Acara 8
Pembuatan Penampang (Profil) dan Kemiringan Lereng
II. Tujuan
1. Mahasiswa ampu membuat penampang lereng
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui profil lereng
3. Mahasiswa mampu menggambar lereng dan menghitungnya per segmen
III. Alat dan Bahan
1. Alat tulis
2. Kertas milimeter blok
3. Kertas kalkir
4. Milimeter blok
V. Cara Kerja
Pembuatan penampang (profil) dari peta kontur
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mempersiapkan kertas kuarto yang akan digunakan untuk menyalin guide
map. Kertas kuarto tersebut kemudian dilipat menjadi dua bagian lalu
disalin titik-titikpada garis kontur yang akan dibuat penampangnya
3. Melukis grafik yang dibuat mirip dengan diagram cartesius dengan
mencantumkan titik-titik ketinggian pada sumbu Y serta kenampakan
dataran pada sumbu X
VI. Hasil Praktikum
1. Profil Penampang I di kertas milimeter blok
2. Profil Penampang II di kertas milimeter blok
3. Profil penampang I di kertas kalkir
4. Profil Penampang II di kertas kalkir
5. Perhitungan kemiringan lereng (dalam pecahan, derajat, persen, dan meter per
kilometer)
6. Sket intervisibility dari profil penampang I
7. Sket intervisibility dari profil penampang II
VII. Pembahasan
Pada acara praktikum kali ini, mahasiswa membuat penampang melintang
(profil) dari suatu tempat dengan mengamati garis kontur pada peta RBI.
Dalam pembuatan profil, mahasiswa harus teliti dalam penggambaran kontur
yang kemudian akan tercermin melalui penampang melintang dengan tujuan
untuk mengetahui berbagai kenampakan yang tergambar pada garis kontur.
Kenampakan-kenampakan yang tampak antara lain, sebagai berikut :
1. Lereng
Lereng merupakan permukaan bumi yang membentuk sudut
kemiringan tertentu dengan bidang horizontal. Pada daerah yang dibuat
penampang melintang yaitu pada daerah Kuripan dan daerah Prigi.
Lereng-lereng yang ada di daerah tersebut sangat kompleks, mulai daerah
yang datar, landai/bergelombang, agak curam, curam, hingga sangat
curam. Namun, rata-rata kemiringan lereng yang ada disana adalah curam.
Penggunaan lahan pada lereng yang curam yaitu dijadikan hutan vegetasi
karena dapat mengurangi risiko longsor dan dapat juga dijadikan sebagai
daerah resapan air.
2. Lembah
Pada kedua daerah tersebut diketahui bahwa rata-rata lereng disana
adalah curam dan selain itu lembahnya yang masih membentuk huruf “V”.
hal ini menunjukkan bahwa resistensi daerah tesebut didominasi oleh
proses erosi yang dominan didaerah tersebut.
3. Daerah Intervisibility
Daerah intervisibility merupakan daerah yang nampak atau tidaknya
suatu tempat yang dilihat dari suatu titik tertentu. Penentuan daerah ini
memberikan banyak manfaat pada beberapa bidang, misalnya pada
bidang militer. Dengan mengetahui intervisibility dapat mempermudah
dalam penyusunan strategi perang dan dititik mana mereka harus
bersembunyi ataupun menyerang lawan agar tidak diketahui oleh lawan
dan rencana akan berjalan dengan lancar dan baik.
Selain itu, ketika kita hendak melakukan pemetaan, maka
penempatan lokasi yang tepat untuk mendirikan tower agar sinyal yang
didapat maupun yang dipancarkan lebih kuat dan tidak mengalami
gangguan. Pada lokasi/ daerah yang lerengnya yang lebih tinggi dari
tower tersebut, maka lereng tersebut dapat menghambat sinyal dari
tower tersebut.
Pada penggambaran profil di lembaran milimeter blok, titik
pengelihatan ditempatkan pada permukaan tertinggi hingga titik-titik
yang lebih rendah dari titik tersebut hingga terdapat dareah yang tidak
dapat terlihat dari titik pengamatan tersebut (pada daerah diarsir).
Pada pembuatan penomoran peta (map use), awalnya mengalami
kesulitan dalam hal pemasukan angka karena memakai warna garis yang
sama yaitu hitam, kemudian membuat kotak-kotan dengan warna garis
yang berbeda (hijau, merah dan biru) menjadi lebih mudah karena dapat
menentukan urutan nomot peta dengan tepat dan akurat.
VIII. Kesimpulan
1. Pembuatan penampang melintang (profil) dapat dilakukan menggunakan 2
cara yaitu :
a. Diperoleh dengan cara pengukuran dilapanganD
b. Diperoeh dari hasil pengamatan pada peta kontur.
2. Pembandingan topografi pada suatu lokasi yang berbeda dapat
mempermudah seseorang dalam hal merencanakan suatu strategi, tempat
persembunyan ataupun mendirikan bangunan-bangunan penangkap sinyal
(tower)
3. Penarikan kesimpulan tentang keadaan setiap segmen yang telah dibuat.
X. Lampiran
PROFIL I
Skala 1 : 25.000
Segmen 1
Pecahan : 0/175 = 0
Derajat : arc Tg 0o = 0o
Segmen 2
Segmen 3
Segmen 4
Segmen 5
Derajat : arc Tg 0o = 0o
Segmen 6
Pecahan : 50/50 = 1
Segmen 7
Segmen 8
Segmen 9
Pecahan : 0/625 = 0
Derajat : arc Tg 0o = 0o
Meter-Kilometer : 0/0,625 = 0
Segmen 10
Segmen 11
Derajat : arc Tg 0o = 0
Meter-Kilometer : 0/0,15 = 0
Segmen 12
Segmen 13
Pecahan : 0/1250 = 0
Derajat : arc Tg 0o = 0o
Meter-Kilometer : 0/1,25 = 0
Segmen 14
Segmen 15
Pecahan : 0/175 = 0
Derajat : arc Tg 0 o = 0o
Segmen 16
Segmen 17
PROFIL II
Skala 1 : 25.000
Segmen 1
Segmen 2
Segmen 3
Segmen 4
Pecahan : 0/75 = 0
Derajat : arc Tg 0o = 0o
Segmen 5
Pecahan : 50/50 = 1
Segmen 6
Segmen 7
Segmen 8
Segmen 9
Pecahan : 0/200 = 0
Derajat : arc Tg 0 o = 0o
Segmen 10
Segmen 11
Segmen 12
Derajat : arc Tg 0o = 0o
Segmen 13
Segmen 14
Segmen 15
Segmen 16
Segmen 17
Segmen 18
Pecahan : 0/125 = 0
Derajat : arc Tg 0 o = 0o
Segmen 19
PROFIL I
PROFIL II