PENDIDIKAN PEKERJAAN
1. Using Evidence for Smart Policy Design and Implementation 1. Direktur Tata Ruang dan Penanganan Bencana, Sept 2020-
(Government Thnik Thank). Harvard Kennedy School Executive Sekarang
Education, Boston, Amerika Serikat. 12-17 Nov 2017 2. Direktur Pengembangan Wilayah dan Kawasan, Jan 2019-Sept
2. Leadership in Succession and Talent Management. Melbourne 2020
Business School - Mt Eliza Executive Education, Australia. 27 Okt – 1 3. Direktur Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Bappenas.
Nov 2016 Sept 2016-Januari 2019
3. Postdoctoral. Graduate School of International Development, Nagoya 4. Kepala Sub-direktorat, Direktorat Pengembangan Wilayah,
University, Jepang. Okt-Des. 2006 Bappenas. Januari 2006-September 2016
4. S3. Doctor of Philosophy. Department of Urban Engineering, the 5. Kepala Sub-Direktorat, Direktorat Pengembangan Kawasan
University of Tokyo, Jepang. April 2001-Mar. 2004. Khusus dan Tertinggal, Bappenas. Mei 2004-Januari 2006
5. S2. Master of Arts, Graduate School of International Development, 6. Kepala Bagian, Biro Pemberdayaan Masyarakat, Bappenas. Des.
Nagoya University, Jepang. Apr 1997-Mar. 1999. 2000-Mei 2004
6. Postgraduate Diploma, Institute of Developing Economies Advanced 7. Kepala Bagian, Biro Pembangunan Dati II dan Perdesaan,
School, Tokyo, Jepang. Sept. 1994‑Mar. 1995. Bappenas. Mei 1999 –Desember 2000
7. S1. Sarjana, Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada.Jurusan 8. Kepala Sub Bagian, Biro Pembangunan Dati II dan Perdesaan,
Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan. Juni 1984 ‑Juli 1989. Bappenas. Maret 1994 –Januari 1997
9. Staf Perencana, Biro Analisa Ekonomi dan Statistik, Bappenas
1991‑Maret 1994 2
REPUBLIK
Outline Paparan
INDONESIA
PENDAHULUAN FAKTA DAN ISU KESENJANGAN
• Visi Indonesia 2045 • Distribusi PDRB Antarwilayah
1 • Skenario Pembangunan Indonesia 2045 2 • Kesenjangan Antarwilayah
• Pilar Pembangunan • Tantangan Penanganan Bencana
VISI
INDONESIA
2045
Berdaulat, Maju, Adil dan
Manusia Indonesia yang unggul,
berbudaya, serta menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi
Pembangunan yang
merata dan inklusif
Makmur
adalah transformasi
jangka panjang
….. Ekonomi yang maju Negara yang demokratis,
harus direncanakan dan berkelanjutan kuat, dan bersih
5
SKENARIO PEMBANGUNAN INDONESIA 2045
Indonesia akan menjadi negara
berpendapatan tinggi di 2036 dan Peran Kawasan Timur (luar Jawa-Bali-Sumatera) akan meningkat
PDB kelima terbesar dunia di 2045 dari 20% (2020) menjadi 25%+ (2045)
100
90
80
70
60
Skenario Tinggi 50
40
30
20
2045
Skenario Dasar
Business-As-Usual
5,1 % per tahun pertumbuhan PDB
USD 19.794 PDB per kapita di 2045
Peringkat PDB ke-7 di dunia
Keluar dari Middle-Income Trap di 2038
6
VISI INDONESIA 2045
Pilar Pembangunan
PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN PEMERATAAN PEMANTAPAN
MANUSIA DAN EKONOMI YANG PEMBANGUNAN KETAHANAN NASIONAL
PENGUASAAN IPTEK BERKELANJUTAN DAN TATA KELOLA
KEPEMERINTAHAN
Percepatan Taraf Pendidikan Peningkatan Investasi Percepatan
Rakyat Indonesia secara dan Daya saing ekonomi Pengentasan Demokrasi Substantif
Merata
Kemiskinan
Peningkatan Peran Percepatan Industri dan
Kebudayaan dalam Pariwisata Pemerataan
Reformasi Kelembagaan
Pembangunan Kesempatan Usaha
dan Birokrasi
Pembangunan Ekonomi dan Pendapatan
Peningkatan Sumbangan Maritim
Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi dalam Pemerataan Penguatan Sistem Hukum
Pembangunan Pemantapan Ketahanan Pembangunan Wilayah Nasional dan Antikorupsi
Pangan dan Peningkatan
Kesejahteraan Petani
Peningkatan Derajat Pembangunan Politik Luar Negeri Bebas
Kesehatan dan Kualitas Infrastruktur yang Merata Aktif
Hidup Rakyat Peningkatan Ketahanan dan Terintegrasi
Energi dan Air
Penguatan Pertahanan dan
Reformasi Ketenagakerjaan
Komitmen terhadap Keamanan
Lingkungan Hidup dan
Mitigas Bencana 7
VISI INDONESIA 2045
Pemerataan pembangunan daerah dengan mendorong pertumbuhan di Kawasan Timur
Indonesia (KTI) lebih tinggi dan tetap mempertahankan momentum pertumbuhan wilayah
Jawa.
30 Tahun Sebelumnya 30 Tahun Mendatang
Kalimantan Sulawesi
Sumatera 27,6 28,7 24,9 22,8 22,0 22,4 22,9 22,39 22,87 23,10 23,05 23,01 22,21 22,03 21,74 21,58 21,31
Jawa 50,6 53,8 57,4 58,6 58,0 60,0 57,9 57,28 56,70 56,69 57,06 57,39 58,29 58,51 58,37 58,52 59,01
Kalimantan 10,2 8,7 8,9 9,2 9,9 8,9 10,4 9,41 9,92 9,66 9,25 8,76 8,15 7,83 3,11 3,05 3,06
Sulawesi 5,5 4,2 4,1 4,1 4,6 4,0 4,3 5,19 5,24 5,41 5,50 5,65 5,92 6,04 8,24 8,20 8,05
Bali dan
Nusa 3,1 2,8 3,0 3,3 2,9 2,8 2,5 3,03 2,83 2,79 2,80 2,87 3,06 3,12 6,11 6,21 6,33
Tenggara
Maluku dan
2,9 1,8 1,7 2,0 2,5 1,8 2,0 2,70 2,44 2,35 2,34 2,32 2,37 2,46 2,41 2,47 2,24
Papua
1) Selama hampir 30 tahun (1978-2008) tidak terjadi perubahan yang berarti dalam distribusi atau kontribusi pembentukan PDB
Nasional. Dengan menggunakan tahun dasar terbaru 2010, kontribusi setiap wilayah terhadap pembentukan PDB nasional juga
tidak mengalami perubahan. Peran Jawa menjadi semakin dominan.
2) Pembangunan masih terpusat di KBI Rata-rata kontribusi Jawa dan Sumatera terhadap PDB Nasional Tahun 2010-2016 sebesar
80,54%, sedangka rata-rata kontribusi Sulawesi, Bali-Nusra, Maluku-Papua hanya sebesar 3,8%
3) Rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kawasan Timur mengalami penurunan, kecuali wilayah Sulawesi. Sulawesi dapat menjadi
trigger pertumbuhan ekonomi di kawasan timur.
10
Sumber: Badan Pusat Statistik 10
KONDISI STATUS DESA
TOTAL : 74.093 Desa
Tertinggal : 20.175 (27,23%)
Berkembang : 51.014 (68,85%)
Mandiri : 2.904 ( 3,92%)
Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi 2020 (Feb) Gini Rasio Tahun 2020 (Maret)
12
12
KESENJANGAN ANTARWILAYAH
KETERKAITAN
PERDAGANGAN
ANTAR PULAU
(INPUT)
80,74
Pulau Jawa-Bali
• Potensi bencana akibat
megathrust di wilayah Kepulauan Nusa Tenggara
pesisir pantai selatan
• Potensi bencana akibat megathrust
Sumber: Perpres 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024 di wilayah utara dan selatan
15
KONDISI JAWA BARAT
Percepatan Pembangunan dan Mitigasi Risiko Bencana
Lingkungan Pembatas (Constraint)
• Mayoritas hutan lindung dan Kawasan Suaka
Alam/Kawasan Pelestarian Alam (KSA/KPA)
tersebar di Jawa Barat Selatan.
• Di Kabupaten Garut, terdapat sebaran Hutan
Lindung (HL) dan KSA/KPA yang hampir mencapai
30% dari luas wilayah administratif
• Di Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis,
sebaran kawasan hutan (HL, KSA/KPA, Hutan
Produksi, Hutan Produksi Terbatas) mencapai
17,2% dan 11,5% masing-masing.
Pelabuhan Pantai
Eretan
Bandara Kertajati
WM Bandung
Geopark - Pelabuhan Cirebon
Wisata Bahari KSPN Tangkuban
LEGEND Pongkor Bandara Husain Perahu
A Sastranegara Bandara Cakrabhuwana
Jalan Nasional
Destinasi Pariwisata
KSPN
KSPN Bandung
Pelabuhan Ratu Halimun
KSPN Wisata Bahari Kota
KSPN
Ciwidey Kab. Ciamis
Kawasan Lada, Pala,
Ekowisata Geopark TWA Kamojang - MP: Penguatan Jaminan
Wisata Bahari Cengkeh
Papandayan Usaha Serta 350 Korporasi
Cileutuh - Bandara Wiriadinata
Wilayah Metropilitan Petani dan Nelayan
Pelabuhanratu Kab. Garut Tasikmalaya
Kawasan Pertanian
Kab. Tasikmalaya Kawasan Kopi
Pelabuhan Cikidang
MP: Penguatan Jaminan
Pelabuha
Usaha Serta 350 Korporasi
n Bandara Pangandaran
Utama (U) Petani dan Nelayan
Kawasan Kopi
Pengumpan Regional Bandara MP: Penguatan Jaminan DP Pengembangan Ujung
(PR) Usaha Serta 350 Korporasi Kulon-Halimun-Bandung-
Pengumpan Lokal (L) Internasional Petani dan Nelayan
Pangandaran
Pengumpul (P) Domestik
17
KONDISI JAWA BARAT
Percepatan Pembangunan dan Mitigasi Risiko Bencana
Update Senin 19 Oktober 2020, Pukul 20:30 WIB. Sumber: BPBD Kabupaten Garut Mengungsi
Terdampak Banjir
Kec. Cikalet:
• Ds. Pamalayan ± 768 KK / 2.684 Jiwa ± 174 / 604 Jiwa
Kec. Banjarwangi:
• Ds. Cikelet Ds. Talagasari
• Ds. Cigadog
• Ds. Linggamanik
• Ds. Pamalayan
KERUGIAN MATERIL
Rumah Rusak Berat Rumah Rusak Sedang Rumah Rusak Ringan
165 Unit 281 Unit 694 Unit
*Kebutuhan Pendanaan belum terdapat rincian kebutuhan sumber pendanaan dari APBN, APBD Prov, APBD Kab, dan Sumber Lain
19
KONDISI JAWA BARAT
Percepatan Pembangunan dan Mitigasi Risiko Bencana
KORBAN JIWA Luka Meninggal Terdampak Mengungsi
Terdampak Banjir
Ringan 1 Jiwa Banjir 108 Jiwa
& Longsor 2 Jiwa ±361 KK
Sungai 16 KK/51 JIWA Mengungsi 57 JIWA Mengungsi
di Ds. Wangun sari Kec. di Ds. Sepatnunggal Kec.
Bantarkalong Sodonghilir
KERUGIAN MATERIL
Rumah Rusak Berat Rumah Rusak Rumah Rusak
27 Unit Sedang Ringan
23 Unit 19 Unit
Kementerian PPN/Bappenas 22
KUNJUNGAN KERJA:
Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya
KORBAN JIWA
Luka Ringan Meninggal Terdampak Banjir Mengungsi
KERUGIAN MATERIL
Rumah Rusak Berat Rumah Rusak Sedang Rumah Rusak Ringan
27 Unit 23 Unit 19 Unit
Kementerian PPN/Bappenas 25
PERUBAHAN LINGKUNGAN
3 SRATEGIS
DISRUPSI EKONOMI DAN CARA BARU
TANTANGAN PEMBANGUNAN:
DISRUPSI AKIBAT PANDEMI COVID19
DAMPAK PANDEMI Korban manusia Dampak sosial Perubahan perilaku
COVID19 dan ekonomi masyarakat dan
pemerintah
Koreksi terhadap premis atau asumsi lama. Aglomerasi suatu daerah atau kota
meskipun menguntungkan dari meningkatnya efisiensi pelayanan publik, tetapi
mempunyai risiko dan kerentanan yang lebih besar di masa depan
Pengetahuan
Teknologi Peningkatan
Kapabilitas
Organisasi (Daya
Saing, Daya
Informasi
Tarik, Daya
Prasarana Tahan dan
Daya
Ruang Lestari)
(darat dan laut)
Lahan
dan Berburu dan Berpindah Pertanian dan Manufaktur Sintesis dan Sintesis dan
Pengumpul dan Bertani Pertambangan dan Jasa Daur Ulang Daur Ulang
SDA 4R (Reduce, Reuse, 4R (Reduce, Reuse,
Recycle and Replace) Recycle and Replace)
Modal Sosial
Modal Alam
• Lahan
• Jaringan dan relasi
• Hubungan saling percaya • Sumber daya air dan
dan toleransi kelautan
• Hutan dan pepohonan
• Partisipasi
• Kepempinan lokal 5 • Margasatwa
• Peraturan bersama dan sanksi DIMENSI
Rakyat Desa • Keanekaragaman hayati
• Jasa lingkungan
Modal Fisik
• Prasarana dasar: rumah, air Modal Keuangan
bersih, listrik dan sanitasi • Gaji dan Upah
• Konektivitas: transportasi dan • Tabungan
telekomunikasi • Pinjaman
• Peralatan dan Teknologi • Bantuan
BUDAYA DAN KINERJA PEMBANGUNAN
Perubahan Bertahap
PERILAKU
BUDAYA MASYARAKAT KERJASAMA
SALING SISTEM
SIKAP, NILAI, PERCAYA DAN POLITIK,
TOLERANSI KINERJA
KEYAKINAN SOSIAL, DAN
EKONOMI PEMBANGUNAN
PERSAINGAN
PERILAKU
MENTAL INDIVIDU
MODEL
MEMBANGUN KAPASITAS
MANUSIA
• Perlakuan adil dan tanpa diskriminasi
• Pelayanan pendidikan yang bermutu
• Pelayanan kesehatan yang bermutu
• Penelitian dan pengembangan Sumber: Dimodifikasi dari Lawrence Harrison
• Profesionalisme dan Stace Lindsay. Culture and Development.
• Penghargaan terhadap prestasi dan kinerja
• Penciptaan suasana yang kondusif dan stabil
BASIS KEMAJUAN DAN KEUNGGULAN KAWASAN
KOMPARATIF
Commu Govern
nity ment Perluasan Jejaring dan Promosi Riset, Investasi dan
perdagangan internasional yang kuat 39
KOLABORASI RISET DAN PENGEMBANGAN
Penyiapan Model Pengurangan Risiko Bencana
Korban manusia
(lost of life)
Data Lahan dan Tata Ruang
• ATR Sosial Manusia
• BPIW-Kemen PUPera Diseminasi
• BPN
Single
Data Klimatologi
Multi
Kajian LIPI dan BNPB
• BMKG, BPPT, LIPI Kesiapsiagaan Bencana
• Perguruan Tinggi: UGM, ITB, UI,
IPB,
• LIPI dan Lainnya 40
Waktu
KOLABORASI RISET DAN PENGEMBANGAN
Penyiapan Model Pengurangan Risiko Bencana
• Model Interregional
Ekonometrik Penyusunan
• Model CGE
• Model Interregional RKP
Bencana
(Disaster Risk Infrastruktur (Disaster Investment
Reduction dan
Proyeksi dan and Financing)
Modelling) Peta Rawan
Bencana Skenario
Pembangunan
Nasional
Wilayah Penyusunan
Model Perubahan RPJMN
Lingkungan 2020-2024
46
KUNCI PENANGANAN BENCANA: MODAL SOSIAL,
PERAN PEREMPUAN DAN PASAR DI YOGYAKARTA
47
KUNCI PENANGANAN BENCANA: MODAL SOSIAL,
PERAN PEREMPUAN DAN PASAR DI LOMBOK
48
KUNCI PENANGANAN BENCANA: MODAL SOSIAL,
PERAN PEREMPUAN DAN PASAR DI PALU, SULAWESI TENGAH
49
PEMBELAJARAN SINERGI PENANGGULANGAN
BENCANA
Menyusun rencana dan Kebijakan
Pemerintah
Manajemen risiko , yang berisi tentang dan
dukungan kebutuhan kaum wanita, Pemerintah
anak-anak, orang lansia, dan disabilitas Daerah
DEPLOYMENT CHART
Database DEPT 1
PHASE 1 PHASE 2 PHASE 3 PHASE 4 PHASE 5
DEPT 2
Wisdom
DEPT 3
DEPT 4
4 5
2 3
1
Manajemen Pengetahuan :
1. Akuisi Data dan Informasi
1) Pendataan Data
2) Penyimpanan Data
3) Penyebaran
4) Pemanfaatan Data
2. Budaya Pengetahuan, Jejaring
dan Komunikasi
3. Budaya Organisasi (Bappenas,
Bank Indonesia, Kementerian
Keuangan,
Kementerian/Lembaga,
KADIN, Perguruan Tinggi,
Lembaga Penelitian,
Organisasi Internasional, )
4. Pendidikan dan Pelatihan
5. Produk dan Jasa
Copyright ©2011 Pearson Education, Inc. Publishing as Prentice Hall 52
PEMANFAATAN TEKNOLOGI
DALAM MANAJEMEN PENGETAHUAN
Manajemen Pengetahuan:
Collaboration
ENABLING TECHNOLOGIES FOR
Communication
1. Membuat data, informasi dan
KNOWLEDGE MANAGEMENT pengetahuan menjadi visible dan
Internet
Data dapat diakses
KM LIFE-CYCLE Mining
2. Mengembangkan budaya
Create Share
Extranet
Expert pengetahuan
Systems
3. Membangun infrastruktur
Intranet
Search pengetahuan
Engine
Identify Modify 4. Menciptakan iklim pengetahuan
Artificial
Web 2.0
5. Membagikan pengetahuan
Intelligence feedback
6. Mengembangkan ekonomi
Machine
Act Apply Databases
berbasis pengetahuan
Learning
Korban manusia
(lost of life)
Data Lahan dan Tata Ruang
• ATR Sosial Manusia
• BPIW-Kemen PUPera Diseminasi
• BPN
Single
Data Klimatologi
Multi
Kajian LIPI dan BNPB
• BMKG, BPPT, LIPI Kesiapsiagaan Bencana
• Perguruan Tinggi: UGM, ITB, UI,
IPB,
• LIPI dan Lainnya 54
Waktu
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
6 WILAYAH 2020-2024
ARAHAN PRESIDEN DAN KERANGKA REGULASI
ARAHAN PRESIDEN
VISI MISI, ARAHAN PRESIDEN DALAM
7 AGENDA PEMBANGUNAN RPJMN 2020-2024
Komitmen Pemerintah dalam penanganan bencana dengan melakukan
pengarusutamaan (mainstreaming) pengurangan risiko bencana dalam agenda
pembangunan. AGENDA PEMBANGUNAN
4 UTAMA TERKAIT PRB
Dilaksanakan melalui:
Memperhatikan/
1 2 mempertimbangkan kondisi:
Transformasi ekonomi:
Wilayah sebagai Basis 6 Lingkungan Hidup dan
Rata-rata Pertumbuhan
Pembangunan Kerentanan Bencana
6% per tahun
Sebagai Prasyarat:
7
Kondisi Polhukhankam yang kondusif:
• Penyederhanaan regulasi
• Penyederhanaan birokrasi
• Stabilitas politik dan pertahanan
keamanan 58
58
OPTIMALISASI ALOKASI DAN DISTRIBUSI
SUMBER DAYA ANTARWILAYAH
Belanja K/L + Dana Dekon/TP + Dana Transfer Daerah (DAU, DAK, DBH,
Dana Otsus dan Keistemewaan) dan Dana Desa + Pinjaman/Hibah+ Swasta Pemerintah Pusat
+ Perbankan(+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)
Seluruh alokasi sumber daya didorong untuk meningkatkan produktivitas, nilai tambah, pendapatan dan daya saing
daerah; memperkuat modal sosial budaya, mewujudkan kehidupan yang bermartabat
Alokasi sumber daya K/L, swasta dan perbankan harus memperhatikan prioritas wilayah 59 59
59
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN WILAYAH
RPJMN 2020-2024
Pembangunan kewilayahan diarahkan Strategi dan Pendekatan Pengembangan Wilayah
60
STRATEGI PERTUMBUHAN WILAYAH
1. Penguatan basis produksi dan pengolahan
komoditas unggulan daerah yang tersebar
pada sentra-sentra hilirisasi pertanian dan
perikanan di KPPN, Kawasan Transmigrasi,
SKPT/WPP
2. Pembangunan smelter pada kawasan
potensial dalam mendukung hilirisasi Sumber
Daya Alam (SDA);
3. Penyediaan jaringan infrastruktur secara
terpadu yang meliputi jaringan transportasi,
sistem energi, fasilitas air baku dan air bersih,
dan sistem pengolahan limbah;
4. Pelayanan perijinan dan investasi yang cepat
dan efisien;
5. Penguatan konektivitas dengan pusat-pusat produksi bahan baku di kawasan
perdesaan dan transmigrasi, kota-kota kecil, dan kota-kota menengah dalam
pengadaan bahan baku dan pendukung;
6. Pengembangan kerjasama dan kemitraan pembiayaan pemerintah dan badan
usaha;
7. Penguatan kerjasama pentahelix antara Pemerintah Daerah, badan pengelola,
masyarakat, perguruan tinggi dan media dalam promosi dan pengembangan
kawasan strategis;
8. Perluasan kerjasama dan kemitraan dalam kerjasama mata rantai produksi global.
61
STRATEGI PERTUMBUHAN WILAYAH
KPBPB Sabang
PERSEBARAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS
Prov. Aceh
KEK Likupang
KEK Arun Lhokseumawe Prov. Sulawesi Utara
Prov. Aceh
KEK Kendal
KEK Tanjung Prov. Jawa Tengah
Lesung
Prov. Banten KEK Mandalika
Prov. NTB
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
siap menerima investasi belum operasional Bebas (KPBPB) Operasional
62
STRATEGI PEMERATAAN ANTARWILAYAH
Daerah Tertinggal
62 daerah tertinggal 2020-2024 dan 62 daerah Afirmasi Papua
tertinggal terentaskan 2019 (1.933 kecamatan)
Seluruh Kab di Provinsi Papua dan Papua Barat
PP 78/2014, Perpres 63/2020 tentang Penetapan
Daerah Tertinggal tahun 2020-2024 (783 Kecamatan)
Inpres No 9/2017 tentang Percepatan
Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua
dan Papua Barat
Kawasan Perbatasan
222 Kecamatan Lokpri termasuk 37 PPKT
berpenduduk dan 18 PKSN, dan di 54 Kab/Kota
Surat Menteri PPN no. TOTAL DAERAH AFIRMASI 2021: 2.212
B.055/M.PPN/D.2/PP/03.03/01/2020 kecamatan di 181 kab/kota
tentang Lokasi Prioritas Pembangunan Kawasan Transmigrasi
Perbatasan Negara dalam RPJMN 2020-
2024 tgl 21 Januari 2020 52 Kawasan transmigrasi prioritas target Database dapat diunduh melalui:
RPJMN 2020-2024 di 49 kabupaten/kota
https://bit.ly/DaerahAfirmasi_2021
Kepmendes tentang Penetapan Kawasan
Transmigrasi 63
STRATEGI PEMERATAAN ANTARWILAYAH
62 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) diarahkan sebagai
Aceh Timur
simpul pertumbuhan lokal dalam Koridor Pembangunan RPJMN 2020 – 2024
Bulungan
Toba Samosir Minahasa
Samosir Bintan Sambas Buol Utara
Berau Gorontalo Utara Morotai
Bengkayang
Kubu Nunukan
Raya
Gorontalo
Mempawah Kutai Timur
Agam Karimun Boalemo
Muaro Jambi
Poso
Raja Ampat Manokwari
Banyuasin
Belitung Mamuju Tengah Jayapura
Morowali
Bengkulu Mamuju Luwu Timur
Bangka
Tengah Banjar
Selatan Belitung Timur Kotawaringin Konawe
Pinrang Maluku Tengah
Barat Barito Selatan
Mesuji Kuala Bone Muna
Barru
Tulang Bawang
Kendal Pamekasan
Wakatobi
Banyuwangi
Pandeglang Manggarai
Sukabumi Lombok Timur
Barat Ngada
Magelang
Buleleng Merauke
Dompu
Klungkung Sumbawa
Lombok Tengah Sumba Timur
62 KPPN
Pertumbuhan Pemerataan
65
PRIORITAS PENANGGULANGAN BENCANA
DALAM RPJMN 2020-2024
66
KEBIJAKAN PENANGANAN
7 BENCANA
ARAHAN PRESIDEN DAN KERANGKA REGULASI
ARAHAN PRESIDEN
Agenda Pembangunan Dalam Konteks Penanggulangan Bencana
69
69
PERPRES 87/2020 TENTANG RENCANA INDUK
PENANGGULANGAN BENCANA
Visi
"Mewujudkan Indonesia Tangguh Bencana untuk
Pembangunan Berkelanjutan"
Misi
1. Mewujudkan penanggulangan bencana yang tangguh
dan berkelanjutan.
2. Mewujudkan tata kelola penanggulangan bencana
yang professional dan inklusif.
3. Mewujudkan penanganan darurat bencana dan
pemulihan pascabencana yang prima.
PERPRES 87/2020 TENTANG RENCANA INDUK
PENANGGULANGAN BENCANA
Ditetapkan untuk jangka 25 Visi utama adalah Mewujudkan
tahun, terdiri dari 5 tahap Indonesia Tangguh Bencana Untuk
dengan jangka waktu 5 Pembangunan Berkelanjutan
tahunan
70
RPJMN & Renas Daerah Tangguh
PB Baseline
Resilient Plan Bencana
INDONESIA
bencana untuk meningkatkan akuntabilitas.
2. Peningkatan sinergi antar lembaga dan pemangku e. Mewujudkan kabupaten/kota, desa/kelurahan, dan masyarakat tangguh bencana.
TANGGUH
kepentingan dalam penanggulangan bencana f. Mewujudkan sarana dan prasarana yang tangguh terhadap bencana.
g. Meningkatkan edukasi kebencanaan dan pengelolaan pengetahuan penanggulangan
Strategi:
a. Meningkatkan koordinasi dan kerja sama antar BENCANA bencana kepada masyarakat dan pemangku kepentingan.
75
PENGARUSUTAMAAN RENAS PB DALAM
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
RENCANA JANGKA RENCANA JANGKA
RENCANA JANGKA MENENGAH RENCANA STRATEGIS RENCANA
PANJANG PANJANG RENCANA AKSI PRB
(RPJM – RPB) SEKTORAL TAHUNAN
(RPJP – RTRW) (RPJP – RTRW)
RENSTRA K/L
RIPB Nasional 2020- RENCANA
RENCANA
2045 RTRW
RTRW NASIONAL
NASIONAL NASIONAL
NASIONAL PB
PB RAN PRB RENJA K/L
RENJA K/L
RPJP
RPJP KAB/KOTA
KAB/KOTA
2020-2045 KABUPATEN
KABUPATEN RENSTRA SKPD KAB/KOTA
KAB/KOTA
K/K
RENCANA
RENCANA PB
PB RAD PRB RENJA SKPD
RTRW RENJA SKPD
RTRW KAB/KOTA
KAB/KOTA KAB/KOTA
KAB/KOTA KAB/KOTA KAB/KOTA
KAB/KOTA
76
RENCANA KERJA PEMERINTAH
8 TAHUN 2021
TEMA, FOKUS DAN PRIORITAS
TEMA, FOKUS, DAN STRATEGI PEMBANGUNAN
TAHUN 2021
TEMA RKP 2021 MAJOR PROJECT YANG TERKAIT LANGSUNG DENGAN FOKUS
PEMBANGUNAN TAHUN 2021
“Mempercepat Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Sosial”
Pemulihan Industri, Pariwisata, dan Reformasi Sistem Kesehatan Nasional
Investasi MP - Penguatan Sistem
MP Industri 4.0 di 5 Sub Sektor Kesehatan Nasional *)
FOKUS PEMBANGUNAN TAHUN 2021
Prioritas
Reformasi Sistem Perlindungan Sosial
MP 10 Destinasi Pariwisata
MP - Integrasi Bantuan Sosial
Prioritas
Menuju Skema Perlindungan
MP 9 Kawasan Industri di luar
Sosial Menyeluruh
Percepatan Reformasi Reformasi Jawa dan 31 Smelter
Reformasi
MP Pendidikan dan Pelatihan Reformasi Sistem Ketahanan Bencana
Pemulihan Industri, Sistem Sistem Sistem
Vokasi untuk Industri 4.0 MP - Penguatan Sistem
Pariwisata, dan Kesehatan Perlindungan Ketahanan
MP Jaringan Pelabuhan Utama Peringatan Dini Bencana
Investasi Nasional Sosial Bencana
Terpadu
*) merupakan Major Project baru yang
diusulkan untuk tahun 2021
PN 1 PN 2 PN 3 PN 4 PN 5 PN 6 PN 7
78
FOKUS PEMBANGUNAN RKP 2021:
REFORMASI (PENGUATAN) SISTEM KETAHANAN BENCANA
Bencana Alam, fokus pada
Memperkuat sistem Peringatan Dini bencana
Penguatan Sistem dan Respon ST
01 Peringatan Dini, untuk bencana RA Memperkuat manajemen bencana yang kolaboratif
geologi, tektonik, vulkanik, TE
hidrometeorologi, iklim dan GI Meningkatkan investasi pengurangan risiko bencana
Reformasi lingkungan
Sistem
Ketahanan
Menyusun rencana penanganan darurat
Bencana
Bencana Non Alam, fokus pada Memperkuat manajemen krisis terpadu
Penguatan Sistem dan Respon
02 Peringatan Dini untuk bencana Memperkuat sistem data bencana terpadu
epidemi, wabah penyakit, gagal
teknologi, dan gagal Memperkuat sistem logistik dan jaring pengaman sosial
modernisasi.,
a. Manajemen Bencana Berbasis a. Manajemen krisis terpadu dan a. Edukasi dan literasi masyarakat;
Masyarakat (Desa Tangguh Bencana, multisector (Crisis center,
Keleuarga Tangguh Bencana, dan Pusdalops); b. Komunikasi publik yang efektif;
Relawan); c. Bantuan non pemerintah yang
b. Sistem data bencana terpadu
terpadu; dan
b. Rencana penanggulangan bencana dan satu referensi; dan
(Rencana Kontijensi, Rencana d. Gladi dan simulasi.
c. Sistem logistik terpadu
Operasi, dan strategi lainnya); dan (terutama pangan) dan jaring
c. Perlengkapan Peringatan dini. pengaman sosial. 7979
Agenda Pembangunan 6: Lingkungan Hidup dan Ketahanan Bencana
11 Kegiatan
Prioritas
PP1:
Peningkatan Kualitas
Lingkungan Hidup
Hukum di Bidang Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
42 Proyek
Prioritas
80
Agenda Pembangunan 6: Lingkungan Hidup dan Ketahanan Bencana
Pro-PN:
KP1 Penanggulangan 1) Penguatan Data, Informasi, & Literasi Bencana
Bencana 2) Penguatan Sistem, Regulasi dan Tata Kelola Bencana
3) Peningkatan Sarana Prasarana Kebencanaan
4) Integrasi Kerjasama Kebijakan dan Penataan Ruang
berbasis Risiko Bencana
5) Penguatan Penanganan Darurat Bencana
6) Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi di daerah
terdampak bencana
7) Penguatan sistem mitigasi multi ancaman bencana
terpadu
PP 2 : Peningkatan
Ketahanan Bencana
dan Iklim
Pro-PN:
1) Peningkatan Ketahanan Iklim pada Sektor
Kelautan dan Pesisir
2) Peningkatan Ketahanan Iklim pada Sektor KP2 Peningkatan
Air
3) Peningkatan Ketahanan Iklim pada Sektor
Ketahanan Iklim
Pertanian
4) Peningkatan Ketahanan Iklim pada Sektor
Kesehatan
81
PRIORITAS NASIONAL:
MENGEMBANGKAN WILAYAH UNTUK MENGURANGI KESENJANGAN DAN MENJAMIN PEMERATAAN
Pengembangan Wilayah Tahun 2021
Kerangka PN 2
1. Mempercepat pemulihan dampak pandemi Covid-19,
Mengembangkan Wilayah
2. Melanjutkan transformasi sosial ekonomi, untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan
3. Mengoptimalkan keunggulan kompetitif wilayah, dan
4. Meningkatkan pemerataan kualitas hidup antarwilayah
Papua 26,7 26,4 25,4 25,9 25,5 Papua 4,2 3,8 4,2 5,5 5,2
Maluku 13,4 13,3 13,2 13,5 12,8 Maluku 7,6 6,2 6,2 7,8 7,6
Sulawesi 10,9 10,4 10,1 10,2 9,8 Sulawesi 4,9 4,7 4,5 6,9 6,6
Kalimantan 6,2 4,1 5,8 5,8 5,6 Kalimantan 5,0 4,8 4,7 6,8 6,5
Nusa Tenggara 18,3 17,9 17,4 18,3 17,8 Nusa Tenggara 3,3 3,3 3,4 5,7 5,4
Jawa-Bali 9,2 8,7 8,2 8,3 7,9 Jawa-Bali 5,9 5,7 5,7 8,3 7,9
Sumatera 10,5 10,2 9,8 10,1 9,6 Sumatera 5,2 5,1 5,0 7,6 7,2
83
STRATEGI PENGEMBANGAN
WILAYAH SUMATERA
Strategi Percepatan Pertumbuhan Strategi Percepatan Pemerataan
1. Mendorong operasionalisasi dan peningkatan investasi di kawasan- 1. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan dasar di bidang
kawasan industri dan KEK khususnya di sepanjang koridor Tol Trans pendidikan, kesehatan, air minum, dan sanitasi. Simultan dengan
Sumatera di pesisir timur, yaitu KEK Arun Lhokseumawe, KI/KEK Sei arah kebijakan dan strategi percepatan industrialisasi Wilayah
Mangkei, dan KI/KEK Galang Batang, dengan mengoptimalkan paket- Sumatera, peningkatan akses dan mutu pendidikan difokuskan
paket insentif fiskal dan nonfiskal serta memantapkan pasokan energi; pada pendidikan menengah, kejuruan/vokasional, dan tinggi.
serta mengoptimalkan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan 2. Mempercepat penuntasan jaringan transportasi pengumpan
Bebas (KPBPB) antara lain KPBPB Sabang dan KPBPB Batam. (feeder) yang menghubungkan kawasan tengah dan barat dengan
2. Memacu pengembangan kawasan pariwisata unggulan khususnya di
DPP Danau Toba dan DPP Bangka Belitung/KEK Tanjung Kelayang dengan jaringan infrastruktur utama Tol Trans Sumatera di pesisir timur.
melaksanakan rencana induk (masterplan) kawasan pariwisata yang telah 3. Meningkatkan pembangunan infrastruktur dasar di daerah gugus-
disusun. gugus pulau baik di bagian barat maupun timur Pulau Sumatera
3. Mengintegrasikan sistem transportasi wilayah multimoda (tol, kereta dengan fokus jalan lingkar dan listrik (Nias, Mentawai, Meranti).
api, pelabuhan, dan bandara) dengan pengembangan kawasan industri 4. Mempercepat penerapan SPM, termasuk sanitasi dan air minum
dan kota-kota utama. yang aman, pengelolaan sampah dan limbah, serta penyediaan
4. Meningkatkan produktivitas budidaya pertanian, perkebunan, dan perumahan.
perikanan khususnya usaha rakyat. 5. meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan
5. Memacu pengembangan kawasan perkotaan sebagai pusat pelayanan alternatif serta pembangunan kota-kota kecil dan sedang.
dan aglomerasi wilayah, pendukung sektor industri dan pariwisata, 6. Mengoptimalkan pelaksanaan otonomi khusus Aceh bagi
termasuk WM Medan, WM Palembang, dan kota-kota lainnya dengan peningkatan kesejahteraan rakyat dan kemajuan daerah.
fokus peningkatan transportasi massal perkotaan, penyediaan layanan 7. Meningkatkan tata kelola dan kapasitas (aparatur, kelembagaan
dasar seperti perumahan, akses pada energi, air minum, sanitasi dan dan keuangan) pemerintah daerah dan desa dalam rangka
pengelolaan persampahan yang aman, pengembangan sistem drainase peningkatan daya saing daerah.
perkotaan, penataan kawasan permukiman, dan ruang terbuka hijau 8. Mendorong percepatan pembangunan kawasan perdesaan,
publik di perkotaan.
6. Meningkatkan pelayanan perizinan investasi dan memperluas kerja daerah tertinggal, kawasan transmigrasi, kawasan perbatasan,
sama antardaerah dalam peningkatan daya saing daerah antara lain dan pulau-pulau terluar secara simultan dengan pembangunan
melalui forum kerja sama regional Wilayah Sumatera. kota-kota kecil dan sedang
7. Meningkatkan kepastian hukum hak atas tanah melalui pemberian
84
PKSN Sabang Arah Pengembangan Wilayah 2021 KI/KEK/KPBPB
Sabang
KPBPB Sabang
Wilayah Sumatera Destinasi
Pariwisata Prioritas (DPP)
Banda Aceh
MAJOR PROJECT PRIORITAS RKP 2021 Biruen
Wilayah
Pemulihan Industri, Pariwisata, dan Investasi KEK/KI Arun Lhoksumawe Metropolitan (WM)
Lubuklinggau
MP 9 Wilayah Metropolitan (WM)
Prabumulih DPP Bangka
Bengkulu Belitung
MP 13 Pemulihan Pasca Bencana
Bandar Lampung
Selat Sunda
Slide - 85
STRATEGI PENGEMBANGAN
WILAYAH JAWA-BALI
Strategi Percepatan Pertumbuhan Strategi Percepatan Pemerataan
1. Mendorong pengembangan kawasan industri manufaktur yang terintegrasi 1. Mempercepat pembangunan infrastruktur
dengan jaringan tol, kereta api, dan pelabuhan di sisi Pantai Utara Pulau Jawa. konektivitas di kawasan Pulau Jawa bagian selatan
2. Meningkatkan investasi dan mengembangkan pariwisata massal kelas dunia dan Pulau Bali bagian utara.
khususnya di poros Pulau Bali-Banyuwangi-Bromo-Borobudur-Kepulauan
Seribu-Tanjung Lesung, dengan beberapa kawasan yang terus dikembangkan 2. Mendorong pembangunan kota-kota kecil dan
yaitu KEK Tanjung Lesung, DPP Borobudur dan sekitarnya, dan DPP Bromo- sedang menjadi pusat distribusi dan industri wilayah
Tengger-Semeru. Pengembangan DPP Borobudur dan sekitarnya dan DPP skala kecil-sedang, khususnya di Pulau Jawa bagian
Bromo-Tengger-Semeru akan dilaksanakan sesuai rencana induk (masterplan) selatan dan Pulau Bali bagian utara. Pengendalian
kawasan pariwisata yang telah disusun. skala industri disesuaikan dengan daya dukung
3. Mendorong pengembangan ekonomi kreatif khususnya ekonomi digital yang
mengoptimalkan kekayaan budaya bangsa. wilayah yang relatif berbukit dan banyak terdapat
4. Mengendalikan konversi lahan-lahan subur pertanian dan mempertahankan ekosistem karst.
jaringan irigasi di kawasan-kawasan lumbung beras. 3. Mendorong pemanfaatan teknologi informasi dan
5. Meningkatkan kelayakhunian kawasan perkotaan sebagai pusat layanan dan komunikasi untuk membantu petani dan UMKM
aglomerasi wilayah serta pendukung sektor industri dan pariwisata, khususnya mengakses pasar yang lebih luas.
di WM Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, dan Kota Baru Maja
dengan fokus pada peningkatan transportasi massal, drainase perkotaan, 4. Meningkatkan tata kelola dan kapasitas (aparatur,
pengendalian banjir, penyediaan perumahan, akses pada energi, air minum, kelembagaan dan keuangan) pemerintah daerah dan
sanitasi, pengelolaan persampahan yang aman, penataan kawasan permukiman, desa dalam peningkatan daya saing daerah.
ruang terbuka hijau publik, dan peningkatan kerja sama lintas daerah dalam
regionalisasi penyelenggaraan layanan publik.
6. Meningkatkan pelayanan perizinan investasi dan memperluas kerja sama
antardaerah dalam peningkatan daya saing daerah antara lain melalui forum
kerja sama regional Wilayah Jawa-Bali.
7. Meningkatkan kepastian hukum hak atas tanah melalui pemberian sertifikat hak
atas tanah
86
Arah Pengembangan Wilayah 2021
Serang
Wilayah Jawa-Bali
Cilegon
WM Jakarta
Kawasan Pesisir WM
Selat Sunda Bandung
Cirebon
WM Semarang
Tegal
Surakarta WM Surabaya
Pekalongan
KEK Tanjung
Lesung
Kota Baru
Maja Sukabumi
Pasuruan
Probolinggo
MAJOR PROJECT PRIORITAS RKP 2021
Pemulihan Industri, Pariwisata, dan Investasi Magelang WM Denpasar
Slide - 87
STRATEGI PENGEMBANGAN
WILAYAH NUSA TENGGARA
Strategi Percepatan Pertumbuhan Strategi Percepatan Pemerataan
1. Memfasilitasi pengembangan industri MICE (Meeting, Incentives, 1. Meningkatkan pemerataan akses rumah tangga pada
Conference, and Exhibition) dan perhelatan olahraga internasional pelayanan pendidikan dan kesehatan untuk mempercepat
sebagai penggerak sekaligus sarana promosi pariwisata Nusa pembangunan manusia, khususnya pendidikan dasar dan
Tenggara melalui pengembangan DPP Lombok-Mandalika/KEK menengah yang berkualitas.
Mandalika dan DPP Labuan Bajo, sesuai rencana induk (masterplan) 2. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan pengembangan
kawasan pariwisata yang telah disusun. pendidikan keterampilan hidup (life-skills) dan vokasional
2. Meningkatkan produktivitas usaha perikanan termasuk tambak garam, untuk mempersiapkan partisipasi masyarakat pada sektor-
peternakan, perkebunan serta budidaya tanaman pangan termasuk sektor strategis.
pembangunan pasar ikan yang terintegrasi dengan pelabuhan ikan. 3. Mendorong percepatan pembangunan kawasan perdesaan,
3. Mendorong pengembangan ekonomi kreatif bernilai tinggi termasuk daerah tertinggal, kawasan transmigrasi, kawasan
industri kerajinan mutiara dan kain tenun tradisional. perbatasan, dan pulau-pulau terluar secara simultan dengan
4. Meningkatkan pembangunan infrastruktur konektivitas wilayah pembangunan kota-kota kecil dan sedang.
kepulauan dan memperkuat koneksi transportasi dengan hub 4. Menuntaskan pembangunan infrastruktur dasar khususnya
pariwisata internasional utama Bali. untuk meningkatkan elektrifikasi rumah tangga, akses air
5. Mengembangkan kawasan perbatasan dengan negara tetangga Timor minum dan sanitasi di perdesaan.
Leste untuk memperkuat kedaulatan nasional dan memfasilitasi 5. Mempercepat penerapan SPM, termasuk sanitasi dan air
perdagangan lintas negara. minum yang aman, pengelolaan sampah dan limbah, serta
6. Mengembangkan kawasan perkotaan untuk mendukung sektor penyediaan perumahan.
industri dan pariwisata dengan fokus pada peningkatan penyediaan 6. Meningkatkan tata kelola dan kapasitas (aparatur,
perumahan, akses pada energi, air minum, sanitasi, persampahan yang kelembagaan dan keuangan) pemerintah daerah dan desa
aman, serta drainase dan transportasi umum perkotaan. dalam mengelola keuangan daerah dan dana desa yang
7. Meningkatkan pelayanan perizinan investasi dan memperluas kerja memfasilitasi pengembangan ekonomi lokal dan peningkatan
sama antardaerah dalam peningkatan daya saing daerah antara lain daya saing daerah.
melalui forum kerja sama regional Wilayah Nusa Tenggara. 7. Menuntaskan pemulihan sosial ekonomi dampak gempa di
8. Meningkatkan kepastian hukum hak atas tanah melalui pemberian Nusa Tenggara Barat.
sertifikat hak atas tanah.
88
Arah Pengembangan Wilayah 2021
Wilayah Nusa Tenggara
DPP Lombok /
KEK Mandalika
DPP Labuan Bajo
Mataram
PKSN Atambua
TIMOR
LESTE
PKSN Kefamenanu
Reformasi Sistem Jaring Pengaman Sosial MP 13 Pemulihan Pasca Bencana Koridor Pembangunan
Pusat Kegiatan
MP 18 Integrasi Bantuan Sosial menuju Strategis Nasional
Skema Perlindungan Sosial Menyeluruh MP 14 Pusat Kegiatan Strategis Nasional Koridor Pertumbuhan
Reformasi Sistem Ketahanan Bencana Sentra Kelautan dan Perikanan Koridor Pemerataan
Terpadu (SKPT)
MP 39 Penguatan Sistem Peringatan
Dini Bencana
Slide - 89
STRATEGI PENGEMBANGAN
WILAYAH KALIMANTAN
Strategi Percepatan Pertumbuhan Strategi Percepatan Pemerataan
1. Menyiapkan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur
1. Meningkatkan konektivitas wilayah dengan
sebagai pusat pemerintahan baru yang dapat mendorong pemerataan
pertumbuhan wilayah, menambah bangkitan ekonomi di Kalimantan mengintegrasikan infrastruktur multimoda yang meliputi
dan sekitarnya, serta memberikan dampak positif ke berbagai sektor. transportasi darat, sungai, laut, dan udara.
2. Meningkatkan investasi dan optimalisasi kawasan-kawasan strategis 2. Memperkuat peran kota-kota kecil dan sedang sebagai
khususnya kawasan industri pengolah sumber daya alam hasil pusat pelayanan dan pertumbuhan di daerah perdesaan,
perkebunan dan pertambangan yaitu KI Ketapang dan KI Surya Borneo. pedalaman, kawasan transmigrasi, dan kawasan
3. Mendorong pengembangan kawasan perkotaan sebagai pusat perbatasan khususnya dalam pelayanan pendidikan dan
pelayanan dan aglomerasi wilayah, pendukung sektor industri dan kesehatan serta pengembangan ekonomi lokal.
pariwisata, termasuk WM Banjarmasin, Kota Baru Tanjung Selor sebagai 3. Meningkatkan pembangunan kawasan perbatasan di
pusat pemerintahan, dengan fokus pada peningkatan penyediaan bagian utara untuk menjaga kedaulatan nasional dan
perumahan, akses pada energi, air minum, sanitasi, persampahan yang mengurangi kesenjangan dengan penduduk di wilayah
aman, serta drainase dan transportasi umum perkotaan. negara tetangga.
4. Mempertahankan pelestarian lingkungan dan fungsi ekologis di 4. Mempercepat penerapan SPM, termasuk sanitasi dan air
kawasan hutan tropik Kalimantan sebagai pusat konservasi dan minum yang aman, pengelolaan sampah dan limbah, serta
rehabilitasi plasma nutfah dan satwa yang dilindungi, sebagai pusat
penyediaan perumahan.
penelitian obat-obatan, serta untuk menjamin daya dukung lingkungan.
5. Meningkatkan tata kelola dan kapasitas pemerintah
5. Meningkatkan pelayanan perizinan investasi dan memperluas kerja
sama antardaerah dalam peningkatan daya saing daerah antara lain daerah dan desa guna mendorong peningkatan daya saing
melalui forum kerja sama regional Wilayah Kalimantan. daerah serta penyelenggaraan pelayanan publik di wilayah
6. Meningkatkan kepastian hukum hak atas tanah melalui pemberian administratif yang relatif luas. .
sertifikat hak atas tanah.
90
KI/KEK/KPBPB
Pusat Kegiatan
Strategis Nasional Arah Pengembangan Wilayah 2021
Wilayah Kalimantan
Wilayah Kota Besar
Metropolitan (WM) MAJOR PROJECT PRIORITAS RKP 2021
Kota Sedang Pemulihan Industri, Pariwisata, dan Investasi
Balikpapan
MP 10 Ibu Kota Negara
KI Ketapang
MP 11 Pengembangan Kota Baru
KI Surya Borneo
Palangka Raya
WM Banjarmasin Slide - 91
STRATEGI PENGEMBANGAN
WILAYAH SULAWESI
Strategi Percepatan Pertumbuhan Strategi Percepatan Pemerataan
1. Mengoptimalkan pengembangan kawasan-kawasan strategis baik 1. Mendorong pemerataan pelayanan dasar
KEK maupun KI sebagai pusat industrialisasi/hilirisasi komoditas dengan fokus pemenuhan standar pelayanan
unggulan wilayah, yaitu KEK/KI Palu dan KEK Bitung. minimal di bidang pendidikan, kesehatan,
2. Meningkatkan pengembangan kawasan-kawasan pariwisata perumahan dan permukiman.
unggulan yaitu DPP Manado – Likupang/KEK Likupang dan DPP 2. Meningkatkan pembangunan perdesaan,
Wakatobi. daerah tertinggal, kawasan transmigrasi,
3. Meningkatkan pembangunan infrastruktur konektivitas wilayah, kawasan perbatasan, dan pulau-pulau terluar.
baik infrastruktur darat yang menghubungkan kawasan-kawasan 3. Memantapkan keterkaitan antara jaringan
strategis dengan kawasan penyangganya, maupun infrastruktur transportasi utama Trans Sulawesi dan
pelabuhan dan udara yang menghubungkan pusat-pusat jaringan pengumpan (feeder) ke kawasan-
pertumbuhan di Sulawesi dengan wilayah lain. kawasan perdesaan dan kota-kota kecil.
4. Meningkatkan pengembangan kawasan perkotaan pendukung 4. Mmpercepat penerapan SPM, termasuk
sektor industri dan pariwisata di Wilayah Sulawesi, termasuk di WM sanitasi dan air minum yang aman, pengelolaan
Makassar sebagai pusat pelayanan aglomerasi wilayah, dengan fokus sampah dan limbah, serta penyediaan
pada penyediaan transportasi massal, drainase perkotaan, akses perumahan.
pada energi, perumahan, air minum, sanitasi dan pengelolaan 5. Meningkatkan tata kelola dan kapasitas
persampahan yang aman, serta pengendalian pemanfaatan ruang pemerintahan daerah (kelembagaan, aparatur
untuk mencegah urban sprawl. dan keuangan daerah) dalam rangka
5. Meningkatkan pelayanan perizinan investasi dan memperluas kerja peningkatan daya saing daerah.
sama antardaerah dalam peningkatan daya saing daerah antara lain
melalui forum kerja sama regional Wilayah Sulawesi.
6. Meningkatkan kepastian hukum hak atas tanah melalui pemberian
sertifikat hak atas tanah. 92
KEK Likupang
Slide - 93
STRATEGI PENGEMBANGAN
WILAYAH MALUKU
Strategi Percepatan Pertumbuhan Strategi Percepatan Pemerataan
1. Mengembangkan pusat-pusat industri pengolahan yang meliputi 1. Meningkatkan aksesibilitas dan mutu pelayanan
kawasan industri pengolahan nikel dan bahan tambang lainnya di KI kesehatan dan pendidikan secara merata di wilayah
Teluk Weda, kawasan industri pengolahan hasil perkebunan, kawasan kepulauan.
industri pengolahan perikanan, serta pengembangan pasar dan 2. Mempercepat pembangunan perdesaan, daerah
pelabuhan ikan. tertinggal, kawasan transmigrasi, pulau-pulau terluar,
2. Meningkatkan produktivitas usaha perikanan dan perkebunan termasuk dan kawasan perbatasan yang dilakukan simultan
pembangunan pasar ikan yang terintegrasi dengan pelabuhan ikan. dengan meningkatkan peran kota-kota kecil sebagai
3. Mempercepat pengembangan kawasan pariwisata unggulan wilayah pusat kegiatan ekonomi lokal.
khususnya DPP/KEK Morotai. 3. Memperkuat konektivitas antarpulau khususnya dengan
4. Menyiapkan rencana pengembangan industri terpadu untuk mendukung meningkatkan prasarana dan sarana penyeberangan
pengembangan Blok Masela, yang meliputi pengembangan kawasan antarpulau.
kegiatan turunan migas, kawasan permukiman pekerja, dan fasilitas 4. Mempercepat penerapan SPM, termasuk sanitasi dan air
pendukung. minum yang aman, pengelolaan sampah dan limbah, serta
5. Mengembangkan kawasan perkotaan, termasuk pembangunan Kota penyediaan perumahan.
Baru Sofifi sebagai pusat pemerintahan, dengan fokus pada peningkatan 5. Meningkatkan tata kelola dan kapasitas pemerintahan
penyediaan perumahan, akses pada energi, air minum, sanitasi, daerah (kelembagaan, aparatur, dan keuangan daerah)
persampahan yang aman, drainase, serta transportasi umum perkotaan. guna mendorong peningkatan daya saing daerah.
6. Meningkatkan pelayanan perizinan investasi dan memperluas kerja
sama antardaerah dalam peningkatan daya saing daerah antara lain
melalui forum kerja sama regional Wilayah Maluku.
7. Meningkatkan kepastian hukum hak atas tanah melalui pemberian
sertifikat hak atas tanah.
94
DPP / KEK Morotai Arah Pengembangan Wilayah 2021
SKPT Morotai
Wilayah Maluku
Koridor Pembangunan
Reformasi Sistem Ketahanan Bencana
Ambon
MP 39 Penguatan Sistem Peringatan
Koridor Pertumbuhan Dini Bencana
Tual
PKSN Saumlaki
Slide - 95
STRATEGI PENGEMBANGAN
WILAYAH PAPUA
Strategi Percepatan Pertumbuhan Strategi Percepatan Pemerataan
1. Melanjutkan pembangunan infrastruktur yang menyambungkan 1. Memanfaatkan kearifan lokal untuk percepatan penurunan
pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan pusat-pusat produksi kemiskinan dan perbaikan tingkat kesehatan masyarakat.
rakyat. 2. Mendorong penerapan standar pelayanan minimal pada
2. Mendorong pengembangan industri pengolahan berbasis pelayanan dasar khususnya bidang pendidikan, kesehatan,
teknologi tepat guna dan komoditas lokal pertanian, perkebunan, perumahan dan permukiman, serta perluasan penyediaan
peternakan, dan kehutanan. listrik perdesaan. Sejalan dengan hal ini, pengembangan flying
3. Mempercepat pengembangan ekonomi kemaritiman melalui healthcare dan tele-medicine, serta pengembangan sekolah
industri perikanan dan pariwisata bahari di DPP Raja Ampat. terpadu berasrama akan terus dilakukan untuk menjangkau
4. Mendorong hilirisasi industri pertambangan. penduduk di daerah terpencil, terisolasi, dan pegunungan.
5. Mempercepat penyiapan sumber daya manusia terampil disertai 3. Menerapkan pendekatan klaster berbasis wilayah adat dan
pengembangan kewirausahaan terutama pengembangan inovasi distrik untuk mempercepat pembangunan daerah tertinggal,
dan kreativitas kaum muda asli Papua (Papua Creative Hub) kawasan transmigrasi, kawasan perbatasan, serta kampung.
sebagai pendukung pengembangan ekonomi lokal. 4. Mempercepat penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM),
6. Membangun kawasan perkotaan sebagai pusat aglomerasi termasuk sanitasi dan air minum yang aman, pengelolaan
wilayah, termasuk pembangunan Kota Baru Sorong sebagai sampah dan limbah, serta penyediaan perumahan.
pendukung kawasan industri dan pariwisata, dengan fokus pada 5. Meningkatkan kapasitas aparat pemerintah daerah termasuk
peningkatan penyediaan perumahan, akses pada energi, air di tingkat distrik dan kampung, pemberdayaan masyarakat
minum, sanitasi, persampahan yang aman, drainase, serta dalam perencanaan partisipatif, serta pengelolaan dana
transportasi umum perkotaan. otonomi khusus dan dana desa.
7. Meningkatkan pelayanan perizinan investasi dan memperluas 6. Meningkatkan tata kelola dan kapasitas pemerintahan daerah
kerja sama antardaerah dalam peningkatan daya saing daerah (kelembagaan, aparatur, dan keuangan daerah) termasuk
antara lain melalui forum kerja sama regional Wilayah Papua. penataan daerah, guna mendorong efisiensi dan efektivitas
8. Meningkatkan kepastian hukum hak atas tanah melalui penyelenggaraan pemerintahan daerah, percepatan
pemberian sertifikat hak atas tanah. pembangunan, dan peningkatan daya saing di tanah Papua.
96
Arah Pengembangan Wilayah 2021
Wilayah Papua Destinasi
Pariwisata Prioritas (DPP)
Pusat Kegiatan
DPP Raja Ampat Strategis Nasional
Koridor Pemerataan
MP 2 10 Destinasi Pariwisata Prioritas
Bencana
5. Distribusi Logistik Masyarakat/ 2. Manajemen Krisis
6. Sejarah Kejadian Bencana
Dukungan tingkat RT/RW
Lingkungan Community 3. Keluarga Tangguh
7. Local Wisdom/Knowledge
Strategis based bencana
Tiga (3) Komponen Utama Resilience 4. Sekolah Tangguh
Antara lain:
1. Penataan Ruang Reformasi Bencana
5. Relawan Kebencanaan
2. Daya Dukung Desa-Kota (Smart 6. Komunitas Filantrofi
and Resilient)
(CSO and NGO)
3. Daya Dukung Lingkungan Alam Meliputi:
4. Daya Dukungan Lingkungan 1. Reformasi Regulasi dan Kinerja Kelembagaan
Buatan/Mitigasi Tata Kelola 2. Pola Koordinasi dan Kolaborasi Pusat dan Daerah
5. Infrastruktur Pendukung lainnya Kebencanaan 3. Manajemen Logistik
(Publik dan Konektivitas) 4. Penguatan Kelembagaan Lokal
6. Tren penyakit zoonosis/wabah 5. Strategi Penanganan
99
7. Perubahan Iklim 6. Inovasi Pembiayaan
KONSEP KETAHANAN BENCANA
Keterkaitan Ketahanan Bencana, Reformasi Kesehatan Nasional,
Perlindungan Sosial, dan Pangan Nasional
Reformasi
Sistem
Kesehatan
Nasional
Reformasi
(Penguatan)
Sistem
Ketahanan Reformasi
Reformasi Bencana Sistem
Ketahanan
Perlindungan
Pangan
Sosial
KERANGKA KERANGKA
KERANGKA REGULASI
KELEMBAGAAN PENDANAAN 100
REFORMASI SISTEM KETAHANAN BENCANA 2020-2024
101
REFORMSI SISTEM KETAHANAN BENCANA
Prinsip Dasar
Kerangka Teori Ketahanan Bencana
• Memahami Konteks (Context)
• Peran serta masyarakat • Memetakan Goncangan/Ancaman (shock, hazard)
• Tata Kelola Resiko Bencana (Disaster Risk • Mengelola Kapasitas (absord, adapt, dan transform)
Management/Governance) • Mengatasi Ancaman (multihazard)
• Disaster Risk Financing
• Ilmu dan Teknologi
• Ketahanan Infrastruktur strategis Aksi Prioritas dalam Siklus
• Ekologis Manajemen Penanggulangan
• Inklusi Sosial dalam pengurangan resiko Bencana:
bencana/Disaster Risk Reduction • Mitigasi Ancaman
• Kesiapsiagaan Bencana
• Respons Bencana
• Rehabilitasi dan Pembangunan Kembali
Lebih Baik (Rehabilitation and Build Back
Kerangka Global perihal Better)
Paradigma Ketahanan • Pemulihan dan Pembangunan
Bencana (Disaster Resilience)
Keterkaitan Reformasi
Sistem Ketahanan Bencana
Memahami Ancaman Bencana secara dengan Berbagai
menyeluruh (termasuk bencana non-alam, Aspek/Sektor lain
dalam hal ini communicable disease) 102
102
KERANGKA SISTEM KETAHANAN BENCANA
Kerangka Kebijakan 5 Area Strategi Reformasi Tujuan
Pembangunan Satu
Perencanaan
serta
Kolaboratif
Kerangka
Pemerintah bencana
Daerah dan
BPBD seluruh Bertambahnya jumlah
provinsi/ Peningkatan Investasi
kabupaten/kota dan Pembiayaan kota dan permukiman
yang
mengimplementasikan
Kerangka Regulasi: UU 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana, UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, UU penanganan holistik
6/2018 tentang Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, Permendagri 101/2018 tentang SPM Sub-urusan Bencana risiko bencana di semua
lini sesuai dengan SFDRR
2015-2030
Pemanfaatan Teknologi dan Informasi Komunikasi (TIK) / Digital Platform
TERKAIT
SEKTOR
Satu Data Pembangunan satu data Pengembangan sistem satu data • Terbangunnya basis
Bencana dan informasi kebencanaan dan informasi kebencanaan data (2020)
• Terintegrasinya data
Terintegrasi (2022)
Sistem Pembangunan sistem Peningkatan kapasitas analisis Pengembangan sistem peringatan • Terbangunnya sistem
peringatan dini data dan sistem serta komunikasi dini berbasis masyarakat (2020)
Peringatan • Meningkatnya
Dini Terpadu kapasitas (2022)
• Terbentuknya
Pembentukan Satuan Penguatan manajemen Penguatan koordinasi dan kerja manajemen krisis
Kelembagaan Tugas (ad-hoc) krisis terpadu sama stakeholder (pentahelix) terpadu (2022)
Kolaboratif • Terlaksananya kerja
sama pentahelix (2024)
Investasi dan Optimalisasi Pengembangan opsi Penguatan skema pembiayaan/investasi • Tersedianya skema
pemanfaatan DSP* alternatif pendanaan PB PB yang inovatif pembiayaan PB yang
Pembiayaan inovatif (2022)
1 2
Platform data dan informasi kebencanaan (lintas sektor) untuk
Mekanisme pengaturan kelembagaan dan kemitraan kolaboratif dan
menghasilkan data/informasi kebutuhan penanggulangan bencana
Adaptif sudah tersusun dengan jelas sehingga konsolidasi-koordinasi
dalam sistem informasi Pemerintah yang Adaptif di tingkat nasional
kegiatan lintas sektor dapat berjalan dengan lebih terintegrasi/bersinergi.
dan sub-nasional
ADANYA DUKUNGAN PEMBIAYAAN NON-KONVENSIONAL DAN PEMBENTUKAN PENGELOLA DANA BERSAMA (Pooling Fund) KEBENCANAAN
• Pengembangan InaTEWS, CEWS, MEWS • Analisis data hasil pemantauan bencana, Pemantauan gejala dan prakiraan
• BMKG, Badan Geologi/PVMBG
Sistem ancaman, Penyediaan alat dan instrumentasi
Peringatan Dini • Informasi/perintah evakuasi, koordinasi media, tindakan evakuasi masyarakat, gladi
• Pengembangan Sistem Peringatan Dini dan simulasi, buku panduan SOP, peta risiko, rencana kontijensi, kajian risiko bencana, • BNPB
Terpadu
Multi Ancaman Bencana rencana penanggulangan bencana, sertifikasi kesiapsiagaan kebencanaan
• Desa Tangguh Bencana • Kemampuan Memahami Risiko Bencana (Banjir, Longsor, Karhutla, dst) • BNPB
• Keluarga Tangguh Bencana • Kemampuan Merespon dan Melakukan Aksi (Forum PRB, Sosialisasi, Relawan PB)
• Desa Pesisir Tangguh • Kemampuan Merespon dan Melakukan Aksi (Menanam Mangrove,dsb) • KKP
Pemberdayaan
Masyarakat • Desa Pintar/Satuan Pendidikan Aman • Kemampuan Memahami Risiko Bencana (Banjir, Longsor, Karhutla, dst)
Bencana (SPAB) • Kemampuan Merespon dan Melakukan Aksi (Sosialisasi, literasi) • KEMDIKBUD
• Desa Mandiri Pangan • Kemampuan Merespon dan Melakukan Aksi (lumbung pangan, bufferstock, dst) • KEMENTAN
• Masyarakat Peduli Api • Kemampuan Merespon dan Melakukan Aksi (Patroli hutan, deteksi api, parit dan
• Kampung Iklim tandon air, dst) • KLHK
• Penguatan Forum PRB • Kolaborasi multipihak dalam upaya PRB oleh masyarakat dan dunia usaha • BNPB
• Asistensi dan supervisi penerapan • Penerapan Standar Minimal Pelayanan bidang bencana sebagai upaya awal
• KEMENDAGRI
Kelembagaan SPM bidang bencana meningkatkan peran pemerintah daerah dalam mitigasi bencana
Kolaboratif • Dokumen Kesepakatan Lintas K/L dalam • Dokumen Kerjasama sebagai acuan dalam upaya penanganan bencana secara • KEMENDES
Penanganan Daerah Rawan Bencana kolaboratif dan terpadu antara Pemerintah Daerah dan Pusat, serta masyarakat
• Program dan Administrasi Kegiatan • Dokumen kegiatan lintas sektor pembangunan manusia dan kebudayaan dalam
Bidang Kerawanan Sosial dan Bencana bidang penanggulangan bencana • KEMENKO PMK
Sinergi • Dana Bersama Bencana (Pooling Fund) • Inisiatif Pembiayaan Penanggulangan Bencana melalui Skema Asuransi • KEMENKEU
Pembiayaan 106
Strategi Penguatan Agenda 1:
Pembangunan Satu Data Bencana Terintegrasi
Perbaikan Tata Kelola Data Bencana Indonesia: Cakupan Dasar Satu Data Bencana Indonesia
Memberikan akses data yang komprehensif, terbarukan,
informatif, dan menjadi suplemen berbagai kegiatan analisis
dan pengambilan keputusan oleh stakeholder dalam masa
prabencana, darurat bencana dan pascabencana.
TARGET PENGUATAN
Dampak Bencana
1. Pengumpulan Data Investasi
Pusdatin K/L Pergerakan Penduduk
2. Analisa Data
Keterpaparan Wilayah
Pusdatin Pemda 3. Publikasi Data
Peta Zona Bahaya
4. Restricted Data
5. Data Sharing Ketahanan Logistik
Sumber swasta/ Keamanan dan Ketertiban
6. Organisasi data
masyarakat 7. Wali Data Penguatan Pentahelix
8. Otoritas dan Whistle Sosialisasi Kebencanaan
Sumber dunia usaha blower Data Mitigasi Kebencanaan
9. dll. Kegiatan penguatan
Sumber media Masyarakat
dll.
Sumber: Satu Data Bencana Indonesia, BNPB, dan BPS 107
107
Strategi Penguatan Agenda 2:
Penguatan Sistem Peringatan Dini Bencana Terpadu
INATEWS End To End System
TV
Indikator 2021 2024 SMS Portal (BLC) Sirene Siaran Siaran Bahasa
Kecepatan Penyampaian Informasi Peringatan Facebook Radio Berita Lokal
<5 menit 3 menit
Dini Bencana kepada Masyarakat Instagram 108
Strategi Penguatan Agenda 3:
Penguatan Ketahanan Sosial dan Pemberdayaan Terpadu
DESA TANGGUH COVID – KEMENDES PDTT DESA TANGGUH BENCANA - BNPB
• Sistem Komando Desa • Kemampuan Memahami Risiko Bencana (Banjir, Longsor,
• Relawan Menyusun buku panduan, penerapan protokol Kesehatan, Karhutla, dst)
•
sosialisasi
Memahami risiko dan kerentanan
8 1 • Kemampuan Merespon dan Melakukan Aksi (Forum PRB,
Sosialisasi, Relawan PB)
Target penguatan:
Pemanfaatan skema pembiayaan yang
inovatif dalam penanggulangan bencana
Peningkatan investasi bencana di bidang
mitigasi struktural dan non struktural
111
111
LANGKAH-LANGKAH YANG SUDAH DILAKUKAN
DALAM PENGUATAN KETAHANAN BENCANA
Data Bersama yang Terintegrasi Platform Data yang Tersedia Kendala & Tantangan
1
• Platform data masih bersifat sektoral • BNPB: DIBI, INAWARE, INASAFE, INARISK
• Data K/L-Provinsi-Kab/Kota belum • Updating data
• KLH: SIDIK • Optimalisasi data
terintegrasi secara optimal • Kemenkes: HEWS, dll (database sistem kesehatan) • Keterbukaan/ akses publik pada data
*Data terkait kebencanaan: data • Kemendagri: Digitalisasi Monografi Desa/Kelurahan yang tersedia
pendukung di setiap tahap pengelolaan risiko • Kemensos: SIMONTOK
bencana • Portal SDI – Jaringan Informasi Geospasial Nasional
(mitigasi-kesiapsiagaan-tanggap darurat- Kuantitas/ Kualitas/
• Kemen ATR: GISTARU, dll Kelengkapan Kebaruan
Akses
rehab/rekon)
Penyediaan infrastruktur mitigasi dan Penyiapan Masterplan Penyiapan DED dan Perluasan dan peningkatan
kesiapsiagaan Infrastruktur Pelaksanaan Proyek mutu infrastruktur
Sosialisasi, Pelatihan dan Pelaksanaan, Pembinaan
Penyusunan Indeks Desa Perwujudan Desa Tangguh
Pengembangan desa tangguh bencana dan Evaluasi Pelaksanaan Bencana
Tangguh Bencana Desa Tangguh Bencana
Peningkatan kapasitas manajemen dan Sosialisasi dan Pelatihan Peerbaikan prasarana dan Perluasan dan
pendistribusian logistik kebencanaan tentang Manajemen Logistik sarana manajemen logistik pengembangan kerjasama
LANGKAH-LANGKAH
PENGUATAN KETAHANAN BENCANA
Langkah dan upaya pengurangan risiko, pencegahan dan penanganan bencana perlu dilakukan
dengan sistematik, terukur, terencana dan berkelanjutan
Pendekatan yang ideal dalam mengurangi risiko dan kerentanan, mencegah dan mengatasi
bencana adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan berbasis Komunitas;
2. Pendekatan berbasis kawasan atau wilayah;
3. Pendekatan peningkatan kapasitas dan kompetensi aparat dan masyarakat;
4. Pendekatan pengetahuan (knowledge management) kebencanaan;
5. Pendekatan kerjasama dan kemitraan antarpelaku (daerah, nasional dan internasional).
Manajemen komunikasi yang optimal dalam membangun kerjasama, kemitraan, kolaborasi dan
koordinasi baik internal maupun eksternal (Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, LSM,
Perguruan Tinggi, dan Negara/Lembaga Donor) penanganan bencana secara holistik
Meningkatkan akses masyarakat pada daerah terpencil, terluar, tertinggal, dan wilayah pesisir
yang rawan bencana dan perubahan iklim bencana terhadap layanan publik informasi
kebencanaan
Mendorong penginterasian PRB dalam perencanaan pembangunan melalui visi misi kepala
daerah
BPBD dan Bappeda provinsi/kabupaten/kota agar melaksanakan peranannya sebagai ujung tombak
untuk memastikan bahwa PRB menjadi isu strategis pembangunan didaerahnya
Bappeda dan BPBD mengawal pengarusutamaan PRB dalam penyusunan RPJMD, RKPD, dan RENSTRA
SKPD
PENUTUP
1. Pemerintah daerah (OPD) dan Pemerintah pusat (K/L) dan sejak awal harus
bekerjasama dalam pendataan, pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan serta
monitoring dan evaluasi pelaksanaan penanggulangan bencana.
2. Pengintegrasian Renas PB dalam perencanaan pembangunan daerah melalui
perumusan visi dan misi Kepala Daerah.
3. Bappeda dan BPBD harus bekerjasama melakukan identifikasi, analisis dan
perkiraan (proyeksi) risiko bencana di setiap daerah.
4. Penguatan manajemen data dan informasi, dan manajemen pengetahuan
(knowledge management) tentang bencana untuk mendukung penyusunan
perencanaan kebijakan penanggulangan bencana pengenalan siklus dan pola akan
meningkatkan kualitas perencanaan penanganan bencana.
5. Meningkatkan kapasitas masyarakat, terutama akses masyarakat pada daerah
terpencil, terluar, tertinggal, dan wilayah pesisir yang rawan bencana dan
perubahan iklim bencana terhadap layanan publik informasi kebencanaan.
6. Bappeda dan BPBD mengawal pengarusutamaan pengurangan risiko bencana
dalam penyusunan RPJMD, RKPD, RPB dan RENSTRA OPD.
117
TERIMA KASIH.
Direktorat Daerah Tertinggal, Transmigrasi dan Perdesaan
(021) 3926249
dttp@bappenas.go.id
kawasan.bappenas.go.id