Anda di halaman 1dari 13

KEBIJAKAN PARKIR KOTA BATAM DALAM MENINGKATKAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH

Riko Riyanda, S.IP., M.Si


Timbul Dompak.,S.E., M.Si
Program Studi Administrasi Negara, Fakultas Sosial Dan Humaniora
Universitas Putera Batam, Batam, Kepulauan Riau
email: riyanda.fisip@gmail.com

Abstract

The growth rate of motor vehicles in Batam City in recent years runs very rapidly. This
levy will increase the original revenue of Batam City, But the implementation of the
policy of Bylaw No.1 / 2012 on parking that has been running for three years (2012-
2015) does not generate significant revenue on parking charges. The Purpose of this
research is how the implementationn of parking management system based on
evaluation of the policy of Bylaw No.1 / 2012 on parking Btam City. Data retrieval
method is done by observation and documentation. Informant selection technique is
done by purposive sampling, technical data analysis is done by data reduction, data
presentation and conclusion drawing. The result of the research is that the policy of
Batam City Government in increasing its achievement PAD not yet optimal, due to
some obstacles such as: parking management system is not feasible, there is no public
satisfaction survey index to measure the extent to which the achievement of parking
policy in Batam City, Human Power that needs coaching and training. Its solution of
Batan City government re-filed Ranpeda about parking with the intention of changing
parking rates, changing the system of parking management and service facility
improvement

Keyword: Parking, Local Regulation No. 1 Year 2012, Local Revenue

Abstraks

Dengan semakin meningkatkan jumlah kendaraan bermotor dari tahun ke tahun di Kota
Batam, lahan parkir tentu menjadi perhatian oleh Pemerintah Kota Batam. Penataan
lahan parkir tersebut maka akan ada retribusi yang dapat ditarik dari penggunaan lahan
parkir. Retribusi ini akan menambah PAD Kota Batam, namun dari implementasi
kebijakan Perda No.1/2012 tentang perpakiran yang telah berjalan selama tiga tahun
(2012-2015) tidak menghasilkan pendapatan yang signifikan atas retribusi parkir
tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan sistem pengelolaan
parkir berdasarkan evaluasi perda nomor 1 tahun 2012 tentang parkir di Kota Batam.
Tipe penelitian yang digunakan adalah kualitatif, metode pengambilan data dilakukan
dengan cara observasi dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
purposive sampling, teknis analisis datanya reduksi data, penyajian data dan penarik
kesimpulan. Hasil penelitian yang diperoleh adalah kebijakan pemerintah Kota Batam
dalam meningkatkan PAD pencapaiannya belum optimal, kendalanya adalah: belum
adanya indeks survei kepuasan publik untuk mengukur sampai sejauh mana pencapaian
kebijakan parkir di Kota Batam, persoalan Sumber Daya Manusia yang perlu
pembinaan dan pelatihan. Solusinya perlu adanya perubahan Ranpeda tentang parkir

JURNAL NIARA VOL 10 NO 1 JANUARI 2017 27


dengan maksud merubah tarif parkir, merubah sistem tentang pengelolaan parkir dan
perbaikan fasilitas pelayanan.

Kata Kunci: Parkir, Perda Nomor 1 Tahun 2012, PAD

A. PENDAHULUAN adalah pungutan daerah sebagai


Data dari Badan Pusat Statistik pembayaran pemakaian atau karena jasa
Kota Batam menyebutkan bahwa yang diberikan daerah. Menurut Davey
jumlah kendaraan roda dua mencapai retribusi adalah pembayaran langsung
216.248 unit dan kendaraan roda empat oleh mereka yang menikmati pelayanan
mencapai 413.986 unit. Dengan yang disediakan Pemerintah dan
semakin meningkatnya jumlah dimaksudkan untuk menutup seluruh
kendaraan bermotor dari tahun ke tahun atau sebagian dari biaya pelayanannya.
di Kota Batam, lahan parkir tentu (Davey, 1988)
menjadi pusat perhatian oleh Berdasarkan Peraturan Daerah
Pemerintah Kota Batam. Kebutuhan Nomor 1 tahun 2012 tentang kenaikan
akan lahan parkir semakin lama terus tarif retribusi parkir serta kebijakan
meningkat, membuat Pemerintah kota parkir berlangganan di Kota Batam,
Batam harus menyediakan lahan parkir diharapkan dapat meningkatkan
yang memadai agar dapat menampung Pendapatan Asli Daerah Kota Batam
semua aktifitas dari kendaraan bermotor dari Retribusi Parkir dan juga bertujuan
yang ada di Kota Batam (Pratama, untuk menertibkan kendaraan yang
2015). Parkir di tepi jalan umum di Kota
Dengan adanya penyediaan Batam. Berikut tabel target dan realisasi
lahan parkir oleh Pemerintah Kota penerimaan retribusi parkir di Kota
Batam maka akan menambah Batam.
Pendapatan Asli Daerah Kota (PAD)
Kota Batam dari retribusi parkir.
Menurut (Samudra, 1995), retribusi
Tabel 1. Target dan Realisasi Penerimaan Parkir di Kota Batam
TAHUN TARGET REALISASI SURPLUS/MINUS PERSENTASE
2011 1.400.000.000 1.400.000.000 0 100%
2012 5.261.350.000 3.428.414.000 -1.832.936.000 (65,2%)
2013 4.500.000.000 3.296.835.400 -1.203.164.600 (73,3%)
2014 3.312.000.000 3.594.001.600 282.001.600 108,5%
Sumber: Pratama (2015)

JURNAL NIARA VOL 10 NO 1 JANUARI 2017 28


Berdasarkan tebel di atas dapat bus/truk yang sekali parkir membayar
dilihat bahwa penyerapan retribusi Rp. 3000,-.
parkir masih belum optimal dan belum Lebih lanjut bahwa, retribusi
menyumbangkan secara signifikan parkir berlangganan juga belum
kepada PAD Kota Batam. Terkait berjalan secara optimal. Bisa kita lihat
dengan retribusi parkir yang telah bahwa masih banyak masyarakat di
berjalan selama tiga tahun (2012-2015) Kota Batam yang tidak memakai parkir
tidak berbanding lurus dengan berlangganan padahal dengan parkir
pendapatan atas retribusi parkir berlangganan maka akan dengan mudah
tersebut. Penyerapan retribusi parkir pemerintah menghitung jumlah PAD
untuk mendukung PAD Kota Batam yang disumbangkan dari retribusi
masih belum optimal. Jika dilihat dari parkir. Berdasarkan hal ini, maka akan
penjelasan sebelumnya bahwa jumlah sangat menarik jika dilakukan kajian
kepemilikan kendaraan bermotor dari WHUNDLW ³Evaluasi Kebijakan Peraturan
masyarakat Kota Batam mencapai Daerah Nomor 1 Tahun 2012 Tentang
ratusan ribu baik roda dua maupun roda PDUNLU GL .RWD %DWDP´ GHQJDQ KDUDSDQ
empat. Jika kepemilikan kendaraan kajian ini nantinya dapat memberikan
roda dua sebanyak 216.248 unit sumbangsih baik kesimpulan maupun
dikalikan dengan Rp. 1000,- maka total saran yang dapat digunakan oleh pihak-
retribusi parkir sehari bisa mencapai pihak terkait.
216.248.000 dikalikan 30 menjadi Tulisan ini bertujuan untuk
6.487.440.000 dikalikan 12 maka mendeskripsikan dan menganalisis
setahun retribusi parkir hanya dari evaluasi kebijakan perpakiran di Kota
kendaraan roda dua menembus angka Batam berdasarkan kebijakan peraturan
77.849.280.000. Sedangkan untuk daerah Nomor 1 Tahun 2012 Tentang
kendaraan roda empat mencapai Parkir Kota Batam dan menganalisis
413.986 unit dikalikan Rp.2000,- yakni faktor penghambat dalam pelaksanaan
827.972.000 sehari. Sebulan parkir di Kota Batam dalam
24.839.160.000 dan setahun adalah meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
298.069.920.000. Total pendapat
retribusi setahun baik roda dua maupun Tinjauan Pustaka
roda empat adalah 375.919.200.000. 1. Teori Kebijakan Publik
Jumlah ini belum termasuk dari Dalam berbagai literatur
terdapat begitu banyak variasi definisi
JURNAL NIARA VOL 10 NO 1 JANUARI 2017 29
kebijakan publik dan terkesan tidak 2. Evaluasi Kebijakan Publik
seragam dan seringkali Menurut Dunn dalam Nugroho,
membingungkan masyarakat untuk evaluasi merupakan salah satu tingkatan
memahaminya. Menurut buku Kamus di dalam proses kebijakan. Evaluasi
Administrasi Publik (Keban, 2008) adalah suatu cara untuk menilai apakah
public policy adalah pemanfaatan yang suatu kebijakan atau program itu
strategis terhadap sumberdaya- berjalan dengan baik atau tidak. Berikut
sumberdaya yang ada untuk kutipan Nugroho tentang pengertian
memecahkan masalah-masalah publik evaluasi menurut Dunn: Secara umum
atau pemerintah. William N. Dunn istilah evaluasi dapat disamakan dengan
(1994) dalam (Pasolong, 2011) penaksiran (appraisal), pemberian
mengatakan bahwa kebijakan publik angka (rating), dan penialian
adalah suatu rangkaian pilihan-pilihan (assessment), kata-kata yang
yang saling berhubungan yang dibuat menyatakan usaha untuk menganalisis
oleh lembaga atau pejabat pemerintah hasil kebijakan dalam arti satuan
pada bidang-bidang yang menyangkut nilainya. Dalam arti yang lebih spesifik,
tugas pemerintahan, seperti pertahanan evaluasi berkenaan dengan produksi
keamanan, energi, kesehatan, informasi mengenai nilai atau manfaat
pendidikan, kesejahteraan masyarakat, hasil kebijakan. (Nugroho, 2011)
kriminalitas, perkotaan dan lain-lain. Evaluasi kebijakan bisa meliputi
Kebijakan publik secara tahap perumusan masalah kebijakan,
sederhana adalah konsep dasar rencana implementasi, maupun tahap dampak
pemerintah atau organisasi publik untuk kebijakan (Winarno, 2014). Suharto
mengatur kepentingan umum atau dalam kajiannya tentang pelayanan
orang banyak.Sedangkan secara umum, sosial, mengatakan evaluasi adalah
pengertian kebijakan publik adalah diarahkan kepada keluaran (output),
segala sesuatu yang dikerjakan dan hasil (outcomes), dan dampak (impacts)
tidak dikerjakan oleh pemerintah untuk dari pelaksanaan rencana stategis. Oleh
kepentingan umum. Segala sesuatu karena itu, dalam pelaksanaan yang
yang dimaksud adalah setiap aturan transparan dan akuntabel dan harus
dalam kehidupan bersama, baik itu disertai dengan penyusunan sosial
hubungan antarwarga maupun warga kinerja pelaksanaan rencana yang
dengan pemerintah. (Hernimawati, sekurang-kurangnya meliputi : (1)
Dailiti, & Sudaryono, 2017) masukan, (2) keluaran dan (3) hasil.
JURNAL NIARA VOL 10 NO 1 JANUARI 2017 30
Jika dilihat dari pentahapannya, secara 3. Evaluasi pada tahap pasca
umum evaluasi dapat dibagi menjadi pelaksanaan
tiga jenis, yaitu: Dalam hal ini konsep pada tahap
1. Evaluasi tahap perencanaan pelaksanaan, yang membedakannya
Yaitu evaluasi yang digunakan terletak pada objek yang dinilai dengan
dalam tahap perencanaan untuk yang dianalisa, dimana tingkat
mencoba memilih dan menentukan kemajuan pelaksanaan dibanding
skala prioritas terhadap berbagai rencana tetapi hasil pelaksanaan
alternatif dan kemungkinan terhadap dibanding dengan rencana yakni apakah
cara pencapaian tujuan yang ditetapkan dampak yang dihasilkan oleh
sebelumnya. pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai
2. Evaluasi pada tahap pelaksanaan dengan tujuan yang akan atau ingin
Pada tahap ini evaluasi adalah dicapai. (Suharto, 2006)
suatu kegiatan yang melakukan analisa 3. Retribusi
untuk menentukan tingkat kemajuan Retribusi adalah pungutan
pelaksanaan dibanding dengan rencana. daerah sebagai pembayaran pemakaian
Terdapat perbedaan antara konsep atau karena jasa yang diberikan daerah.
menurut penelitian ini dengan Dalam hal ini ada kekecualian tertentu,
monitoring. Evaluasi bertujuan yaitu pembayaran yang dipungut oleh
terutama untuk mengetahui apakah daerah sebagai penyelenggara
yang ingin dicapai sudah tepat dan perusahaan atau usaha yang dianggap
bahwa program tersebut direncanakan sebagai perusahaan tidak dimaksudkan
untuk dapat mencapai tujuan tersebut. sebagai retribusi daerah(Samudra,
Sedangkan monitoring bertujuan 1995).
melihat pelaksanaan proyek sudah Dalam teroi lain menyebytkan
sesuai dengan rencana dan bahwa retribusi daerah adalah pungutan daerah
rencana tersebut sudah tepat untuk sebagai pembayaran atas jasa atau
mencapai tujuan, sedangkan evaluasi pembeiran izin tertentu yang khusus
melihat sejauh mana proyek masih tetap disediakan dan/ atau diberikan oleh
dapat mencapai tujuan, apakah tujuan pemerintah daerah untuk kepentingan
tersebut sudah berubah dan apakah orang pribadi atau badan (Yani, 2002).
pencapaian program tersebut akan Atas izin yang diberikan oleh
memecahkan masalah yang akan Pemerintah, masyarakat selaku
dipecahkan.
JURNAL NIARA VOL 10 NO 1 JANUARI 2017 31
pengguna retribusi harus membayar kualitatif yaitu menggambarkan atau
atas yang telah Ia dapatkan. melukiskan keadaan subjek dan objek,
Menurut Banister, pemungutan baik seseorang, lembaga dan
biaya akan parkir mobil merupakan masyarakat, dan lain sebagainya. Serta
salah satu cara untuk meningkatkan didasarkan atas hasil observasi yang
kesadaran akan biaya sosial atas dilaksanakan serta memberikan
menggunakan mobil di daerah argumentasi terhadap apa yang
perkotaan yang padat. Salah satu ditemukan dilapangan dan dihubungkan
mekanisme pemungutan tersebut akan dengan konsep teori yang relevan.
menghubungkan biaya dari tempat (Sari, 2016).
parkir ke tingkat kantor daerah dan ke Dalam penelitian ini, peneliti
tingkat sewa. Ada dua pendekatan berusaha memecahkan masalah dengan
untuk menganalisis kriteria keadilan, menggambarkan Kebijakan Parkir Kota
yaitu: Batam Dalam Meningkatkan
1. Benefit Principle (Prinsip Manfaat) Pendapatan Asli Daerah. Fokus
2. Ability to Pay (Prinsip Kemampuan penelitian ini evaluasi peraturan daerah
Membayar) Nomor 1 tahun 2012 tentang
Ada empat prinsip umum yang Penyelenggaraan dan Retrinusi Parkir
dapat digunakan sebagai indikator dan evaluasi perda ini nanti akan
dalam pengenaan retribusi, yaitu: didapat faktor pendukung faktor
kecukupan, keadilan, kemudahan penghambat penerimaan Optimasi
administrasi dan kepatian hukum. penyelenggaraan dan retribusi parkir di
Kota Batam. Lokasi penelitian UPTD
B. METODE Parkir Kota Batam, DPRD Kota Batam
Penelitian ini menggunakan dan Kecamatan Batam Kota. Teknik
deskriptif kualitatif. Penelitian pengumpulan data adalah melalui
deskriptif kualitatif adalah salah satu purposive sampling, karena
metode untuk mendapatkan kebenaran mengutamakan kualitas data yang
dan tergolong sebagai penelitian ilmiah diperoleh melalui penyampaian
yang dibangun atas dasar teori-teori informan terkait dengan masalah
yang berkembang dari penelitian dan penelitian (Yandra, 2017). Teknik
terkontrol atas dasar empirik. Metode analis datanya reduksi data, penyajian
penelitian yang dilakukan adalah data dan penarik kesimpulan.
deskriptif dengan pendekatan penelitian
JURNAL NIARA VOL 10 NO 1 JANUARI 2017 32
C. HASIL perlindungan termasuk asuransi dan
Berdasarkan hasil temuan data lain sebagainya
peneliti di lapangan bahwa kebijakan 4. Sistem bayar yang berlangganan atau
parkir Kota Batam dalam meningkatkan sistem tidak berlangganan
PAD optimasinya masih jauh dari 5. Perubahan dari pengelola Parkir
capaian target. Dengan demikian perlu Perubahan Perda No.1 Tahun
ada kebijakan baru dari Pemerintah 2012 Tentang Penyelengaraan dan
Kota Batam agar ada perubahan dalam Retribusi parkir ini adalah usulan dari
pencapaian target realisasi tersebut. Pemerintah Kota Batam agar
Dalam RanPerda (Rancangan memperbaiki pengelolaan parkir di
Peraturan Daerah Kota Batam) Kota Batam. Artinya selama ini,
Perubahan Atas Peraturan Daerah ditenggarai pengelolaan
Nomor 1 Tahun 2012 Tentang penyelenggraan dan retribusi parkir di
Penyelenggaraan Dan Retribusi Parkir Kota Batam memang diperlukan
mengatakan bahwa Perda (Peraturan terobosan perubahan agar dapat
Daerah) Kota Batam Nomor 1 Tahun menambah PAD Kota Batam. Selama
2012 sudah ada, RanPerda ini dibuat ini dari data 6 tahun terakhir potensi
atas usulan Pemerintah Kota, dibuat parkir belum tercapai secara optimal.
atas dasar: Temuan angka-angka realisasi
1. Ingin merubah tarif penerimaan retribusi parkir dalam 6
2. Ingin adanya perubahan sistem di tahun terakhir dapat dilihat dalam tabel
dalam khususnya perparkiran berikut ini :
3. Adanya peningkatan fasilitas bagi
pengguna parkir itu sendiri,
Tabel 2. Realisassi Penerimaan Retribusi Parkir 6 Tahun Terakhir
No. Tahun Target Realisasi Pencapaian Keterangan

1. 2011 1.400.000.000 1.400.000.000 100 % Swakelola/Penunjukan

2. 2012 5.261.350.000 3.428.414.000 65,16% Pihak Ketiga & UPT


Pelayanan parkir
(Terhitung Sept 2012)

3. 2013 4.500.000.000 3.296.835.000 73,26% UPTD Pelayanan


Parkir

4. 2014 3.312.000.000 3.594.000.000 108,51 % UPTD Pelayanan


Parkir

JURNAL NIARA VOL 10 NO 1 JANUARI 2017 33


5. 2015 6.000.000.000 3.669.383.000 61,16% UPTD Pelayanan
Parkir

6. 2016 3.855.571.200 3.605.583.000 93,52% UPTD Pelayanan


Parkir

7. 2017 UPTD Pelayanan


Parkir

Sumber: UPTD Pelayanan Parkir Kota Batam


tahun 2015 dimulai dari bulan Juli
Berikut tampilan data di kota sampai Desember:
Batam jumlah volume kendaraan sejak
Tabel 3. Jumlah Kendaraan Bermotor Yang Wajib Uji
Menurut Jenis Kendaraan Tahun 2015
No Jenis Juli Agustus September Oktober November Desember
Kendaraan
1. Taksi 2.507 2.507 2.507 2.507 2.507 2.507
Umum 2.507 2.507 2.507 2.507 2.507 2.507
2. Oplet 1.737 1.737 1.737 1.737 1.737 1.737
Umum 1.737 1.737 1.737 1.737 1.737 1.737
3. Bis 2.950 2.959 2.968 2.982 3.000 3.004
Umum 786 789 789 790 798 800
Bukan Umum 2.107 2.113 2.120 2.133 2.143 2.145
Pemerintah 57 57 59 59 59 59
4. Kend.Barang 20.059 20.241 20.366 20.525 20.679 20.818
Umum 435 443 447 464 473 498
Bukan Umum 19.383 19.545 19.665 19.807 19.952 20.057
Pemerintah 241 253 254 254 254 263
5. Truck 856 856 856 856 856 856
Tempelan
Umum 63 63 63 63 63 63
Bukan Umum 793 793 793 793 793 793
Pemerintah - - - - - -
Jumlah 28.109 28.300 28.434 28.607 28.779 28.922
Sumber: Dinas Perhubungan Kota Batam
angkanya bisa jauh dari target yang ada.
D. PEMBAHASAN Potensi tersebut tidak hanya dilihat dari
Dari hasil penelitian dapat banyaknya titik parkir di Kota Batam
dijelaskan bahwasannya target yang belum digarap, tapi juga dapat
pencapaian retribusi parkir masih dilihat dari sektor volume kendaraan di
rendah, walaupun secara pencapaian Kota Batam memang mengalami
hampir memenuhi target, namun jika peningkatan dari tahun ke tahun. Tidak
dilihat dari berbagai potensi area parkir dapat dipungkiri banyaknya jumlah
di Kota Batam, seharusnya pencapaian volume kendaraan yang terus
JURNAL NIARA VOL 10 NO 1 JANUARI 2017 34
berkembang mempengaruhi pendapatan mampu mengdongkrak pendapatan
retribusi parkir di Kota Batam. PAD, namun di sisi lain bahwa
Dari data tersebut jumlah kenaikan tarif parkir tidak serta merta
kendaraan di Kota Batam diperkirakan menyelesaikan persoalan, sebab ada
memiliki potensi pencapaian estimasi kebijakan-kebijakan lain atau opsi lain
target 30 Miliar di tahun 2017. selain menaikkan tarif parkir tersebut.
Berdasarklan hasil penelitian, kenaikan Hal itu dilakukan demi
tarif sebesar 100 persen yang diajukan mengoptimalkan potensi yang ada
oleh Dinas Perhubungan Kota Batam, dahulu. Jangan kemudian kenaikan tarif
perlu ditinjau ulang kembali dan harus ini dilakukan, akan tetapi tidak
melalui pertimbangan yang matang. dibarengi dengan berbagai macam
Target pendapatan parkir pemerintah perbaikan diberbagai segala aspek.
Kota Batam pada tahun 2015 adalah Pengelolaan dan retribusi parkir
sebesar 6 Miliar, namun yang realisasi ini memang kompleks dan rumit,
hanya sekitar Rp 3,8 miliar. Alasan persoalan kenaikan ini masih debatable
kenaikan tarif parkir harus ditinjau dibahas antara Dinas Perhubungan Kota
secara akademis, peninjauannya juga Batam dengan DPRD, perbedaan
terkait dengan apakah potensi yang pendapat antara Dinas Perhubungan
dulu sudah optimal atau belum. Jangan dengan DPRD Kota Batam soal
Ranperda yang diajukan oleh kenaikan tarif belum ada titik temu.
pemerintah kota ini menciptakan Masalah Peraturan Daerah Kota Batam
peluang baru untuk menciptakan Nomor 1 Tahun 2012 dalam
hilangnya potensi pendapatan parkir penyelenggaraan dan retribusi parkir
semakin besar. Dengan kenaikan tarif sebenarnya terdapat pada SDM. Oleh
100 persen dan jumlah kendaraan di karena itu, perlu dilakukan sebuah
Kota Batam hampir mencapai 765 ribu kajian secara transparan yang
unit, berpotensi melebihi angka 36 melibatkan akademisi untuk
Miliar. Kalau proyeksi pendapatannya memberikan masukan-masukan
tetap berkisar 3,8 M saja, ada strategis persoalan masalah retribusi
kekuatiran malah ada dugaan ada pihak parkir di Kota Batam.
yang tidak bertanggung jawab. Persoalan SDM (Sumber Daya
Kenaikan tarif 100 persen yang Manusia) di level lapangan memang
diajukan oleh Pemerintah Kota Batam meruapakan masalah klasik yang
di satu sisi memang kenaikan tarif sampai sekarang masih perlu ditinjau
JURNAL NIARA VOL 10 NO 1 JANUARI 2017 29
ulang lagi kebijakannya, kemudian ada Perubahan pengelola parkir di
persoalan sistem yang dijalani selama Perda yang lama juga mengalami
ini masih banyak kekurangan dari perubahan, dahulu kerja sama dengan
berbagai hal sehingga capaiannya cuma swasta, hari ini dari Ranperda yang
1/10 dari optimasi yang diharapkan. baru tentang perubahan atas peraturan
Sudah hampir 10 tahun pencapaian daerah nomor 1 Tahun 2012 Tentang
hasil retribusi parkir masih kisaran Penyelenggaraan dan retribusi parkir
angka dari 2 Miliar. Jika dari angka 2 membentuk UPTD. Ranperda ini belum
sampai 3 Miliar saja terjadi kebocoran selesai dan masih diperpanjang lagi.
bagaimana dengan realisasi target Ada beberapa pasal yang masih
mencapai angka 30 Miliar, dapat debatable dalam penyesuaian tarifnya.
diasumsikan prediksi potensi bocornya Pemerintah Kota Batam ingin langsung
semakin besar. menaikkan tarif Rp.2000,- menjadi ke
Kebijakan Kota Batam dalam Rp. 4000 dan dari Rp.1000 berubah ke
mengadopssi parkir berlangganan, Rp 2000, artinya kenaikannya mencapai
prototipe percontohannya 100 persen. DPRD sebagai lembaga
menginginkan seperti Kabupaten mitra pemerintah tidak mau adanya
Sidoarjo. Hanya saja persolannya, tidak kenaikan dan ingin bertahan pada tarif
dapat diterapkan karena masalah SDM lama, karena potensinya itu belum
yang belum mumpuni untuk optimal.
menerapkan sistem parkir Faktor Penghambat Penerimaan
berlangganan, dan juga tidak ada Optimasi Penyelenggaraan dan
keharusan untuk menerapkannya karena Retribusi Parkir Di Kota Batam
parkir berlangganan termasuk retribusi 1. Sistem Pengelolaan Fasilitas
bukan pajak. SDM di Kota Batam Parkir Batam Yang Belum
belum mampu memenuhi espektasi Memadai
tersebut, SDM nya sebetulnya perlu Terkait tata kelola parkir di
dibina, difasilitasi dan diberikan Kota Batam, memang masih jauh dari
semacam pelatihan dan diklat prinsip transparansi, sesuai UU
(pendidikan dan pelatihan) sehingga keterbukaan informasi publik, semua
memahami cara bagaimana masyarakat berhak meminta informasi,
memaksimalkan menaikan angka termasuk pengelolaan anggaran apapun
retribusi parkir. yang memang bersentuhan dengan
masyarakat dan informasi yang wajib
JURNAL NIARA VOL 10 NO 1 JANUARI 2017 30
dan berhak diterima oleh masyarakat. Kendala dalam pengelolaan dan
Menurutnya, Pemerintah Kota Batam retribusi parkir ini adalah soal SDM.
harus terbuka terkait sistem pengelolaan Sumber Daya Manusia ditenggarai
dan sistem pelayanan parkir yang tidak mampu bekerja sesuai dengan apa
diterapkan. Selama ini pemerintah Kota yang telah diharapkan, realisasi di
Batam dinilai belum terbuka terhadap lapangan cuma 2,3 Miliar, padahal
siapa saja yang mendapat hak untuk potensinya bisa mencapai 30 Miliar.
mengelola parkir di tepi jalan umum, Penyebab dugaannya bisa jadi
termasuk prosedur dan persyaratan kebocoran dan ketidakefektifan kinerja.
yang harus dipenuhi. Sekarang ini Dengan realisasi yang sangat kecil dan
pelayanan parkir ada sumber tapi tidak jauh dari pada target. Dapat
ada pengawasan. Akibatnya Pendapatan disimpulkan SDMnya tidak mampu
Asli Daerah (PAD) dari retribusi parkir menggali optimasi dari apa yang
selalu di bawah target. Percuma seharusnya. Optimasi tidak tercapai dan
retribusinya dinaikkan jika kinerja nya jauh di bawah optimal.
pengelolaannya tidak diperbaiki. SDM itu tidak mampu menterjemahkan
2. Belum Tedapat Indeks Kepuasan kinerja yang optimal. Persoalan SDM
Publik ini merupakan pekerjaan rumah bagi
Untuk mengukur kepuasan Dinas Perhubungan Kota Batam.
publik dalam sistem pengelolaan parkir Faktor Pendorong Penerimaan
harus dilakukan dengan indeks survei Optimasi Penyelenggaraan dan
kepuasan publik. Sampai saat ini, Retribusi Parkir Di Kota Batam
indeks kepuasan publik belum dibuat 1. Pelayanan Prima Dan Kemudahan
atau survei itu belum ada. Dalam Perda Administrasi Bagi Pengguna
No.1 Tahun 2012 ini memang belum Parkir Kota Batam
lengkap, maka harus ada Perbaikan pelayanan parkir
penyempurnaan perubahan. Perda yang merupakan keharusan yang dilakukan
lama pelayanan prima itu memang oleh Dinas Perhubungan Kota Batam.
belum ada. Dan dengan Ranperda baru Hasil temuan di lapangan belum
ada jaminan asuransi dan sebagainya, ditemukan kewajiban penyelenggara
dan tertulis dan harus dilaksanakan. untuk mengganti kerugian, kehilangan
3. Kinerja Sumber Daya Manusia dan kerusakan kendaraan saat di parkir.
Belum Efektif Sejauh mana komitmen pemerintah

JURNAL NIARA VOL 10 NO 1 JANUARI 2017 31


daerah untuk merealisasikan fasilitas Tahun 2012 tentang penyelenggaraan
yang direncanakan ini. dan retribusi parkir belum optimal
2. Menggunakan Sistem Elektronik dalam pencapaian target dan
(Online) realisasinya. Padahal berdasarkan data,
Pemerintah memberikan potensi parkir di Kota Batam dapat jauh
fasilitas parkir adalah dengan sistem melebih target sesuai dengan potensi
elektronik. Sistem diubah dari manual patkir jika dapat dikelola dengan baik.
ke elektronik, akan ada sistem Data yang di dapat dari UPTD parkir
langganan yang nantinya dipungut dari target parkir masih minim, dan
bekerja sama dengan Samsat saat realisasinya pun juga juga tidak begitu
membayar pajak kendaraan bermotor. signifikan, kecenderungannya stagnan
Dengan sistem elektronik maka beban dan belum menunjukkan perubahan
pengeluaran semakin murah, lebih dalam peningkatan PAD di Kota
terukur, akuntabilitas dan memperkecil Batam.
kehilangan potensi pendapatan. Dengan Kedua, Adapun faktor-faktor
sistem online, masyarakat yang belum optimalnya penerimaan pajak di
membayar akan langsung terdata secara Kota Batam disebabkan: Sisstem
online, masyarakat yang membayar pengelolaan fasilitas parkir yang belum
akan langung terdata secara realtime di layak, Indeks kepuasan publik tidak
sistem, mulai dari jumlah, tanggal, jam diimplementasikan, kinerja SDM belum
bahkan menit pembayarannya, seperti efektif, ada yang gagal dalam sistem
apa yang sudah dipercontohkan Kota pengelolaan parkir Kota Batam.
Jakarta, Bandung dan Surabaya. Ketiga, Adapun faktor-faktor
yang mendukung penerimaan pajak di
E. SIMPULAN Kota Batam disebabkan: pelayanan
Berdasarkan hasil analisis data prima dan kemudahan adminsitrasi bagi
yang dilakukan peneliti untuk pengguna parkir, Kekuatan leadership
menjawab persoalan, selanjutnya dapat dari Pemerintah Kota Batam,
ditarik kesimpulan dari hasil penelitian Optimalisasi fungsi dan tugas dari
yang berjudul kebijakan parkir Kota UPTD Kota Batam, prinsip akuntablitas
Batam dalam meningkatkan PAD dan transparansi dalam pengelolaan
adalah sebagi berikut: parkir.
Pertama, bahwa kebijakan
parkir Kota Batam melalui Perda No.1
JURNAL NIARA VOL 10 NO 1 JANUARI 2017 32
F. SARAN Niara, 10(1), 7±19.
Keban, Y. T. (2008). Enam Dimensi
Seyogyanya dalam
Strategis Administrasi Publik.
penyelenggaraan dan retribui parkir Jogjakarta: Gavamedia.
Nugroho, R. (2011). Dinamika
potensinya digali dulu, jangan tiba-tiba
Kebijakan-Analisis Kebijakan-
dinaikkan menyebabkan celah untuk Manajemen Kebijakan. Jakarta:
Pt.Elex Media Komputindo.
parkir tidak optimal. Dengan ada UPTD
Pasolong, H. (2011). Teori Administrasi
ini, Pemerintah Kota Batam diharapkan Publik. Bandung: Alfabeta.
Pratama. (2015). Analisis Terhadap
bisa melakukan seperti di Kabupaten
Implementasi Kebijakan Retribusi
Sidoarjo, sebab di Kabupaten Sidoarjo Parkir Berlangganan Di Kota
Batam. Universitas Indonesia.
sudah mengarah pada parkir
Samudra, A. A. (1995). Perpajakan Di
berlangganan dengan menggunakan Indonesia, Keuangan, Pajak, Dan
Retribusi. Jakarta: Gramedia
Peraturan Gubernur. UPTD secara
Pustaka Utama.
khusus mengelola parkir, harapannya Sari, F. M. (2016). Analisis
Pelaksanaan Program Konversi
kemudian dengan adanya instansi
Minyak Tanah Ke Gas. Niara,
UPTD ini dapat lebih fokus 8(2), 14±21.
Suharto, E. (2006). Analisis Kebijakan
mendongkrak PAD Kota Batam yang
Publik, Edisi Revisi. Bandung:
selama ini penyerapan anggarannya Alfabeta.
Winarno. (2014). Kebijakan Publik
masih juah dari target penerimaan PAD.
(Teori, Proses Dan Studi Kasus).
Jakarta: Center Of Academic
Publishing.
DAFTAR PUSTAKA
Yandra, A. (2017). Fisibilitas Pilkada
Davey, K. . (1988). Pembiayaan
Serentak Tahap Ii Kota Pekanbaru
Pemerintah Daerah: Praktek-
Pasca Permendagri No 18 Tahun
Praktek Internasional Dan
2015, 9(18), 62±74.
Relevansinya Bagi Dunia Ketiga.
Yani, A. (2002). Hubungan Keuangan
Jakarta: UI Press.
Antara Pemerintah Pusat Dan
Hernimawati, Dailiti, S., & Sudaryono.
Daerah Di Indonesia. Jakarta:
(2017). Agenda Kebijakan Publik
Raja Grafindo Persada.
Pada Badan Perpustakaan Dan
Arsip (BPA) Kota Pekanbaru.

JURNAL NIARA VOL 10 NO 1 JANUARI 2017 33

Anda mungkin juga menyukai