
Tidak hanya buku yang bisa kita ambil pelajaran, televisi dan radio siaran pun bisa.
Kita dapat belajar dari televisi dan radio siaran dengan program-program televisi dan radio
siaran yang positif. Misalnya saja, program pendidikan, hiburan, berita, olahraga, kuliner,
agama dan masih banyak yang lainnya.Disisi lain televisi dan radio siaran juga menyuguhkan
program yang memuat unsur negatif, seperti sinetron mistik, film yang berbau pornografi,
infotainment yang berisi gosip, berita yang mengandung kekerasan atau anarkis.
Maka dari itu kita harus pandai dalam memanfaatkan teknologi. Apabila kita salah
menonton sinetron mistik yang dapat mengakibatkan prilaku musyrik. Akan tetapi dalam era
informasi sekarang ini kehadiran televisi dan radio siaran sangatlah berperan dalam
memberikan informasi yang cepat dan tepat bagi para pemirsanya. Bahkan televisi dan radio
Perkembangan televisi dan radio siaran dari tahun ketahun berkembang gangat pesat.
Dilihat dari bentuknya saja sudah berbeda, kulalitas maupun kuantitasnya juga.
Istilah ini berasal dari bahasa Yunani tele (jauh) dan vision (melihat). Jadi, secara harfiah
berarti melihat jauh, karena pemirsa berada jauh dari studio TV. Pemirsa bisa menikmati
kombinasi antara gambar hidup (bergerak) dan suara seperti berhadapan langsung dengan
objek yang ditayangkan. Meskipun televisi dan radio siaran berbeda dengan film, namun
dalam hal gambar, film dan televisi dan radio siaran merupakan satu keluarga yaitu moving
picture (gambar bergerak). Artinya, saat pemirsa menikmati acara televisi dan radio siaran,
sesungguhnya yang tampak adalah gerakan-gerakan gambar yang terangkai dalam satu
pengertian sebagaimana halnya suatu proses komunikasi. Dengan demikian, karakter televisi
dan radio siaran yang paling utama ialah bahwa medium komunikasi massa ini
melainkan melibatkan banyak ahli selama bertahun-tahun. Namun, cikal-bakal penemuan ini
bermula pada hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan
Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik. Penemuan
televisi dan radio siaran berdampak hebat bagi percepatan perubahan peradaban dunia.
Adapun standar penyiaran yang digunakan di seluruh dunia adalah NTSC, PAL dan SECAM.
dan radio siaran Republik Indonesia) mulai mengudara pada 23 Agustus 1962, tepat pada saat
Asian Games IV dihelat. TVRI terus mengudara sebagai stasiun televisi dan radio siaran
tunggal di Indonesia hingga munculnya RCTI (Rajawali Citra Televisi dan radio siaran
Indonesia) yang mulai bersiaran pada 22 Februari 1988 secara terbatas di wilayah Jakarta dan
sekitarnya (Siaran Saluran Terbatas / SST). Siaran secara nasional dilakukan pada tanggal 24
Juli 1990 setelah keluar keputusan menteri penerangan yang isinya antara lain membuka
kesempatan pihak swasta untuk melaksanakan siaran televisi dan radio siaran di Indonesia.
Pada tanggal 1 Agustus 1990, lahir SCTV (Surya Citra Televisi dan radio siaran) di Surabaya.
Lalu, sejak tanggal 30 Januari 1993, SCTV diperbolehkan siaran secara nasional, namun
harus berkedudukan di Ibukota/Jakarta. Berikutnya, muncullah TPI (Televisi dan radio siaran
Pendidikan Indonesia, ANTV (Andalas Televisi dan radio siaran), IVM (Indosiar Visual
Mandiri), Metro TV, Trans TV, Lativi (kemudian berubah menjadi TV-One), Global TV, dan
Trans Tujuh.
TELEVISI DAN RADIO SIARAN BERLANGGANAN / PAY TV. Jasa penyiaran televisi
dan radio siaran yang dilakukan khusus untuk pemirsa yang bersedia membayar
(berlangganan) secara berkala. Jasa ini biasanya disediakan dengan menggunakan kabel
TELEVISI DAN RADIO SIARAN DIGITAL. Jenis televisi dan radio siaran yang
menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio,
dan data ke pesawat televisi dan radio siaran. Sistem penyiaran TV digital adalah penggunaan
aplikasi teknologi digital pada sistem penyiaran TV yang dikembangkan di pertengahan tahun
1990-an dan diujicoba pada tahun 2000. Pada awal pengoperasian sistem digital ini,
umumnya dilakukan siaran TV secara bersama dengan siaran analog sebagai masa transisi.
Secara teknik, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi dan radio siaran
analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi dan radio siaran digital. Perbandingan lebar
pita frekuensi yang digunakan untuk analog dan digital adalah 1 : 6. Artinya, apabila pada
teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada
teknologi digital, dengan lebar pita frekuensi yang sama dan dengan teknik multiplek, dapat
digunakan untuk memancarkan sebanyak enam hingga delapan kanal transmisi sekaligus
Radio adalah sesuatu yang menghasilkan bunyi atau suara, karenadipancarkan oleh
gelombang atau frekuensi melalui udara (air wave).Menurut H. A. Widjaja radio adalah
keseluruhan sistem gelombangsuara yang dipancarkan dari stasiun pemancar dan diterima
olehpesawat penerima di rumah, mobil, dll dan dilepas di mana saja.Radio adalah alat
komunikasi massa, dalam arti saluran peryataanmanusia yang umum atau terbuka dan
siaran atau lembaga penyiarannyaradio adalah sebuah institusi atau perusahaan yang bergerak
di bidangmedia penyiaran. D a l a m p e n ge r t i a n l a i n r a d i o s i a r a n a d a l a h m e di
akomunikasiyangmemilikiefektifitastinggidalammenyampai
Media massa dapat dibedakan kedalam media elektronik seperti : Radio, TV, Film dan media
Radio sebagai salah satu media massa memiliki karakteristik cepat dalam menyampaikan
pesan, luas jangkauannya dalam arti tidak mengenal medan, tidak terikat waktu, ringan dan
dapat dibawa kemanapun, murah dan tidak memerlukan banyak konsentrasi karena radio
hanya untuk didengarkan. Menurut Peraturan Pemerintah No : 55 tahun 1977 , Radio Siaran
adalah pemancar radio yang langsung ditujukan kepada umum dalam bentuk suara dan
Ciri khas berita radio selain menyajikan uraian fakta dan pendapat yang disampaikan
reporter, juga terselip pendapat yang diucapkan sendiri oleh narasumber. Dengan demikian,
reporter radio dan penyusun naskah berita radio dituntut memiliki keterampilan di dalam
mengkombinasikan uraian fakta, uraian pendapat, dan pendapat narasumber yang berhasil
direkam. Pendapat narasumber ini tidak perlu seluruhnya dimasukkan, tetapi dipilih secara
cetak seperti : Surat kabar, Majalah, Pamflet, Buku dan lain-lain. Radio sebagai salah satu
media massa memiliki karakteristik cepat dalam menyampaikan pesan, luas jangkauannya
dalam arti tidak mengenal medan, tidak terikat waktu, ringan dan dapat dibawa kemanapun,
murah dan tidak memerlukan banyak konsentrasi karena radio hanya untuk didengarkan.
Menurut Peraturan Pemerintah No : 55 tahun 1977 , Radio Siaran adalah pemancar radio
yang langsung ditujukan kepada umum dalam bentuk suara dan mempergunakan gelombang
radio sebagai media. (Effendy, 1983:187). Ciri khas berita radio selain menyajikan uraian
fakta dan pendapat yang disampaikan reporter, juga terselip pendapat yang diucapkan sendiri
oleh narasumber. Dengan demikian, reporter radio dan penyusun naskah berita radio dituntut
pendapat narasumber yang berhasil direkam. Pendapat narasumber ini tidak perlu seluruhnya
dimasukkan, tetapi dipilih secara tepat, khususnya yang ada relevansi dengan alur topik
bahasan.
2.3 Pengaruh Televisi dan radio siaran dan Radio Siaran Terhadap Pola Hidup Keluarga
Sebuah jajak pendapat di US News dan World Report melaporkan bahwa 90 persen
responden merasa kalau saat ini, bangsa Amerika telah tergelincir ke dalam kejatuhan yang
amat parah. Dari jajak pendapat tersebut ditemukan bahwa 62 persen merasa TV tidak lagi
bersahabat dengan nilai-nilai moral dan spiritual mereka. Walaupun demikian, terjadi
Memang, kita juga tidak bisa menyangkali bahwa tidaklah semua acara di TV buruk adanya.
Masih terdapat sejumlah manfaat yang dapat diperoleh dari menonton TV. Meskipun
demikian, sebagaimana yang dikemukakan oleh penulis buku terlaris dunia;
Stephen R Covey dalam bukunya The 7 Habits of Highly Effective Families (1999) bahwa
kebanyakan keluarga akan mengalami kesulitan ketika harus memilah dan memilih siaran TV
yang cocok, khususnya bagi keluarga yang memiliki anak-anak dan remaja. Memilih acara
TV yang cocok, sama halnya dengan memilih salad yang bercampur-aduk dari tumpukan
sampah. Mungkin ada sedikit salad yang enak di sana, tetapi cukup sulit memisahkan
pengawasan dari orang tua, sama halnya dengan mengundang seorang asing ke dalam rumah
Anda selama beberapa jam setiap hari. Orang asing tersebut, memberitahukan kepada anak-
anak Anda tentang segala hal mengenai dunia yang jahat; tentang bagaimana cara
menyelesaikan masalah secara pintas, tentang pesta, seks dan kecantikan serta kemewahan
sebagai segala-galanya.
Kesemuanya itu terjadi, di mana para orangtua banyak tidak menyadari bahwa karakter anak-
anak mereka telah dipercayakannya untuk dibentuk oleh siaran TV. Guru tak diundang
tersebut, yang setiap hari datang menjenguk sang anak, telah dengan begitu leluasanya
membentuk karakter sang anak secara tidak terduga. Prof Dr Sarlito W Sarwono, psikolog
yang akhir-akhir ini banyak mencurahkan perhatiannya tentang dampak TV terhadap anak-
anak, begitu sangat terkejut melihat sebuah hasil penelitian yang merilis bahwa anak-anak
Indonesia menghabiskan waktunya menonton TV rata-rata enam jam sehari (sementara batas
toleransi adalah maksimal dua jam sehari untuk usia anak sekitar 3 hingga 7 tahun). Hal itu
terjadi, karena perubahan gaya dan pola hidup keluarga Indonesia, khususnya di perkotaan.
Mereka terlalu sibuk sehingga anak diserahkan kepada pembantu, yang celakanya, pembantu
Akibat menonton TV berlebihan secara tidak selektif tersebut, sebagaimana dirilis oleh
sejumlah penelitian, maka anak-anak akan sulit berkonsentrasi dalam belajar, daya
ingat/hafalan melemah, temperamental, cenderung tidak patuh pada orangtua, dan bisa
bersikap anti sosial. Mengembalikan Fungsi Sosial Televisi dan radio siaran . Ahli
komunikasi massa Harold D Lasswell dan Charles Wright (1954) menyatakan bahwa ada
empat fungsi sosial media massa, yaitu pertama, sebagai social surveilance. Pada fungsi ini,
media massa termasuk media televisi dan radio siaran, akan senantiasa merujuk pada upaya
penyebaran informasi dan interpretasi seobjektif mungkin mengenai peristiwa yang terjadi,
dengan maksud agar dapat dilakukan kontrol sosial sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak
Dengan fungsi korelasi sosial tersebut, akan terjadi upaya penyebaran informasi yang dapat
menghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya. Begitupun antara
Ketiga, fungsi socialization. Pada fungsi ini, media massa selalu merujuk pada upaya
pewarisan nilai-nilai luhur dari satu generasi ke generasi selanjutnya, atau dari satu kelompok
ke kelompok lainnya. Keempat, fungsi entertainment. Agar tidak membosankan, sudah tentu
media massa perlu juga menyajikan hiburan kepada khalayaknya. Hanya saja, fungsi hiburan
ini sudah terlalu dominan mewarnai siaran televisi dan radio siaran kita, sehingga ketiga
Kecepatan dan keakuratan dalam menyajikan berita, melebihi media massa lainnya
Dapat merusak mental sekaligus pola pikir anak-anak tanpa pandang bulu.
Televisi adalah media yang paling luas dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Jenis media
ini, sebagai media audio-visual, tidak membebani banyak syarat bagi masyarakat untuk
menikmatinya. Dalam budaya masyarakat kita saat ini, belum dikatakan lengkap suatu rumah
tanpa adanya pesawat televisi didalamnya. Ini membuktikan betapa televisi telah mengalami
pergeseran dari yang semula sebagai penyedia informasi kini lebih banyak sebagai media
hiburan. Tidak hanya masyarakat perkotaan yang mempunyai tingkat konsumerisme tinggi
Media massa, terutama televisi, merupakan sarana yang sangat efektif untuk mentransfer nilai
dan pesan yang dapat mempengaruhi khalayak secara luas. Bahkan televisi dapat membuat
orang kecanduan. Interaksi masyarakat, terutama anak-anak terhadap televisi sangat tinggi.
Tanpa terbentur dari keluarga kaya atau miskin, korban pertama dari pengaruh televisi adalah
anak. Anak di bawah dua tahun (dalam sebuah catatan penelitian sebuah akademi dokter anak
merugikan. Terutama, pada perkembangan otak, emosi, sosial, dan kemampuan kognitif anak.
Menonton televisi terlalu dini bisa mengakibatkan proses wiring, proses penyambungan
antara sel-sel otak menjadi tidak sempurna. Dari uraian tersebut, terlihat jelas dampak buruk
media televisi untuk anak. Apalagi di Indonesia saat ini banyak sekali acara yang tidak
mendidik.
bahwa Kekerasan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sinetron remaja kita. Bentuk
kekerasan yang paling banyak ditemui adalah kekerasan psikologis 41% yang diekspresikan
secara verbal, diikuti dengan kekerasan fisik 25%. Dari sisi pelaku kekerasan maupun korban
kekerasan, tidak terdapat perbedaan yang besar antara laki-laki dan perempuan. Sedangkan
motif terjadinya kekerasan, sebanyak 90% dilakukan secara sengaja / terencana, dan sebagian
besar usia pelaku maupun korban adalah remaja. Temuan lain adalah dominasi tema
percintaan dalam sinetron remaja yang mencapai sekitar 85%. Ekspresi yang berkaitan
dengan seks adalah adegan-adegan di sekitar hubungan seks yakni sebanyak 57%. Meski
adegan yang tersebut hanya secara eksplisit, namun bisa diasumsikan pada adegan hubungan
Salah satu dampak negatif televisi adalah perubahan perilaku, karakter, dan mental
penontonnya terutama pada anak. Hal ini dikarenakan acara televisi yang disajikan semuanya
hampir sama. Salah satunya sinetron yang banyak menampilkan adegan kekerasan, gaya
hidup hedonis, seks, ataupun mistik. Jika masyarakat banyak yang kurang setuju dengan
pendapat ini, para owner atau pemilik media akan beralasan jika penayangan acara tersebut
merupakan permintaan pasar yang dibuktikan dengan tingginya rating. Dengan sistem rating,
program-program unggulan (ini juga tak berkait dengan kualitas, melainkan kuantitas nilai
jumlah pemirsa) akan menjadi rebutan para pemasang iklan. Dengan begitu industri kapitalis
hanya akan berfikir bagaimana memperoleh keuntungan tanpa memperdulikan dampak yang
Untuk mengantisipasi dan membuat orangtua lebih protect terhadap anak yang menonton
siaran televisi ialah melalui Media Literacy atau gerakan Melek Media. Livingstone
menyebutkan bahwa gerakan media literacy yaitu sebuah gerakan mendidik publik agar
mampu manghadapi menghadapi media massa secara bijak dan cerdas. Bijak, artinya mampu
memanfaatkan media massa sesuai dengan keperluannya. Cerdas, artinya mampu memilih
dan memilah ragam informasi yang memang diperlukan. Tahu mana yang penting, dan mana
yang tidak penting atau bahkan berbahaya bagi dirinya maupun lingkungannya. Konsep ini
Dalam kondisi masyarakat media seperti sekarang, sangat penting untuk mengkaji acara-
acara yang boleh dan tidak untuk ditonton. Salah satu kuncinya adalah ketrampilan media
literacy. Ketrampilan ini sebenarnya tidak hanya untuk orang tua namun lebih ditekankan
pada anak-anak dan remaja. Karena pada usia tersebut anak-anak atau remaja cenderung
untuk menirukan tanpa mem-filter terlebih dahulu apa yang mereka lihat.
BAB III
KESIMPULAN
Kemajuan teknologi selalu berjalan beriringan dengan
sejarah manusia dan selama ini teknologi terus
berkembang ketingkat-tingkat yang lebih tinggi dan
kompleks pada tataran teknik. Selama keberadaannya,
teknologi selalu diciptakan untuk mempermudah
pekerjaan manusia dalam bidang apapun. Dengan
hadirnya teknologi ketengah-tengah kehidupan
manusia dan dipergunakan secara terus menerus dirasa
telah mengubah pandangan manusia tentang teknologi
itu sendiri. Teknologi menjelma menjadi budaya.
Karena terbiasa menggunakan dan dimanjakan oleh
teknologi, nampaknya teknologi tidak lagi dianggap
sebagai alat bantu, melainkan ia dipandang sebagai
sebuah kebutuhan. Ketergantungan terhadap teknologi
pun kemudian terjadi. Semejak itulah kemudian
seiring dengan membudayanya teknolgi manusia
sedikit demi sedikit berubah menjadi mahkluk yang
malas. Kebanyakan manusia mungkin berkata
ngapain harus repot kalau ada teknologi. Tidak salah
memang. Segala sesuatu saya rasa selalu memiliki dua
sisi, kelebihan dan kekurangan, keuntungan dan
kerugian, dampak positif dan negatif tak terkecuali
teknologi. Termasuk Televisi dan radio Siaran Televisi
dan radio siaran yang sepertinya sudah menjadi
sarapan bagi banyak keluarga. Televisi dan radio
siaran memang penuh dengan informasi tentang segala
hal. Selain itu juga teknologi menjalankan fungsi
sebagai penghibur.
Televisi dan radio siaran memiliki fungsi informasi
dan entertainment. Mungkin ini yang membuat tidak
sedikit orang rela seharian penuh duduk di depan
televisi dan radio siaran dan menatapinya. Namun apa
yang terjadi jika manusia ketergantungan terhadap
televisi dan radio siaran? Kita lihat saja bagaiman
kekuatan televisi dan radio siaran mampu
mempengaruhi pikiran dan tindakan konsumennya
melalui siaran-siaran yang sronok atau kartun yang
menampilkan kekerasan sekali. Belum lagi
pemberitaan-pemberitaan yang mungkin saja
berpihak. Artinya pengguna televisi dan radio siaran
bisa menjadi orang sangat terpengeruhi oleh televisi
dan radio siaran, sikap sifat dan kepribadiannya
tergantung pada apa yang dikatakan telavisi. Dalam
hal ini konsumen televisi dan radio siaran hendaknya
mencari informasi-informasi dari sumber lain selain
televisi dan radio siaran. Agar waspada akan kekuatan
televisi dan radio siaran tersebut.
REFERENSI
http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/2203973-pengertian-
radio/#ixzz1xSskuxKc
http://id.shvoong.com/humanities/film-and-theater-studies/2281049-pengertian-televisi dan
radio siaran-dan-sejarahnya/#ixzz1xSrvby8L
Joseph Straubhar & Robert La Rose, Media Now, Communication Media in the Information