Buku 2 Ustek Pt. Gama Adibaya Consultant Fix
Buku 2 Ustek Pt. Gama Adibaya Consultant Fix
PENDAHULUAN
1
Penetapan kawasan perdagangan dan jasa Kecamatan Depok ini dilihat
berdasarkan 3 aspek pandang yaitu aspek ekonomi, aspek sosial dan budaya, serta
aspek fungsi. Kabupaten Sleman memerlukan penyusunan RDTR Kawasan
Perdagangan dan Jasa berdasarkan pendekatan masing-masing sudut kepentingan.
Untuk itu, pada kegiatan ini akam disusun RDTR Kawasan Perdagangan dan Jasa
dengan menggunakan sudut pandangan kepentingan ekonomi kawasan yang menjadi
unggulan Kecamatan Depok dan Kabupaten Sleman.
1.2.2 Tujuan
2
c. Terumuskannya Peraturan Zonasi Kawasan Perdagangan dan Jasa
dengan sudut pandang kepentingan ekonomi dan sosial budaya
Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
d. Tersusunnya Draft Peraturan Daerah RDTR dan peraturan zonasi
Kawasan Perdagangan dan Jasa dengan sudut pandang kepentingan
ekonomi dan sosial budaya Kecamatan Depok, Kabupaten
Sleman.Menentukan kawasan Perdagangan dan Jasa RDTR dari sudut
pandang kepentingan ekonomi dan sosial budaya Kecamatan Depok,
Kabupaten Sleman.
e. Menetapkan peraturan zonasi sebagai sebuah perangkat pengendalian
penataan ruang untuk menjaga konsistensi pembangunan kawasan
dengan RTRW Kabupaten Sleman.
1.1.1 Sasaran
3
1.2 Ruang Lingkup
1.2.1 Ruang Lingkup Wilayah
4
Sleman, RTRW Kabupaten Sleman Tahun 2012-2032 dan
RDTR Kabupaten Sleman.
d. Menyusun rencana kerja, pedoman dan metodologi
pelaksanaan pekerjaan.
2. Pengumpulan data dan informasi (primer dan sekunder), yang
meliputi:
a. Pengumpulan data primer melalui wawancara pada stakeholder
penyelenggaraan penataan ruang di Kecamatan Depok
Kabupaten Sleman.
b. Pengumpulan data-data peraturan dan perundang-undangan
tentang tata ruang wilayah perkotaan.
c. Penyediaan peta dasar melalui Foto Udara 2018. Interpretasi
tutupan dan penggunaan lahan berdasarkan Foto Udara tahun
2022 dan survey lapangan.
d. Pengumpulan data kondisi fisik/lingkungan dan sumber daya
alam, sarana dan prasarana, kependudukan dan sumber daya
manusia, perekonomian, sosial dan budaya, kelembagaan dan
data lainnya sesuai kebutuhan analisa.
3. Analisa Data Analisa dilakukan terhadap data dan informasi kondisi
fisik/lingkungan dan sumber daya alam, sarana dan prasarana,
kependudukan dan sumber daya manusia, perekonomian, sosial
dan budaya, kelembagaan dan data lainnya sesuai kebutuhan
analisa.
4. Konsultasi Publik Secara garis besar terdapat dua tahapan
konsultasi publik, yaitu pertama konsultasi yang dilaksanakan
untuk menggali permintaan, keinginan, kebutuhan, keberatan dari
masyarakat atas suatu prakarsa. Kemudian yang kedua adalah
konsultasi hasil kompilasi masukan yang didapat dari masyarakat
tadi ke dalam rencana penataan ruang. Masyarakat tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu berdasarkan
kewilayahan (ecoregion) dan kelompok stakeholder.
5. Perumusan Konsep Konsep Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Depok Kabupaten Sleman terdiri dari rencana struktur
ruang kawasan, rencana peruntukan blok, rencana penataan
bangunan dan lingkungan dan indikasi program pembangunan.
5
6. Penyusunan Instrumen Pengendalian Komponen pengendalian
rencana detail tata ruang meliputi zonasi, aturan insentif dan
disinsentif, serta perijinan pemanfaatan ruang.
7. Penyusunan Sistem Informasi Geografis Untuk pekerjaan
penyusunan Sistem Informasi Geografis dilakukan bersinergi
dengan kegiatan penyusunan RTRW dan RDTR.
8. Penyusunan SIG dimulai dengan melakukan evaluasi terhadap
sistem informasi geografis yang telah ada. Kemudian disusun suatu
rancang bangun sistem yang akan dikembangkan untuk
selanjutnya diperbaharui. Sistem yang diperbaharui harus diujicoba
di lapangan dan diteruskan dengan updating sistem. Identifikasi
terhadap kondisi obyektif dilakukan dengan survey primer dan
survey sekunder.
9. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Penyusunan
Rancangan Peraturan Walikota difungsikan sebagai rencana
landasan hukum RDTR kawasan Perdagangan dan Jasa
dimaksud. Perda ini berisi mengenai dasar hukum, arahan zonasi,
pemanfaatan dan pengendalian tataruang, penjelasan pola ruang
dan struktur ruang,kebijakan/strategi, dan sanksi serta hal-hal lain
yang terkait.
6
(KDB, KLB, KDH, KTB, rencana tinggi bangunan dll), zoning map,
rencana tata massa bangunan melalui pengaturan amplop
bangunan (tinggi bangunan, garis sempadan bangunan, jarak antar
bangunan, luas minimum persil, GSS, GSP dll).
e. Ketentuan teknis pemanfaatan ruang (penggunaan utama,
penggunaan pelengkap, penggunaan bersyarat, penggunaan
dengan pengecualian khusus, penggunaan yang dilarang).
f. Penetapan lokasi penanganan kawasan dan bangunan.
g. Rencana dan program pemanfaatan ruang yang memuat lokasi,
besaran, sumber pendanaan, instansi pelaksana, dan tahapan
waktu pelaksanaan yang logis dan realistis.
h. Ketentuan Pengendalian pemanfaatan ruang (peraturan zonasi,
perizinan, insentif dan disinsetif, penerapan sanksi).
i. Kelembagaan dan kewenangan.
j. Prosedur monitoring dan evaluasi.
7
Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5059).
g. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188).
h. Peraturan daerah Kabupaten Bandung nomor 27 tahun 2016 tentang
rencana tata ruang wilayah Kabupaten Bandung tahun 2016-2036.
i. Pedoman Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi dapat
mengacu pada Peraturan menteri ATR BPN no 16 tahun 2018.
BAB 1 PEDAHULUAN
Tentang latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, ruang lingkup yang
meliputi lingkup wilayah, ruang lingkup kegiatan dan ruang lingkup materi,
serta dasar hukum.
8
BAB 6 PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Pada bab ini menerangkan tentang tugas dan tanggung jawab tenaga ahli
yang terlibat dalam kegiatan RDTR Kabupaten Sleman dan sesuai dengan
permintaan yang dijelaskan dalam KAK.
Bab ini menguraikan tentang jadwal penugasan para tenaga ahli / personil
dalam kurun waktu 60 hari kalender seperti yang telah dijelaskan dalam KAK.
9
Menerangkan tentang staf pendukung yang disumberkan dari perusahaan
yang bersangkutan seperti operator, administrasi, sekretaris dan drafter.
BAB 15 PENUTUP
10
BAB II
PENGALAMAN PERUSAHAAN
PT. Gama Adibaya Consultant kami adalah sebuah perusahaan yang terus
berkembang dan tumbuh beriringan dengan zaman dan pengalaman bekerjakami.
Bukan sekedar omong kosong belaka, perusahaan kami yang bergerak di bidang
Konsultan Tata Ruang dan pembangunan wilayah memiliki segudang
pengalaman, prestasi dan tenaga kerja yang mumpuni dalam keahliannya masing-
masing.
Kami berhasil membantu perumusan RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-
2029 dan Banten Tahun 2010-2030. Dan beberapa sejarah lain membuat RDTR
Kota dan Kabupaten diseluruh Indonesia, seperti RDTR Kawasan Perkotaan
Lubuk Alung, Kab. Padang Tahun 2014-2034 dan RDTR Kawasan Gilimanuk Kab.
Jembrana, Bali Tahun 2005-2025.
11
Tabel 2.1 Pengalaman Perusahaan
1
3 Penyusunan Tata Kota Bekasi Dinas 602.1/26.SPP. 700.000.000 18 Februari 07 Maret
Masterplan Lingkunga Binamarga MPM PL 2017 2017
Manajemen n dan Balai I/PLH/V/ 2008
Pengelolaan Transporta Pengelolaa
Limbah si nJalan 2 September
Industri 2016
Kota Bekasi
2
4 RDTR Kawasan Planologi, Kabupate Dinas 02.2/05.Kontrak/ 800.000.000 20 10 Januari
Perkotaan Lubuk Sipil, nPadang Lingkunga KW .03 Desemb 2014
Alung, Kab. Arsitektur, nHidup /PPK.MY/VI/2008 er2013
PadangTahun Lingkunga Kab.
2014-2034 n,Sosial Padang 02 Januari 2012
Budaya.
5 RDTR Kawasan Planologi, Kabupate Dinas E-009/04042005- 850.000.000 20 Juni 30 Juni
Gilimanuk Kab. Sipil, n Pariwisat U/T 2005 2005
Jembrana, Bali Pariwisat Jembrana a
Tahun 2005- a, 25 Desember
2025. Ekonomi, 2003
Sosial
Budaya.
6 Penyusunan Planologi, Kabupaten Bapped 01/SPK/SKMS/Be 650.000.000 09 22
Rencana Urban Tasikmala aKab. n Septembe Septembe
Detail Tata Design, ya Tasikmalaya -BM/2015 r2015 r2015
Ruang SUB Perencana
Kecamatan anDesa. 21 Maret 2015
Bantrkalong
Kabupaten
Tasikmalaya
7 Penyusunan Planologi, Provinsi Dinas 602.1/26.SPP. 1.500.000.000.00 17 20
RTRW Provinsi Sipil, Kepulaua PUPR MPM PL 0 Novenbe Novenbe
Kepulauan Riau Arsitektur, nRiau Kepulaua I/PLH/V/ 2008 r2017 r2017
Tahun 2017- Lingkunga n Riau
2037 n, 23 Oktober 2015
Pariwisata,
Ekonomi,
Sosial
Budaya,
Transpotasi.
3
8 Penyusunan Planologi, Kota Distarkim KU.08.08/PTBG.J 1.550.000.000 30 Maret 11 April
Rencana Tata Lingkunga Bandun Provinsi B 2020 2020
Bangunan dan n dan g JawaBarat . 09 .23.1/VI/
Lingkungan Arsitek. 2008
(RTBL)Kawasan
Cihampelas 19 Januari 2018
Kota
Bandung
9 Penyusuna Planologi, Kabupate BAPPEDA 26/SPK/PPK/P 750.000.000 03 Januari 23 januari
n Sipil, n SUMEDAN MPP/ B 2017 2017
Masterplan Transportas Sumedan G APP/2008
Perhubunga i. g
nKabupaten 15 Juni 2016
Sumedang
10 Masterplan Planologi, Kabupate Dinas E-RIP/04/III/7/AS 1.000.000.000 17 Oktober 20
DesaWisata Pariwisata, n Pemberday 2020 Novembe
Lembang Perencana Bandung aan 30 April 2018 r2020
anDesa, Barat Masyarakat
dan Sosial dan Desa
Budaya.
4
BAB III
PEMAHAMAN TERHADAP KAK
3.1 Umum
6
3.2.4 Pemahaman Terhadap Kebutuhan Tenaga Ahli
7
Pendidikan Pengalaman
No. Nama Jumlah
(Minimal) Dibidanganya
1. Administrasi 1 org SMK/sederaj Terampil
at
2. Operator 1 org SMK/sederaj Terampil
Komputer at
3. Surveyor 3 org D3/sederajat Terampil
4. Drafter GIS 3 org D3/sederajat Terampil
Sumber: Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Kawasan Perdagangan dan Jasa Kepentingan Ekonomi, Kecamatan Depok kabupaten
Sleman, 2023
8
BAB IV
TANGGAPAN TERHADAP KAK
4.1.1. Umum
Secara umum, Kerangka Acuan Kerja (KAK) dari pekerjaan ini telah
memuat arahan yang jelas mengenai latar belakang, maksud, tujuan,
sasaran, manfaat, produk yang dihasilkan, ruang lingkup wilayah, ruang
lingkup kegiatan, metodologi, jadwal pelaksanaan, serta tenaga ahli dan
sistem pelaporan yang akan diharapkan. Dari berbagai arahan tersebut,
pihak konsultan menilai bahwa KAK yang disusun oleh pemberi tugas telah
memberikan gambaran yang memadai mengenai pekerjaan yang
ditawarkan.
10
Team leader yang ahli dalam bidang Perencanaan Wilayah dan Kota
dibantu sepenuhnya oleh beberapa staf ahli meliputi bidang keahlian hukum,
sipil, arsitektur, lingkunga, geodesi/GIS, asisten ahli perencanaan wilayah dan
kota, dan asisten ahli arsitektur. Para tenaga ahli akan diupayakan seoptimal
dan semaksimal mungkin agar dapat mencapai efisiensi dan efektifitas kerja
untuk menghasilkan output yang sangat baik dan sesuai. Didukung oleh
11
BAB V
APRESIASI DAN INOVASI
Berikut ini adalah beberapa terminologi yang terkait dalam tata ruang
dari Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
sebagai berikut:
1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,
tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan hidupnya.
2. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
3. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki
hubungan fungsional.
12
4. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah
yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan
ruang untuk fungsi budi daya.
5. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
6. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
7. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.
8. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau
budidaya.
9. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi
utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup
sumber daya alam dan sumber daya buatan.
10. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi
utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber
daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
11. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama
pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan
fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan
jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
12. Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih
pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi
pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang
ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki
keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis.
13. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan
utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan
jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
14. Kawasan tertentu adalah kawasan yang ditetapkan secara nasional
mempunyai nilai Perdagangan dan Jasa yang penataan ruangnya
diprioritaskan.
15. Kawasan Perdagangan dan Jasa kabupaten/kota adalah wilayah
yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh
13
sangat penting
5.2 Sistem Perencanaan Tata Ruang
5.2.1 Pengertian Proses Perencanaa
• Unsur tujuan yaitu perumusan yang lebih jelas dan lebih terperinci
mengenai tujuan yang telah diterapkan untuk mencapai.
• Unsur kebijaksanaan yaitu metode atau cara/jalan untuk mencapai
tujuan yang hendak dicapai c. Unsur prosedur Ini meliputi pembagian
tugas serta hubungannya anatara masing-masing anggota kelompok
secara terperinci.
• Unsur kemajuan. Dalam perencanaan ditentukan standar-standar
mengenai segala sesuatu yang hendak dicapai. Dalam istilah Inggris
standar untuk mengukur kemajuan-kemajuan suatu usaha
sebagaimana direncanakan secara singkat dapat dirumuskan dengan
kata-kata
• Unsur program Jika sasaran dan tujuan akhir sudah digariskan
dengan jelas dan dipahami dengan baik, perencanaan dapat
14
menggunakan satu model yang benar-benar rasional. Di dalamnya
terdapat empat langkah pengambilan keputusan, yaitu:
1. Menganalisis sistem dan masalahnya;
2. Mendefinisikan alternatif penyelesaian utama terhadap masalah
tersebut;
3. Mengevaluasi konsekunsi-konsekuensi yang mungkin timbul dari
setiap penyelesaian yang dibuat;
4. Memberikan alternatif terbaik berdasarkan kaitan dengan tujuan
yang hendak dicapai.
15
BAB VI
METODOLOGI
Gambar 6.1
Tahapan Penyusunan Pekerjaan
16
masyarakat pedesaan. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya
pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya masyarakat secara efektif dan
efsien, baik dari
17
• Output: Daya dukung fisik alamiah yang dapat digunakan untuk
merespon hasil dari FGD.
B. Metode Analisis Tata Guna Lahan
• Variabel Analisis Hasil analisis fisik alamiah dan tata guna lahan
eksisting
• Output: Kesesuaian lahan yang dapat digunakan untuk merespon
hasil dari FGD kondisi fisik.
C. Metode Analisis Kependudukan
18
dan prasarana, dan (3) Hasil aspirasi masyarakat (FGD,
wawancara, Diskusi).
• Output :Proyeksi kebutuhan sarana dan prasarana sebagai
gambaran dan asumsi kebutuhan dimasa yang akan datang
yang dapat digunakan untuk merespon aspirasi hasil dari FGD
aspek sarana dan prasarana
E. Metode Analisis Sosial Budaya
19
Analisis keuangan merupakan proses yang mengkaji / menggali
sumbersumber pembanguan desa yang berasal dari beberapa sumber,
diantaranya sumber dana dari pemerintah maupun sumber dana dari
swasta/swadaya masyarakat. Sumber dana dari pemerintah dapat
berupa pendapatan asli daerah (PAD), PBB, APBN, serta bantuan
luarnegeri.
Pada tahap perumusan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) ini tediri
dari beberapa tahapan, seperti :
21
• Pendidikan yang terdiri dari perguruan tinggi sekolah lanjutan
tingkat atas;
a. sekolah lanjutan tingkat pertama;
b. sekolah dasar;
c. taman kanak-kanak.
• Pelayanan kesehatan yang terdiri dari: - pusat kesehatan
masyarakat pembantu - balai pengobatan.
• Pelayanan rekreasi dan atau olah raga yang terdiri dari:
- pelayanan skala regional;
22
• Seluruh jaringan listrik (tegangan menengah hingga gardu
distribusi);
• Seluruh jaringan gas;
• Seluruh jaringan air bersih (hingga jaringan distribusi
sekunder/per blok peruntukan);
• Seluruh jaringan air hujan;
• Seluruh jaringan air limbah;
• Seluruh jaringan persampahan (hingga TPS komunal).
3) Pengelompokan materi yang diatur
• Sistem saluran telepon, yang terdiri dari:
o Stasiun telepon otomat;
o Rumah kabel dan kotak pembagi;
o Jaringan kabel sekunder;
o Jaringan telepon seluler.
• Sistem televisi kabel, yang terdiri dari:
o Stasiun transmisi;
o Jaringan kabel distribusi.
• Sistem jaringan listrik, yang terdiri dari:
o Bangunan pembangkit;
o Gardu induk tegangan ekstra tinggi;
o Gardu induk;
o Gardu distribusi.
• Sistem jaringan gas, yang terdiri dari:
o Pabrik gas;
o Seluruh jaringan gas.
• Sistem penyediaan air bersih, yang terdiri dari :
o Bangunan pengambil air baku;
o Seluruh pipa transmisi air baku instalasi produksi;
o Seluruh pipa transmisi air bersih;
o Bak penampung;
o Hingga pipa distribusi sekunder/distribusi hingga blok
peruntukan.
• Sistem pembuangan air hujan, yang terdiri dari:
o Seluruh saluran;
o Waduk penampungan.
23
• Sistem pembuangan air limbah, yang terdiri dari:
o Seluruhsaluran;
o Bangunan pengolahan;
o Waduk penampungan.
• Sistem persampahan, yang terdiri dari:
o Tempat pembungan akhir;
o Bangunan pengolahan sampah;
o Penampungan sementara.
24
o Olahraga, yang dirinci menurut tingkat pelayanannya, antara
lain stadion, gelanggang, dlll;
o Fasilitas sosial lainnya, yang dirinci menurut jenisnya, seperti
panti asuhan, panti werda, dll;
o Perkantoran pemerintah dan niaga, yang dirinci menurut
instansinya;
o Penginapan atau perhotelan;
o Terminal angkutan jalan raya utama, madya, raya madya, raya
cabang, raya khusus/tol (baik untuk penumpang atau barang),
dan sarana transportasi lainnya;
o Perumahan umum dan militer;
o Taman pemakaman;
o Jalur listrik dan telepon;
o Jalur air bersih, air limbah, air hujan;
o Tempat Pembuangan Sampah; Jalan raya cepat dan lambat.
• Kawasan Lindung, meliputi:
o Kawasan resapan air dan kawasan yang memberikan
perlindungan bagi kawasan bawahan lainnya;
o Sempadan sungai, sekitar mata air, dan kawasan terbuka hijau
termasuk jalur hijau;
o Kawasan cagar budaya;
25
masyarakat. Peranserta masyarakat dalam penataan ruang menganut
asas-asas demokratis, kesetaraan gender, dan keterbukaan. Pendekatan
ini merupakan dasar bagi pendekatan “community driven planning” yang
menjadikan masyarakat sebagai penentu dan pemerintah sebagai
fasilitatornya. Sejalan dengan proses penataan ruang yang iteratif, maka
keterlibatan masyarakat ada pada setiap proses tersebut dan selalu
memberikan masukan untuk penyempurnaan rencana yang disusun.
Gambar 6.2
Pendekatan Bottom Up dan Top Down
26
• Pendekatan Lingkungan
Dalam analisis daya dukung lahan ini akan keluar luasan daerah
yang layak dibangun dan tidak layak dibangun. Identifikasi lahan tersebut
menggunakan analisis dengan alat bantu matrik penggunaan lahan yang
29
menggunakan kriteria, yaitu lahan yang diizinkan untuk dibangun (I),
lahan yang bersyarat/ terbatas pembangunannya (B), dan lahan yang yang
tidakboleh dibangun (T).
• Setiap faktor yang dinilai dikelaskan ke dalam lima kelas yaitu kelas
1,2,3,4, dan 5 yang langsung dianggap sebagai nilai (skor) dari faktor
tersebut.
• Total skor dari suatu wilayah diperoleh dengan cara menjumlahkan
hasil kali antara nilai skor (kelas faktor) dengan angka pembobotan.
30
Gambar 6.6
Tahapan Analisis Fisik
Sumber : Keppres No.32 Tahun 1990
Dari hasil analisis ini pada akhirnya dapat ditentukan limit (batas)
jumlah penduduk yang ditampung.
31
Ada 2 (dua) alternatif model analisis penduduk yang mungkin akan
digunakan dalam penyusunan RTRD Kecamatan Depok yang akan
disesuaikan dengan karakteristik masing-masing wilayahnya, yaitu :
2. Metoda Peramalan
32
Wilayah (RTRW) Kabupaten Sleman, RTRW Kabupaten Sleman dan
dokumen rencana tata ruang lainnya yang relevan. Selain itu pertimbangan
yang paling menentukan adalah pola penggunaan lahan eksisting, lahan
terbangun, dan daya dukung lahan.
Karena struktur dan pola pemanfaatan ruang akan mengatur tentang letak
pusat-pusat pelayanan, distribusi penduduk, pemanfaatan ruang dan sistem
jaringan jalan, maka perlu identifikasi terhadap kondisi yang sekarang ada
(eksisting). Potret kondisi eksisting akan membantu menyempurnakan struktur
dan pola tata ruang baru yang dibentuk dengan landasan keseimbangan
pelayanan dan antisipasi perkembangan kawasan serta daya dukung
lingkungan. Rumusan struktur dan pola pemanfaatan ini akan dipetakan pada
peta skala 1:5.000 dan akan menjadi masukan bagi peta pembagian blok pada
saat penyusunan Ketentuan Teknis Pembangunan.
Analisis struktur pelayanan sarana dan prasarana kota ini meliputi analisis
penentuan pusat pertumbuhan, analisa kapasitas pelayanan.
aij/bj
T.Pij = ------------------ x 100 %
Cis
Dimana :
T.Pij = Tingkat pelayanan fasilitas i di kota j
2. Kebutuhan Perumahan
34
o Kavling kecil ≤ 200 m2
o Kavling sedang 201-300 m2
o Kavling besar ≥ 300 m2
1 rumah = 1 KK
• Perdagangan
• Pasar regional (wilayah)
• Industri dan pergudangan
• Terminal penumpang
35
• Rekreasi dan olah raga
Tabel 6.1
Standar-Standar Perencanaan Untuk Sarana Pendidikan
Standar Cipta Karya Dept. PU Standar DTK DKI Jakarta
Jumlah Jenis Luas Jumlah Jenis Sarana Luas
Sarana Tiap Kota
Penduduk Penduduk Tiap
Kota Unit (M2) Pendukung Unit
Pendukung
(Jiwa) (Jiwa) (M2)
Taman
Taman Kanak-
1.000 Kanak- 1.200 750 500
Kanak
Kanak
Sekolah
1.600 3.600 1.500 Sekolah Dasar 6.000
Dasar
4.800 SLTP 2.700 12.500 SLTP 4.000
4.800 SLTA 2.700 28.000 SLTA 4.000
30.000 Perpustakaan 500
480.000 Perpustakaan 1.000
480.000 Akademi 5.000
1.500.000 Perpustakaan 2.000
Perguruan
1.500.000 Tinggi 20.000
Catatan : Catatan :
Angka-angka standar dikalikan
dengan suatu koefesien sesuai
Angka-angka standar dikalikan dengan
dengan kepadatan yang
faktor REDUKSI sesuai dengan kepadatan
direncanakan sebagai berikut :
yang direncanakan sebagai berikut :
36
▪ > 500 jiwa/ha dikalikan dengan ▪ > 400 jiwa/ha dikalikan dengan 0,70
0,75
▪ 250 – 500 jiwa/ha dikalikan ▪ 200 – 400 jiwa/ha dikalikan dengan 1,85
dengan
1,00
▪ 100 – 250 jiwa/ha dikalikan
dengan
1,50 ▪ 100 – 250 jiwa/ha dikalikan dengan 1,50
▪ < 100 jiwa/ha dikalikan dengan ▪ < 200 jiwa/ha dikalikan dengan 2,00
2,00
Sumber: DTK Pemda Khusus Ibukota Jakarta, 1992
Tabel 6.1
Standar-Standar Perencanaan Untuk Sarana Kesehatan
Standar Cipta Karya Dept. PU Standar DTK DKI Jakarta
Jumlah Jenis Luas Jumlah Jenis Luas
Penduduk Sarana Tiap Penduduk Sarana Tiap
Kota Unit Kota
Pendukung Pendukung Unit
(M2)
(Jiwa) (Jiwa) (M2)
Balai Pos
3.000 300 3.000 200
Pengobatan Kesehatan
Catatan : Catatan :
Angka-angka standar dikalikan Angka-angka standar dikalikan dengan
dengan suatu koefesien sesuai faktor REDUKSI sesuai dengan
dengan kepadatan yang kepadatan yang direncanakan sebagai
direncanakan sebagai berikut : berikut :
▪ > 500 jiwa/ha dikalikan dengan 0,75 ▪ > 400 jiwa/ha dikalikan dengan 0,70
▪ 250 – 500 jiwa/ha dikalikan dengan ▪ 200 – 400 jiwa/ha dikalikan dengan
1,00 1,85
▪ 100 – 250 jiwa/ha dikalikan dengan ▪ 100 – 250 jiwa/ha dikalikan dengan
1,50 1,50
37
▪ < 100 jiwa/ha dikalikan dengan 2,00 ▪ < 200 jiwa/ha dikalikan dengan 2,00
Mesjid Mesjid
30.000 Lingkungan 1.750 15.000 Kelurahan 1.000
T. Ibadah Non
120.000 Mesjid 4.000 30.000 Islam 2.000
T. Ibadah Non
1.000.000 Mesjid Kota 200.000 Islam 1.600
Mesjid
200.000 Kecamatan 5.000
T. Ibadah Non
1.500.000 Islam 5.000
Catatan : Catatan :
Angka-angka standar dikalikan Angka-angka standar dikalikan dengan
dengan suatu koefesien sesuai faktor REDUKSI sesuai dengan
dengan kepadatan yang kepadatan yang direncanakan sebagai
direncanakan sebagai berikut : berikut :
▪ > 500 jiwa/ha dikalikan dengan 0,75 ▪ > 400 jiwa/ha dikalikan dengan 0,70
▪ 250 – 500 jiwa/ha dikalikan dengan ▪ 200 – 400 jiwa/ha dikalikan dengan
1,00 1,85
▪ 100 – 250 jiwa/ha dikalikan dengan ▪ 100 – 250 jiwa/ha dikalikan dengan
1,50 1,50
▪ < 100 jiwa/ha dikalikan dengan 2,00 ▪ < 200 jiwa/ha dikalikan dengan 2,00
38
Tabel 6.4
Standar -Standar Perencanaan Untuk Sarana Olahraga/Rekreasi
Jumlah Jenis Luas Jumlah Jenis Sarana Luas
Penduduk Sarana Tiap Penduduk Kota Tiap
Kota Unit Unit
Pendukung Pendukung
(M2) (M2)
(Jiwa) (Jiwa)
Balai Tempat
2.500 300 250 250
Pertemuan Bermain
Gedung Lap. OR / T.
30.000 Bioskop 2.000 3.000 Bermain 1.500
Gedung
30.000 Serbaguna 1.000 30.000 Lap. Olahraga 8.400
Gedung
120.000 Serbaguna 3.000 30.000 GOR 1.000
Gedung
Sebaguna 3.000 30.000 Kolam Renang 4.000
480.000
Gedung
2.000 30.000 Bioskop 2.000
Kesenian
480.000
480.000 Perpustakaan 2.000 30.000 Taman 1.500
Gedung
1.000 120.000 Lap. Serbaguna 10.000
Bioskop
1.000.000
1.000.000 3.000 120.000 Taman 10.000
1.000.000 3.000 120.000 Lap. Serbaguna 10.000
1.000.000 3.000 480.000 Bioskop / Teater 3.500
39
1.500.000 Kompleks 4.000
ORBioskop
Catatan : Catatan :
Tabel 6.4
Standar- Standar Perencanaan Untuk Sarana Lainnya
Jumlah Penduduk Jenis Sarana Kota Luas Tiap
Pendukung (Jiwa) Unit (M2)
A. Perdagangan 1.250
250 ▪ Warung 9.000
2.500 ▪ Pertokoan 24.000
30.000 ▪ Pusat Belanja Lingkungan 124.000
120.000 ▪ Pusat Perbelanjaan
480.000 ▪ Pusat Belanja / Niaga
B. Pelayanan Umum
3,75 /
B. Pemakaman
penduduk
40
C. Sarana Transportasi
30.000 Terminal 2.000 m2
1. Air Bersih
• Kebutuhan Domestik = Jumlah Penduduk x Standar Kebutuhan
• Kebutuhan Non Domestik = 20-30 % Kebutuhan Domestik
• Fasilitas Umum/Fas.Sosial = 10-20 % (keb. domestik + Keb. Non
Domestik)
• Hidran dan Kebocoran = 20-30 % ( Keb. domestik + Keb. Non
Domestik )
2. Drainase
Bagi wilayah perkotaan, sumber air buangan dapat terdiri dari : Air
limbah (rumah tangga, fasilitas dan industri). Besarnya volume air limbah
yang kan ditampung tergantung pada jumlah pemakainya (jumlah
penduduk beserta segala kebiasaannya). Sumber-sumber penghasil
limbah cair dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
41
4. Air hujan (air limpasan). Untuk memperhitungkan volume air limpasan
yang dihasilkan oleh kota sebagai dasar penentuan tipe saluran dan
penempatannya digunakan rumus sebagai berikut :
ΔV = c . Δ A . R
V = Volume air limpasan, m3 A = Luas daerah/area, m2
c = Koefisien dasar bangunan R = Curah hujan rata-rata, mm/hari
Sehingga,
3. Saluran Pembuangan
1. Sistem Saluran Terpisah: Saluran antara air hujan dan air buangan
terpisah
2. Sistem Saluran Tercampur: Saluran antara air buangan dan air hujan
menjadi satu.
Q = C . I . A.
Dimana :
Sistem pelayanan listrik secara garis besar dibagi atas tiga jenis
jaringan, yaitu :
43
1) Volume sampah kota pertahun (Qk)
Qk = q . P
Dimana ;
Vp = Km . Qn
5) Beban TPA
Vtpa = Vp + Vtp
A = Vtpa / Hs
44
Untuk menganalisis sektor ekonomi unggulan maka digunakan metode
analisis LQ dan shift share yang berguna untuk melihat
pertumbuhan/perkembangan dari suatu kegiatan tertentu pada suatu daerah
tertentu. Untuk mengetahui potensi ekonomi wilayah, ada beberapa analisis
yang dapat digunakan, diantaranya:
Si/Ni Si/S
LQi -A = atau LQi - B =
S/N Ni/N
Keterangan:
Si = Jumlah sektor ekonomi X di daerah yang diselidiki
Ni = Jumlah seluruh sektor ekonomi di daerah yang diselidiki
S = Jumlah sektor ekonomi X di seluruh daerah
N = Jumlah seluruh sektor ekonomi di seluruh daerah
LQi - A = Digunakan untuk menghitung koefisien lokalisasi
LQi - B = Digunakan untuk menghitung koefisien spesialisasi
5. Sir Δ Qn
Δ Qir - { } x Qir t-n
= Qn t-n
Δ Qin - Δ Qn
Pir = { - } x Qir t-n
Qin t-n Qn t-n
Δ Qir - Δ Qin
Dir = { - } x Qir t-n
Qir t-n Qin t-n
Keterangan:
Sir = Pergeseran Total
Pir = Pergeseran proporsional
Dir = Pergeseran terbagi
45
Δ Qir = Pertumbuhan pada sektor ekonomi X diwilayah R pada
selang waktu t – (t-n)
Qir t-n Aspek pertumbuhan sektor ekonomi X diwilayah R pada
= tahun tn
Δ Qn = Pertumbuhan seluruh sektor ekonomi ditingkat nasional (Nt
– Nt-n)
Qn t-n Aspek pertumbuhan seluruh sektor ekonomi ditingkat
= nasional pada tahun t-n
Δ Qin Pertumbuhan seluruh sektor ekonomi X ditingkat nasional
= pada tahun t-(t-n)
Qin t-n Aspek pertumbuhan seluruh sektor ekonomi X ditingkat
= nasional
pada tahun t-n
5. Analisa Laju Perkembangan Ekonomi Berdasarkan Investasi, analisis
ini dipergunakan untuik melihat perkembangan sektor ekonomi
berdasarkan investasi yang paling banyak ditanam masyarakat
6. Laju I 1
Pertumbuh ICOR x V.A
an
=
Keterangan:
I = Investasi Total
V.A = Bearnya nilai
tambah
ICOR = Incame Capital
Output Ratio
Keterangan:
ei t’ = Proyeksi sektor
ekonomi X pada tahun t’ ei t
=
Sektor ekonomi X pada tahun t
t-t’
Ri = Proyeksi rate/ kecepatan tumbuh sektor ekonomi diwilayah referensi
lebih luas pada periode waktu t ke t’
46
pengetahuan tentang kehidupan setempat keadaan dan sumber dayanya
untuk bertindak dengan lebih baik. Adapun teknik-teknik partisipasi sebagai
berikut :
1. Pemetaan Partisipatif
4. Observasi Langsung
47
Untuk metode pendekatan yang digunakan dalam mengidentifikasi
program program pembangunan adalah SWOT dengan faktor-faktor
strength (kekuatan), weakness (kelemahan), oportunities (kesempatan),
dan threathening (ancaman). Proses identifikasi program sebaiknya
memperhatikan beberapa hal, antara lain:
Tabel 6.6
Matrik Kriteria Analisis SWOT
Internal
SWOT Potensi (+) Kendala (-)
Peluang (+) (+) (+) (-) (+)
Eksternal
Ancaman (-) (+) (-) (-) (-)
Lingkungan Internal
48
• Maxi-mini yaitu posiss simpangan eksternal tinggi dan internal
rendah.
• Mini-maxi yaitu posiss simpangan internal tinggi dan eksternal
rendah.
• Mini-mini yaitu posisi simpangan eksternal dan internal rendah.
2. Analisis Prioritas Pelaksanaan Program
a. Menetapkan prioritas
b. Menghasilkan alternatif-alternatif
c. Memilih alternatif terbaik
d. Menentukan pergerakan-pergerakan
e. Mengalokasikan sumber daya
f. Memperkirakan hasil dan resiko
g. Mengukur hasil pelaksanaan
h. Mendesain sistem
i. Menjamin stabilitas sistem
j. Mengoptimalisasi
k. Merencanakan
l. Memecahkan masalah
Secara garis besar prosedur AHP dapat dilakukan empat langkah, yaitu:
49
Tabel 6.7
Skala Penilaian Tingkat Kepentingan Pasangan Faktor
Skala
Kepentingan Definisi Keterangan
Dari hasil yang dilakukan para ahli diperoleh satu set bobot kriteria
(w1, w2, w3, .... wj) ) dengan elemen bij = wi/wj yang menyatakan
perbandingan tingkat kepentingan relatif kriteria I terhadap kriteria j sebagai
berikut
50
Pembobotan alternatif ini diperlukan untuk mengetahui bagaimana
kondisi setiap alternatif yang ada dilihat dari kriteria-kriteria yang ada.
4. Memeriksa konsistensi
b 1j. b jk = b 1k
b 11 = 1
b j1 = 1/ b 1j
• Jika bobot kriteria w tidak diketahui, maka dibuat perhitungan
empiris matrik B (misalnya satu matriks perbandingan pasangan
A). Kita dapat memperoleh w dengan menyelesaikan persamaan
matrik sebagai berikut:
Aw = λ max . w1 , atau
(A - λ max . I) w = 0,
51
• Untuk meningkatkan konsistensi perlu ditetapkan a1j = 1/aj1
dalam matrik perbandungan pasangan A. Karena λmax
merupakan fungsi aij yang menaik dengan monoton, kesalahan
dalam aij yang tercermin dalam λ max diganti dengan a 1j =1/a
j1. Suatu matrik kebalikan akan konsisten jika dan hanya jika
λmax = J dengan inkonsistensi selalu λ max > J. Jika
konsistensi ordinal dijaga, yaitu a 1k > a jk (k = 1,2,3,...J), maka
w1 > wj . Saatnya memberikan ukuran konsistensi ( indeks
konsistensi, CI) sebagai berikut:
j
CI = - (J - 1)’ Σ λ max = λ max - J > 0,
I=2
J-1
dengan λ 1 = λ max dan λ 1, λ 2, ..............λ j adalah J-1
nilai karakteristik dari A
Tabel 6.8
Ukuran Inkonsistensi CI (untuk Skala 1-9)
No. Orde Matrik Random Consistency
1 2 0.000
2 3 0.416
3 4 0.850
4 5 1.115
5 6 1.150
6 7 1.345
7 8
1.334
8 9
1.315
9 10
10 11 1.420
11 12 1.395
12 13 1.482
13 14 1.491
14 15 1.470
1.446
52
Sumber: Thomas L . Saaty, The Analythical Hierarchy Process
U = n X1 . X2 . X3 Xn Dimana :
U = rata-rata geometrik
Xn = nilai bobot tiap responden untuk kriteria/faktor tertentu
53
BAB VII
RENCANA KERJA
a. Persiapan Dasar
1. Persiapan personil, berupa konsolidasi tenaga ahli yang akan terlibat
pada pelaksanaan pekerjaan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan
Pangalengan Kabupaten Bandung.
2. Studi kepustakaan / literatur, kegiatan ini dimaksudkan untuk
mempelajari dan mengkaji data serta informasi yang ada dan sesuai
dengan tujuan untuk mempermudah dalam pelaksanaan survey.
3. Persiapan surat ijin survey, melalui Bapeda/Instansi berwenang yang
telah disetujui selanjutnya konsultan memohon ijin pelaksanaan survey
dari pemberi tugas sebagai surat pengantar ijin ke lapangan.
b. Persiapan Teknis Survey
1. Pembuatan peta dasar. Hal yang paling penting dan perlu di
persiapkan dengan matang sebelum melakukan kegiatan survey
lapangan adalah peta dasar dengan tingkat ketelitian 1.10.000 atau
yang lebih besar, sesuai dengan kebutuhan dan keadaaan untuk
mempermudah dalam melaksanaan survey tersebut.
2. Persiapan perangkat survey. Dalam hal ini menyiapkan program kerja
dan perangkat survey yang akan di gunakan pada saat pelaksanaan
survey lapangan, seperti daftar pertanyaan (questioner), camera
digital, handycam, kompas, GPS (Global Positioning System), laptop
dan peralatan lainya yang di perlukan.
54
3. Menentukan instansi terkait serta badan-badan lain sebagai sumber
data dan informasi.
4. Penyusunan program pelaksanaan kegiatan persiapan teknis survey
yang berhubungan dengan menyiapkan daftar isian data, daftar peta,
daftar peralatan dan petunjuk pelaksanaan dan penyusunan jadwal
waktu survey.
5. Konsultasi kepada dinas/instansi maupun stakeholder setempat
mengenai keinginan dan kebutuhan hasil rencana yang di harapkan.
c. Survey, meliputi
1. Survey Data Internasional, berupa pengumpulan data angka atau peta,
uraian mengenai keadaan wilayah, keadaan desa secara keseluruhan
maupun bagian- bagiannya secara khusus.
2. Suvey Data Lapangan, yang meliputi :
• Pengecekan dan membuat catatan-catatan di peta atau di buat
secara khusus, tentang kondisi/keadaan lingkungan alami dan
lingkungan binaan yang meliputi prasarana dasar dan sarana
lainnya (termasuk pengecekan koordinat).
• Melakukan rekaman visualisasi lapangan dan pemahaman
lapangan, sebagai bagian dari perjalanan survey untuk mendukung
ataupun memperkuat hasil kajian lapangan yang berupa data atau
informasi lainnya.
• Wawancara / interview untuk memperoleh Informasi langsung
tentang keadaan / kondisi kawasan yang lebih terinci dari
stakeholder setempat.
• Pelaksanaan survey khusus, meliputi plotting bangunan di setiap
perbatasan wilayah perencanaan.
Pada tahap ini seluruh data dan informasi serta peta-peta dan diagram
yang di kumpulkan disorting dan dimasukan dalam format tabular serta
format peta atau diagram digital.
b. Analisis Data
55
Kegiatan analisis meliputi pekerjaan menilai keadaan masa kini
(eksisting condition), kecenderungan perkembangan masa lalu (past
predicting), menghitung kapasitas pengembangan (future tren),
memperkirakan kebutuhan, memperkirakan arah perkembangan masa
yang akan datang, menyusun alternatif pemanfaatan ruang pedesaan atau
desa, memberi /karakteristik dengan muatan lokal (Local Content
Character) dan menentukan alternatif terpilih. Pada dasarnya kegiatan
analisis ini akan meliputi beberapa tahap (disamping yang telah disebutkan
di atas) yaitu:
56
8. Menganalisis pengembengan, meliputi perhitungan kemampuan
modal, lingkungan, kegiatan usaha, sumber daya alam dan sumber
daya manusianya, sehingga dapat melihat gambaran tentang potensi
daerah yang dapat dikembangkan dan dapat memberikan gambaran
kemampuan pengembangan wilayah perencanaan.
9. Memperkirakan kebutuhan masa yang akan datang, yang meliputi
perkiraan kebutuhan penduduk dan kegiatan usaha pada yang akan
datang.
10. Mengembangkan dan memanfaatkan teknologi yang tepat untuk
dapat memprediksi perubahan-perubahan nilai tanah dimasa yang
akan datang. Termasuk dalam analisis ini adalah memperkirakan
kebijaksanaan pemanfaatan ruang di masa mendatang sebagai akibat
perubahan nilai- nilai tanah tersebut.
11. Memperkirakan arah pengembangan masa yang akan datang, meliputi
perkiraan kemungkinan-kemungkinan fisik desa sesuai dengan inji-ijin
lokasi pembangunan.
12. Memperikarkan batasan dan kendala besaran ruang terhadap
perkiraan perkembangan, sehingga terlihat alternatif-alterntif
perkembangan sesuain dengan dengan kondisi ekologis (lingkungan).
13. Mengkaji tentang faktor-faktor pendukung dan kendali dari masing-
masing wilayah/sektor.
14. Membuat alternatif pemanfaatan ruang pedesaan, meliputi beberapa
pilihan struktur dan bentuk serta kemungkinan besar pemanfaatan
ruang di wilayah perencanaan.
15. Menentukan alternatif terpilih, meliputi kegiatan membandingkan
keuntungan dan kerugian masing-masing alternatif dan menentukan
alternatif yang paling menguntungakan bagi masyarakat/penduduk
desa secara keseluruhan.
16. Menganalisis kemungkinana perkembangan kegiatan usaha, sumber
daya alam dan manusia, sehingga dapat memberikan gambaran
kemampuan pengembangan wilayah perencanaan.
17. Mengembangkan dan memanfaatkan teknologi yang tepat untuk
dapat memprediksi perubahan-perubahan nilai tanah dimasa yang
akan datang. Termasuk dalam analisis ini adalah memperkirakan
57
kebijaksanaan pemanfaatan ruang dimasa mendatang sebagai
perubahan nilai-nilai tersebut.
18. Memperkirakan perkembangan dari suatu kawasan, baik itu berupa
prediksi mengenai faktor-faktor panjang dan penghambat. Untuk itu
maka dalam faktor-faktor penunjang tersebut dapat ditingkatkan
dengan mengeliminir faktor-faktor penghambat.
c. Pekerjaan Draft Rumusan Rencana
1. Alokasi penggunaan ruang memberikan informasi mengenai
pemanfaatan ruang secara optimal dengan mempertimbangkan azas
konservasi diharapkan relevan dalam kurung waktu 5 tahun
2. Rencana struktur tata ruang
3. Rencana pengembangan kawasan, yang berisi :
• Kawasan strategis terpilih
• Identifikasi sektor-sektor unggulan
• Rumusan skenario pengembangan
• Program yang sedang berjalan
• Fungsi kawasan
• Strategi pengembangan dari tiap sektor kawasan
• Rencana tindak lanjut
• Daya dukung lahan
4. Rencana penguatan sistem dan struktur wilayah perencanaan sebagai
wilayah agropolitan lengkap dengan struktur pertanian progresifnya.
5. Rencana perkembangan penduduk.
6. Rencana sarana dan prasarana
7. Rencana khusus pengembangan agribisnis :
• Pola struktur tata ruang
• Pola jaringan koleksi distribusi
• Konsep-konsep pengembangan struktur
8. Rencana perekonomian Rencana indikasi program pembangunan
d. Diskusi/Dialog dan Seminar
58
e. Perumusan Rencana Kebijakan Pemanfaatan Ruang
Setelah itu pada tahap akhir proses analisis ini, akan dilakukan diskusi
dengan pihak- pihak terkait. Laporan draft final ini mencakup draft
Pendahuluan, Pengertian, Metode, Gambaran Umum Kecamatan Depok,
Neraca Sumber Daya Alam Kecamatan Depok serta
59
Kesimpulan dan Saran. Laporan draft final ini dibuat berbentuk A4
sebanyak 10 eksemplar dan diserahkan kepada pemberi tugas paling
lambat pada akhir bulan ke 2 setelah penandatanganan kontrak.
Tabel 7.1
Penyusunan Laporan Final
Jenis Laporan Waktu Jumlah
No Substansi (Pokok)
Penyerahan Buku
• Konsepsi
pemikiran dan
metoda
pelaksanaan kerja
Minggu Ketiga
Laporan Pendahuluan • Ruang lingkup 10
1 Bulan
kegiatan Eksemplar
Pertama
• Rencana
pelaksanaan
kegiatana.
• Organisasi dan
tata kerja instansi
60
• Penyusunan
rencana dari hasil
analisis
perwujudan dari
Laporan Draft Final Akhir Bulan 10
2 scenario dan
Kedua Eksemplar
strategi
kebijaksanaan
pengembangan
wilayah maupun
Arahan
pengembangan
wilayah
• Tahap akhir
proses analisis ini,
akan dilakukan
diskusi dengan
pihak terkait
• Penyempurnaan
substansi konsep
LaporanFinal kebijakan Minggu Kedua
3
20
pemanfaatan Bulan Kelima
Eksemplar
ruang
• Struktur ruang
dan pemanfaatan
ruang
• Kumpulan peta-
peta yang terdiri
4
Album Peta dari beberapa Minggu Pertama
20
tematik yang Bulan Keenam
Eksemplar
dikumpulkan
sesuai
• kepentingannya
• Kumpulan dari Minggu Pertama
5 laporan dan Bulan Keenam
Album CD 10 Buah
album peta dalam
• bentuk digital
61
BAB VIII
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA AHLI
Ahli GIS
4. S-2 GIS Min 5 1
Ahli Hukum
5. S-2 Hukum Min 5 1
Ahli Arsitektur
7. S-2 Arsitektur Min 5 1
Asisten
Perencanaan S-1 Perencanaan
8. Wilayah dan Min 5 1
Wilayah dan Kota
Kota
B Tenaga Pendukung
1 Administrasi SMK Sederajat Terampil 1
62
2 Surveyor D3/Sederajat Terampil 3
3 Drafter GIS D3/Sederajat Terampil 3
4 Operator Komputer SMK Sederajat Terampil 1
Sumber: Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perdagangan
dan Jasa Kecamatan Depok kabupaten Sleman, 2023
63
a) Jenjang pendidikan minimum S2 dan disarankan S3
No Tenaga Bulan Ke- Bulan Ke- Bulan Ke- Bulan Ke- Bulan Ke-
Ahli Yang 1 2 3 4 5
Terlibat 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A Tim
Pelaks
na
1 Team
Leader
Perencana
an
65
2 Team
Leader
Arsitektur
3 Team
Leader
Sipil
4 Team
Leader
Lainnya
B Tenaga
Penduku
ng
1 Surveyor
2 Drafter GIS
3 Operat
or
Komput
er
66
BAB X
STRUKTUR ORGANISASI
Gambar 10.1
Struktur Organisasi Kepengurusan PT. Gama Adibaya Consultant
67
BAB XI
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Secara teknis, jadwal pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel 11.1
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dimana tabel tersebut menjelaskan jadwal pasti
presentasi akan disepakati dan disesuaikan dengan jadwal instansi pemberi
pekerjaan dengan jadwal tenaga ahli.
68
Analisa
(Interim Report)
Penyusunan
7. Laporan
dan
Gambar
Konsultasi
8.
Publik
2
Ekspose
Laporan Draft
9.
Final
Laporan Final
10. (Final Report)
dan seluruh
produk
kegiatan
69
BAB XII
SISTEM PELAPORAN
1. Laporan Pendahuluan
70
menjadi Laporan Final. Laporan Final di muat pada kertas minimal ukuran A4
atau disesuaikan dengan format penyajian dengan jumlah sebagaimana
tersebut dalam RAB terlampir.
6. Album Gambar/Peta
Merupakan kumpulan hasil kegiatan dalam bentuk soft copy dimuat dalam
external hard disk (1 buah) dan CD (10 buah), terdiri dari Laporan Final format
*.docx/pdf, album gambar/peta format *.pdf/jpg dan Project/database
pemetaan format GIS.
71
BAB XIII
STAFF PENDUKUNG
72
Tabel 13.1
Daftar Tenaga Pendukung Penyusunan RDTR Kecamatan Depok
73
S1 Teknik
Ir. Rachmat 25 Mei Planologi, ITB, Ahli
5 Team Leader 20 Tersedia
Irianto M.T 1978 tahun 1996 dan S2 Perencanaan
Teknik Sipil, ITB, Kota
tahun 2002
S1 Teknik Sipil
Ir. Ricky 13 April ITENAS tahun Ahli Sipil dan
6 Team Leader 17 Tersedia
Kambuaya M.T 1980 2004 dan S2 Perencanaan
Teknik Planologi, Wilayah Kota
ITB tahun 2008
S1, Teknik
Planologi, UNDIP,
Ahli
Ir. Rivaldo Ferre 9 Juni Lulus tahun 2007
7 Team Leader 14 Perencanaan Tersedia
M.T 1985 dan S2, Teknik
Lingkungan
Lingkungan, Lulus
tahun 2009
S1, Teknik
Geodesi, ITB,
Mohammad 20 Maret Lulus tahun 2006,
8 Tenaga Ahli 13 Ahli GIS Tersedia
Benar S.T.,M.T 1982 S2 Teknik
Planologi,
UNISBA, Lulus
tahun 2009
S1 Teknik
Arsitektur, ITB,
Kevin Sukamulyo 2 Februari Ahli
9 Lulus tahun 2003, Tenaga Ahli 12 Tersedia
S.T.,M.T 1980 Perancangan
S2 Teknik
Lingkungan,
UNDIP 2008
8 S1 Teknik Sipil,
10 Marcus Fernaldi September ITB tahun 2004, Tenaga Ahli 11 Ahli Sipil Tersedia
S.T.,M.T 1983 S2 Teknik
Planologi 2009
74
Mariah Carlina November UNPAD 2009, S2 Publik Tata
75
BAB XIV
FASILITAS PENUNJANG
Tabel 14.1
Peralatan Komputerisasi Perusahaan
No Nama Jenis Jumlah
1 HP DesignJet T200 Plotter 2
2 HP DesignJet T600 Plotter 2
3 HP DesignJet Studio Plotter 3
4 Matra Traster 77 Stereo Plotter 2
5 Kern DSR Stereo Plotter 3
6 HP OfficeJet 7612 Printer 2
7 Epson L1800 Printer 2
HP Color LaserJet Pro MFP
8 Printer 3
M177fwk
9 Epson L360 Printer 4
10 Canon 60D Camera 3
11 Canon 800D Camera 3
12 Nikon D5200 Camera 1
13 Microsoft Surface Studio 2 Komputer 4
14 Intel Core i7-10700k Komputer 7
15 Legion 5 Pro (Gen 6) Laptop 4
16 ROG Zephyrus M16 (2022) Laptop 3
17 ROG Strix Scar 17 (2022) Laptop 7
GPS Garmin GPSMAP
18 GPS 5
64sc
19 GPS Garmin eTrex 10 SEA GPS 8
20 Cheerlux CL760 Infocus 3
76
Deli Automatic Screen
21 Layar Proyektor 3
Projector
22 IBM SPSS 24, 25, 26 Software
23 ARCGIS Pro Software
SketchUp Pro 2022
24 Software
(V22.0.354)
25 Adobe Primer Pro Software
26 VEGAS Pro Software
27 Expert Choise Software
28 Idrisi Terrset Software
77
Tabel 14.2
Peralatan Survey dan Operasional Perusahaan
No Nama Jenis Jumlah
Alat Survey
1 GPS (Global Positioning System) - 8 unit
2 Theodolit - 10 unit
3 GNSS RTK + STATIK HiTarget V90 4 unit
3 Meteran Roll 40 unit
High Volume Air Sampler (untuk - 15 unit
4
mengukur kelembaban udara)
5 Checker - 10 unit
6 Payung dan jas hujan - 30 unit
7 Camera digital - 10 unit
8 Film Camera - 4 unit
9 Papan dada - 60 unit
Sound Level Meter (untuk mengukur - 20 unit
10
tingkat kebisingan suara)
Alat Tulis Kantor
Pulpen - Habis
12
Pakai
Drawing Pen - Habis
13
Pakai
A0 Habis
Pakai
A1 Habis
14 Kertas Pakai
A2 Habis
Pakai
A3 Habis
Pakai
Spidol Warna - Habis
15
Pakai
Pensil dan Penghapus - Habis
16
Pakai
17 Penggaris - 60 unit
Rapido - Habis
18
Pakai
Kertas Kalkir A0 Habis
19
78
Pakai
79
BAB XV
PENUTUP
Semoga usulan teknis ini mendapatkan perhatian, dukungan serta kepercayaan dari
pengguna jasa.
Terima Kasih.
80