Anda di halaman 1dari 14

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PARKIR TEPI JALAN UMUM

BERDASARKAN PERDA NO.2 TAHUN 2012 DI KELURAHAN KROBOKAN KOTA


SEMARANG

1
Mutiarani Kusuma Aninda, Margaretha Suryaningsih 2
Departemen Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro
Jl. Prof H. Soedarto, S.H Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telepon (024) 7465407
Faksimile (024) 7465405
Laman: http://fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id

ABSTRAK

Kebijakan retribusi parkir tepi jalan umum merupakan salah satu upaya pemerintah Kota Semarang
untuk menyelesaikan masalah parkir yang ada di Kota Semarang, yaitu penertiban serta penataan
parkir liar tepi jalan umum dan pencapaian dari retribusi parkir tepi jalan umum. Kota Semarang Kota
Semarang sebagai salah satu kota besar di Indonesia dituntut untukmengelola serta memaksimalkan
potensi sumber-sumber pendapatan asli daerah (PAD). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis implementasi kebijakan retribusi parkir tepi jalan umum di Kelurahan Krobokan, serta
faktor-faktor yang mempengaruhi proses implementasi kebijakan tersebut. Penelitian ini merupakan
penelitian dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi
kebijakan terkait retribusi parkir di Kelurahan Krobokan masih belum optimal, hal yang mendukung
proses implementasi kebijakan retribusi parkir tepi jalan umum di Kelurahan Krobokan Kota
Semarang yaitu pemahaman pelaksana yang telah menguasai kebijakan dengan baik, komunikasi
yang terjalin antar agen pelaksana dengan pihak lain yang berkaitan dengan kebijakan retribusi parkir
tepi jalan umum. Namun, keterbatasan jumlah pelaksana dan sumber daya fasilitas, serta minimnya
pengawasan langsung di lapangan menyebabkan implementasi kebijakan retribusi parkir tepi jalan
umum di Kota Semarang khususnya di sekitar Kelurahan Krobokan menjadi kurang optimal.

Kata Kunci : Implementasi, Retribusi, Parkir tepi jalan umum

1
IMPLEMENTATION OF THE POLICY OF PUBLIC ROADSIDE
PARKING RETRIBUTION BASED ON PERDA NO. 2 TAHUN 2012 IN
KROBOKAN URBAN-VILLAGE SEMARANG CITY
1
Mutiarani Kusuma Aninda, Margaretha Suryaningsih 2
Departemen Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro
Jl. Prof H. Soedarto, S.H Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telepon (024) 7465407
Faksimile (024) 7465405
Laman: http://fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id

ABSTRACT

Public roadside parking levy policy is one of the efforts of the Semarang city to solve the parkings
problem, which is to transport and the arrangement of public roadside wild parking and the
achievement of the edge parking retribution Public roads. Semarang City as one of the major cities in
Indonesia is required to manage and maximize the potential of indigenous revenue Sources (PAD).
The purpose of this study is to analyze the implementation of public roadside parking levy policy in
Krobokan village of Semarang City, and also the factors that affecting the implementation process of
the policy. This research is a study with qualitative descriptive methods. The results showed that the
implementation of the policy related to parking retribution in the Krobokan Village is still not
optimal. Supporting factors of the roadside parking retribution public policy implementation process
in the Krobokan Village is the executor good understanding who has mastered the policy well, and
good communication intertwined between the implementing agents and other parties relating to the
public roadside parking retribution policy. However, the limitation of the number of executor and
resources of facilities, and the lack of direct monitoring in the field led to the implementation of the
public roadside parking levy policy in the city of Semarang, especially around Krobokan village
became less Optimal.

Keywords: Implementation, Retribution, Public Roadside Parking

2
A. PENDAHULUAN Pemda Kota Semarang dalam
meningkatkan PAD melalui retribusi
Kota Semarang sebagai salah satu kota
daerah. Menurut pasal 1 angka 64 UU
besar di Indonesia dituntut untuk dapat
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
mengelola serta memaksimalkan potensi
Daerah dan Retribusi Daerah, retribusi
sumber-sumber pendapatan asli daerah
didefinisikan sebagai pungutan daerah
(PAD). Di dalam pasal 6 UU Nomor 33
dalm rangka pembayaran atas pemberian
Tahun 2004 tentang Keuangan Daerah
layanan tertentu yang disediakan
menjelaskan Pendapatan Asli Daerah
Pemerintah Daerah untuk kepentingan
(PAD) meliputi pajak daerah, retribusi
pribadi atau badan, dimana retribusi ini
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah,
terdiri dari retribusi: jasa, umum, usaha,
dan lain-lain yang dianggap sah. Salah satu
dan perijinan tertentu. Salah satunya
sumber retribusi daerah , adalah retribusi
adalah retribusi parkir yakni retribusi jenis
parkir. Dewasa ini, jumlah pertumbuhan
jasa. Parkir merupakan salah satu dari
penduduk Kota Semarang dari tahun 2015
sekian banyak jenis retribusi jasa umum
sampai tahun 2018 terbilang cukup tinggi
yang paling potensial dalam meningkatkan
dibandingkan dengan kota-kota lain yang
kas daerah. Terdapat 2 jenis parkir, yakni
ada di Provinsi Jawa Tengah, yakni 30.000
parkir yang termasuk dalam golongan
ribu setiap tahun nya, dengan laju
retribusi (disediakan oleh pemerintah kota)
pertumbuhan dari tahun 2010 hingga tahun
dan parkir yang termasuk pajak
2018 berkisar 1,71%.1 Tingginya jumlah
(penyelenggara diluar badan jalan atau
laju pertumbuhan penduduk di Kota
sebagai suatu usaha).
Semarang berbanding lurus dengan
bertambahnya jumlah kendaraan bermotor Pemerintah Kota Semarang dalam
di Kota Semarang, Jumlah kendaraan upaya meningkatkan pelayanan kepada
bermotor di Kota Semarang dari tahun ke masyarakat dan kemandirian daerah
tahun cenderung terus meningkat. Semakin berdasarkan Peraturan Daerah Kota
meningkatnya jumlah kendaraan bermotor Semarang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
di Kota Semarang, maka semakin banyak Penyelenggaraan dan Retribusi Parkir di
kendaraan yang menggunakan jasa parkir. Tepi Jalan Umum, serta dalam rangka
Hal ini menjadi peluang besar bagi memberikan landasan arif
gunameningkatkan retribusi parkir tepi
1
BPS Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 jalan umum akhirnya mengesahkan

3
regulasi yang baru yakni Peraturan Daerah Daerah (PAD), data yang diambil yaitu
Kota Semarang Nomor 2 tahun 2012 bab mulai 2013 sampai 2017 (bulan
VII pasal 32 hingga 38 tentang retribusi November), dengan satuan waktu tahunan
pelayanan parkir tepi jalan umum. Pasal :
32 dan 33 menjelaskan bahwa yang
Tabel 1
menjadi subjek dan objek dari retribusi Target dan Realisasi PAD Parkir
pelayanan parkir di tepi jalan umum adalah Tepi Jalan Umum Kota
Semarang
orang pribadi atau badan yang
menggunakan/menikmati jasa pelayanan
dan fasilitas parkir di tepi jalan umum.
Selanjutnya, didalam pasal 38 dijelaskan
besar tariff retribusi parkir sebagai berikut:

Tabel 2
Sumber: Dinas Perhubungan Kota
Struktur dan Besarnya Tarif Parkir
Tepi Jalan Umum Semarang

Pada tabel 1.3 yang menjelaskan


tentang target dan realisasi retribusi parkir
tepi jalan umum di Kota Semarang dapat
kita lihat capaian target pada tahun 2013
Sumber: Perda Kota Semarang hanya sebesar Rp 2.601.911.700 dari target
Nomor 2 Tahun 2012 yang diberikan yaitu Rp 5.853.120.000,
Selain itu, diatur pula mengenai tarif realisasinya bahkan tidak memenuhi 50%
parkir insidentil. Struktur dan besarnya dari target yang ada. Hasil yang didapat di
tarif parkir insidentil untuk 1 (satu) kali tahun 2013 dijadikan evaluasi, sehingga
parkir ditetapkan sebesar 2 (dua) kali dari Dinas Perhubungan bersama DPRD Kota
tarif parkir biasa. Kenaikan tariff dua kali Semarang menurunkan target capaian
lipat dimaksudkan untuk memenuhi target menjadi Rp 3.700.000.000, tetapi pada
pencapaian realisasi pungutan retribusi. kenyataannya di tahun 2014 – 2017 belum
Meskipun tarif retribusi parkir telah memperlihatkan keberhasilan dalam
dinaikkan, namun pendapatan dari mencapai target yang telah ditentukan.
retribusi parkir masih belum memenuhi Hingga pada tahun 2018 - 2019 DPRD
target. Berikut, tabel untuk mengetahui kembali menaikkan target dari retribusi
retribusi parkir terhadap Pendapatan Asli parkir tepi jalan umum terhadap PAD,

4
dengan harapan mampu menaikkan Indah. Jalan Puri Anjasmoro Raya
semangat agen pelaksana didalam merupakan salah satu kawasan di
mencapai target PAD yang telah Kelurahan Krobokan yang padat pertokoan
ditentukan. Pencapaian target tertinggi baik di kanan jalan ataupun kiri jalan.
hanya pada tahun 2016 yakni sekitar Selain itu ruas jalan Jend. Sudirman
78,25%. Dapat dikatakan bahwa kinerja merupakan salah satu jalan nasional yang
pemerintah dalam menyelesaikan masalah ada di Kota Semarang, yang mana jalan
parkir tepi jalan umum di Kota nasional seringkali dianggap tidak ada
Semarang masih belum maksimal. masalah di dalam pelaksanaannya.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa
Dalam upaya menyelesaikan
masih banyak terjadi kesemrawutan
permasalahan parkir tepi jalan umum,
dalam mengatur parkir khususnya parkir
Dishub Kota Semarang sebelumnya sudah
tepi jalan umum di Kota Semarang, hal ini
melakukan berbagai upaya, salah satunya
termasuk karena adanya petugas parkir
adalah dengan melakukan kerjasama
yang ilegal atau tidak resmi dan
dengan pihak ketiga. Mulai dari sistem
menggunakan tempat-tempat yang tidak
kontrak kerja oleh Fajar Menyingsing,
semestinya digunakan untuk parkir seperti
Yadora, rayonisasi, berlangganan lewat
ditrotoar jalan. Lahan parkir di Kota
samsat, berlangganan lewat kelurahan
Semarang terbilang sangat mudah
(RT/RW), kontrak oleh Kopapas
didapatkan, bahkan ruang kosong di tepi
Perjuangan, uji coba breakdown di
jalan pun bisa menjadi lahan parkir. Saat
Kecamatan Semarang Tengah, kontrak
ini terdapat ±1.315 titik parkir yang
oleh Kopapas Perjuangan, uji coba
tersebar diseluruh wilayah Kota Semarang.
breakdown di Kecamatan Semarang
Ini menunjukkan bahwa Kota Semarang
Tengah, kontrak/perjanjian kerja sama
memiliki potensi yang begitu besar dari
dengan CV Yunata Sekawan Setara (YSS),
sektor parkir. Salah satu daerah yang
hingga pada akhirnya dikelola sendiri oleh
menjadi titik keramaian parkir tepi jalan
Dishub dengan menggunakan juru pungut.
umum di Kota Semarang yakni di
Penyelesaian masalah perparkiran
Kelurahan Krobokan Kota Semarang. Ada
merupakan kegiatan yang perlu
beberapa ruas jalan besar yang masuk ke
dilaksanakan secara terpadu dan
dalam daerah Kelurahan Krobokan, yakni
terkoordinasi di daerah. Hal ini dilakukan
Jalan Jend. Sudirman, Jalan Ronggolawe,
untuk menjamin terselenggaranya
Jalan Madukoro Raya, Jalan Puri
pembinaan yang berhasil mewujudkan
Anjasmoro Raya,dan Jalan Semarang

5
penataan lingkungan perkotaan, kelancaran harus dilakukan oleh stakeholders. Dunn
lalu lintas jalan, ketertiban administrasi dalam Pasolong (2010:41) berpendapat
pendapatan daerah, serta mampu bahwa kebijakan publik harus melalui
mengurangi beban sosial melalui tahapan sebagai berikut: 1) Penetapan
penyerapan tenaga kerja (SK Mendagri Agenda Kebijakan, 2) Adopsi Kebijakan,
Nomor 34 Tahun 1980). Pemerintah 3) Implementasi Kebijakan, dan 4)
Daerah mempunyai kewajiban dan Evaluasi Kebijakan.
bertanggung jawab dalam membina
Implementasi Kebijakan
pengelolaan perparkiran di wilayahnya.,
yang pada hakekatnya merupakan bagian Pemahaman umum mengenai
dari kegiatan pelayanan umum. Namun implementasi kebijakan dapat diperoleh
dengan adanya ketidakharmonisan dari pernyataan Grindle(1980: 7) bahwa
perencanaan kebijakan retribusi parkir implementasi merupakan proses umum
maka menghambat realisasi anggaran yang tindakan administratif yang dapat diteliti
telah disusun rapi. Tujuan dari penelitian pada tingkat program tertentu.
ini adalah untuk menganalisis Implementasi kebijakan pada prinsipnya
Implementasi Kebijakan Retribusi Parkir adalah cara agar sebuah kebijakan dapat
Tepi Jalan Umum berdasarkan Perda No. 2 mencapai tujuannya, tidak lebih dan tidak
Th. 2012 khususnya di Kelurahan kurang. Untuk mengimplementasikan
Krobokan dan factor apa saja yang kebijakan publik, ada 2 pilihan langkah
mempengaruhi proses implementasi yang ada, yaitu langsung
tersebut. mengimplementasikan dalam bentuk
program atau melalui formulasi kebijakan
derivat atau turunan dari kebijakan publik
B. TINJAUAN PUSTAKA
tersebut. Grindle (dalam Solichin,
Kebijakan Publik 2001;59) menyebutkan bahwa
implementasi kebijakan sesungguhnya
Easton (dalam Idlamy, 2001: 19)
bukanlah sekedar bersangkut paut dengan
memberikan definisi kebijakan publik
mekanisme penjabaran keputusan-
sebagai pengalokasian nilai-nilai secara
keputusan politik kedalam prosedur-
paksa kepada seluruh anggota masyarakat
prosedur rutin lewat saluran-saluran
(The authoritative allocation of values for
birokrasi, melainkan lebih dari itu, ia
the whole spciety). Dalam kebijakan
menyangkut masalah konflik, keputusan
publik terdapat langkah – langkah yang

6
dari siapa yang memperoleh apa dari suatu Lebih lanjut, menurut Van Meter dan Van
kebijakan. Horn menyebutkan ada enam variabel
yang mempengaruhi kinerja implementasi,
Model Implementasi
yaitu :
1) Model Van Meter dan Van Horn
1. Standar dan saran kebijakan
Model ini mengandaikan bahwa 2. Sumber daya
implementasi kebijakan berjalan 3. Karakteristik organisasi pelaksana.
secara linear dari kebijakan publik, 4. Komunikasi antar organisasi terkait
dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan
implementor, dan kinerja kebijakan 5. Sikap para pelaksana
publik. Beberapa variabel yang 6. Lingkungan sosial, ekonomi, dan
mempengaruhi kebijakan publik politik

adalah varianel berikut:


1. Aktivitas implementasi dan 2) Teori 5 Ketepatan

komunikasi antar-organisasi Implementasi

2. Karakteristik agen Pada dasarnya terdapat lima tepat

pelaksana/implementor yang perlu dipenuhi dalam hal

3. Kondisi ekonomi, sosial, dan keefektifan kebijakan (dalam

politik Nugroho, 2017 ; 761-765), yaitu :

4. Kecenderungan (disposition) 1. Ketepatan Kebijakan

pelaksana/implementor 2. Ketepatakan pelaksanaan

Gambar 1 3. Ketepatan target

Model Implementasi Donald Van Meter 4. Ketepatan lingkungan

dan Carl Van Horn 5. Ketepatan proses

5.
C. METODE PENELITIAN
6.
7. Tipe penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kualitatif
bersifat deskriptif. Metode penelitian
deskriptif dilakukan untuk mengetahui
perkembangan sarana fisik tertentu atau
frekuensi terjadinya sesuatu aspek
Sumber: Model Implementasi, Riant Nugroho, fenomena sosial tertentu, dan untuk
Public Policy mendeskripsikan fenomena tertentu
secara terperinci (Masri Singarimbun,

7
1982). Lokus yang dipilih dalam penelitian informasi kepada sumber informasi yang
ini adalah Dinas Perhubungan Kota lain
Semarang. Penelitian menggunakan.
D. PEMBAHASAN
Informan utama yakni informan yang
dianggap mengetahui masalah penelitian Implementasi Kebijakan Retribusi
sekaligus sebagai pihak pengelola utama Parkir Tepi Jalan Umum di Kelurahan
dari kebijakan retribusi parker tepi jalan Krobokan Kota Semarang
umum yaitu Dinas Perhubungan Kota
1. Ketepatan Kebijakan
Semarang. Selain informan utama, terdapat
Tujuan dibuatnya Perda Kota Semarang
pula informan penyedia layanan yaitu
No. 2 Tahun 2012 pasal 32 – 38 tentang
informan yang digunakan untuk cross
retribusi parkir tepi jalan umum adalah
check informasi dari informan utama.
untuk menyelesaikan masalah parkir yang
Penelitian Kualitatif menggunakan data
ada di Kota Semarang, yaitu penertiban
berupa teks, kata-kata tertulis, frasa-frasa
serta penataan parkir liar tepi jalan umum
atau simbol-simbol yang menggambarkan
dan pencapaian dari retribusi parkir tepi
dan merepresentasikan orang-orang,
jalan umum. Masalah penataan parkir
tindakan-tindakan dan peristiwa-peristiwa.
berkaitan dengan manajemen lalulintas
Jenis Data yang digunakan adalah data
sehingga pada pelaksanaannya
primer dan sekunder. Teknik Pengumpulan
bekerjasama dengan Polisi Satlantas Kota
Data menggunakan teknik Observasi,
Semarang. Sedangkan terkait pencapaian
Wawancara, dan Dokumentasi. Kegiatan
retribusi parkir tepi jalan umum
menganalisis dan menginterpretasikan data
sepenuhnya merupakan wewenang Dishub
merupakan kegiatan mengategorikan data
Kota Semarang. Dalam Implementasinya,
untuk mendapatkan pola hubungan, tema,
Pemerintah dinilai telah memenuhi
menafsirkan makna, dan menyajikan
beberapa ketepatan kebijakan, dalam
hasilnya dalam laporan. Dalam penelitian
kebijakan tersebut telah memuat objek
ini ada berbagai cara untuk menganalisis
yang dimaksud disini adalah sebagai objek
data, yaitu: Reduksi data, Penyajian Data,
wajib retribusi, yakni agen pelaksana dan
dan Penyimpulan dan Verifikasi.
masyarakat, subjek yang dimaksudkan
Kemudian untuk pemeriksaan keabsahan
ialah orang/badan yang menggunakan jasa
data, peneliti menggunakan teknik
layanan dan fasilitas parkir tepi jalan
triangulasi, yaitu membandingkan
umum. Dalam kenyataannya dilapangan,
informasi yang diterima dari satu sumber
subjek yang dituju sudah benar, kemudian

8
tingkat penggunaan jasa retribusi parkir di 2. Ketepatan Pelaksana
tepi jalan umum diukur berdasarkan Penentuan siapa saja yang menjadi
perhitungan ekonomis Dinas perhubungan agen pelaksana dilakukan dengan cukup
sudah melaksanakan sesuai dengan baik. Penentuan agen pelaksana ada yang
kebijakan, yakni menetapkan tariff untuk dilakukan dengan penunjukkan secara
masyarakat yang masih sesuai dengan langsung dan juga dengan cara sukarela
kemampuan masyarakat umum dan melalui pendaftaran. Cara penentuan agen
menetapkan target setoran, hingga prinsip pelaksana ini dengan mempertimbangkan
dan sasaran dalam menetapkan tariff beban kerja dalam implementasi kebijakan
ditetapkan dengan memperhatikan biaya, retribusi parkir tepi jalan umum. Kedua
penyediaan jasa yang bersangkutan, cara ini merupakan alternative terbaik dan
kemampuan masyarakat, aspek keadilan cukup tepat digunakan. Juru parkir, juru
dan efektivitas pengendalian atas layanan pungut serta Bendahara Parkir selaku agen
tersebut. Pada implementasinya pelaksana dari kebijakan retribusi parkir
dilapangan, kebijakan ini sudah berusaha tepi jalan umum cukup siap dalam
melihat dari semua aspek tersebut, namun mengimplementasikan isi kebijakan.
memang baik juru parkir maupun Namun di lapangan masih ada ditemukan
masyarakat terkadang tidak melaksanakan beberapa penyimpangan seperti; tidak
wajib retribusi dengan berbagai faktor memberikan karcis sebagai bukti
salah satunya karena kebijakan ini melihat penggunaan parkir tepi jalan umum dan
dari sisi aspek keadilan sehingga kebijakan masih banyak masyarakat yang membayar
ini bersifat fleksibel. Kebijakan yang tarif retribusi secara sekarela tidak sesuai
fleksibel akan dengan mudah dengan nominal yang tertera pada papan
memunculkan celah-celah untuk penunjuk atau karcis.
melakukan penyimpangan. Selain itu 3. Ketepatan Target
kebijakan ini dirasa kurang tepat untuk Target dari kebijakan retribusi parkir
mengatasi masalah-masalah parkir selain tepi jalan umum adalah wajib retribusi.
pencapaian retribusi. Sebab untuk masalah Wajib retribusi ini antara lain; masyarakat
parkir liar dan penataan parkir tidak pengguna parkir tepi jalan umum, juru
dibahas didalam kebijakan retribusi parkir parkir, juru pungut, dan bendahara parkir.
tepi jalan umum Masyarakat sebagai wajib retribusi yang
menggunakan jasa parkir tepi jalan umum
menerima kenaikan tariff parkir asalkan
mendapatkan pelayanan yang sesuai dan

9
mendapat bukti parkir. Tetapi pada Bidang Parkir Dishub Kota Semarang
kenyataannya, masih banyak juru parkir menjalin komunikasi dengan pihak lain
yang tidak memberika karcis sebagai bukti yang berkaitan dengan kebijakan retribusi
parkir dan masyarakat membayar retribusi parkir tepi jalan umum ini berupa
parkir tidak sesuai dengan tariff yang koordinasi dilapangan dengan Satpol PP
sudah ditentukan. dan Polisi Satlantas Kota Semarang
4. Ketepatan Lingkungan sehingga tidak terjadi tumpang tindih
Lingkungan internal dari kebijakan antara kebijakan yang satu dengan
retribusi parkir tepi jalan umum, dalam hal kebijakan yang lainnya.
ini antar agen pelaksana sudah terjalin
2. Sumberdaya
cukup baik. Masing-masing agen
Dari segi kualitas dan kuantitas,
memahami bahwa mereka saling terkait
sumberdaya manusia yang
dan membutuhkan satu sama lain.
mengimplementasikan kebijakan retribusi
Masyarakat sekitar lingkungan sekitar
parkir tepi jalan umum cukup tersedia
kebijakan belum memberikan sikap positif
jumlahnya dan cukup berkualitas dalam
yang mendukung implementasi kebijakan
bekerja. Sumberdaya berupa fasilitas
retribusi parkir tepi jalan umum. Tidak
penunjang masih belum memadai sehingga
sedikit dari mereka yang menjadi juru
cukup menghambat implementasi
parkir liar.
kebijakan pemungutan retribusi parkir tepi
jalan umum. Juru parkir sifatnya mencari
Faktor yang Mempengaruhi
Implementasi Kebijakan Retribusi sendiri untuk fasilitas penunjang seperti
Parkir Tepi Jalan Umum di Kota rompi dan pluit. Untuk pihak Dishub
Semarang sesuai Perda Kota Semarang
No. 2 Tahun 2012 sendiri juga kurang memadai, dalam hal
ini fasilitas berupa akomodasi.
1. Komunikasi
3. Karakteristik Birokrasi
Komunikasi terhadap agen pelaksana
Penyebaran tanggung jawab
dilakukan secara jelas namun belum
berkaitan dengan penyebaran tanggung
konsisten di beberapa titik parkir.
jawab kepada agen pelaksana yang akan
Komunikasi yang terjalin tidak hanya
mengimplementasikan kebijakan
dengan para agen pelaksana saja, namun
pemungutan retribusi parkir tepi jalan
juga kepada masyarakat sebagai target dari
umum adalah dengan penentuan agen
kebijakan dengan begitu masyarakat dapat
pelaksana. Penentuannya dimulai dari
mengetahui isi kebijakan dengan jelas.
penunjukkan secara langsung maupun

10
sukarela. Penyebaran tanggung jawab
dengan pihak lain dalam bentuk koordinasi
E. PENUTUP
dengan pihak lain pada kegiatan yang
1. Kesimpulan
berhubungan dengan implementasi
kebijakan retribusi parkir tepi jalan umum Implementasi Kebijakan Retribusi Parkir
seperti pada saat pengendalian parkir, tepi jalan umum di kelurahan krobokan
rekayasa lalulintas dan razia parkir liar. kota semarang, dapat dikatakan sudah
Prosedur pelaksanaan Perda No. 2 Tahun cukup baik, namun masih ada beberapa
2012 tertulis pada Perwal No. 20 Tahun aspek yang kurang optimal dilihat dari:
2012 tentang petunjuk pelaksanaan
1. ketepatan kebijakannya yang sudah
pemungutan retribusi parkir tepi jalan
pada pelaksanaannya sudah cukup
umum. Pada petunjuk pelaksanan tersebut
baik, namun masih dinilai kurang
kurang rinci dalam menyebutkan tupoksi
tepat, sebab untuk masalah parkir
dari juru parkir, apakah semua orang dapat
liar dan penataan parkir tidak
memungut retribusi parkir atau hanya juru
dibahas didalam kebijakan retribusi
parkir resmi pemegang KTA dari Dishub
parkir tepi jalan umum.
Kota Semarang.
2. Ketepatan Pelaksana, dalam hal ini
4. Sikap Para Pelaksana
penentuan siapa saja yang menjadi
Para agen pelaksana menunjukkan agen pelaksana dilakukan dengan
sikap positif terhadap kebijakan ini. Hal ini cukup baik. Namun di lapangan
dilihat dari komitmen para agen pelaksana masih ada ditemukan beberapa
dalam pencapaian target retribusi parkir penyimpangan seperti; tidak
ditepi jalan umum yang berusaha untuk memberikan karcis sebagai bukti
memenuhi target setoran setiap harinya. penggunaan parkir tepi jalan umum
Sikap demokrasi yang terjadi dilapangan dan masih banyak masyarakat yang
ialah juru parkir bebas memilih titik parkir membayar tarif retribusi secara
asalkan bukan di kawasan yang menjadi sekarela tidak sesuai dengan
larangan parkir. Sehingga tetap berjalan nominal yang tertera pada papan
sesuai dengan peraturan yang ada. penunjuk atau karcis.

3. Ketepatan Target, target dari


kebijakan ini adalah masyarakat
pengguna parkir tepi jalan umum,

11
juru parkir, juru pungut, dan Faktor Pendukung:
bendahara parkir. Dalam hal ini
1. Dari segi sumber daya, kuantitas
ketepatan target tidak berjalan baik
sumber daya manusia sudah cukup
pada juru parkir karena, masih
memadai
banyak juru parkir yang tidak
2. Sikap para pelaksana selama
memberika karcis sebagai bukti
implementasi telah menunjukan
parkir dan masyarakat membayar
sikap positif
retribusi parkir tidak sesuai dengan
tariff yang sudah ditentukan.
2. Saran
4. Ketepatan lingkungan, dari segi
Saran yang dapat diberikan untuk
lingkungan internal sudah berjalan
mengoptimalkan Implementasi Kebijakan
baik namun Masyarakat sekitar
Retribusi Parkir tepi jalan umum di
lingkungan sekitar kebijakan belum
kelurahan krobokan kota semarang adalah:
memberikan sikap positif yang
mendukung implementasi 1. Memperjelas petunjuk pelaksanaan
kebijakan retribusi parkir tepi jalan kebijakan
umum. 2. Pelaksanaan sosialisasi secara
berkala dan konsisten
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa
3. pada para agen pelaksana kebijakan
factor – factor yang mempengaruhi
retribusi parkir tepi jalan umum
implementasi Kebijakan Retribusi Parkir
dan masyarakat
Tepi Jalan Umum di Kota Semarang sesuai
4. Dinas Perhubungan perlu
Perda Kota Semarang No. 2 Tahun 2012
memberikan informasi mengenai
adalah sebagai berikut:
juru parkir yang memang
1. Komunikasi yang belum konsisten merupakan anggota jukir Dishub
di beberapa titik parkir kepada masyarakat sehingga dapat
2. Sumber daya fasilitas belum meningkatkan tingkat kepercayaan
memadai masyarakat kepada juru parkir
3. Petunjuk pelaksanaan yang kurang pemegang KTA.
rinci dalam penyebutan tupoksi 5. Dinas Perhubungan Kota Semarang
harus memperkuat dan
memperjelas alur penunjukkan
agen pelaksana kebijakan

12
Sedangkan untuk mengatasi beberapa Subarsono, AG. 2015. Analisis Kebijakan
factor yang menghambat, saran yang dapat Publik (Konsep, Teori,
dan Aplikasi). PUSTAKA
diberikan adalah:
PELAJAR: Yogyakarta.
1. Dinas Perhubungan Kota Semarang
Agustino, Leo. 2014. Dasar-dasar
harus memperkuat hubungan antar
Kebijakan Publik. Penerbit Alfabeta:
organisasi agar lebih baik Bandung.
2. Memberlakukan sistem parkir
Winarno, Budi. ___. Kebijakan Publik
berlangganan. (Teori, proses, dan studi
3. dengan diberikannya kartu kasus). PT. Buku Seru:
Jakarta.
pengguna parkir untuk masyarakat
sehingga meminimalisir Suwitri, Sri. 2009. Konsep Dasar
Kebijakan Publik. Badan
pembayaran retribusi baik yang
Penerbit Universitas
kurang maupun yang lebih. Diponegoro: Semarang.
4. Dinas Perhubungan perlu
Suntoro, Irawan & Hasan Hariri, Ph.D.
berkoordinasi dengan Pemerintah 2015. Kebijakan Publik.
Kota dan pihak swasta terkait GRAHA ILMU: Yogyakarta.
pengadaan fasilitas penunjang bagi Hamdi, Muchlis. 2014. Kebijakan Publik:
para agen pelaksana Proses, Analisis, dan
5. Dinas Perhubungan Kota Semarang Partisipasi. Bogor: Ghalia
Indonesia.
harus terus memberikan sosialisasi
dengan cara-cara yang baru Miles, M.B, Huberman, A.M. dan Saldana,

mengenai adanya perubahan J. 2014. Qualitative Data

kebijakan. Analysis, A Methods Sourcebook,


Edition 3. USA: Sage

F. DAFTAR PUSTAKA Publications. Terjemahan Tjetjep


Rohindi Rohidi, UI-Press.
Buku:
Moleong, Lexy.J. 2007. Metode Penelitian
Nugroho, Riant. 2011. Public Policy. PT.
Elex Media Komputindo; Jakarta Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdyakarya Offset.
Waluyo. 2007. Manajemen Publik
(Konsep, Aplikasi, dan Pasolong, Harbani. 2008. Teori
Implementasi dalam
Administrasi Publik. Bandung:
Pelaksanaan Otonomi
Daerah). Penerbit Mandar Alfabeta.
Maju; Bandung

13
Regulasi: Sari Hayati. Efektivitas dan Kontribusi
Penerimaan Retribusi Parkir
UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang terhadap PAD Kabupaten
Keuangan Daerah Seruyan. Jurnal Terapan
Manajemen dan Bisnis
UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah Riski Atika Sari. STRATEGI DINAS
(pasal 1 angka 64) PERHUBUNGAN DALAM
MENANGGULANGI
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 2
PARKIR LIAR DI TEPI
Tahun 2012 tentang Retribusi
JALAN UMUM KOTA
Jasa Umum (pasal 32 – 38)
METRO (Studi pada Dinas
Peraturan Walikota Kota Semarang Nomor Perhubungan Kota Metro).
20 Tahun 2012 tentang Skripsi
Petunjuk Pelaksanaan
Stephanny Inagama Timisela, Meinarni
Retribusi Parkir Tepi Jalan
Asnawi, Yundi Hafizrianda.
Umum
Analisis Penerimaan Retribusi
Peraturan Walikota Semarang Nomor 75 Parkir Tepi Jalan Umum di
Tahun 2016 tentang Kota Jayapura. Jurnal Keuda
Penjabaran Tugas dan Fungsi Vol. 2 No 1
Dinas Perhubungan Kota
Ivan Yudianto. 2016. Development the
Semarang
Potential of Parking Tax and
Jurnal: Parking Retribution Revenues:
Case Study in Bekasi City.
Aditya Wisnu Priambodo. Analisis World Academy of Science,
Pengelolaan Parkir Tepi Jalan Engineering and Technology
Umum di Kota Semarang International Journal of
Tahun 2012-2013. Portal Economics and Management
Garuda Engineering Vol:10, No:5

14

Anda mungkin juga menyukai