Anda di halaman 1dari 3

REVIEW JURNAL PAJAK DAN RETRIBUSI

Judul Jurnal : Studi Kebijakan dalam Optimalisasi Pajak dan Retribusi Parkir dalam
Mendongkrak PAD di Kota Bandung

Dalam peraturan Otonomi Daerah, Pemerintahan Daerah berhak dan memiliki kewenangan
untuk mengatur serta melaksanakan aturan dalam pemerintahannya sendiri dan Sebagian
dibantu oleh pemerintahan pusat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Salah satunya
dalam Pajak Daerah dan Retribusi yang merupakan sumber utama dari Pendapatan Asli
Daerah (PAD), hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan pendapatan lain asli
daerah yang sah. Sumber utama ini yang nantinya digunakan untuk menyelenggarakan
berjalannya roda pemerintahan tersebut. Di antara sumber pendapatan daerah dari pajak dan
retribusi ini mampu memberikan sumbangan yang cukup besar bagi pemerintahan daerah,
yang dimana salah satu sumber pendapatan nya itu adalah hasil dari Retribusi Parkir. 

Pajak daerah yang merupakan salah satu sumber utama dari penerimaan keuangan daerah ini
tentunya ada dalam setiap daerah salah satunya di Kota Bandung dan memiliki aset
pengembangan pendapatan daerah dari Pajak Parkir off street yang mana jenis ini adalah
tempat parkir yang berada di luar badan jalan, misalnya di halaman  gedung,  di  ruang 
bawah  tanah, atau tempat  yang  sudah dikhususkan  untuk  menjadi  taman  parkir dan telah
diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pajak Daerah
dan Peraturan  Daerah. Berdasarkan grafik yang tercantum dalam jurnal, diketahui bahwa
realisasi pajak parkir meningkat selama 5 tahun dari 2014-2018, hal ini menunjukkan bahwa
potensi pajak parkir akan selalu meningkat pada setiap tahunnya seiring dengan
bertambahnya jumlah kendaraan dan gedung yang memiliki potensi untuk wajib bayar pajak
parkir. 

Dalam kebijakan yang dibuat oleh pemerintahan daerah dengan adanya elastisitas dan
efektivitas yang mana Kota Bandung tersebut menciptakan sebuah perubahan dalam segi
teknologi dan memberikan inovasi agar sumber pendapatan daerah dapat meningkat, salah
satunya pada saat kondisi pandemi diciptakan nya inovasi E-Satria (Self  Assessment  Tax 
Reporting  Application). Aplikasi ini bisa mempermudah segala urusan pembayaran pajak
dengan memutus  sistem  transaksi  tatap  muka.  Sehingga  wajib  pajak  dengan  pegawai 
yang  kerap  menjadi  celah pungli tidak saling bertemu. Manfaatnya ini salah satunya adalah
memfasilitasi pelaporan pajak parkir juga, tetapi inovasi ini hanya bisa di akses melalui web
dan belum beralih ke aplikasi smartphone. 

Selain itu, pengelolaan retribusi parkir sudah menggunakan sistem parkir elektronik, tetapi
pada  kenyataannya  berbagai  strategi  yang  dilakukan untuk mengelola  perparkiran  Kota 
Bandung  belum dapat  dilaksanakan  secara  maksimal. Permasalahan  yang  ada  tidak
hanya mengenai jumlah dana yang masuk ke kas daerah, melainkan terkait dengan ketertiban,
keamanan, keindahan, kelancaran lalu lintas dan ada juga masyarakat yang kadang belum
mengerti tata cara menggunakannya dan juga juru parkir seharusnya menjadi pengarah
kepada masyarakat pada saat melakukan proses dengan parkir elektronik. 

Tetapi dalam hal ini pemerintah Kota Bandung mengupayakan terciptanya efektivitas dalam
pengelolaan pajak parkir maupun retribusi parkir dengan BPPD melakukan upaya kolaborasi
dengan instansi kewilayahan untuk melakukan pendataan dan pelaporan wajib pajak dan
potensi parkir yang belum tergarap yaitu tempat penitipan bermotor. Sehingga langkah-
langkah yang telah tersusun dapat berjalan dengan sistematis dan terstruktur. Begitu juga
dalam pengelolaan retribusi parkir upaya untuk mengefektifkan proses dilakukan dengan
mengubah parkir manual menjadi parkir elektronik. Meskipun memiliki catatan kritis untuk
memperbaiki tata kelola parkir elektronik yang bisa memberikan peningkatan pendapatan
untuk pemerintahan itu sendiri. 

Hambatan : 
1. Hambatan terkait pajak dan retribusi parkir di Kota Bandung ini masih banyak terjadi
kendala dalam pengelolaannya seperti kawasan parkir yang sudah cukup startegis
tetapi belum terdaftar di Pemerintahan Daerah, sehingga terjadi adanya oknum-oknum
yang tidak bertanggungjawab dan hanya meraup keuntungan tanpa memiliki hak.
2. Masih terdapat wajib pajak parkir yang telah ditetapkan secara jabatan namun belum
memenuhi kewajiban perpajakannya.
3. Selain itu, kendala dalam pemungutan pajak dan retribusi parkir ini terkadang masih
belum optimal pemungutannya yang dilakukan secara langsung, online, atau dengan
cara elektronik melalui mesin parkir yang ada di Kota Bandung. Dan ada beberapa
oknum yang tidak menyetorkan retribusi parkir sesuai dengan potensi atau target yang
seharusnya tercapai. Maka dari itu, perlu adanya kebijakan yang harus
memperbaharui upaya peningkatan PAD dalam pengelolaan keuangan daerah. 
Sumber : 
Ramdani, D. F., Abubakar, R. R. T., & Dawud, J. (2021). Studi Kebijakan dalam
Optimalisasi Pajak dan Retribusi Parkir dalam Mendongkrak PAD di Kota Bandung.
Ekonomi, Keuangan, Investasi Dan Syariah (EKUITAS), 3(2), 263-269.

Anda mungkin juga menyukai