Anda di halaman 1dari 46

BA

PEN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penel
diuraikan peneliti, penelitian
kebijakan Pembatasan Keg
untuk membatasi kegiatan, m
pelaksanaan Protokol keseha
upaya penangggulangan CO
dapat disimpulkan sebagai b
1. Pembatasan Kegiatan
yang ditetapkan oleh P
upaya penanggulanga
Semarang. Kota Lam
kebijakan dalam penel
dan kawasan publik ya
penyebaran COVID-19
usaha di Kota lama. I
Kegiatan Masyrakat p
Peraturan Walikota
mengkaitkannya pada
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a) Gambaran Umum dan Denah Kota lama Semarang
Kota Semarang adalah salah satu daerah yang berada di sebelah utara
pulau jawa dan merupakan Ibu kota dari Provinsi Jawa Tengah. Secara
Geografis Kota Semarang berada pada antara garis 6° 50' - 7° 10' Lintang
Selatan dan garis 109° 35’ - 110° 50' Bujur Timur. Secara administratif
batasan batasan wilayah Kota Semarang adalah:
a) Sebelah Utara : Laut Jawa
b) Sebelah Barat : Kabupaten Kendal
c) Sebelah Timur : Kabupaten Demak
d) Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang
.
Kota lama semarang (Oude Stad) adalah salah satu wilayah wisata yang ada
di Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah. Kota lama berada di sebelah Utara
Kota Semarang, dimana secara administrasi masuk kedalam Kecamatan
Semarang Utara. Batas kawasan Kota lama berada di Kali semarang disebelah
barat, Stasiun Tawang sebelah utara dan jl. Ronggowarsito sebelah timur dan
Agus Salim disebelah selatan.. Kota lama Semarang memiliki luas sekitar 31
hektar yang masuk kedalam dua Kelurahan yaitu, Kelurahan Tanjung Mas dan
Kelurahan Purwodinata. Kota lama merupakan kawasan yang unik, haltersebut
tidak terlepas dari struktur bangunan yang ada di Kota lama. Berlatar arsitektur
masa kolonial seperti Gereja Imanuel (Blenduk) menjadikan Kota lama berbeda
dengan kawasan lain di Kota Semarang. Sebagai kawasan ruang terbuka lokasi
Kota lama Semarang sangat strategis dan mudah di akses karena berdekatan
dengan pelabuhan Tanjung Mas dan Stasiun Tawang.

Gambar 4.1 Denah Kota lama Semarang


(Sumber sekunder: https://reklamesemarang21.blogspot.com/2019/08/peta-
pariwisata-kota-lama-semarang.html)
b. Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Semarang (DISBUDPAR)
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah suatu perangkat daerah di
Kota Semarang yang melakukan tugas dalam urusan pemeritah dalam
bidang pariwisata dan bidang kebudayaan. Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata berkewajiban membantu walikota dalam melaksanakan urusan
pemerintah kota dalam bidang kebudayan dan pariwisata yang mana telah
menjadi kewenangan dari daerah.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 menyelenggarakan fungsi antara
lain sebagai berikut:
1) Perumusan kebijakan dalam bidang kesenian, pemasaran,
bidang industri pariwisata,kelembagaan pariwisata dan
bidang kebudayaan.
2) Perumusan rencana strategis sesuai dengan visi dan misi
walikota
3) Pengkoordinasian tugas-tugas dalam rangka pelaksanaan
program dan kegiatan Bidang Kesenian, Bidang Pemasaran,
Bidang Industri Pariwisata, Bidang Kelembagaan
Kepariwisataan, Bidang Kebudayaan, dan UPTD
4) Penyelenggaraan pembinaan kepada bawahan dalam lingkup
tanggungjawabnya

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Dinas Kebudayaan dan


Pariwisata Kota Semarang dibentuk kedalam sebuah struktur organisasi.
Sebagaimana di atur dalam Peraturan Walikota Semarang Nomor 111
Tahun 2021 Tentang Kedudukan, susunan oragnisasi,tugas dan
fungsi,serta sistem kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Semarang, berikut adalah struktur organisasi Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Semarang:

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata


(Sumbersekunder:http://pariwisata.semarangkota.go.id/ppid/)
Berdasarkan bagan organisasi yang di sampaikan di atas Kawasan
Kota lama Semarang masuk kedalam tanggungjawab bagian bidang
pembinaan industri pariwisata. Bidang Pembinaan industri pariwisata
kemudian dibagi kedalam tiga seksi, antara lain seksi sarana dan prasarana
yang mana mengelola dan menata segala fasilitas umum yang ada di Kota
lama Semarang, selanjutnya terdapat seksi jasa pariwisata yang mana
memiliki tanggungjawab menjalin kerjasama dengan jasa yang mampu
mendukung atas kegiatan pariwisata serta mengurusi penyediaan paket
jasa wisata dengan menawarkan wisatawan dengan biro jasa perjalanan.
Terkahir terdapata seksi rekreasi dan hiburan dimana berfungsi mengelola
tempat rekreasi dan hiburan.
c. Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L)
Sebagai bentuk kesadaran dari masyarakat serta pemerintah maka
kemudian melahirkan beberapa usaha baik berupa tindakan atau dengan
adanya kebijakan kebijakan yang mengatur perlindungan Kawasan Kota
lama. Badan Pengelola Kawasan Kota lama BPK2L (Bandan Pengelola
Kawasan Kota Lama) adalah lembaga non struktural yang
keanggotaannya melibatkan unsur pemerintah, swasta dan masyarakat,
dimana memiliki kedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada
Walikota melalui sekretaris. Tugas Lembasa Non Struktural seperti
BPK2L (BANDAN PENGELOLA KAWASAN KOTA LAMA) adalah
sebagai pengelola dan pengembang serta mengoptimalkan potensi yang
dimiliki Kota lama melalui kegiatan konservasi, revitalisasi dan
pengawasan serta melakukan pengendalian Kota lama. (Saniya Cintya,
2021)
BPK2L (Bandan Pengelola Kawasan Kota Lama) sebagai pengelola
Kota lama Semarang ditetapkan melalui Peraturan Walikota No. 12
Tahun 2007. BPK2L (Bandan Pengelola Kawasan Kota Lama) dibentuk
sebagai penanggungjawab pengelolaan Kota lama dengan fungsi sebagai
berikut:
1) Perencanaan pengelolaan, pengembangan dan optimalisasi
potensi Kawasan Kota lama Semarang
2) Mengorganisir pengelolaan, pengembangan dan
pengoptimalan Kota lama
3) Pelaksanaan pengelolaan Kota lama
4) Pengawasan serta mengendalikan pengelolaan Kota lama
5) Pelaksanaan pelayanan administrasi pada masyarakat
6) Melaksanakan kesekratariatan badan pengelola. (Abduli,
2019)
2. Implementasi Kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Kota
lama Semarang.
Dalam penelitian ini, peneliti menganalisi implementasi Kebijakan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Wisata Kota lama. Peneliti akan
mendeskripsikan implementasi Kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
dalam empat bidang sesuai dengan Keputusan Walikota Semarang Nomor
443/815 tahun 2020 di Kota lama dan menganalisis implementasi Kebijakan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Kota lama menggunakan model
implementasi kebijakan publik yang di kemukakan oleh Van Metter dan Van
Horn. Dimana menurut Van Metter dan Van Horn terdapat Enam variabel
yang melatar belakangi keberhasilan implementasi. Enam variabel tersebut
meliputi, standar dan tujuan kebijakan, sumber daya, Hubungan antar
organisasi, Karakteristik pelaksana, kondisi sosial, politik dan ekonomi dan
disposisi.
a. Implementasi Kebijakan Implementasi Kebijakan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat Bidang Penegakan Hukum dan Disiplin
Berdasarkan Keputusan Walikota Semarang No. 443/815 tentang
pembentukan satuan tugas penanganan Corona Virus Disease 2019
dalam bidang hukum dan pendisiplinan. Dalam SK tersebut dijelaskan
tentang hal yang menjadi sasaran bidang hukum dan pendisiplinan,
seperti melakukan penegakan hukum protokol kesehatan, melaksanakan
pengawasan, pembinaan dan pendisiplinan masyarakat untuk menaati
protokol kesehatan, menghindari kerumunan dan mematuhi protokol
kesehatan. Selanjutnya bidang ini juga bertanggungjawab atas
pengawasan, pembinaan, pendisiplinan pada pengelola kegiatan sosial,
keagamaan, hajatan, pariwisata, layanan publik. Dalam pelaksanaan
Kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Kota lama Semarang
terdapat beberapa Program yang dilakukan dalam peningkatan
keamanan.
1) Memberikan Sangsi Kepada Pihak yang Melanggar Protokol
Kesehatan
Memberikan sangsi pada puhak yang melanggar protokol
terhadap perorangan di tempat umum dan pelaku usaha di Kota
lama. Pada Peraturan Walikota No 26 Tahun 2021 Tentang
Pembatasan Kegiatan Masyarakat dalam Upaya Penanggulangan
COVID-19 di Kota Semarang pasal 6 ayat 4 mengatur tentang
sangsi kepada perseorangan dan pasal 10 ayat 6 mengatur tentang
sangsi terhadap pengelola. Sesuai dengan Peraturan Walikota
Semarang terdapat tiga tingkatan sanksi yang tetapkan. Sangsi
yang diberikan bagi perorangan yang melanggar protokol
kesehatan hanya sekedar memberikan sangsi teguran. Namun,
untuk pengelola dan pelaku usaha diberikan sangsi penutupan
tempat usaha. Seperti yang dijelaskan Bapak Hakim sebagai
pengelola Kota lama, sebagai berikut:
“Kalau sangki berupa denda tidak ada, tapi berupa
sangsi moral ada, ketika ada pengunjung tidak memakai
masker tahap pertama yang kita lakukan ada
memperingatkan. Lalu apabila peringatan itu tidak di
indahkan maka akan kita berikan sangsi moral. Untuk
pelaku usaha kita sangat ketat artinya ketika ada pelaku
usaha yang tidak menjaga protokol kesehatan sangsinya
sangat berat. Jadi contohnya HolyWings karena
melanggar dari segi jam operasional jadi kita tutup.
Sangsinya akan kita tegur beberapa kali ketika tidak
dihiraukan maka kita tutup.” Hasil wawancara dengan
Bapak Hakim pada tanggal 06 Juni 2022)

Bapak Titis Pramono sebagai koordinator security Kota


lama menyampaikan sebagai berikut:
”Kami hanya sekedar memberikan sangsi sosial, seperti
disuruh nyapu, membeli masker, pust up. Hanya
sekedar memberikan Himbauan saja, untuk sangsi yang
lebih berat itu tugas dari Satpol PP.”

Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap Pengelola


Kota lama dan security Kota lama dapat dilihat bahwa penerapan
sangsi kepada pihak yang melanggat protokol kesehatan
diberlakukan. Namun tidak ada sangsi denda yang diterapkan
hanya sekedar sangsi moral kepada individu dan penutupan bagi
pelaku usaha.

2) Memaksimalkan Fungsi Security Kota lama


Security Kota lama adalah pihak yang bekerja langsung dalam
upaya pengamanan di Kota lama. Kota lama adalah kawasan
publik yang terbuka yang sangat beresiko akan terjadinya
kerumunan yang memudahkan penularan COVID-19. Maka perlu
dilakukan antisipasi dengan pengawasan penuh. Dalam upaya
menjaga keamanan di Kota lama beberapa tindakan yang
dilakukan antara lain seperti meningkatkan fungsi security Kota
lama dalam pengawasan dan menjamin tidak adanya tindak
peristiwa yang merugikan pengunjung.
Seperti pernyataan dari Eliyanci Suci dari Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kota Semarang yang menjabat dalam bidang Usaha
Jasa Pariwisata dan Hiburan menyatakan bahwa terdapat program
yang dilakukan untuk meningkatkan kemanan di Kota lama.
“Kami dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Semarang diwakili oleh security Kota lama selalu bekerja
sama dengan pihak kepolisian”. (Hasil wawancara
dengan Ibu Eliyanci Suci pada tanggal 06/Juni/2022)

Security Kota lama adalah pihak pertama yang berkewajiban


dalam pengamanan di Kota Lama. Sebagai pihak yang
ditugaskan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam
pengamanan di Kota lama. Senada dengan apa yang disampaikan
Eliyanci Suci dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Semarang yang menjabat dalam bidang Usaha Jasa Pariwisata dan
Hiburan, Security Kota lama Titis Pramono memberikan
pernyataan sebagai berikut:

“Kami selalu berupaya menjaga kenyamanan


pengunjung. Dengan selalu memberikan pengawasan
dan sosialisasi berkeliling kawasan Kota lama. Tapi kita
sekedar menegur saja nanti tindaklanjut akan diserahkan
kepada pihak berwajib seperti polsek ”(Hasil wawancara
dengan Bapak Titis Pramono pada tanggal 09 Juni 2022)
Selanjutnya hal yang sama juga disampaikan oleh Pak Hakim
selaku pengelola Kota lama BPK2L (Bandan Pengelola Kawasan
Kota Lama) dimana security menjadi bagian dari peningkatan
keamanan di Kota lama.

“Salah satu program dalam peningkatan keamanan di


Kota lama Semarang adalah dengan menambah jam
kerja security, selama 24 jam security Kota lama akan
selalu mengawasi dengan berkeliling kawasan Kota
lama.”(Hasil wawancara dengan Bapak Hakim pada
tanggal 06 Juni 2022)

Security Kota lama setiap hari akan melaksanakan


pengamanan di Kota lama dengan cara berkeliling ke setiap sudut
Kota lama. Dapat dilihat pada dokumentasi kegiatan berkeliling
security Kota lama hingga pada malam hari.

Gambar 4.3 Security Kota lama


(Sumber: Dokumentasi Peneliti)
3) Memasang CCTV di Kota lama
Dalam menjaga keamanan dan memudahkan dalam
pengawasan pengunjung di Kota lama pihak pengelola juga
melakukan dengan memanfaatkan penggunaan teknologi. Program
lain yang dibuat sebagai upaya menjamin keamanan di kawasan
Kota lama adalah dengan memasang CCTV. Berikut penjelasan
Pak Hakim sebagai pengelola Kota lama (BPK2L (BANDAN
PENGELOLA KAWASAN KOTA LAMA)) terkait pemanfaatan
CCTV dalam pengaman di Kota lama sebagai berikut:.
“Selain menambahkan jam kerja dan peran security Kota
lama kita juga memasang dan menambahkan CCTV di
kawasan Kota lama.”(Hasil wawancara dengan Bapak
Hakim pada tanggal 06 Juni 2022)

Gambar 4.4 Gambar CCTV di Kota lama


(Sumber: Dokumentasi Peneliti)
Dari hasil pengamatan dilapangan titik pemasangan CCTV
dikawasan Kota lama berada di Taman Sri gunting, sepanjang Jl.
Jendral Soeprapto, Jl. Kepodang blindespek-straat dan pada gedung
Galeri industri kreatif Semarang yang berada dibelakang Gereja
Blenduk.
b. Implementasi Kebijakan Implementasi Kebijakan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat Bidang Kesehatan
Bidang kesehatan menjadi salah satu fokus Pemerintah Kota
Semarang dalam pelakasanaan Kebijakan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat khususnya di Kota lama Semarang. Dalam Keputusan
Walikota Semarang No. 443/815 tentang pembentukan satuan tugas
penanganan Corona Virus Disease 2019 dalam bidang Penanganan
Kesehatan mejelaskan fokus bidang penanganan kesehatan. Melakukan
upaya pengingkatan kapasitas sarana prasarana kesehatan termasuk
pemenuhan kebutuhan alat material kesehatan. Selanjutnya dalam
Peraturan Walikota Semarang Nomor 26 Tahun 2021, pasal 6 ayat 1
dan 2 tertullis setiap perorangan diharuskan melakukan Pola Hidup
Bersih dengan memcuci tangan dengan sabun dan air bersih,
menggunakan masker, serta pembatasan sosial. Pada ayat 2
menyebutkan bahwa bagi pelaku usaha/ pengelola/ penyelenggara/
penanggung jawab tempat dan fasilitas umum melakukan sosialisasi,
edukasi, menyediakan sarana cuci tangan yang mudah diakses,
melakukan pembersihan dan disinfektan lingkungan serta
meningkatkan disiplin pada perilaku masyarakat dalam penularan
COVID-19.
1) Menyediakan Sarana Prasana Kesehatan
Sarana Prasarana Kesehatan adalah segala bentuk alat
pendukung dalam upaya menjaga kebersihan diri para pengunjung
ketika berwisata ke Kota lama.Peraturan Walikota Semarang
Nomor 26 Tahun 2021, Pasal 6 ayat 2b tertulis bahwa pelaku
usaha/ pengelola/ penyelenggara/ penanggung jawab tempat dan
fasilitas umum menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun yang
mudah diakses. Kota lama termasuk kawasan wisata yang telah
menyediakan sarana prasarana kesehatan bagi pengunjung di Kota
lama. Eliyanci Suci dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Semarang yang menjabat dalam bidang Usaha Jasa Pariwisata dan
Hiburan menjelaskan sebagai berikut:
“Kita dari Disbudpar sudah menyediakan disetiap titik
pertemuan ada tempat cuci tangan, diluar fasilitas yang
di sediakan oleh pelaku usaha.” (Hasil wawancara
dengan Eliyanci Suci dari Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Semarang pada tanggal 06 Juni 2022)

Penyediaan wastafel atau tempat cuci tangan di kawasan Kota


lama juga dibantu oleh pelaku usaha dengan secara mandiri
membuat di depan tempat usaha mereka sendiri. Sarana prasarana
kesehatan ditempatkan di setiap titik dimana diyakini akan terjadi
banyak aktivitas pengunjung. Maka ketika pengunjung ingin
mencuci tangan dan lain sebagainya pengunjung tidak akan
kesulitan karena sudah disediakan dan mudah untuk di jangkau.
Ketua BPK2L (Bandan Pengelola Kawasan Kota Lama), Bapak
Hakim memberikan pernyataan yang serupa yaitu sebagai berikut:
“Tindakan pelaksanaan protokol kesehatan di Kota lama
semarang sudah kita lakukan dari menyediakan tempat
cuci tangan dibeberapa titik di depan taman srigunting,
depan gereja, jl.branjangan dimana itu adalah titik
kumpul dan titik ramai pengunjung, artinya ketika
masyarakat berkunjung ke Kota lama tidak perlu jauh
jauh untukk bisa membersihkan diri.” (Hasil wawancara
dengan Bapak Hakim pada tanggal 06 Juni 2022)
Gambar 4.5 Fasilitas Wastafel di Kota lama
(Sumber: Dokumentasi Peneliti)

2) Melakukan Sosialisasi dan Edukasi pada Pengunjung


Peraturan Walikota Semarang Nomor 26 Tahun 2021, Pasal 6
ayat 2a dalam pelaksanaan Kebijakan PKM pelaku usaha,
pengelola, penanggung jawab tempat dan fasilitas umum
melakukan sosialisasi, edukasi. Bahwa pelaku usaha dalam
Pelaksanaan Kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakt melakukan
sosialisasi, edukasi dengan berbagai media informasi untuk
memberikan pengertian dan pemahaman tentang pencegahan dan
pengendalian COVID-19. Dalam upaya sosialisasi Ibu Eliyanci
Suci dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang
memberikan pernyataan sebagai berikut:
“Selain security Kota lama biasanya dari pihak DKK
(Dinas Kesehatan Kota Semarang) memberikan tugas
terhadap puskesmas sekota semarang, setiap weekend
sejak pandemi. Biasanya selalu dilakukan penyuluhan,
pembagiaan masker, dan vitamin.” (Hasil wawancara
dengan Eliyanci Suci dari Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Semarang pada tanggal 06 Juni 2022)
BPK2L (Bandan Pengelola Kawasan Kota Lama) bapak hakim
memberikan pernyataan yang sama terhadap upaya sosialisasi dan
edukasi terkait PHSB dan penanggulangan COVID-19 bagi
pengunjung Kota lama, sebagai berikut:
“Kalau sosialisasi ada dan kita manfaatkan lewat
security mas, setiap sore dan malam kita anjurkan untuk
taat protokol kesehatan. Security kita hampir tiap sore
dan malam melakukan sosialisasi lewat pengeras suara
karena lebih efektif ketika kita terjun langsung ke
lokasi .” (Hasil wawancara dengan Bapak Hakim pada
tanggal 06 Juni 2022)

Dari wawancara tersebut dapat dipahami bahwa kegiatan


sosialisasi dan edukasi juga dilakukan di Kota lama. Kegiatan
sosialisasi dan edukasi biasa dilakukan oleh DKK (Dinas Kesehatan
Kota Semarang) serta dengan security Kota lama. Aktivitas
sosialisasi dilakukan dengan cara berkeliling Kota lama
meggunakan pengeras suara karena dianggap lebih efektif
3) Pengawasan Pembatasan sosial social distancing dan Pembatasan
fisik physical distancing
Pembatasan sosial social distancing dan pembatasan fisik
physical distancing merupakan upaya dalam penanggulangan
COVID-19 dengan tetap menjaga jarak dan tidak menimbulkan
kerumunan ketiak sedang beraktivitas di luar ruangan. Dalam
Peraturan Walikota Semarang Nomor 26 Tahun 2021 ayat 1c
tertulis bahwa setiap orang wajib melakukan Pembatasan sosial
social distancing dan Pembatasan fisik physical distancing serta
pada ayat 2d juga tertulis bahwa pelaku usaha, pengelola,
penyelenggara, penanggung jawab tempat dan fasilitas umum wajib
melakukan Pembatasan sosial social distancing dan Pembatasan
fisik physical distancing. Kota lama merupakan kawasan terbuka
dan beresiko pada terjadinya kerumunan. Berikut penjelasan dari
Eliyanci Suci dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Semarang:
“Nah itu, Kota lama karena sering kerumunan, keamana
kami selalu mutar dengan, jadi kalau ada kerumunan kita
usir gitu aja dengan melakukan peringatan menggunakan
pengeras suara.” (Hasil wawancara dengan Eliyanci Suci
dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang
pada tanggal 06 Juni 2022)

Senada dengan pernyataan Eliyanci Suci dari Dinas


Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Bapak Titis Pramono
selaku koordinator Security Kota lama memberikan pernyataan
sebagai berikut:
“Jadi setiap jam security selalu melakukan kegiatan
himbauan untuk selalu taat protokol kesehatan. Kita
hanya sekedar memberikan himbauan terhadap
wisatawan.” (Hasil wawancara dengan Bapak Titis
Pramono pada tanggal 09 Juni 2022)

Kemudian Bapak Hakim selaku Ketua Pengelola Kawasan


Kota lama juga menyampaikan hal yang sama, security Kota lama
selalu melakukan aktivitas keliling untuk memastikan tidak ada
kerumunan di Kota lama.

“Tindakan penegakan protokol kesehatan di Kota lama


semarang kita sudah lakukan, dari menyiapkan security
untuk menginformasikan bahwa pengunjung harus
menaati protokol kesehata, seperti 5 M. Jadi ketika
terdapat wisatawan yang melanggar protokol akan di
tindak oleh security Kota lama. “ (Hasil wawancara
dengan Eliyanci Suci dari Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Semarang pada tanggal 06 Juni 2022)

Dalam upaya mengurangi kerumunan di kawasan Kota lama


pihak pengelola serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata juga
melakukan penutupan bebera ruas jalan masuk kawasan Kota lama.
Seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Hakim selaku Pengelola
Kota lama sebagai berikut:
“Ada, dimana itu merupakan bagian dari rekayasa lalu
lintas di Kota lama semarang. Hal itu dilakukan agar
masyarakat itu tidak berkerumun di Jl. Letjen.
Soeprapto, di ujung Jl. Cendrawasih ada perempatan itu
kita tutup agar aktivitas tidak menumpuk disana.”
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ibu Eliyanci Suci dari
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang.
“Perlu dilakukan untuk mencegah kerumunan dan untuk
mengurangi kemungkinan jalanan di Kota lama cepat
rusak. Karena sesuai perwal Jl, Jendral Soeprapto itu
tidak dapat dilalui oleh kendaraan, seharusnya. Tapi
masyarakat kalo di omongi angel.”

4) Pembatasan Jam Operasional


Pembatasan jam operasional adalah pembatasan pada waktu
beraktivitas di sekitar Kota lama. Pembatasan ini di tujukan pada
pengunjung dan pelaku usaha di Kota lama. Waktu pembatasan
diatur dalam peraturan walikota yang berlaku. Peraturan Walikota
Semarang No 26 Tahun 2021 pasal 10 ayat 4 mengatur pembatasan
Jam operasional pada tempat umum dan wisata maksimal pada
Pukul 23.00 WIB. Eliyanci Suci dari Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Semarang memberikan penjelasan sebagai berikut:
“Pembatasan Jam ada kita berlakukan, sesuai dengan
Perwal yang saat itu berlaku, dan itu harus di
sesuaikan dengan apa yang di instruksikan dalam
perwal PPKM. Kita clear area satu jam sebelum. Jadi
jika waktunya tutup maka tidak ada lagi aktivitas di
Kota lama.” (Hasil wawancara dengan Eliyanci Suci
dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang
pada tanggal 06 Juni 2022)
Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Bapak Titis
Pramono selaku koordinator security Kota lama dalam
pemberlakuan jam opersional tempat umum sebagai berikut:
“Pembatasan jam ada tapi tergantung Peraturan
walikota yang berlaku. Jadi kota hanya menyesuaikan
dengan apa yang dibuat oleh Pemerintah Kota
Semarang.”

Berdasarkan wawancara tersebut dapat dipahami bahwa


pembatasan waktu operasional di Kota lama dilakukan. Pembatasan
jam operasional ini di dasarkan pada Peraturan Waliota Semarang
No 26 Tahun 2021 pasal 10 dimana batas aktivitas di Kota lama
pada pukul 23.00WIB.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kebijakan
Implementasi Kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Kota
lama Semarang
Implementasi kebijakan tentu saja tidak akan terlepas dari faktor-
faktor yang mempengaruhinya, faktor ini berjalan seiring dengan proses
implementasi kebijakan. Faktor tersebut tidak terlepas juga pada
implementasi kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Kota Lama
Semarang. Terdapat beberapa faktor penghambat dan pendukung
implementasi kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Kota lama.
a. Faktor Penghambat Implementasi Kebijakan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat di Kota lama.
1) Kurangnya Kesadaran Masyarakat untuk Menaati Protokol kesehatan
Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk tetap disiplin
dalam melaksanakan protokol kesehata menjadi faktor penghambat
pada implementasi kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di
Kota lama Semarang. Masyarakat dan pengunjung cenderung lalai
pada protokol kesehatan khususnya aturan 5M (Memakai masker,
mejaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, mencuci
tangan ). Masyarakat cenderung menganggap bahwa COVID-19 tidak
berbahaya, sehingga masih saja berkerumun. Kerumunan sering
terjadi pada titik- titik kumpul di Kota lama seperti, Taman sri
gunting, Gereka Blendunk, Gedung Marba. Sejalan dengan
pernyataan dari Bapak Titis Pramono selaku pihak Pengelola Kota
lama yang menyatakan sebagai berikut:
“Kendala yang berarati tidak begitu ada, tetapi hanya
kurangnya kesadaran masyarakat dalam pelaksanaan
protokol kesehatan,”(Hasil wawancara dengan Bapak
Titis Pramono pada tanggal 09 Juni 2022)

Senada dengan Bapak Titis Pramono Ibu Eliyanci Suci dari


bidang Usaha Jasa Pariwisata dan Hiburan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Semarang memberikan pernyataan sebagai berikut:
“Ada, biasanya dari masyarakat yang sulit untuk di
himbau untuk menggunakan masker. Serta kurangnya
pemahaman masyarakat terhadap kebijakan yang
dibuat.” ,”(Hasil wawancara dengan Eliyanci Suci
pada tanggal 06 Juni 2022)

2) Kekhawatiran Pelaku usaha Terhadap Sumber Pendapatan


Penolakan pada implementasi Kebijakan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat terjadi sebagai akibat dari kekhawatiran masyarakat
pada pendapatan mereka. COVID-19 sangat mempengaruhi sektor
perekonomian karena pembatasan kegiatan masyarakat menurunkan
tingkat daya beli dan mobilitas masyarakat. Pembatasan jam
operasional juga menjadi alasan kekhawatiran Masyarakat pada
pendapatan mereka ketika melakukan usaha di Kota lama. Sejalan
dengan pernyataan dari Bapak Hakim selaku pengelola Kota lama
yang memberikan pernyataan sebagai berikut:
“Penolakan tidak ada, hanya saja mereka mengeluh
pada sumber pendapatan mereka yang terpengaruh.
Mereka keberatan pada biaya produksi, mengakibatkan
mereka harus beradaptasi dengan kondisi tersebut
dengan mengurangi jam kerja dan tenaga kerja.”
3) Akses masuk Kota lama yang banyak
Kota lama merupakan kawasan publik yang terbuka dan sangat
mudah diakses dari mana saja. Berbagai akses masuk Kota lama
yang mudah diakses mengakibatkan sulitnya pengantisipasi
kerumunan di dalam Kota lama. Pintu masuk seperti dari stasiun
Tawang, Museum Kota lama, jembatan mberok sangat sulit di
awasi karena merupakan jalur kendaraan yang biasa di lalui.
b. Faktor Pendukung Implementasi Kebijakan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat di Kota lama Semarang.
1) Anggaran Implementasi yang Sudah Tercukupi.
Anggaran yang di alokasikan pada implementasi kebijakan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Kota lama sudah mencukupi.
Anggaran tersebut berasal dari APBD Kota Semarang yang
diberikan berupa sarana dan prasarana dalam implementasi
kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat. Sarana prasarana
seperti tempat cuci tangan, CCTV, disinfektan dan CCTV sebagai
pendukung keamanan. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Ibu
Eliyanci Suci dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Semarang yang menyatakan, “sudah, karena sumber dana di
alokasikan dari APBD Kota Semarang. Serta support masyarakat
dan swasta sangat bagus karena kita menjalin hubungan yang
bagus” Bersumber dari APBD Kota Semarang, dan cukup karean
kita dibantu dari berbagai pihak.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahaw
sumber dana dalam implementasi kebijakan pembatasan kegiatan
masyarakat bersumber dari APBD Kota Semarang. Dapat di lihat
dari berbagai sarana dan prasarana penunjang kesehatan sudah
terpenuhi di Kota lama.
2) Standart Operasional Prosedur Implementasi Kebijakan Pembatasan
Kegiatan Masyarkat di Kota lama yang Jelas
Aspek yang tidak dapat dikesampingkan dalam implementasi
kebijakan publik adalah standar operasional prosedur (SOP). SOP
merupakan sebuah pedoman tertulis ynag digunakan dalam
pelaksanaan sebuah kebijakan publik yang bertujuan dalam
mencapai tujuan tertentu. Dalam implementasi kebijakan
pembatasan kegiatan masyarakat di Kota lama berpedoman pada
Peraturan Walikota Semarang No 26 Tahun 2021 tentang
Pembatasan Kegiatan Masyarakat dalam Rangka Pencegahan dan
Pengendalian COVID-19 di Kota Semarang yang mengatur semua
tentang Pembatasan Kegiatan Masyarakat diluar ruamh baik bagi
perseorangan, pelaku usaha, wisata, perkantoran, sekolah, dan
Peneliti mengkaitkannya pada Keputusan Walikota Semarang
Nomor 443/815 Tahun 2020 tentang Pembentukan Satuan Tugas
Penanganan COVID-19 Tingkat Kota, Kecamatan dan Kelurahan.
B. Pembahasan
1. Implementasi Program Kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
di Kota lama Semarang
a. Implementasi Program Dua Bidang Satgas COVID-19 di Kota lama
Semarang
Implementasi kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat pada
Peraturan Walikota Semarnag No 26 Tahun 2021 Tentang Pembatasan
Kegiatan Masyarakat dalam Upaya Penanggulangan COVID-19 yaitu
pelaksanaan program-program Satgas COVID-19 pada Putusan
Walikota Semarang No 413/815 Tahun 2021 yang disesuaikan menjadi
2 bidang seperti, bidang Penegakan Hukum dan Disiplin dan bidang
Kesehatan. Program dua bidang tersebut dilakukan dalam upaya
mencapai tujuan yang telah dibuat dalam sebuah kebijakan yakni
memberi edukasi kepada masyarakat mengenai COVID-19 dan
penanggulangannya, serta tetap menjaga stabilitas perekonomian meski
melakukan pembatasan kegiatan, mengajak seluruhmasyarakat,
organisasi kelompok sosial dan lembaga masyarakat ikut dalam
penanggulangan COVID-19 dan agar agar masyarakat dapat sehat
selamat. Sesuai pada defenisi implementasi kebijakan menurut Van
Metter dan Van Horn (Anggara, 2018: 232), implementasi yaitu
tindakan yang dilakukan oleh individu atau pemerintah atau swasta yag
diarahkan pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan dalam putusan
kebijakan.
1) Implementasi Dua Program dalam Bidang Penegakan Hukum
dan Disiplin di Kota lama Semarang
Berdasarkan hasil penelitian di Kota lama Semarang pelaksanaan
kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat di Kota lama dalam
bidang penegakan hukum dan disiplin terdapat dua program yaitu
sebagai berikut:
a) Memberikan sangsi kepada pihak yang melanggar protokol
kesehatan dengan memberikan teguran kepada individu dan
bagi pelaku usaha. Namun, apabila teguran tidak dihiraukan
maka akan diberikan sangsi moral (membeli masker, pust up,
dan menyapu atau memungut sampah) pada indovidu dan
penutupan usaha bagi pengelola usaha di Kota lama Sangsi
tersebut dilakukan dengan berdasar pada Peraturan Walikota
Semarang No 26 Tahun 2021 Tentang Pembatasan Kegiatan
Masyarakat dalam Upaya Penanggulangan COVID-19 di
Kota Semarang. Dimana diatur dalam pasal 6 ayat 4 bagi
individu dan pasal 10 ayat 6 bagi pengelola usaha yang
melanggar.
b) Memaksimalkan Fungsi Security Kota lama program ini
dibuat sebagai bagian dari pengawasan dan pengamanan
pengunjung di Kota lama Semarang. Security Kota lama
melaksanakan tugas dengan bekeliling Kota lama untuk
memberikan pengarahan dan pengawasan menggunakan
kendaraan. Security Kota lama dalam pelaksanaan tugasnya
juga ditambahkan jam kerja untuk berjaga di Kota lama.
Selain sebagai pengaman dan pengawasan security Kota lama
juga berperan dalam kegiatan sosialisasi di Kota lama tentang
COVID dan lain sebagainya.
c) Memasang CCTV di setiap sudu Kota lama adalah program
yang dilakukan sebagai upaya meningkatkan pengawasan
dan pengamanan di Kota lama semarang. Lokasi titik
pemasangan CCTV dikawasan Kota lama berada di Taman
Sri gunting, sepanjang Jl. Jendral Soeprapto, Jl. Kepodang
blindespek-straat dan pada gedung Galeri industri kreatif
Semarang yang berada dibelakang Gereja Blenduk.
2) Implementasi Empat Program dalam Bidang Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian di Kota lama Semarang
pelaksanaan kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat di Kota
lama dalam bidang penegakan hukum dan disiplin terdapat empat
program yaitu sebagai berikut:
a) Menyediakan Sarana Prasana Kesehatan sarana dan
prasarana kesehatan adalah alat pendukung dalam
peningkatan kebersihan pengunjung di Kota lama. Sarana
prasarana seperti wastafel, sabun yang di pasang pada titik
titk tertentu seperti taman srigunting, taman garuda, depan
gereja, jl.branjangan, depan teko deko, galeri industri kreatif.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang
menginstruksikan pada setiap pelaku usaha untuk membuat
tempat cuci tangan sendiri di depan café atau resto mereka
sendiri.
b) Pengawasan Pembatasan sosial social distancing dan
Pembatasan fisik physical distancing dilaksanakan dengan
menugaskan security Kota lama untuk mengawasi serta
melakukan tindakan tegas membubarkan kerumunan yang
terjadi di Kota lama semarang. Selain itu untuk menjaga agar
tidak terjadi penumpukan jumlah pengunjung di Kota lama
semarang. Dilakukan program penutupan beberapa ruas jalan
masuk ke Kota lama sebagai bagian dari rekayasa lalu lintas
di kota semarang. Jalur masuk Kota lama yang pernah di
tutup adalah Jl. Jend.Soeprapto yang mengarah ke depan
gereja blenduk hingga ke jembatan mberok.
c) Pembatasan Jam Opersional dilakukan karena telah diatur
juga di dalam Peratruan Walikota Semarang sebagai bagian
dari pembatasan kegiatan masyarakat. Pelaksanaan program
pembatasan jam operasional di lakukan dengan mengikuti
aturan yang ada di Peraturan Walikota. Pada Peraturan
Walikota Semarang Nomor 26 Tahun 2021 pasal dan 10
mengatur batas jam operasional tempat umum seperti wisata,
sampai pada pukul 23.00 WIB.
d) Memberikan Sosialisasi dan edukasi pada pengunjung di
Kota lama. Security Kota lama memberikan sosialisasi
dengan berkeliling Kota lama menggunakan kendaraan dan
pengeras suara. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Semarang juga melakukan sosialisasi tentang COVID-19,
penanggulangannya serta Pola Hidup Bersih dan Sehat.
Dinas Kesehatan Kota Semarang juga rutin melakukan
sosialisasi dengan menugaskan Puskemas se-Kota Semarang.
Kegiatan sosialisasi dilakukan dengan cara penyuluhan,
membagi masker dan vitamin setiap Weekend.

Berdasarkan penjelasan mengenai implementasi program dari


kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat berdasarkan dua bidang
satgas COVID-19 Kota Semarang, disimpulkan bahwa program-
program kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat di Kota lama belum
optimal atau belum berjalan dengan maksimal. Dalam menganalisis
implementasi kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat dengan
menggunakan model implementasi kebijakan publik yang dikemukakan
oleh Van Metter dan Van Horn yang menetapkan enam variabel yang
berperan dalam mencapai keberhasilan implementasi. Enam variabel
tersebut meliputi, yaitu standar dan tujuan kebijakan, sumber daya,
hubungan antar organisasi, karakteristik pelaksana, kondisi sosial,
politik, dan ekonomi, disposisi pelaksana.

1) Standar dan Tujuan Kebijakan


Standar dan tujuan kebijakan merupakan sebuah tujuan yang
hendak dicapai dalam suatu kebijakan publik. Standar dan tujuan
dari suatu kebijakan harus dapat dilihat dan dipahami secara
spesifik agar keberhasilan pelaksanaan kebijakan dapat tercapai.
(Indiahono, 2009: 38). Pemahaman implementor akan standar dan
tujuan dari kebijakan menjadi faktor penting dalam mencapai tujuan
kebijakan. Standar kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat oleh
Pemerintah Kota Semarang pada tulisan ini akan berpedoman pada
Peraturan Walikota No 26 Tahun 2021 Tentang Pembatasan
Kegiatan Masyarakat dalam Upaya Penanggulangan COVID-19 di
Kota Semarang dan Keputusan Walikota Semarang No 443/815
tahun 2020 tentang Satgas COVID-19. Kebijakan Pembatasan
Kegiatan masyarakat di maksudkan untuk membatasi kegiatan yang
dilakukan oleh masyarakat dalam berinteraksi dengan warga
masyarakat lainnya untuk mencegah kemungkinan penyebaran
wabah COVID-19 yang menggunakan ruang publik, moda
transportasi publik, dan bangunan publik. Masyarakat tetap dapat
melakukan segala aktivitas diluar rumah namun tetap
memperhatikan protokol kesehatan. Seluruh kegiatan diluar ruangan
harus tetap memperhatikan protokol kesehatan seperti menyediakan
tempat cuci tangan dan sabun, pembatasan jam operasional pada
tempat umum. Tujuan dari kebijakan pembatasan kegiatan
masyarakat yaitu memberikan edukasi kepada masyarakat
mengenai munculnya wabah COVID-19 yang tidak boleh diabaikan
dan penanggulangannya. Serta menjaga agar aktivitas informal
masyarakat tetap berjalan dengan baik dengan memperhatikan
protokol kesehatan.
2) Sumber Daya
Sumber daya dalam implementasi kebijakan publik sangat
mendukung untuk mencapai tujuan yang dibuat sebelumnya dalam
merancang kebijakan. Sumber daya implementasi kebijakan dapat
berupa sumber daya manusia dan sumber daya finansial.
Keberhasilan pelaksanaan kebijakan dapat dicapai apabila sumber
daya manusia yang dimiliki mampu dan memiliki keahlian dalam
melaksanaka tugasnya, serta didukung oleh sumber daya finansial
yang mencukupi untuk memenuhi segala kebutuhan implementasi
kebijakan.
Sumber daya manusia dalam implementasi kebijakann
Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Kota lama adalah Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata, Security Kota lama dan BPK2L
(Bandan Pengelola Kawasan Kota Lama) dan TNI/POLRI, Satpol
PP dan berbagai Dinas terkait. Dinas Kebudyaan dan Pariwisata
Kota Semarang dan BPK2L (Bandan Pengelola Kawasan Kota
Lama) menjamin tersedianya segala fasilitas penunjang pelaksanaan
protokol kesehatan di Kota lama. Security Kota lama yang dibantu
oleh TNI/POLRI bertugas meningkatkan disiplin pengunjung dalam
menaati protokol kesehatan. Karena Kota lama merupakan tempat
wisata yang berada dibawah Pemerintah Kota dan secara
administrasi berada di Kecamatan Semarang Utara dan dua
Kelurahan Tanjung Mas dan Kelurahan Purwodinatan maka
pembagian tugas secara spesifik kurang jelas.
Sumber daya finansial sangat penting untuk memenuhi
kebutuhan implementasi kebijakan. Sumber daya manusia yang
kompeten harus didukung dengan anggaran yang mencukupi.
Dalam pelaksanaan kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di
Kota lama Semarang bergantung pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD). Berikut gambaran singkat Rancangan
Umum Pengadaan (RUP) implementasi Kebijakan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat di yang bersumber dari APBD Kota
Semarang sebagai berikut:

Gambar. 4.6: https://siagacorona.semarangkota.go.id/


(Sumber: Dokumentasi Peneliti)
3) Komunikasi
Komunikasi dalam implementasi kebijakanpublik sangat penting
manjadi faktor yang mendukung keberhasilan implementasi.
Komunikasi yang baik antara setiap agen pelaksanamenjadi
penyebab suksesnya implementasi kebijakan, begitupun sebaliknya.
Komunikasi yang baik ditandai dengan pemahaman pelaksanan
kebijakan yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang,
BPK2L (Bandan Pengelola Kawasan Kota Lama), Security Kota
lama, TNI/POLRI dan Dinas terkait. Pelaksanan kebijakan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Kota lama selalu mengikuti
arahan dari Perwal yang dibuat oleh Pemerintah Kota Semarang.
Komunikasi harus ditetapkan sebagai suatu acuan, sebagai contoh
seberapa sering rapat evaluasi yang di adakan. (Indiahono,
2009:39). Komuniikasi antar pelaksana telah dilakukan melalui
koorddinasi. Dalam koordinasi pelaksanaan kebijakan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat di Kota lama selau di adakan setiap pagi dan
sore hari dalam acara apel pagi dan sore. Seluruh pelaksana
kebijakan di Kota lama ikut dalam kegiatan evaluasi yang diadakan.
Selain itu untuk menjaga agar komunikasi antar pelaksana dan
memudahkan dalam monitoring komunikasi juga dilakukan melalui
media sosial WhatsApp.
Komunikasi antar pelaksana menunjukkan adanya suatu
tuntutan saling mendukung antar agen pelaksana yang berkaitan
dengan pelaksanaan program (Indiahono, 2009: 39). Koordinasi
antar pelaksana kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Kota
lama dapat dikatakan berjalan dengan baik. Dapat dilihat dari
kesamaan pernyataan wawancara, dimana saling mendukung pada
setiap pertanyaan wawancara. Selain pemahaman antara pihak akan
tugas masing- masing adalah bukti bahwa komunikasi berjalan
dengan baik. Komunikasi yang baik didukung dengan kemajuan
teknologi komunikasi yang sangat memudahkan dalam penyaluran
informasi.
4) Disposisi Pelaksana
Disposisi pelaksana berkenaan dengan respon implementor
terhadap kebiijakan dan hasrat pelaksana yang kuat serta memiliki
komitmen yang tinggi untuk mecapai suatu tujuan yang ditetapkan.
Namun, dalam pelaksanaan kebijakan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat di Kota lama lebih banyak di perankan oleh security
terlebih dalam upaya sosialiasi setiap harinya kepada pengunjung.
Masyarakat juga dapat dikatakan ikut serta dalam pelaksanaan
kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Kota lama. Namun,
tidak dapat dipungkiri selalu ada pihak yang kurang kesadaran
mematuhi protokol kesehatan. Pelaku usaha juga terkadang tidak
mengikuti aturan yang telah ditetapkan terkait jam operasinal dan
penyediaan fasilitas kesehatan.
5) Karakteristik Pelaksana
Karakteristik badan pelaksanan menunjukkan seberapa besar
daya dukungan organisasi, nilai- nilai yang berkembang, hubungan
dan komunikasi yang terjadi di internal birokrasi (Indiahono, 2009:
39). Implementasi kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di
Kota lama dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,
security Kota lama, BPK2L (BANDAN PENGELOLA
KAWASAN KOTA LAMA) dan TNI/POLRI serta dinas terkait
sesuai dengan Peraturan walikota semarang. Implementasi
kebijakan dalam berbagai bidang dilakukan dengan baik. Teknis
pelaksanaan kebijakan sudah tersedia yaitu berdasarkan Peraturan
Walikota Semarang No 26 Tahun 2021 Tentang Pembatasan
Kegiatan Masyarakat dalam Upaya Penanggulangan COVID-19 di
Kota Semarang. Namun, beberapa program tidak dapat
dilaksanakan.
6) Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Politik
Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Politik menunjukkan keadaan
bahwa lingkungan dalam ranah implementasi dapat mempengaruhi
kesuksesan implementasi kebijakan (Indiahono, 2009: 39).
Masyarakat di Kota lama di dominasi dengan masyarkat yang
memiliki usaha. Karena banyak dari bangunan di Kota lama
dijadikan tempat usaha seperti café dan resto. Kemudian
pengunjung Kota lama yang berasal dari berbagai daerah
menjadikan sulit dalam menyatukan pikiran dalam manaati protokol
kesehatan. Pemakaina masker dan menjaga jarak cenderung tidak
dilaksanakan dengan baik oleh pengunjung Kota lama. Kemudian
adanya tuntutan ekonomi, mengakibatkan beberapa pelaku usaha di
Kota lama tidak taat pada aturan. Kasus penutupan Caffe Hollywing
menjadi salah satu contoh bagaimana kurangnya kesadaran pelaku
usaha akan protokol dan jam operasional yang ditetapkan.
2. Dua Faktor Penghambat dan Dua Faktor Pendukung Implementasi
Kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Kota lama
a. Dua Faktor Penghambat Implementasi Kebijakan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat di Kota lama
Dalam implementasi kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
di Kota lama terdapat dua faktor penghambat yaitu sebagai berikut:
1) Kesadaran Masyarakat yang Rendah akan COVID-19
Menjadi Faktor Masyarakat Tidak Mematuhi Protokol
Kesehatan
Faktor yang menyebabkan pelaku usaha dan
pengunjung Kota lama tidak mematuhi protokol kesehatan,
yaitu karena rendahnya pemahaman terkait COVID-19.
Terlebih lagi kesadaran akan petingnya memakai masker
ketika berada diluar ruangan serta menghindari kerumunan.
Kegiatan ber foto- foto di Kota lama sering tidak mengikuti
protokol kesehatan terutama terkait menjauhi kerumunan.
2) Pemenuhan Tuntutan Perekonomian Menjadi Faktor
Melanggar Protokol dan Jam Operasional
Kota lama banyak dipenuhi oleh pelaku usaha di
karenakan pada dasarnya Kota lama sebelumnya adlah
kawasan industri yang kemudian di alihkan menjadi
kawasan wisata. Sulitnya menemukan pelanggan ketika
Kota lama sepi pengunjung menjadikan pelaku usaha
kekurangan pemasukan setiap harinya.
3) Pintu Masuk Kota lama yang Mudah Diakses menjadi
Faktor Sulitnya Pengawasan
Kota lama merupakan kawasan publik yang terbuka dan
sangat mudah di akses, sehingga pembatasan masyarakat
yang ingin berkunjung sangat sulit dilakukan. Termasuk
pada pendataan pengunjung Kota lama. Akses masuk yang
banyak menjadi faktor munculnya kerumunan di Kota
lama. Ditambah setiap hari Jl. Jenderal Soeprapto selalu
dilalui oleh kendaraan dari arah timur menuju jembatan
Mberok disebelah barat.
b. Dua Faktor Pendukung Implementasi Kebijakan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat di Kota lama.
1) Anggaran Yang mencukupi sehingga Mempermudah dalam
Implementasi Program Kebijakan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat di Kota lama
Anggaran atau pendanaan adalah hal penting dan krusial untuk
mengimplementasikan suatu program kebijakan. Anggaran yang
memadai merupakan faktor pendukung dari implementasi program
kebiijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Kota lama.
Anggaran dalam implementasi program kebijakan pembatasan
kegiatan masyarakat di kota alam berasal dari APBD Kota
Semarang. Hal ini menunjukkan bahwa anggaran yang dialokasikan
dalam implementasi progaram kebijaka pembatasan Kegiatan
Masyarakat memadai. Sarana cuci tangan dan sabun, pengeras suara
dan CCTV telah terpenuhi di Kota lama. Selain itu pelaku usaha dan
masyarakat di Kota lama juga ikut mendukung dengan menyediakan
sendiri berbagai fasilitas cuci tangan sendiri di depan tempat usaha
mereka sendiri.
2) Tersedianya Standar Operasioanl Prosedur Implementasi
Kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat yang jelas.
Implementasi kebijakan agar dapat berhasil da mecapai tujuan sesuai
harapan, setiap unsur pelaksana memerlukan panduan yang jelas
tentang apa saja SOP yang harus dilaksanakan. Tujuannya agar
program yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan langkah-langkah
yang diterapkan. Standar Operasional Prosedur yang digunakan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan program kebijakan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat di Kota lama berdasarkan pada Peeraturan
Walikota Semarang No 26 Tahun 2021 Tentang Pembatasan
Kegiatan Masyarakat dalam Upaya Penanggulangan COVID-19 di
Kota Semarang. Berabgai aturan protokol yang harus di patuhi baik
individu dan pelaku usaha di Kota lama sudah dijelaskan di Perwal
tersebut. Seperti tugas pelaku usaha untuk menyeidakan fasilitas
kesehatan dan memberikan sosialisai serta edukasi kepada
pengunjung. Keputusan Walikota Semarang No 443/815 Tahun 2020
tentang Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menjadi fokus bidang
yang diteliti seperti bidang disiplin dan penegakan hukum serta
bidang kesehatan.

Berdasarkan kajian ilmu politik penelitian mengenai “Implementasi


Kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat dalam Upaya
Penanggulangan COVID-19 di Kota lama” mengkaji mengenai
bagaimana pemerintah menerapkan sebuah kebijakan sebagai respon atas
masalah yang sedang ada didalam masyarakat. Kebijaakan dalam penelitian
ini yaitu kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat yang dibuat oleh
Pemerintah Kota Semarang No 26 Tahun 2021 sebagai ganti atas Peraturan
Walikota Semarang No 13 Tahun 2021 tentang perubahan keempat atas
Peraturan Walikota Semarang No 57 Tahun 2020 Tentang Pembatasan
Kegiatan Masyarakat dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian COVID-
19 di Kota Semarang.

Anda mungkin juga menyukai