MODULASI
3 Sinyal 1
Sinyal 3
2
1 sinyal 2
t
0
-1
-2
-3
V-1
Sinyal 1
3
2
Sinyal 3
1 Sinyal 2
t
0
-1
-2
-3
V-2
V.1 AMPLITUDE MODULATION ( A.M. )
Definisi:
Modulasi Amplituda adalah peristiwa penumpangan sinyal informasi
kepada carrier dengan cara :
Merobah-robah amplituda carrier sebanding dengan amplituda
informasi.
Frekuensi carrier adalah tetap
Teg(Volt)
+1
a 0 t(det)
-1
+3
t(det)
b 0
-3
+4
+3
+2
t(det)
c 0
-2
-3
-4
V-3
V.1.2 BENTUK MATEMATIS SINYAL AM
½ mAc ½ mAc
f(Khz)
fc - fm fc fc + fm
V-4
V.1.3 BANDWIDTH SINYAL AM
f(Khz)
Contoh: Bila suatu Pemancar AM punya daya output Pout = 54 Watt serta
indeks modulasi m = 0,5 hitung besarnya daya pada masing2 komponen
spektrumnya
Penyelesaian :
V-5
LSB : C : USB = (½ mAc)2 : Ac 2 : ( ½ mAc) 2
= m2 : 4 : m2 = 0,25 : 4 : 0,25 = 1 : 16 : 1
Daya Carrier = 16/18 x 54 Watt = 48 Watt
Daya LSB = 1/18 x 54 Watt = 3 Watt
Daya USB = 1/18 x 54 Watt = 3 Watt
Berdasar hasil perhitungan di atas maka distribusi daya pada spektrum
frekuensi AM dapat dilihat pada Gbr.V-6a
Ac
a b
½ mAc ½ mAc
c d
V-6
V.2 FREQUENCY MODULATION ( F.M. )
Definisi:
Modulasi Frekuensi adalah peristiwa penumpangan sinyal informa-si
kepada carrier dengan cara :
Merobah-robah frekuensi carrier sebanding dengan amplituda
informasi.
Amplituda carrier adalah tetap
Teg(Volt)
+1
a 0 t(det)
-1
+3
t(det)
b 0
-3
+3
t(det)
c 0
-3
V-7
V.2.2 BENTUK MATEMATIS SINYAL FM
dimana:
Ac = Amplituda maksimum carrier
c = 2 fc = frekuensi sudut carrier
fc = frekuensi carrier
Am = Amplituda maksimum pemodulasi
m = 2 fm = frekuensi sudut pemodulasi
fm = frekuensi pemodulasi
mf = f / fm = indeks modulasi FM
f = deviasi maksimum frekuensi sesaat FM thd carrier
V-8
V.2.3 SPEKTRUM SINYAL FM
N mf Jo J1 J2 J3 J4 J5 JlhSB BW
o
1. 0,2 0,96 0,10 - - - - 1 2 fm
2. 0,5 0,90 0,18 0,07 - - - 2 4 fm
3. 1,0 0,70 0,38 0,20 0,04 - - 3 6 fm
4. 2,0 0,20 0,58 0,40 0,15 0,08 0,04 5 10 fm
5. 4,0 -0,38 -0,18 0,30 0,43 0,30 0,18 5 10 fm
V-9
Gbr.V.9 Kurva Bessel untuk menentukan amplituda
sideband sinyal FM
V-10
V.3 PHASE MODULATION ( P.M. )
Definisi:
Modulasi Phasa adalah peristiwa penumpangan sinyal informasi
kepada carrier dengan cara :
Merobah-robah phasa carrier sebanding dg amplituda informasi.
Amplituda carrier adalah tetap
V-11
Teg(Volt)
+1
a 0 t(det)
-1
+3
t(det)
b 0
-3
+3
0 t(det)
c
-3
Kesimpulan:
Apabila dibandingkan bentuk sinyal PM pada Gbr V.10 dan sinyal
FM pada Gbr.V.7 maka ternyata bentuknya adalah sama.
Perbedaan keduanya hanyalah dari sudut peninjauannya saja.
V-12
V.4 PULSE AMPLITUDE MODULATION
Definisi:
Pulse Amplitude Modulation adalah peristiwa penumpangan sinyal
informasi kepada carrier yang berupa pulsa dengan cara :
Merobah-robah amplituda carrier sebanding dengan amplituda
informasi.
Periode carrier adalah tetap
Teg(volt)
+1
a 0 t(det)
-1
0 t(det)
5
4
c 3
0
t(det)
V-13
V.5 PULSE WIDTH MODULATION
Definisi:
Pulse Width Modulation adalah peristiwa penumpangan sinyal
informasi kepada carrier yang berupa pulsa dengan cara :
Merobah-robah lebar pulsa carrier sebanding dengan amplituda
informasi.
Periode carrier adalah tetap
Teg(volt)
+1
a 0 t(det)
-1
0 t(det)
5
4
c 3
0
t(det)
V-14
V.6 PULSE POSITION MODULATION
Definisi:
Pulse Position Modulation adalah peristiwa penumpangan sinyal
informasi kepada carrier yang berupa pulsa dengan cara :
Merobah-robah posisi carrier sebanding dengan amplituda
informasi.
Lebar pulsa carrier adalah tetap
Teg(volt)
+1
a 0 t(det)
-1
0 t(det)
4
c
0
t(det)
V-15
V.7 PULSE CODE MODULATION
a.
Sinyal PAM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nomor sampling
0 1 2 3 4 5 6 7
b. Sinyal terkuantisasi
Sinyal PAM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nomor sampling
111
Level uantisasi
110
3 4 5 6
c. 101
100
Sinyal PAM
011
010
1 2
001
000
7
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nomor sampling
Sampling : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Level : 1 2 3 3 3 3 3 4 4 4
PCM : 001 010 011 011 011 011 011 100 100 100
V-16
b. Tahapan kuantisasi menghasilkan sinyal terkuantisasi
c. Tahapan coding menghasilkan sinyal PCM
Ada 3 tahapan kegiatan yg harus dilakukan untuk merobah sinyal informasi
analog menjadi sinyal PCM, yakni :
SAMPLING
Melakukan pencuplikan terhadap sinyal informasi yang kontinu sehingga
diperoleh sinyal PAM sebagaimana Gbr V-14a.
KUANTISASI
Membagi amplituda sinyal informasi atas beberapa level dan selanjutnya
dilakukan pendekatan amplituda sampling ke level terdekat shg diperoleh
sinyal terkuantisasi, dalam contoh pada Gbr.V-14b dipilih 8 level.
CODING
Level kuantisasi dikodekan ke digit biner agar sinyal terkuantisasi dirobah
menjadi sinyal PCM. Pada Gbr.V-14c coding menggunakan 3 digit (23
=8).
Sinyal terkuantisasi
Sinyal terkuantisasi
kuantisasi
kuantisasi
8 Level
4 Level
21 sampling 21 sampling
Sinyal terkuantisasi
kuantisasi
4 Level
7 sampling
V-17
V.8 DELTA MODULATION
+ - + - + - + - Sinyal Informasi
+ - kontinu
_
- + -
_ + _ + _
_
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nomor sampling
+ + + + + + + +
_ -_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
V-18
Sinyal informasi terkirim
Sinyal tranformasi
Catatan:
PCM dan Delta Modulasi dapat dibandingkan dalam hal:
Kecepatan pengiriman
Bandwidth
Perangkat
Apa kelebihan /
kekurangan
masing-masing
?????
V-19