Anda di halaman 1dari 18

JOB I : GARIS KONTUR

JOB II : PENGUKURAN KELURUSAN BANGUNAN & STAKE OUT

JOB III : PENGUKURAN KELURUSAN BANGUNAN GEDUNG


(VERTICALLING)

JOB IV : PENGUKURAN KELURUSAN TOWER

Disusun Untuk Tugas Mata Kuliah Teknik Pengukuran Gedung


Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negri Bengkalis

Oleh :
DIKKI OKTAVIANDI
NIM : 4103230029

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGRI BENGKALIS
BENGKALIS,RIAU
2023
JOB I

GARIS KONTUR

A.Pengertian Garis Kontur

Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian
yang sama pada peta. Garis kontur banyak digunakan untuk menampilkan relief muka bumi,
dikarenakan dapat memberi informasi secara relatif maupun absolut.

Garis kontur umumnya digunakan pada peta topografi yang merupakan peta khusus
untuk menyajikan informasi mengenai ketinggian dan bentuk rupa bumi. Pada peta batimetri,
garis ini digantikan dengan garis isobath, yaitu garis yang menunjukkan lokasi-lokasi dengan
kedalaman yang sama.

B.Bentuk Kontur

Bentuk suatu kontur menggambarkan bentuk permukaan lahan yang sebenarnya. Kontur-
kontur yang berdekatan menunjukkan kemiringan yang terjal, kontur-kontur yang berjauhan
menunjukkan kemiringan yang landai. Jika kontur-kontur itu memiliki jarak satu sama lain
secara tetap, maka kemiringannya teratur.
C.Beberapa catatan tentang kontur sebagai berikut:

1. Kontur adalah kontinyu (bersinambung). Sejauh mana pun kontur berada, tetap akan bertemu
kembali di titik awalnya. Perkecualiannya adalah jika kontur masuk ke suatu daerah kemiringan
yang curam atau nyaris vertikal, karena ketiadaan ruang untuk menyajikan kontur-kontur secara
terpisah pada pandangan horisontal, maka lereng terjal tersebut digambarkan dengan simbol.
Selanjutnya, kontur-kontur akan masuk dan keluar dari simbol tersebut.

2. Jika kontur-kontur pada bagian bawah lereng merapat, maka bentuk lereng disebut konveks
(cembung), dan memberikan pandangan yang pendek. Jika sebaliknya, yaitu merenggang, maka
disebut dengan konkav (cekung), dan memberikan pandangan yang panjang.

3. Jika pada kontur-kontur yang berbentuk meander tetapi tidak terlalu rapat maka permukaan
lapangannya merupakan daerah yang undulasi (bergelombang).

4. Kontur-kontur yang rapat dan tidak teratur menunjukkan lereng yang patah-patah. Kontur-
kontur yang halus belokannya juga menunjukkan permukaan yang teratur (tidak patah-patah),
kecuali pada peta skala kecil pada umumnya penyajian kontur cenderung halus akibat adanya
proses generalisasi yang dimaksudkan untuk menghilangkan detil-detil kecil (minor).

D.Fungsi dan kegunaan garis kontur

Beberapa fungsi dan kegunaan garis kontur pada peta topografi adalah:

 mengetahui bentuk lereng


 mengetahui besar kemiringan lereng,
 menunjukkan bentuk relief.

E.Ciri-ciri garis kontur

Garis kontur memiliki sifat-sifat yang menjadi ciri garis kontur. Sifat Garis Kontur adalah:

1. Garis-garis kontur saling melingkari satu sama lain dan tidak akan saling berpotongan.
2. Pada daerah yang curam garis kontur lebih rapat dan pada daerah yang landai lebih
jarang.
3. Pada daerah yang sangat curam, garis-garis kontur membentuk satu garis.
4. Garis kontur pada curah yang sempit membentuk huruf V yang menghadap ke bagian
yang lebih rendah.Garis kontur pada punggung bukit yang tajam membentuk
huruf V yang menghadap ke bagian yang lebih tinggi.
5. Garis kontur pada suatu punggung bukit yang membentuk sudut 90° dengan kemiringan
maksimumnya, akan membentuk huruf U menghadap ke bagian yang lebih tinggi.
6. Garis kontur pada bukit atau cekungan membentuk garis-garis kontur yang menutup-
melingkar.
7. Garis kontur harus menutup pada dirinya sendiri.
8. Dua garis kontur yang mempunyai ketinggian sama tidak dapat dihubungkan dan
dilanjutkan menjadi satu garis kontur.
F.Macam-macam garis kontur

Dalam penggambarannya pada peta topografi, terdiri beberapa tipe garis kontur, yaitu :

1.Kontur indeks

Kontur indeks adalah garis penanda nilai kontur yang digambarkan dalam bentuk garis yang
lebih tebal dengan selang nilai tertentu. Biasanya untuk nilai indeks dipilih urutan nilai yang
mudah dibaca, misalnya 5, 10, 15, atau 50, 100, 150, dst.

2.Kontur antara

Garis kontur antara merupakan garis kontur regular yang digambar dengan interval nilai yang
normal, digambar dalam bentuk garis yang lebih tipis, dan terletak di antara kontur indeks. Garis
kontur antara ini dapat diberi angka nilai kontur ataupun tidak, tergantung dari ruang yang
tersedia.
3.Kontur tambahan

Garis kontur tambahan biasanya digambar d antara interval kontur dasar (bisa ½, 1/3, ¼, dst. dari
interval kontur dasar). Garis ini biasanya dibutuhkan untuk mendetilkan daerah dengan topografi
landai hingga datar di mana jarak antar garis kontur renggang. Garis ini umumnya digambarkan
dalam bentuk garis putus-putus atau rangkaian titik-titik untuk memedakannya dengan interval
garis kontur dasar.

4.Kontur cekungan/ depresi

Bentuk-bentuk cekungan di permukaan bumi disajikan secara khusus pada peta topografi, yaitu
dengan memberikan tambahan garis-garis pendek yang tegak lurus garis kontur dan mengarah ke
dasar cekungan.
5.Kontur gabungan

Jika beberapa garis kontur berjarak sangat dekat atau tergambarkan bersinggungan pada skala
peta yang dignakan, maka dimungkinkan untuk tidak menyajian garis-garis tersebut secara
individual. Garis-garis tersebut dapat digabungkan menjadi satu garis kontur yang (sebenarnya)
terdiri dari beberapa garis kontur.

G.Sofware Yang digunakan Untuk Mengambar Kontur:

1.ARCGIS

2.SURFER
JOB II

PENGUKURAN ELEVASI BANGUNAN & STACK OUT

A.Apa Itu Elevasi


Elevasi adalah posisi ketinggian suatu objek dari satu titik tertentu (datum). Datum yang dipakai
ini biasanya mengacu kepada permukaan laut maupun permukaan geoid WGS-84 yang
digunakan pada GPS (Global Positioning System). Maka dari itu, tidak heran banyak yang
menyatakan elevasi sebagai daerah permukaan laut (dpl).

Dalam pembangunan sebuah bangunan seperti hunian, menentukan level-level lantai pada rumah
juga memerlukan perhitungan elevasi terhadap jalan di depan rumah.

Ada baiknya sebelum membangun rumah, anda memperhatikan untuk mengukur elevasi jalan
terhadap kavling/ lahan tempat hunian akan dibangun. Hal ini akan menentukan level utama
bangunan terhadap jalan (nol rumah).

B.Cara Menentukan Elevasi Gedung Terhadap Permukaan Jalan


1. Sebelum kita menentukan ketinggian gedung (elevasi) terhadap permukaan jalan di
depan, Pins harus mengetahui jenis dari permukaan jalan itu sendiri.
2. Apakah termasuk dalam jalanan sebuah provinsi, kabupaten maupun hanya jalan
lingkungan perumahan. Hal tersebut dikarenakan perubahan perkembangan ketinggian
akan mempengaruhi lahan tempat tinggalmu.
3. Dimulai dari jalan depan gedung lingkungan, biasanya perubahan ketinggian jalannya
tidak signifikan. Kurang lebih antara 5 cm sampai 15 cm dalam kurun waktu setidaknya
15 tahun.
4. Berbeda dengan jalan kabupaten maupun provinsi yang sering dilewati kendaraan dengan
beban yang cukup berat setiap harinya. Perubahan ketinggian pada jalan ini bisa
mencapai 30 cm hingga 40 cm dalam kurun waktu 15 tahun.
5. Inilah yang dapat kamu lihat dari beberapa rumah yang pada akhirnya memiliki
ketinggian lebih tinggi dari jalan maupun lebih rendah jauh dari jalanan utama.
6. Cara menentukan elevasinya adalah mengambil titik ketinggian jalan dari AS jalan atau
biasa disebut dengan titik 0. Kemudian titik 0 tersebut ditarik garis lurus menuju titik
teras yang akan dibangun.
7. Usahakan untuk menaikkan titik 0 sesuai yang dikehendaki dengan patokan jenis jalan
yang telah disebutkan di atas. Seperti jalan lingkungan memiliki ketinggian teras terhadap
jalan sebesar 40 cm, jalan kabupaten 60 cm dan jalan provinsi minimal 80cm.

C. Jenis Alat Ukur Elevasi Pada Bangunan


 Klinometer
Klinometer yang dipakai untuk mengukur sudut elevasi antara garis datar dengan garis
yang menghubungkan sebuah titik yang terdapat di garis datar dengan titik puncak sebuah objek.
Klinometer membantu untuk mengetahui tinggi atau panjang benda secara tidak langsung.

Penggunaan alat ini biasanya dilakukan oleh dua orang di sisi jalan yang berbeda. Orang
pertama memegang alat klinometer untuk membidik objek yang akan diukur dan satu lagi
membaca sudut dan hasil pengamatan alat tersebut.
 Theodolite
Apa kamu sering melihat alat di jalanan layaknya seperti kamera foto yang diarahkan ke jalan?

Sebagian orang pasti mengira alat tersebut adalah kamera SLR, padahal alat tersebut
merupakan theodolite. Alat ini termasuk dalam alat ukur yang sudah menggunakan optik di
dalamnya agar perhitungan lebih akurat. Theodolite dibuat untuk mengukur ketinggian dari tanah
pengukuran sudut yang berupa sudut tegak (sudut vertikal) dan sudut mendatar (sudut
horizontal).

2. STAKE OUT

A.Pengertian Sake Out


Stake Out adalah metode pengukuran yang digunakan untuk menentukan lokasi
titikkoordinat di suatu lapangan.Prinsipnya adalah berbanding terbalik dengan
konsep pengambilan data lapangan. Jika pengambilan data lapangan dilakukan dengan mengukur
titik koordinat dari lapangan, berbeda dengan stake out adalah mengembalikan titikkoordinat dari
desain/gambar rencana ke lapangan.Sesuai dengan tujuannya, maka implementasi tersebut dapat
digunakan untuk menentukancenter line, pembuatan shop drawing, rencana pembebasan lahan,
dan monitoring pelaksanakan pekerjaan
B.Teknik dan alat yang digunakan dalam stake out bervariasi tergantung pada jenis proyek
dan lingkungan kerjanya. Berikut adalah beberapa teknik dan alat umum yang sering digunakan
dalam stake out:

1. Total Station: Total station adalah alat yang digunakan untuk mengukur jarak, sudut, dan
koordinat suatu titik secara presisi. Alat ini sangat penting dalam stake out karena dapat
memberikan data yang akurat untuk menentukan posisi titik-titik yang akan di-stake out.

2. GPS (Global Positioning System): GPS digunakan untuk menentukan posisi koordinat
secara global dengan menggunakan sinyal satelit. GPS sering digunakan dalam stake out
untuk menentukan lokasi titik-titik penting secara cepat dan akurat, terutama di area
terbuka dan tanpa rintangan.
3. Alat Pengukur Level (Leveling Tools): Alat ini digunakan untuk mengukur ketinggian
suatu titik relatif terhadap titik referensi tertentu. Pengukuran level penting dalam stake
out untuk memastikan bahwa permukaan tanah atau bangunan telah dibuat sejajar atau
sejajar dengan permukaan lain yang relevan.

4. Komputer dan Perangkat Lunak GIS (Geographic Information System) : Komputer


dan perangkat lunak GIS digunakan untuk menganalisis data spasial dan membuat peta
digital. Dalam stake out, GIS digunakan untuk merencanakan dan memetakan titik-titik
yang akan di-stake out, serta untuk menganalisis hasil pengukuran.

5. Marker dan Stake : Marker atau tanda yang digunakan untuk menandai lokasi titik-titik
yang akan di-stake out. Stake (tongkat) digunakan untuk menandai titik-titik di lapangan
setelah diukur dan dianalisis menggunakan alat-alat seperti total station atau GPS.

6. Alat Pengukur Jarak (Distance Measuring Equipment) : Alat ini digunakan untuk
mengukur jarak antara dua titik. Pengukuran jarak yang akurat penting dalam stake out
untuk menentukan posisi titik-titik dengan presisi.
JOB III

PENGUKURAN LURUSAN GEDUNG (VERCITALLING)

A. APA ITU PENGUKURAN VERTIKAL

Pengukuran vertikal adalah suatu metode pengukuran untuk mendapatkan elevasi suatu
objek yang ukur berdasarkan suatu standar atau acuan benchmark ketinggian tertentu.

Beberapa jenis pengukuran yaitu:

1. Pengukuran Uitzet

Adalah pengukuran terhadap sifat datar untuk memberikan acuan ketinggian atau peil
pada rencana bagian atau profil bangunan pada suatu proyek konstruksi untuk digunakan sebagai
acuan bagi pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan.

2. Pengukuran Peil Control

Adalah pengukuran terhadap sifat datar untuk memeriksa peil atau ketinggian suatu
konstruksi yang dilaksanakan di lapangan oleh pelaksana untuk memastikan kesesuaiannya
dengan peil rencana

3. Pengukuran Profil Memanjang dan Remiting

Adalah collecting data pengukuran terhadap sifat datar suatu konstruksi atau kondisi
lapangan eksisting yang pada akhirnya menghasilkan gambar profil memanjang, profil melintang
dan remitting dilengkapi gambar situasi.

B.Langkah-langkah dalam melakukan pengukuran kemiringan gedung menggunakan


Electronic Total Station ( ETS )diuraikan sebagai berikut :

1. mendirikan ETS dan melakukan centering alat ;


2. mendirikan reflektor dan melakukan centering ;
3. membidik reflektor sebagai backsight, yaitu arah (sudut) acuan untuk pengukuran koordinat
titik ;
4. memasukan koordinat (lokal) tempat beridiri ETS ;
5. membidik struktur gedung yang tampak pada kedua sisi gedung ;
6. memindahkan alat ke tempat yang dapat menjangkau kedua sisi gedung lainnya dan
melakukan centering ;
7. memindahkan reflektor ke tempat berdiri ETS sebelumnya dan melakukan centering ;
8. membidik reflektor sebagai backsight ;
9. membidik struktur gedung yang tampak pada sisi gedung lainnya ;
10. mengunduh file hasil pengukuran koordinat ;
11. melakukan plot hasil ukuran pada perangkat lunak ;
12. memeriksa koordinat struktur setiap sisi gedung ;
13. menghitung nilai kemiringan dengan mengukur perbedaan koordinat X dan koordinat Y
antara bagian atas dan bagian bawah kolom atau dinding, perbedaan koordinat Z (perbedaan
tinggi) antara sisi kanan dan sisi kiri balok, dan perbedaan koordinat Z (perbedaan tinggi)
pada area plat yang sama.

C.Peralatan yang Digunakan

Kemiringan bangunan gedung dapat diketahui dengan melakukan pengukuran


horizontality dan verticality struktur-struktur gedung. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan Electronic Total Station (ETS) tipe Nikon Nivo 5C nomor C200331 sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar 1 berikut.
ETS tipe Nikon Nivo 5C merupakan Reflectorless Total Station yang memungkinkan
pengambilan data tanpa menggunakan prisma melainkan melalui pembacaan laser, sehingga
memungkinkan pembacaan koordinat objek pada tempat yang tidak dapat dijangkau prisma.
Selain itu, data yang dihasilkan dapat lebih akurat dibandingkan penggunaan automatic level
karena dengan teknologi reflectorless dapat mengurangi human error dalam pembacaan data.
JOB IV

Pengukuran kelurusan tower

A.Pengertian Pengukuran kelurusan tower

Pengukuran kelurusan tower adalah proses untuk menentukan sejauh mana sebuah struktur tower
atau menara tegak lurus atau sejajar dengan titik referensi yang diinginkan. Hal ini penting untuk
memastikan bahwa tower berdiri secara stabil dan sesuai dengan perencanaan konstruksi yang
telah ditetapkan. Pengukuran ini dapat dilakukan menggunakan berbagai alat seperti waterpas,
laser level, teodolit, atau total station untuk memastikan kelurusan dan kestabilan struktur tower.

B.alat yang digunakan untuk mengukur kelurusan tower antara lain:

1. Waterpas: Alat yang menggunakan prinsip gravitasi untuk menentukan kelurusan suatu
permukaan.

2. Laser level: Alat yang menggunakan sinar laser untuk mengukur kelurusan dan
ketinggian suatu objek dengan tingkat akurasi yang tinggi.
3. Teodolit: Alat pengukur sudut yang digunakan dalam survei untuk mengukur kelurusan
dan elevasi suatu objek.

4. Total station: Alat yang menggabungkan teodolit, EDM (electronic distance


measurement), dan perangkat lunak komputer untuk mengukur kelurusan dan jarak
dengan tingkat akurasi yang tinggi.

5. GPS (Global Positioning System): Sistem navigasi satelit yang dapat digunakan untuk
mengukur posisi dan ketinggian suatu objek dengan akurasi tertentu.
C.Pengecekan Tegak Lurus Sebuah Menara Tower

 pada umumnya menggunakan alat seperti theodolite untuk mendapatkan hasil tepat.
Perangkat Alat teodolit diposisikan tepat dengan jarak ke menara Tower sekitar lebih
kurang dua meter.
 Setelah tahapan perletakan alat yang sempurna kemudian langkah berikutnya arahkan
posisi teropong theodolite kebagia teratas di tengah baut bagian plat, kemudian turunkan
teropong kebagian bawah untuk mendapatkan tegak lurus atau mengetahui seberapa jauh
kemiringannya.

 Apabila hasilnya tidak tegak luru atau masih jauh nilai toleransi kemiringan tower, Nilai
toleransi 1/20000 mm dikali dengan tinggi sebuah menara. Maka harus dilakukan dengan
cara manaikkan baseplat tower atauk menurunkannya sesuai kebutuhan untuk
mendapatkan hgasil diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai