Anda di halaman 1dari 25

Kota dbl

Lama
Semarang
Hanum Zanuba (I0617022)
Desain Bangunan dan Lingkungan:
Studi Kasus Penataan Kawasan di Indonesia
LATAR BELAKANG
Kota Lama Semarang adalah suatu kawasan di Semarang yang menjadi pusat perdagangan sejak pada abad 19.20.
Kawasan Kota Lama Semarang ini merupakan saksi bisu sejarah Indonesia di masa kolonial Belanda lebih dari 2 abad,
dan lokasinya berdampingan dengan kawasan ekonomi. Di tempat ini ada sekitar 50 bangunan dan mempunyai sejarah
kolonialisme di Semarang. Secara umum karakter bangunan di wilayah ini mengikuti detail bangunan yang khas dan
identik gaya Eropa tahun 1700-an.

Kawasan Kota Lama dibagi menjadi dua zona, yakni zona inti seluas 25,277 hektar dan zona penyangga 47,081 hektar.
Ada 117 bangunan di zona inti Kota Lama. Beberapa bangunan peninggalan kolonial Belanda tersebut masih
beroperasi hingga saat ini seperti diantaranya Gereja Blenduk, Stasiun Tawang, dan Pabrik Rokok Praoe Layar.
Semarang dahulu kala merupakan salah satu kota bandar yang diperhitungkan. Dari kota itulah pada abad 19, kopi,
gula, karet, dan rempah-rempah dikirim ke Eropa. Kota Lama Semarang menjadi pusat perdagangan yang menjadikan
Kota Lama menjadi salah satu ikon primoadona Kota Semarang yang perlu dilestarikan.
Namun terdapat beberapa permasalahan di Kota Lama seperti misalnya identic dengan suasana yang gelap dan suram
maupun sistem drainase yang buruk sehingga kawasan Kota Lama sering terjadi banjir atau rob disaat musim hujan
tiba.

Selain itu, masyarakat yang ada di Kota Lama Semarang tak hanya para pemilik bangunan bersejarah saja. Hal itu
karena beberapa ruas di Kota Lama Semarang juga penuh dengan para pedagang kaki lima yang berjualan.

Misalnya saja di ruas jalan Kepodang setiap harinya ramai dengan aktifitas sabung ayam hingga prostitusi jalanan di
malam hari. Sehingga membuat tidak nyaman. Sebuah babak baru dihadapi Pemkot Semarangi, dimana dirinya banyak
disibukkan dengan menghadapi pihak - pihak yang memprotes rencananya untuk mensterilkan Kota Lama. Upaya
persuasi pun terus dilakukan sepanjang tahun 2016,
Tentu hal ini perlu mendapat perhatian dan dilakukan perbaikan karena Kota Lama sendiri juga sudah menjadi situs
warisan budaya oleh UNESCO. Maka walikota Semarang pun membuat program kerja dan melakukan penataan
kawasan yang lebih baik untuk menghindari banjir maupun rob dengan melakukan revitalisasi kawasan.
OUTLINE

01
JENIS 02
PROSES
PENATAAN PENATAAN
KAWASAN KAWASAN

03
ELEMEN 04
PENATAAN PERUBAHA
KAWASAN N KAWASAN
Jenis Penataan Kawasan
Revitalisasi atau Urban Revitalization merupakan upaya/pendekatan dalam proses perencanaan yang diterapkan untuk
menata kembali suatu kawasan terntentu dalam kota dengan tujuan untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih memadai
bagi kawasan sesuai dengan [otensi nilai ekonomi yang dimiliki kawasan tersebut. Kawasan yang diatur dalam RTBL salah
satunya adalah Kawasan Dilestarikan, Kawasan Kota Lama Semarang termasuk dalam jenis kawasan tersebut.

Revitalisasi Kota Lama Semarang menjadi salah satu bagian dari program kerja Wali Kota Semarang pada tahun 2015.
Awalnya bermula tekad untuk dapat menjadikan kawasan Kota Lama yang semula kumuh menjadi ikon pariwisata di Kota
Semarang. Realisasi upaya mengembangkan Kota Lama dimulai saat berhasil terpilih menjadi Wali Kota Semarang periode
2016-2021 dan selanjutnya memasukkan Kota Lama sebagai salah satu kawasan strategis bidang sosial budaya pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2016-2021.

DPRD Kota Semarang juga menyiapkan rancangan Peraturan daerah (Raperda) tentang Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL) Kawasan Kota Lama untuk menggantikan Perda 8/2003 yang sudah tidak sesuai dengan
perkembangan kebutuhan perencanaan.

ada 78 pasal dalam Raperda tersebut yang mengatur terkait berbagai hal tentang kawasan Kota Lama mulai dari kewajiban
merawat bangunan cagar budaya, pengelolaan oleh BPK2L, akan dibentuknya UPTD Kawasan Kota Lama, hingga sarana
prasarana yang harus ditambah untuk menunjang destinasi wisata
DPRD Kota Semarang juga menyiapkan rancangan Peraturan daerah (Raperda) tentang Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL) Kawasan Kota Lama untuk menggantikan Perda 8/2003 yang sudah tidak sesuai dengan
perkembangan kebutuhan perencanaan.

Ada 78 pasal dalam Raperda tersebut yang mengatur terkait berbagai hal tentang kawasan Kota Lama mulai dari kewajiban
merawat bangunan cagar budaya, pengelolaan oleh BPK2L, akan dibentuknya UPTD Kawasan Kota Lama, hingga sarana
prasarana yang harus ditambah untuk menunjang destinasi wisata

Revitalisasi ini juga mengacu pada peremajaan kawasan warisan bersejarah yang merupakan pelaksanaan dari Perda No.
8/2003 Tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Kota Lama Semarang. Revitalisasi itu juga bertujuan
untuk mengurangi ancaman rob, yang sehari-hari mendera kota tua.
Proses Penataan Kawasan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya Satuan Kerja
Pengembangan Kawasan telah mulai menata kawasan kota lama Semarang sejak Desember 2017. Sebagai pelaksana, PT Brantas
Abipraya (Persero) bersama KMI (KSO) menjadi kontraktor. Dalam prosesnya, revitalisasi di Kawasan Kota Lama Semarang
dilaksanakan pada 2 tahap revitalisasi.

Revitalisasi kawasan ini meliputi penataan prasarana dan sarana seperti utilitas saluran PDAM, kabel telpon, serta listrik,.
Kementerian PUPR juga memberikan fasilitas tambahan, diantaranya tempat duduk panjang, tempat sampah, lampu penerangan
jalan utama dan trotoar.

Revitalisasi juga disertai dengan memanfaatkan gedung-gedung tua di kawasan Kota Lama sebagai kawasan ekonomi dan bisnis.
Gedung tua cagar budaya tersebut disulap menjadi perkantoran, restoran, café, kedai kopi dan tempat wisata. Jauh dari kesan
kumuh, angker dan rawan kriminalitas seperti stigma yang melekat pada Kota Lama sebelumnya. Bangunan lain juga telah
disulap oleh Pemerintah Kota Semarang menjadi galeri seni dan tempat pameran produk UMKM guna lebih memperkenalkan
potensi UMKM Kota Semarang kepada setiap pengunjung Kota Lama.

Selanjutnya, revitalisasi Kota Lama tahap II dijadwalkan akan mulai dikerjakan pada September 2019. Kali beberapa hal yang
akan digarap antara lain terkait infrastruktur, media literasi museum, serta pengerjaan street furniture di sejumlah titik.
Adapun rob dan banjir di Kawasan Kota Lama Semarang menjadi tantangan besar pertama yang harus dihadapi oleh
Pemerintah Kota Semarang. Pemkot pun bergerak cepat melakukan penanganan, Kawasan Kota Lama sebagai
bagian yang diupayakan tertangani dengan Mega Proyek Penanganan Banjir di Kota Semarang senilai 1,7 Triliun.
Rob dan banjir Kawasan Kota Lama Semarang sendiri mulai teratasi dengan peningkatan Sistem Drainase Perkotaan
Kali Semarang pada tahun 2013.

Tantangan selanjutnya dihadapi, yaitu bagaimana Pemerintah Kota Semarang mampu memprovokasi serta
mendorong para pemilik gedung di kawasan Kota Lama, untuk dapat melakukan revitalisasi asetnya masing -
masing. Pasalnya dari 245 bangunan yang ada pada Kawasan Kota Lama Semarang, 177 bangunan merupakan milik
pribadi, dan 68 lainnya milik swasta.

Hal itu tentu saja menyulitkan Pemkot Semarang untuk dapat melakukan perubahan besar di Kota Lama, sebabnya
gedung - gedung tersebut yang menjadi daya tarik sesungguhnya. Pembangunan kawasan publik yang dilakukan
oleh pemerintah pun dirasa tak cukup untuk mengangkat Kota Lama.
Wali Kota Semarang menekan apa yang disebut Piagam Komitmen Kota Pusaka, yang intinya semacam komitmen
untuk pelibatan pemilik gedung, memang, menjadi sangat penting, karena keberadaan gedung-gedung itu merupakan
daya tarik kawasan itu. Masalahnya, dari 245 bangunan di kawasan itu, 177 dan 68 bangunan merupakan milik
perorangan dan swasta.

Namun sayang tidak semua pemilik bangunan mau merogoh kocek untuk merestorasi bangunan miliknya, karena
memang tidak murah. Itulah sebabnya, mereka justru ingin gedungnya tidak termasuk yang dilindungi, sehingga
mereka bisa menjualnya.ngajak semua pihak untuk menyelamatkan kawasan kota tua.

Pemerintah Kota Semarang sampai turun tangan dengan memberikan keringanan 50% Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) kepada pemilik gedung lama yang mau memperbaiki dan merawatnya itu adalah salah satu insentif bagaimana
BPK2L Semarang untuk merevitalisasi kawasan kota lama. Pemkot Semarang juga menawarkan investor baru untuk
mengelola gedung apabila tidak mampu melestarikan.
Pemerintah Kota Semarang membeli sebuah gedung yang berhadap dengan taman Sri Gunting Kota Lama dibeli
pada tahun 2014, untuk kemudian direstorasi menjadi menarik kembali. Pembenahan gedung bernama Oudetrap
tersebut kemudian diharapkan mampu merangsang seluruh pemilik gedung di Kota Lama untuk kembali menaruh
perhatian pada asetnya masing - masing.

Hal itu tentu saja disamping upaya keras melalui pembenahan fasilitas publik seperti taman Sri Gunting dan Taman
Garuda untuk dapat menghidupkan kembali Kota Lama sebagai kawasan perdagangan potensial.

Walikota mereformasi Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) yang dapat membantu Pemkot Semarang
dalam menjalankan pola pembangunan bottom-up (dari atas ke bawah), serta menjembatani dalam mendiskusikan
encana pembangunan Kota Lama kepada seluruh pemilik gedung di kawasan bersejarahan Kota Semarang tersebut.
Sampai September 2019, tahap pertama revitalisasi sudah dinyatakan berakhir, dan ada sekitar 116 bangunan cagar budaya
di kawasan Kota Tua Semarang yang" hampir 80% sudah direvitalisasi. Beberapa bangunan belum direvitalisasi karena
kepemilikan yang belum jelas dan masi terdapat sengketa mengenai bangunan cagar budaya tersebut.

Selama tahap pertama revitalisasi, pemkot Semarang menitikberatkan kepada upaya pemugaran gedung-gedung cagar
budaya di kawasan itu, dengan melibatkan pemiliknya dan investor baru dan dengan harapan gedung-gedung itu dapat
"disulap" menjadi bernilai ekonomi, seperti dijadikan kafe, restoran, atau galeri seni serta ruang pameran dan kegiatan
budaya. Di tengah proses revitalisasi, Pemkot Semarang ingin membangun roh Kota Lama seperti ekonomi dan kegiatan
sosial masyarakat yang ada di dalamnya,

Memasuki tahap kedua revitalisasi, pemkota Semarang berjanji akan membereskan masalah lokasi parkir bagi pengunjung
kawasan itu. Pihaknya juga akan melakukan ekskavasi reruntuhan atau fondasi benteng kuno yang didirikan pada 1760
dan kini kondisinya terpendam. Salah-satu ujungnya akan dijadikan museum, yaitu di daerah Bubakan

Pemkot juga berencana mengintegrasikan Kota Lama dengan beberapa kampung budaya di sekitarnya, seperti kawasan
Pecinan, Kampung Arab dan Kampung Melayu.
Elemen Penataan Kawasan
Penataan kawasan yang dilakukan antara lain, pekerjaan infrastruktur jalan, drainase, serta aplikasi street furniture dan
lansekap. Selain itu, Brantas Abipraya juga membuat kolam retensi dan rumah pompa sekaligus pemindahan utility dan
eksisting BPCB.

Revitalisasi kawasan ini meliputi penataan prasarana dan sarana seperti utilitas saluran PDAM, kabel telpon, serta
listrik,. Kementerian PUPR juga memberikan fasilitas tambahan, diantaranya tempat duduk panjang, tempat sampah,
lampu penerangan jalan utama dan trotoar.

Dalam rangkaian ini, pemerintah pusat juga melakukan perbaikan jalan, drainase, halte, hingga dua kolam retensi
Berok dan Bubakan yang akan dipompa dan dialirkan menuju kali Semarang.

Pemkot Semarang juga menanggapi mengenai permasalahan kurangnya ketersediaan lahan parkir di Kawasan Kota
Lama Semarang dan mempersiapkan 5 kantong parkir untuk dicanangkan pada revitalisasi tahap dua yang
direncanaknan selesai pada tahun 2020
Pembangunan tahap dua meliputi revitalisasi jalan di wilayah luar Kawasan Kota Lama, pembuatan rumah pompa di
wilayah Berok, dan pembangunan museum di bundaran Bubakan. Juga sesuai arahan Wali Kota Semarang, Hendrar
Prihadi, langkah selanjutnya setelah revitalisaai tahap dua yaitu menghidupkan kawasan Semarang Lama, yang terdiri dari
kawasan Melayu, Pecinan, dan Kauman. Dimana, tiga kawasan tersebut terintegrasi dengan kawasan Kota Lama. BPPKL
juga sedang menyuusun masterplan dibantu PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dan feasibility study (FS) untuk trem

Selain itu, juga akan menjangkau Polder Bubakan yang rencananya bakal dijadikan museum. Polder Bubakan itu awalnya
adalah Polder, tapi karena melihat adanya situs benteng yang ada di situ, rencana dijadikan museum dan ruang terbuka
hijau

Pembangunan tahap dua juga akan sampai di rumah pompa atau retensi di Sungai Berok., dan direncanakan jadi semacam
TIC atau untuk kegiatan dan informasi pariwisata

Di pembangunan tahap dua ini, katanya, alokasi anggaran yang bakal dikucurkan sekitar Rp 60-70 miliar. Revitalisasi Kota
Lama tahap pertama menelan dana Rp 165 miliar. Bahkan kemudian ada pembengkakan hingga mencapai Rp 200 miliar.

Pembengkakan dana terjadi karena dari Kementerian PUPR menginginkan Kawasan Kota Lama lebih dipercantik dengan
menggunakan polesan batu alam murni, di samping untuk mengejar target agar bisa ditetapkan sebagai World Heritage.
Perubahan Kawasan
Selama selesai proses penataan kawasan di Kota Lama Semarang, terjaid banyak perubahan yang terjadi,

Jalan yang semula dipadati pedagang baik sisi kiri maupun kanan kini sudah mulai diratakan.

Pedagang yang semula berada di Jalan Mpu Tantular sudah berpindah ke kawasan Kanjengan.

Kucuran dana dari APBD Jawa Tengah Kota Semarang, dianggap tidak cukup untuk membiayai proyek ambisius
meremajakan kawasan tersebut. Ada anggaran Rp5 miliar, tapi itu hanya cukup untuk pembangunan satu ruas jalan
saja.

Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akhirnya menggelontorkan
anggaran untuk merevitalisasi kawasan tersebut pada 2017. Penataan dilakukan agar kawasan lebih tertata, nyaman dan
bisa menjadi tujuan wisata.
Salah satu sudut di Jalan Kepodang di kawasan Kota Lama Salah satu sudut di Jalan Kepodang di kawasan Kota Tua
Semarang pada 2015 sebelum direvitalisasi. Semarang pada September 2019 setelah direvitalisasi.
Perbedaan gedung eks percetakan peninggalan kolonial Belanda yang sekarang difungsikan sebagai rumah makan
Pringsewu di Kota Tua Semarang.
Gedung kuno di kawasan Kota Tua, yang semula tidak terawat, direstorasi oleh pemiliknya dan disulap menjadi
Kafe Spiegel.
Gedung Monod Huis (kanan), peninggalan masa kolonial Belanda, yang sudah direstorasi.
Salah satu jalan utama di kawasan Kota Tua Semarang yang sudah direvitalisasi.
Bekas kantor pusat NV Handel Maatschappij Kian Gwan (milik Oei Tiong Ham) di Jalan Suari, Kota Lama
sekarang difungsikan sebagai rumah makan Pringsewu.
Masih banyak catatan dalam proses revitalisasi Kota Lama Semarang.
ada beberapa bangunan yang sudah direnovasi, namun kemudian
bentuknya berubah dan berbeda dari aslinya. onservasi (bangunan
cagar budaya) itu 'kan mengembalikan sesuai dengan aslinya, tapi yang
terjadi, justru lebih banyak polesannya
Bahkan proses revitalisasi Kota Tua Semarang sebagai "beautifikasi".
Dia kemudian memberikan contoh sejumlah ornamen seperti pembatas
jalan, lampu-lampu dan gardu telepon, yang disebutnya "salah
konteks“, seperti misalnya telepon boks merah dan pancuran yang
lebih mirip dengan lampu-lampu jalan di era Victoria di Inggris
Kemudian permasalahan pada Pemasangan lampu yang terlalu banyak
dan mencolok dianggap 'menganggu' dan mengesampingkan
keindahan bangunan cagar budaya.
PETA
KAWAS
AN
KESIMPULAN
Revitalisasi kawasan seluas 7,74 kilometer persegi itu dirasa perlu mengingat Kota Semarang memiliki kawasan dan
bangunan yang bersejarah. Ditambah, sejumlah pertimbangan seperti banyaknya bangunan peninggalan Belanda yang
memiliki potensi wisata sejarah dan ekonomi. Revitalisasi Kota Lama tserta pengaturan lalu lintas kawasan untuk dapat
lebih nyaman dilalui masyarakat dengan berjalan kaki pun bersiap dilakukan.

Akan banyak pihak yang mau berkontribusi untuk mengembangkan Kota Lama. Berbeda dengan kondisi beberapa tahun
yang lalu dimana potensi Kota Lama belum tergarap,

Maka ini momentum yang baik, tren nya sudah bagus, hingga Kota Lama benar - benar bisa menjadi destinasi wisata
dunia, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Semarang

Pemkot berharap jika pada tahun 2019 ini Kota Semarang menargetkan kunjungan wisata sebesar 7,5 juta wisatawan.
Sehingga Kota Lama Semarang diharapkan dapat menjadi daya tarik utama dalam mencapai target kunjungan wisata
tersebut.

Segala jerih payah itu, nantinya tertebus bila wilayah Kota Tua Semarang masuk sebagai Warisan Budaya UNESCO,
yang saat ini dalam proses penetapan World Heritage berdasarkan tentative list No. 6011 UNESCO.
DAFTAR PUSTAKA
Gewati. Mikhael. Revitalisasi Tahap 1 Kelar, Wajah Baru Kota Lama Semarang Mulai Nampak. Kompas.com, 2019.
https://semarang.kompas.com/read/2019/08/26/19592931/revitalisasi-tahap-1-kelar-wajah-bar Ru-kota-lama-semarang
-mulai-Nampak. diunduh pada 18 April 2020

Fajlin, Eka Yulianti. Revitalisasi Kota Lama Semarang Tahap 2 Dimulai, Ditargetkan Rampung 7 Bulan,
https://jateng.tribunnews.com/2020/02/25/revitalisasi-kota-lama-semarang-tahap-2-dimulai-ditargetkan-rampung-7-
bulan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai