Anda di halaman 1dari 18

I.

Acara 8
Pembuatan Penampang (Profil) dan Kemiringan Lereng
II. Tujuan
1. Mahasiswa ampu membuat penampang lereng
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui profil lereng
3. Mahasiswa mampu menggambar lereng dan menghitungnya per segmen
III. Alat dan Bahan
1. Alat tulis
2. Kertas milimeter blok
3. Kertas kalkir
4. Milimeter blok

IV. Dasar Teori


Pembuatan penampang atau profil darat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
 Diperoleh dari pea kontur
 Langsung dibuat/diukur di lapangan

Pembuatan penampang (profil) dari peta kontur

 Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan


 Mempersiapkan kertas kuarto yang akan digunakan untuk menyalin
guide map. Kertas kuarto tersebut kemudian dilipat menjadi dua bagian,
lalu disalin titik-titik pada garis kontur yang akan dibuat
penampangnya.
 Melukis grafik yang dibuat mirirp dengan diagram cartesius, denga
mencantumkan titik-titik ketinggian pada sumbu Y serta kenampakan
dataran pada sumbu X

Agar gafik mudah dilihat, diperlukan perbedaan skala sumbu X


(skala horizontal) dengan sumbu Y (skala vertikal), atau Vertical
Exaggertion (VE) pada sumbu Y

 Melukis grafik penampang melintang (profilnya)


 Memebuat ulasan tntang proses dan hasil yang diperoleh

Menghitung Kemiringan Lereng

 Menentukkan titik yang mempunyai ketinggian yang berbeda dengan


kenampakan perbedaan yang nyata.
 Menghitung selisih ketinggian antara dua titik tersebut dengan jarak ke
dua titik tersebut yang selanjutnya dikalikan skala dan dinyatakan
dalam meter.
 Menghitung kemiringan lereng dengan rumus:
Kemiringan = perbedaan tinggi dua titik (VD) / jarak sebenarnya di
lapangan (HD)
 Menyatakan kemiringan lereng tersebut dalam satuan derajat, persen,
dan meter per kilometer.

Penentuan Intervisibility adalah garis yang menentukkan lereng


yang tampak dan lereng yang tidak tampak dengan cara penarikan garis
lurus. Apabila suatu lereng tidak menghalangi garis lurus, maka lereng
tersebut merupakan lereng yang saling tampak. Apabila suatu lereng
menghalangi garis lurus, maka lereng tersebut merupakan lereng yang tidak
saling tampak.

V. Cara Kerja
Pembuatan penampang (profil) dari peta kontur
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mempersiapkan kertas kuarto yang akan digunakan untuk menyalin guide
map. Kertas kuarto tersebut kemudian dilipat menjadi dua bagian lalu
disalin titik-titikpada garis kontur yang akan dibuat penampangnya
3. Melukis grafik yang dibuat mirip dengan diagram cartesius dengan
mencantumkan titik-titik ketinggian pada sumbu Y serta kenampakan
dataran pada sumbu X
VI. Hasil Praktikum
1. Profil Penampang I di kertas milimeter blok
2. Profil Penampang II di kertas milimeter blok
3. Profil penampang I di kertas kalkir
4. Profil Penampang II di kertas kalkir
5. Perhitungan kemiringan lereng (dalam pecahan, derajat, persen, dan meter per
kilometer)
6. Sket intervisibility dari profil penampang I
7. Sket intervisibility dari profil penampang II

VII. Pembahasan
Pada acara praktikum kali ini, mahasiswa membuat penampang melintang
(profil) dari suatu tempat dengan mengamati garis kontur pada peta RBI.
Dalam pembuatan profil, mahasiswa harus teliti dalam penggambaran kontur
yang kemudian akan tercermin melalui penampang melintang dengan tujuan
untuk mengetahui berbagai kenampakan yang tergambar pada garis kontur.
Kenampakan-kenampakan yang tampak antara lain, sebagai berikut :
1. Lereng
Lereng merupakan permukaan bumi yang membentuk sudut
kemiringan tertentu dengan bidang horizontal. Pada daerah yang dibuat
penampang melintang yaitu pada daerah Kuripan dan daerah Prigi.
Lereng-lereng yang ada di daerah tersebut sangat kompleks, mulai daerah
yang datar, landai/bergelombang, agak curam, curam, hingga sangat
curam. Namun, rata-rata kemiringan lereng yang ada disana adalah curam.
Penggunaan lahan pada lereng yang curam yaitu dijadikan hutan vegetasi
karena dapat mengurangi risiko longsor dan dapat juga dijadikan sebagai
daerah resapan air.
2. Lembah
Pada kedua daerah tersebut diketahui bahwa rata-rata lereng disana
adalah curam dan selain itu lembahnya yang masih membentuk huruf “V”.
hal ini menunjukkan bahwa resistensi daerah tesebut didominasi oleh
proses erosi yang dominan didaerah tersebut.
3. Daerah Intervisibility
Daerah intervisibility merupakan daerah yang nampak atau tidaknya
suatu tempat yang dilihat dari suatu titik tertentu. Penentuan daerah ini
memberikan banyak manfaat pada beberapa bidang, misalnya pada
bidang militer. Dengan mengetahui intervisibility dapat mempermudah
dalam penyusunan strategi perang dan dititik mana mereka harus
bersembunyi ataupun menyerang lawan agar tidak diketahui oleh lawan
dan rencana akan berjalan dengan lancar dan baik.
Selain itu, ketika kita hendak melakukan pemetaan, maka
penempatan lokasi yang tepat untuk mendirikan tower agar sinyal yang
didapat maupun yang dipancarkan lebih kuat dan tidak mengalami
gangguan. Pada lokasi/ daerah yang lerengnya yang lebih tinggi dari
tower tersebut, maka lereng tersebut dapat menghambat sinyal dari
tower tersebut.
Pada penggambaran profil di lembaran milimeter blok, titik
pengelihatan ditempatkan pada permukaan tertinggi hingga titik-titik
yang lebih rendah dari titik tersebut hingga terdapat dareah yang tidak
dapat terlihat dari titik pengamatan tersebut (pada daerah diarsir).
Pada pembuatan penomoran peta (map use), awalnya mengalami
kesulitan dalam hal pemasukan angka karena memakai warna garis yang
sama yaitu hitam, kemudian membuat kotak-kotan dengan warna garis
yang berbeda (hijau, merah dan biru) menjadi lebih mudah karena dapat
menentukan urutan nomot peta dengan tepat dan akurat.

VIII. Kesimpulan
1. Pembuatan penampang melintang (profil) dapat dilakukan menggunakan 2
cara yaitu :
a. Diperoleh dengan cara pengukuran dilapanganD
b. Diperoeh dari hasil pengamatan pada peta kontur.
2. Pembandingan topografi pada suatu lokasi yang berbeda dapat
mempermudah seseorang dalam hal merencanakan suatu strategi, tempat
persembunyan ataupun mendirikan bangunan-bangunan penangkap sinyal
(tower)
3. Penarikan kesimpulan tentang keadaan setiap segmen yang telah dibuat.

IX. Daftar Pustaka


Rusydi, Alfi Nur. 2014. Modul Praktikum Kartografi Dasar. UM; Malang

X. Lampiran

PROFIL I

Peta RBI Lembar 1608-212 Kuripan

Skala 1 : 25.000

Segmen 1

Jarak Horisontal (HD) : 0,7 x 25.000 = 17.500 cm = 175 m

Jarak Vertikal (VD) : 300 – 300 = 0 m

Pecahan : 0/175 = 0

Derajat : arc Tg 0o = 0o

Persen : 0 x 100% = 0 (DATAR)

Meter-Kilometer : 0/0,175 km = 0 m/km

Segmen 2

Jarak Horisontal (HD) : 0,4 x 25.000 = 10.000 cm = 100 m

Jarak Vertikal (VD) : 350 – 300 = 50 m


Pecahan : 50/100 = 0,5

Derajat : arc Tg 0,5o = 26,56o

Persen : 0,5 x 100% = 50% (SANGAT CURAM)

Meter-Kilometer : 50/0,1 km = 5 m/km

Segmen 3

Jarak Horisontal (HD) : 0,3 x 25.000 = 7500 cm = 75 m

Jarak Vertikal (VD) : 400 – 350 = 50m

Pecahan : 50/75 = 0,67

Derajat : arc Tg 0,67o = 33,82o

Persen : 0,67/100% = 67% (SANGAT CURAM)

Meter-Kilometer : 50/0,075 km = 66, 67

Segmen 4

Jarak Horisontal (HD) : 0,8 x 25.000 = 20.000 cm = 200m

Jarak Vertikal (VD) : 450 – 400 = 50m

Pecahan : 50/200 = 0,25

Derajat : arc Tg 0,25o = 14,04o

Persen : 0,25 x 100% = 25 % (CURAM)

Meter-Kilometer : 50/0,2 km = 250 m/km

Segmen 5

Jarak Horisontal (HD) : 0,8 x 25.000 = 20.000 cm = 200 m

Jarak Vertikal (VD) : 450 – 450 = 0 m


Pecahan : 0/200 = 0

Derajat : arc Tg 0o = 0o

Persen : 0 x 100% = 0% (DATAR)

Meter-Kilometer : 0/0,2 km= 0

Segmen 6

Jarak Horisontal (HD) : 0,2 x 25.000 = 5000 cm = 50 m

Jarak Vertikal (VD) : 450 – 400 = 50 m

Pecahan : 50/50 = 1

Derajat : arc Tg 1o = 45o

Persen : 1 x 100% = 100% (SANGAT CURAM)

Meter-Kilometer : 50/0,05 km= 1000 m/km

Segmen 7

Jarak Horisontal (HD) : 0,6 x 25.000 = 15.000 cm = 150 m

Jarak Vertikal (VD) : 400 – 350 = 50 m

Pecahan : 50/150 = 0,33

Derajat : arc Tg 0.33o =

Persen : 0,33 x 100% = 33% (CURAM)

Meter-Kilometer : 50/0,15 km = 333, 33 m/km

Segmen 8

Jarak Horisontal (HD) : 1 x 25.000 = 25.000 cm = 250 m

Jarak Vertikal (VD) : 350 – 300 = 50 m


Pecahan : 50/250 = 0,2

Derajat : arc Tg 0,2o = 11,31o

Persen : 0,2 x 100% = 20% (AGAK CURAM)

Meter-Kilometer : 50/0,25 km = 200 m/km

Segmen 9

Jarak Horisontal (HD) : 2,8 x 25.000 = 62.500 cm = 625 m

Jarak Vertikal (VD) : 300 – 300 = 0 m

Pecahan : 0/625 = 0

Derajat : arc Tg 0o = 0o

Persen : 0 x 100% = 0% (DATAR)

Meter-Kilometer : 0/0,625 = 0

Segmen 10

Jarak Horisontal (HD) : 0,7 x 25.000 = 17.500 cm 175 m

Jarak Vertikal (VD) : 350 – 300 = 50 m

Pecahan : 50/175 = 0,28

Derajat : arc Tg 0,28o = 15,64o

Persen : 0,28 x 100% = 28% (CURAM)

Meter-Kilometer : 50/0,175 km = 285, 71 m/km

Segmen 11

Jarak Horisontal (HD) : 0,6 x 25.000 = 15.000 cm = 150 m

Jarak Vertikal (VD) : 350 – 350 = 0


Pecahan : 0/150 = 0

Derajat : arc Tg 0o = 0

Persen : 0 x 100% = 0 % (DATAR)

Meter-Kilometer : 0/0,15 = 0

Segmen 12

Jarak Horisontal (HD) : 0,4 x 25.000 = 10.000 cm = 100 m

Jarak Vertikal (VD) : 350 – 300 = 50 m

Pecahan : 50/100 = 0,5

Derajat : arc Tg 0,5o = 26,56o

Persen : 0,5 x 100% = 50% (SANGAT CURAM)

Meter-Kilometer : 50/0,1 km = 5 m/km

Segmen 13

Jarak Horisontal (HD) : 5 x 25.000 = 125.000 cm = 1250 m

Jarak Vertikal (VD) : 300 – 300 = 0 m

Pecahan : 0/1250 = 0

Derajat : arc Tg 0o = 0o

Persen : 0 x 100% = 0 % (DATAR)

Meter-Kilometer : 0/1,25 = 0

Segmen 14

Jarak Horisontal (HD) : 0,8 x 25.000 = 20.000 cm = 200m

Jarak Vertikal (VD) : 350 – 300 = 50m


Pecahan : 50/200 = 0,25

Derajat : arc Tg 0,25o = 14,04o

Persen : 0,25 x 100% = 25 % (CURAM)

Meter-Kilometer : 50/0,2 km = 250 m/km

Segmen 15

Jarak Horisontal (HD) : 0,7 x 25.000 = 17.500 cm 175 m

Jarak Vertikal (VD) : 350 – 350 = 0 m

Pecahan : 0/175 = 0

Derajat : arc Tg 0 o = 0o

Persen : 0 x 100% = 0% (DATAR)

Meter-Kilometer : 0/0,175 km = 0 m/km

Segmen 16

Jarak Horisontal (HD) : 0,6 x 25.000 = 15.000 cm = 150 m

Jarak Vertikal (VD) : 350 – 300 = 50 m

Pecahan : 50/150 = 0,33

Derajat : arc Tg 0.33o = 18,26o

Persen : 0,33 x 100% = 33% (CURAM)

Meter-Kilometer : 50/0,15 km = 333, 33 m/km

Segmen 17

Jarak Horisontal (HD) : 0,5 x 25.000 = 12.500 cm =125 m

Jarak Vertikal (VD) : 300 – 250 = 50 m


Pecahan : 50/125 = 0,4

Derajat : arc Tg 0,4o = 21,8o

Persen : 0,4 x 100% = 40 % (CURAM)

Meter-Kilometer : 50/0,125 km = 400 m/km

PROFIL II

Peta RBI Lembar 1507 – 514 Prigi

Skala 1 : 25.000

Segmen 1

Jarak Horisontal (HD) : 1 x 25.000 = 25.000 cm = 250 m

Jarak Vertikal (VD) : 350 – 300 = 50 m

Pecahan : 50/250 = 0,2

Derajat : arc Tg 0,2o = 11,31o

Persen : 0,2 x 100% = 20% (AGAK CURAM)

Meter-Kilometer : 50/0,25 km = 200 m/km

Segmen 2

Jarak Horisontal (HD) : 0,3 x 25.000 = 7.500 cm = 75 m

Jarak Vertikal (VD) : 400 – 350 = 50 m

Pecahan : 50/75 = 0,67

Derajat : arc Tg 0,67o = 33,82o


Persen : 0,67/100% = 67% (SANGAT CURAM)

Meter-Kilometer : 50/0,075 km = 66, 67 m/km

Segmen 3

Jarak Horisontal (HD) : 0,5 x 25.000 = 12.500 cm =125 m

Jarak Vertikal (VD) : 450 – 400 = 50 m

Pecahan : 50/125 = 0,4

Derajat : arc Tg 0,4o = 21,8o

Persen : 0,4 x 100% = 40 % (CURAM)

Meter-Kilometer : 50/0,125 km = 400 m/km

Segmen 4

Jarak Horisontal (HD) : 0,3 x 25.000 = 7500 cm = 75 m

Jarak Vertikal (VD) : 450 – 450 = 0

Pecahan : 0/75 = 0

Derajat : arc Tg 0o = 0o

Persen : 0 x 100% = 0 % (DATAR)

Meter-Kilometer : 0/0,075 km = 0 m/km

Segmen 5

Jarak Horisontal (HD) : 0,2 x 25.000 = 5000 cm = 50 m

Jarak Vertikal (VD) : 450 – 400 = 50 m

Pecahan : 50/50 = 1

Derajat : arc Tg 1o = 45o


Persen : 1 x 100% = 100% (SANGAT CURAM)

Meter-Kilometer : 50/0,05 km= 1000 m/km

Segmen 6

Jarak Horisontal (HD) : 0,5 x 25.000 = 12.500 cm =125 m

Jarak Vertikal (VD) : 400 – 350 = 50 m

Pecahan : 50/125 = 0,4

Derajat : arc Tg 0,4o = 21,8o

Persen : 0,4 x 100% = 40 % (CURAM)

Meter-Kilometer : 50/0,125 km = 400 m/km

Segmen 7

Jarak Horisontal (HD) : 1,1 x 25.000 = 27.500 cm = 275 m

Jarak Vertikal (VD) : 350 – 300 = 50

Pecahan : 50/275 = 0,18

Derajat : arc Tg 0,18o = 10,2o

Persen : 0,18 x 100% = 18% (AGAK CURAM)

Meter-Kilometer : 50/0,275 km = 181,82 m/km

Segmen 8

Jarak Horisontal (HD) : 0,7 x 25.000 = 17.500 cm = 175 m

Jarak Vertikal (VD) : 300 – 250 = 50 m

Pecahan : 50/175 = 0,28

Derajat : arc Tg 0,28o = 15,64o


Persen : 0,28 x 100% = 28% (CURAM)

Meter-Kilometer : 50/0,175 km = 285, 71 m/km

Segmen 9

Jarak Horisontal (HD) : 0,8 x 25.000 = 20.000 cm = 200 m

Jarak Vertikal (VD) : 250 – 250 = 0 m

Pecahan : 0/200 = 0

Derajat : arc Tg 0 o = 0o

Persen : 0 x 100% = 0 % (DATAR)

Meter-Kilometer : 0/0,2 km = 0 m/km

Segmen 10

Jarak Horisontal (HD) : 0,4 x 25.000 = 10.000 cm = 100 m

Jarak Vertikal (VD) : 300 – 250 = 50 m

Pecahan : 50/100 = 0,5

Derajat : arc Tg 0,5o = 26,56o

Persen : 0,5 x 100% = 50% (CURAM)

Meter-Kilometer : 50/0,1 km = 5 m/km

Segmen 11

Jarak Horisontal (HD) : 1 x 25.000 = 25.000 cm = 250 m

Jarak Vertikal (VD) : 350 – 300 = 50 m

Pecahan : 50/250 = 0,2

Derajat : arc Tg 0,2o = 11,31o


Persen : 0,2 x 100% = 20% (AGAK CURAM)

Meter-Kilometer : 50/0,25 km = 200 m/km

Segmen 12

Jarak Horisontal (HD) : 0,6 x 25.000 = 15.000 cm = 150 m

Jarak Vertikal (VD) : 350 – 350 = 0 m

Pecahan : 0/150 = 0,33

Derajat : arc Tg 0o = 0o

Persen : 0 x 100% = 0% (DATAR)

Meter-Kilometer : 0/0,15 km = 0 m/km

Segmen 13

Jarak Horisontal (HD) : 0,8 x 25.000 = 20.000 cm = 200m

Jarak Vertikal (VD) : 350 – 300 = 50m

Pecahan : 50/200 = 0,25

Derajat : arc Tg 0,25o = 14,04o

Persen : 0,25 x 100% = 25 % (CURAM)

Meter-Kilometer : 50/0,2 km = 250 m/km

Segmen 14

Jarak Horisontal (HD) : 1 x 25.000 = 25.000 cm = 250 m

Jarak Vertikal (VD) : 300 – 250 = 50 m

Pecahan : 50/250 = 0,2

Derajat : arc Tg 0,2o = 11,31o


Persen : 0,2 x 100% = 20% (AGAK CURAM)

Meter-Kilometer : 50/0,25 km = 200 m/km

Segmen 15

Jarak Horisontal (HD) : 1,5 x 25.000 = 37.500 cm = 375 m

Jarak Vertikal (VD) : 250 – 200 = 50

Pecahan : 50/375 = 0,13

Derajat : arc Tg 0,13o = 7,41o

Persen : 0,13 x 100% = 13 % (LANDAI)

Meter-Kilometer : 50/0,375 km = 133, 33 m/km

Segmen 16

Jarak Horisontal (HD) : 0,6 x 25.000 = 15.000 cm = 150 m

Jarak Vertikal (VD) : 250 – 200 = 50 m

Pecahan : 50/150 = 0,33

Derajat : arc Tg 0.33o = 18,26o

Persen : 0,33 x 100% = 33% (CURAM)

Meter-Kilometer : 50/0,15 km = 333, 33 m/km

Segmen 17

Jarak Horisontal (HD) : 0,5 x 25.000 = 12.500 cm =125 m

Jarak Vertikal (VD) : 350 – 250 = 100 m

Pecahan : 100/125 = 0,8

Derajat : arc Tg 0,8o = 38,66o


Persen : 0,8 x 100% = 80 % (SANGAT CURAM)

Meter-Kilometer : 100/0,125 km = 800 m/km

Segmen 18

Jarak Horisontal (HD) : 0,5 x 25.000 = 12.500 cm =125 m

Jarak Vertikal (VD) : 350 – 350 = 0 m

Pecahan : 0/125 = 0

Derajat : arc Tg 0 o = 0o

Persen : 0 x 100% = 0 % (DATAR)

Meter-Kilometer : 0/0,125 km = 0 m/km

Segmen 19

Jarak Horisontal (HD) : 1,5 x 25.000 = 37.500 cm = 375 m

Jarak Vertikal (VD) : 350 – 300 = 50

Pecahan : 50/375 = 0,13

Derajat : arc Tg 0,13o = 7,41o

Persen : 0,13 x 100% = 13 % (LANDAI)

Meter-Kilometer : 50/0,375 km = 133, 33 m/km

PROFIL I

Unit Lereng Tipe Unit Lereng


1 DATAR
2 SANGAT CURAM
3 SANGAT CURAM
4 CURAM
5 DATAR
6 SANGAT CURAM
7 CURAM
8 AGAK CURAM
9 DATAR
10 CURAM
11 DATAR
12 SANGAT CURAM
13 DATAR
14 CURAM
15 DATAR
16 CURAM
17 CURAM

PROFIL II

Unit Lereng Tipe Unit Lereng


1 AGAK CURAM
2 SANGAT CURAM
3 CURAM
4 DATAR
5 SANGAT CURAM
6 CURAM
7 AGAK CURAM
8 CURAM
9 DATAR
10 CURAM
11 AGAK CURAM
12 DATAR
13 CURAM
14 AGAK CURAM
15 LANDAI/BERGELOMBANG
16 CURAM
17 SANGAT CURAM
18 DATAR
19 LANDAI/BERGELOMBANG

Anda mungkin juga menyukai