Anda di halaman 1dari 12

Kesalahan dalam Membuat CV

© Glints

1. Salah ketik alias typo saat membuat CV


Jika diibaratkan, CV itu adalah wajah kamu yang akan pertama kali dilihat oleh

tim rekruter. Barang salah satu huruf pun seharusnya tidak terjadi di tulisan

sifatnya formal, apalagi CV.

Bayangkan kalau CV adalah wajah kamu, typo kurang lebih akan sama posisinya

dengan garis eyeliner yang menukik terlalu tinggi ke atas saat wawancara.

Mengganggu dan sangat berpengaruh sekali tentunya pada kesan pertama rekruter

terhadap kamu.

Untuk menghindari typo atau salah penulisan saat membuat CV, kamu perlu

meneliti kembali setelah CV selesai diketik. Beruntung jika kamu bisa menemukan

teman yang bersedia untuk membaca hasil ketikan CV kamu dan mau menjadi

editor.

2. Membuat CV dengan format kreatif


© hongkiat.com

Membuat CV harus disesuaikan dengan perusahaan yang kami tuju. Perusahaan di

industri kreatif seperti stasiun radio, perusahaan startup, e-commerce, dan media

biasanya tidak terlalu kaku dalam format CV.

Namun kalau kamu akan melamar ke BUMN atau ikut seleksi CPNS, jangan

sampai membuat CV kreatif yang penuh warna dan kolom ya! Akan lebih tepat

kalau kamu membuat CV sederhana namun tetap modern dari segi format.

Tips membuat CV yang menarik walau formatnya bukan CV kreatif,

pilih font yang tidak kaku namun tetap mudah dibaca. Hindari Times New

Roman karena font ini sungguh terlalu mudah membuat rekruter illfeel dengan

kepribadian yang terpancar dari CV kamu.


Detail karir bisa kamu jelasan secara lugas dengan poin-poin yang tertata elegan.

3. Menuliskan sesuatu yang tidak valid

© commpro.biz

Misalnya, IPK kamu hanya 3.00 tapi karena syarat minimal pekerjaan yang dituju

adalah IPK 3.20. Lantas kamu menuliskan yang tidak sesuai fakta.

Bisa saja tim rekruter memang tidak meminta langsung ijazahmu, tapi kesalahan

ini sangat fatal kalau kamu terapkan saat membuat CV. Jujur dari hal kecil seperti

ini akan jadi modal untuk mendapat kepercayaan yang lebih besar.

4. CV bukanlah esai, jangan terlalu panjang


© nynomads.com

Pada awal mencari kerja di acara jobfair, sering terlihat calon pelamar yang

membawa CV berlembar-lembar. Bahkan ada yang sampai 4 lembar, belum

termasuk surat lamaran kerja atau cover letter.

Membuat CV bukan menuliskan esai, perlu diingat oleh kamu ya, para jobseeker.

CV yang terlalu panjang juga tidak menjamin kamu diterima oleh perusahaan,

malah tim rekruiter akan sulit menemukan hal yang mereka butuhkan dari CV

kamu.
Laszlo Bock, mantan Senior Vice President of People Operations

Google menyebutkan seharusnya pengalaman sepanjang 10 tahun sekalipun bisa

dirangkum di satu halaman CV.

Nah, kalau hal ini agak sulit bagi kamu, setidaknya kamu bisa membuat CV dalam

2 halaman saja supaya profil diri kamu efektif untuk dibaca.

5. Hindari menuliskan hal yang menyangkut privasi

© delimiter.com.au

Sekalipun kamu punya kesan buruk dengan kantor atau perusahaan terdahulu,

mencatumkan konten yang sifatnya tertutup untuk kalangan terbatas adalah sama

sekali salah.
Membuat CV bukan bertujuan untuk menimbulkan kontroversi atau membuka

rahasia perusahaan ke ranah publik, makan kamu harus bijak memilih info yang

akan dimasukkan ke CV.

Alamat blog, nama orang, dan pengalaman kerja yang berkaitan dengan hal rahasia

sebaiknya tidak usah kamu tulis, sekalipun kamu berperan penting dalam hal

tersebut. Tentu kamu tidak mau nama kamu juga disalahgunakan oleh orang lain,

bukan?

6. Terlalu banyak informasi

© Freepik.com

Sejak kuliah sudah aktif dengan freelance dan organisasi eksternal kampus,

ditambah lagi penghargaan sebagai vokalis terbaik di festival band fakultas.


Prestasi itu memang membanggakan dan patut dikenang, tapi tidak semua perlu

kamu masukkan dalam CV. Terlalu banyak informasi akan menyamarkan poin

utama yang mau kamu tampilan.

Jadi, usahakan kamu membuat CV sesuai dengan posisi yang akan kami lamar.

Prestasi dan pengalaman kerja yang tidak berhubungan langsung, bisa kamu

simpan dulu di benak.

Biasanya sewaktu sesi wawancara akan ada pertanyaan yang memberikan kamu

kesempatan untuk menjelaskan sedikit tentang kepribadianmu di luar hal profesi.

7. Membuat CV tapi lupa melampirkan cover letter

© Pexels.com
CV dan cover letter adalah dua surat yang berbeda, dan sering kali perusahaan juga

tidak langsung meminta calon pelamar untuk menyertakan cover letter saat

mengirimkan aplikasi. Namun, kalau kamu membuat CV dan menyertakan

juga cover letter tentu ada nilai tambah yang membedakan kamu dengan pelamar

lainnya.

Sesuai dengan namanya, cover letter akan menjadi tempat kamu menjelaskan lebih

banyak profil diri kamu yang tidak terlalu penting dijelaskan di CV. Kamu bisa

gunakan cover letter sebagai ajang promosi diri dengan cara yang lebih berkelas

tentunya, gunakan bahasa yang lugas dan tidak banyak basa-basi.

8. Konten CV yang terlalu objektif

© Freepik.com
Beberapa hal dalam membuat CV memang cukup personal, misalnya tentang

kecenderungan pilihan kata, penjelasan, dan pernyataan.

Namun perlu kamu ingat, tujuan kamu membuat CV adalah menarik rekruter untuk

memanggil kamu mengikuti tes dan tentunya bisa lolos seleksi. Kamu butuh

penerimaan secara profesional oleh perusahaan.

Maka dari itu, ada baiknya kalu CV yang kamu buat juga tidak terlalu objektif,

melainkan lebih banyak konten yang sesuai dengan profesi. Keinginan kamu untuk

bekerja di suatu kota misalnya, bisa dijelaskan secara verbal di wawancara tanpa

harus nyata-nyata menuliskannya di CV.

9. Berikan penjelasan spesifik

© Freepik.com
“Memberikan kontribusi terbaik bagi perusahaan Anda.”

Sebaris kalimat ini sudah kehilangan gaungnya sejak lama di ranah pembuatan CV.

Lebih baik kamu menuliskan kontribusi nyata yang bisa kamu tuliskan sebelum

mulai membuat CV.

Perusahaan akan lebih tertarik pada deskripsi pencapaian dan karakter diri kamu

yang spesifik dibanding kalimat positif yang abstrak. Sekali lagi, ternyata kamu

memang harus jujur pada diri sendiri juga saat membuat CV.

10. Satu CV untuk semua

© curiousdesign.ie

Seperti yang sudah sempat Glints bahas di poin sebelumnya, format saat membuat

CV yang kamu pilih harus sesuai dengan perusahaan atau jenis pekerjaan yang

diincar.
Poin ini berkaitan dengan persediaan CV di perangkat elektronik kamu.

Menggunakan satu CV untuk melamar semua jenis pekerjaan tidak akan efektif.

Misalnya, kamu punya pengalaman di bidang marketing dan bidang pendidikan.

Jika kamu akan melamar ke pekerjaan yang berhubungan dengan perusahaan

penjualan/retail, lebih baik kamu membuat satu versi yang berbeda.

Dengan begitu, waktu kamu melamar untuk pekerjaan di bidang edukasi kamu

tidak akan mengirimkan CV yang isinya lebih menonjolkan kemampuan kamu saat

menjadi seorang marketer.

vv

Anda mungkin juga menyukai