Anda di halaman 1dari 73

PENGELOLAAN RETRIBUSI TERMINAL DALAM RANGKA

OPTIMALISASI FASILITAS TERMINAL DI KOTA DEPOK

SKRIPSI

Disusun Oleh:
DINI SAFITRI
NPM: CA191111007
Program Studi: Ilmu Administrasi Publik

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI DEPOK
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pajak merupakan sumber perolehan penghasilan negara untuk

Pemerintah Indonesia yang dipungut wajib dan bersifat memaksa

berdasarkan Undang-Undang kepada setiap orang pribadi atau badan

yang telah memenuhi syarat wajib pajak. Menurut Prof. Dr. Rochmat

Soemitro, SH, dalam buku Perpajakan Edisi Revisi 2013 (2013:1)

menjelaskan Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan

undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa

timbul (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan

untuk membayar pengeluaran umum.

Di Indonesia, pajak menurut lembaga pemungutannya terbagi

menjadi dua yaitu Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Menurut Resmi

(2014:7) Pajak Negara (Pajak Pusat) adalah pajak yang dipungut oleh

pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara

pada umumnya, misalnya PPh, PPN dan PPnBM.

Sedangkan pajak daerah menurut Mardiasmo (2011:12) Pajak

Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan daerah bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat.


Pajak daerah dan Retribusi Daerah merupakan sumber pendapatan

yang sangat besar dalam membiayai anggaran rumah tangga daerah.

Retribusi Daerah berbeda dengan Pajak Daerah, dimana Retribusi Daerah

dilakukan dengan berlandaskan Peraturan Daerah. Menurut Yoyo (2017:

108) Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas

jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau

diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau

badan.

Salah satu jenis retribusi daerah yaitu Retribusi Terminal.

Syaripuddin (2010:34) mengemukakan bahwa retribusi terminal adalah

retribusi jasa usaha yang dipungut oleh Pemerintah Daerah kepada orang

pribadi/badan yang memakai jasa layanan terminal yang

menyelenggarakan angkutan orang/ barang dengan kendaraan umum.

Retribusi Terminal jika dikelola dengan baik akan menghasilkan

pendapatan daerah yang sangat berguna untuk kemakmuran rakyat di

daerah tersebut. Retribusi Terminal merupakan salah satu jenis Retribusi

Daerah yang sangat potensial dan diharapkan dapat memberikan

kontribusi pendapatan daerah di Kota Depok.

Berikut adalah tabel target dan realisasi penerimaan Retribusi

Terminal Kota Depok tahun 2019 sampai dengan tahun 2022:


Table. 1 Target Dan Realisasi Penerimaan Retribusi Terminal Kota
Depok Tahun 2019-2022
Tahun Anggaran Target Realisasi Persentase
2019 1.233.700.000 1.208.225.000 97,99%
2020 859.210.000 660.354.000 76,86%
2021 710.472.500 654.423.500 92,11%
2022 654.677.500 646.325.000 98,72%
Sumber: Dinas Perhubungan Kota Depok diolah peneliti.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2019

realisasi penerimaan Retribusi Terminal mencapai 97,99% dari target,

sedangkan untuk tahun 2020 realisasi penerimaan Retribusi Terminal

mencapai 76,86%, untuk tahun 2021 realiasasi penerimaan Retribusi

Terminal mencapai 92,11% dan untuk tahun 2022 realisasi penerimaan

Retribusi Terminal mencapai 98,72%.

Dapat disimpulkan bahwa dari tahun 2019 – 2022 persentase

penerimaan Retribusi Terminal setiap tahunnya belum stabil selalu naik

dan tetap tidak mencapai target yang sudah ditetapkan karena Kota

Depok hanya mampu merealisasikan capaian 70% sampai dengan 90%

dari target didalam pemungutan Retribusi Terminal.

Permasalahan proses pemungutan retribusi terminal ini disebabkan

karena banyaknya sopir angkot yang harus membayar iuran namun tidak

mendapatkan fasilitas yang memadai di dalam terminal tersebut. Sopir

diwajibkan untuk memasuki wilayah terminal sedangkan mereka di dalam

terminal tersebut pun jarang mendapatkan penumpang karena jarangnya

masyarakat yang mau dengan sengaja memasuki area terminal.

Adanya pungutan liar selain dari retribusi terminal juga membebani

sopir angkot namun mereka tidak bisa berbuat banyak untuk menolak.
Mereka diwajibkan membayar retribusi setiap kali memasuki area terminal,

namun jika ingin keluar dari wilayah terminal pun mereka harus membayar

lagi iuran kepada preman setempat.

Fasilitas yang kurang memadai, banyaknya pengamen jalanan dan

pengemis bisa menjadi salah satu alasan mengapa masyarakat enggan

menunggu angkot di wilayah terminal kota Depok sehingga menjadikan

sopir angkot hanya masuk ke dalam terminal untuk putar balik arah dan

bayar retribusi. Jika sang sopir angkot tersebut menolak memasuki

terminal akan dikenakan sanksi karena tidak mau mematuhi peraturan.

Dari latar belakang belakang penelitian diatas penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengelolaan Retribusi Terminal

Dalam Rangka Optimalisasi Fasilitas Terminal di Kota Depok”.

B. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian hanya membahas mengenai

pengelolaan retribusi terminal dalam rangka optimalisasi fasilitas terminal

di Kota Depok.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengelolaan retribusi terminal dalam rangka

optimalisasi fasilitas terminal di Kota Depok?


2. Apa hambatan pengelolaan retribusi terminal dalam rangka

optimalisasi fasilitas terminal di Kota Depok?

3. Apa upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan yang

ada?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh Penulis dari pengamatan ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengelolaan retribusi terminal dalam rangka

optimalisasi fasilitas terminal di Kota Depok.

2. Untuk menganalisis hambatan pengelolaan retribusi terminal

dalam rangka optimalisasi fasilitas terminal di Kota Depok.

3. Untuk menganalisis upaya yang dilakukan dalam mengatasi

hambatan yang ada.

E. Manfaat Penelitian

Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

berbagai pihak, diantaranya:

1. Aspek Akademik

Sebagai sumber referensi dan konsep tentang pengelolaan

retribusi terminal dalam rangka optimalisasi fasilitas terminal di Kota

Depok.
2. Aspek Kebijakan

Sebagai masukan kepada pemerintah dalam menyusun

kebijakan tentang pengelolaan retribusi terminal dalam rangka

optimalisasi fasilitas terminal di Kota Depok.

3. Aspek Praktis

Sebagai masukan kepada Dinas Perhubungan Kota Depok,

Pemerintah Kota Depok dalam pengelolaan retribusi terminal

dalam rangka optimalisasi fasilitas terminal di Kota Depok.


BAB II

KAJIAN LITERATUR

A. Penelitian Terdahulu

Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan

melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat

perlu dan dapat dijadikan sebagai data pendukung. Salah satu data

pendukung yang menurut penulis perlu dijadikan bagian tersendiri adalah

penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang sedang

dibahas dalam penelitian ini.

Fokus penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah terkait

dengan pengelolaan retribusi terminal. Oleh karena itu penulis melakukan

langkah kajian terhadap beberapa hasil penelitian berupa jurnal-jurnal

melalui internet. Berikut merupakan beberapa penelitian yang berkaitan

dengan penelitian ini, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1

No. Nama, Judul dan Tujuan Metode Hasil


Tahun Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian
1. (Ambarwati, Tujuan Kualitatif Hasil penelitian
Waluyo 2020) penelitian ini ini
Pelaksanaan adalah menunjukkan
Pemungutan Mengetahui Pelaksanaan
Retribusi Terminal Pelaksanaan Pemungutan
di Kabupaten Pemungutan Retribusi
Sukoharjo Retribusi Terminal Di
(Jurnal Discretie: Terminal Tipe Kabupaten
Vol.1, No.1, April, C Di Sukoharjo Yang
2020 Universitas Kabupaten Dilakukan Oleh
Sebelas Maret) Sukoharjo Dinas
Serta Faktor Perhubungan
Pendukung Kabupaten
Dan Sukoharjo
Penghambat Secara
Dalam Keseluruhan
Pelaksanaan Sudah Sesuai
Pemungutan Dengan
Retribusi Peraturan
Terminal Tipe Daerah
C Di Kabupaten
Kabupaten Sukoharjo
Sukoharjo. Nomor 13
Tahun 2011
Yang
Sebagaimana
Telah Diubah
Menjadi
Peraturan
Daerah
Kabupaten
Sukoharjo
Nomor 12
Tahun 2017
Tentang
Retribusi
Daerah.13 Hal
Ini Ditunjukan
Dengan Tarif
Yang Diberikan
Terhadap
Pemungutan
Retribusi Telah
Sesuai
Peraturan Yang
Ada Serta
Mekanisme
Dalam
Pemungutan
Retribusi
Terminal Juga
Telah Sesuai.
Terdapat Faktor
Pendukung Dan
Faktor
Penghambat
Yang Dihadapi
Oleh Dinas
Perhubungan
Kabupaten
Sukoharjo
Dalam
Pelaksanaan
Pemungutan
Retribusi
Terminal.
Faktor
Pendukungnya
Yaitu
Pengorganisasi
an Yang Baik,
Adanya
Peraturan Yang
Mengontrol
Jalannya
Pelaksanaan
Pemungutan
Retribusi
Terminal Dan
Peningkatan
Fasilitas
Terminal.
Sedangkan
Faktor
Penghambatny
a Yaitu Banyak
Kendaraan
Tidak Mau
Masuk
Terminal,
Selain Itu Masih
Kurangnya
Pengawasan
Secara Rutin
Oleh Kepala
Terminal
Kepada
Petugas
Terminal Di
Lapangan, Dan
Kondisi Sarana
Prasarana Di
Beberapa
Terminal Yang
Belum
Memadai.
2. (Magdalena, 2019)
l l l Penelitian ini l Kuantitatif
l l Hasil penelitian l l

Analisis POTENSI,
l l bertujuan l ini
Efektivitas Dan l l untuk menunjukkan l

EFISIENSI mengetahui l bahwa: l l

RETRIBUSI potensi, 1. Potensi


Terminal Pada l l l efektivitas, l retribusi
Dinas l efisiensi dan l terminal l

Perhubungan l seberapa l l termasuk dalam l l l

Kabupaten Sikka
l l l besar retribusi l kategori l

(Jurnal Projemen l terminal pada l l l terkebelakang l l

UNIPA Maumere, l l Dinas l (kontribusinya l

Vol. 6, No. 1, Perhubungan l tidak potensial l l

Januari 2019
l l Kabupaten l l dengan tingkat l l

Universitas Nusa l l Sikka yang l l pertumbuhan l

Nipa Maumere) l l akan


l l yang l

diperoleh menurun/negati l

pada tigal l l f). 2.


tahunl Berdasarkan l l l

mendatang. l l analisis rasio


l l l

efektivitas, l

pengelolaan l l

retribusi
terminal Dinas l l

Perhubungan l

Kabupaten l l
Sikka termasuk l l

dalam criteria
l l l

kurang efektif, l

3. Berdasarkan l l l

analisis rasio
l l l

efisiensi, Dinas l

Perhubungan l

Kabupaten l l

Sikka tidak l l

efisien dalam l l

merealisasikan l l l

penerimaan l l

retribusi
terminal. 4. l

Berdasarkan l l l

analisis
l l

proyeksi trend,
proyeksi
penerimaan l l

retribusi
terminal Dinas l l

Perhubungan l

Kabupaten l l

Sikka untuk tiga l l

tahun kedepan
l l

mempunyai l

trend negatif l

atau trend yang


l l l

mempunyai l

kecenderungan l

menurun.
3. (Yusmini, Utami l Tujuan dari l l Kualitatif
l l Berdasarkan l l l

2020) Analisis l l penelitian ini l hasil l

Efektivitas Dan l l adalah untuk


l l l pembahasan l l l

EFISIENSI mengetahui l dan analisis


l l l

Penerimaan l l tingkat l tingkat l

RETRIBUSI efektivitas l efektivitas dan l l

Terminal Serta l l penerimaan l l efisiensi


Prospeknya DI l retribusi penerimaan l l

Kota Denpasar
l l l terminal di l retribusi
(JUIMA Volume 10
l Kota l terminal serta l l

Nomor 2 Tahun l Denpasar, l l prospek


2020 Universitas l untuk penerimaan l l

Mahendradatta)
l l l l mengetahui l pada tahun
l l l

tingkat l 2009 sampai l l

efisiensi dengan tahun l l

penerimaan l l 2014 di Kota l

retribusi Denpasar l l

terminal di l adalah sebagai


l l l l l

Kota l berikut.
Denpasar dan l l l Dalam upaya l l l l

untuk mengoptimalka l l

mengetahui l n penerimaan l l

prospek retribusi
penerimaan l l terminal, maka l l l

retribusi target yang


l l

terminal di l ditetapkan l l

Denpasar l l hendaknya l l

tahun 2009-
l memperhatikan l l

2014. potensi yang l

sebenarnya l l

terdapat l l
dilingkungan l

terminal seperti l

kondisi
tersedianya l l

tempat areal l l l

parkir, kondisi
l

jumlah l

angkutan
l l

kendaraan l l l

umum layak l l

operasi, kondisi l

fasilitas sarana
l l l l l

prasarana di l l l l

sekitar terminal, l l

sehingga target l l

yang ditetapkan
l l l

dapat terus l l

tercapai dan l l l

mengalami l l

peningkatan. l l

Perlu dilakukan l l

pengawasan l l l

yang lebih ketat


l l

dalam l l

melaksanakan l l l l

pemungutan l

retribusi
terminal, l

melakukan l l

peningkatan l l

dalam menjagal l l l
keamanan dan l l l l

kenyamanan l l l

serta l

kebersihan l

fasilitas yang
l l l

ada di terminal.
l l l

Pelaksanaan l l l l

Retribusi
Terminal harus l l

lebih tertib dan l

transparan l l l

serta perlu l

dilakukan revisi l l

terhadap perda l l l

retribusi
terminal l

mengenai tarif l l

dan strukturnya.
l l

4. (Fakhziatuddin,
l l Tujuan l Kualitatif
l l Hasil penelitian l l

Syahbandir,l l penelitian l menunjukkan l

Mujibussalim l untuk bahwa l l

2018) mengetahui l pengelolaan l l

Efektivitas l penentuan l retribusi


RETRIBUSI target
l terminal dari l l

Terminal Dalam l l l penerimaan l l tahun 2014


l

Peningkatan l l retribusi sampai dengan


l l l

Pendapatan Asli l l l l terminal, l tahun 2016


l

Daerah
l l apakah
l l l dinilai masih l l

(Syiah Kuala Law


l l l l pemungutan l kurang efektif, l

Journal : Vol. 2, l retribusi Proses


No.1 April 2018
l terminal l penentuan l

UNIVERSITAS l sudah efektif,


l target termuat
l l

SYIAH KUALA)
l l l dan untuk
l dalam setiap l l l

mengetahui l Rencana l l

pungutan l Pembangunan l l

retribusi Jangka l l

terminal apa l l l Menengah l

perlu (RPJM)
dipertahankan
l l l Kabupaten/Kota l l l

. yang l

merupakan l l

Dokumen
perencanaan l l l

yaitu meliputi
l

Rencana l l

Strategis, l

Rencana Kerja l l l

dan Rencana l l l

Kegiatan dan l l l

Anggaran.
l l l

Retribusi
terminal perlu l

dipertahankan l l l

oleh setiap l

Pemerintah l

Kabupaten/Kota l l l

karena menjadi
l l l

prospek yang l

positif,
khususnya di l

Wilayah Aceh l l l
yang l

Penghasilan l l

Asli Daerah
l l l

masih sangat l l l

rendah. l

Disarankan l l l

kepada l l

Pemerintah l

Kabupaten/Kota
l l l

untuk lebih
serius dalam l l

mengelola l

retribusi
terminal, untuk l

bertindak tegas l l

kepada para l l l l

supir yang tidak l l

membayar l l

retribusi , dan l

disarankan l l l

kepada petugas l l l

agar melakukan
l l l l

pengutipan l

sesuai dengan l l

prosedur
sehingga tidak l l

menimbulkan l

kebocoran l

pemasukan. l l

5. (MUHAMMAD
l l Tujuan
l Kualitatif
l l Hasil penelitian l l

ARIS, 2019)
l penelitian
l menunjukkan l
Pengelolaan l l antara lain
l l l l bahwa terkait l l l

RETRIBUSI untuk dengan l

Terminal Dalam l l l mengetahui l pelaksanaan l l l l

Meningkatkan l l pengelolaan l l pemungutan l

Realisasi l l retribusi tarif di terminal,


l l

Penerimaan l l terminal l terkadang tidak l l l

RETRIBUSI dalaml l berjalan dengan l l l

Terminal Callaccu l l l meningkatkan l l sebagaimana l l l l

DI Kabupaten l l realisasi l l mestinya,karen l l

Wajo l penerimaan l l a ada beberapa


l l l l l

(Jurnal Ilmiah l l retribusi pengendara l l

Administrasi Publik terminal


l l l yang masuk
l l

dan Bisnis Vol 1,


l Callaccu di l l yang tidak ingin
l l

No 1, September Kabupatenl l mengambil l

2019 Universitas l Wajo. l karcis padahal


l l l l

Puangrimaggalatu
l l l l sudah l

ng) disediakan. l l

mengenai l

karcis l

terkadang tidak l l l

mereka berikan l l

kepada l l

pengguna jasa l l l

terminal l

dikarenakan l l l

pengguna jasa l l l

(masyarakat) l l l l

terkadang tidak l l l

ingin diberi
karcis atau l l l

tidak l
menanyakan l l l

karcis tersebut
l

kepada l l

petugas. l

Padahal karcis
l l l l

tersebut telah l

disediakan oleh l l

Kepala l l

Terminal. l

Kendala lain l l l

menurut
pengguna jasa l l l

(masyarakat) l l l l

bahwa memang
l l l

benar tarif l l

terminal yang l l

mereka berikan l l

kepada petugas l l l

pemungut
retribusi
terminal l

sebesar l

Rp1000,- dan l

Rp 2000,-. Dan l

selain itu juga l l

terkadang l l

petugas l

pemungut
retribusi
terminal suka l l

mengeluh
apabila
l l l

pengguna jasa l l l

memberikan l

tarif sesuai
l l

dengan tarif l l

yang l

ditentukan. Dan l l

terkadang juga l l l

mereka tidak l l

memberikan l

karcis. Hal l l

tersebut masih l

memerlukan l

pengelolaan l l

yang lebih baik


l l

lagi.l

6. (Murzian, Abidin & l l This study qualitative


l l The results of
Tenri 2019) aims to
l this study
RETRIBUTION explain the l aimed that the
l l

MANAGEMENT
l l retribution management l l

STRATEGIES AT l l management
l l strategy of l

THE CITY strategy and l l retribution in the


TRANSPORTATIO outline the
l l transportation l l

N DEPARTMENT l factors that


l l department of l

OF BAUBAU l l influence the Baubau City l l

(International l l implementatio l was carried out l l

Journal of l n of the in two ways l

Academic
l l retribution namely l

Research and l l management


l l intensification l

Reflection Vol. 7, strategy at the


l l and
l

No. 5, 2019 Department of l extensification. l


Dayanu
l l Transportatio
l l Intensification l

Ikhsanuddin
l n of the City of charge l

University) of Baubau.
l l management is l l

done through
guidance and l l

training, l

through
employee
discipline in
carrying out
l

tasks and
l l

counseling to
the community
while efforts to
reduce the cost
of
administrative
l l

fees have not l

been made. l

While the
extensification l

strategy is done l

through the first


through tariff l

adjustments,
l

but the
expansion of l

subjects and l

objects of
retribution is still
very minimal. l
Second,
through
coordination l

and support
l

efforts that l

involve all l

parties of the
l

Department of l

Transportation l l

itself as well as l l

outside parties l

such as the l

kelurahan and l l l

regional finance l l

parties. There
l

are two factors


l l

influencing the
organization's l l

strategy in l

managing feesl l

in the
Transportation l l

Department of l

Baubau City.
l l

First is the
internal factor, l l

where the
organizational l l l

structure and l

resources,
although
l
limited, affect l

the
implementation l

of the
management l l

fee strategy. l

Organizational l l l

culture and l

existing
leadership
l

factors also
l l

influence the
implementation l

of retribution
management l l

strategies. l

Second,
external factors l l

that influence
l

are
l

technological l

factors and the


l l

economic and l

political l

environment.

Sumber: diolah oleh penulis


Berdasarkan hasil penelusuran penelitian terdahulu sebagaimana
l l l l l l l l l l l

uraian di atas, penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa keenam


l l l l l l l l l l l

peneliti tersebut sama-sama meneliti tentang pengelolaan retribusi l l l l l l l

daerah.
l l

Adapun perbedaan penelitian terdahulu diatas dengan penelitian


l l l l l l l l l l

yang akan diteliti penulis adalah:


l l l l l l

1. Dalam penelitian Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Terminal di


l l l l l l l l l

Kabupaten Sukoharjo, metode penelitian tersebut dengan


l l l l l

penelitian penulis lakukan, sama-sama menggunakan metode l l l l l l l l l

kualitatif. Keterkaitan penelitian ini dengan penelitian penulis


l l l l l l l

adalah sama-sama meneliti pengelolaan retribusi daerah, jika


l l l l l l l l l l l l

perbedaan dalam penelitian ini melihat dari pelaksanaan l l l l l l l l l l l

pemungutan l retribusi terminal l di Kabupaten l l Sukoharjo, l

sedangkan yang diteliti penulis melihat dari pengelolaan retribusi


l l l l l l l

terminal dalam rangka optimalisasi fasilitas terminal di Kota


l l l l l l l l l l l

Depok.

2. Dalam penelitian Analisis Potensi, Efektivitas dan Efisiensi


l l l l l l l

Retribusi Terminal pada Dinas Perhubungan Kabupaten Sikka, l l l l l l l l

metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, sedangkan l l l l l l l l l l l

penelitian yang dilakukan penulis yaitu metode kualitatif. l l l l l l l

Keterkaitan penelitian ini dengan yang diteliti oleh penulis adalah


l l l l l l l l

sama-sama l l l l meneliti pengelolaan l l retribusi daerah, l l jika l

perbedaan dalam penelitian ini melihat dari potensi, efektivitas l l l l l l l l


dan efisiensi retribusi
l terminal pada Dinas Perhubungan l l l l l

Kabupaten Sikka, sedangkan yang diteliti penulis melihat dari


l l l l l l l l

pengelolaan retribusi terminal dalam rangka optimalisasi fasilitas


l l l l l l l l l l l

terminal di Kota Depok. l l

3. Dalam penelitian Analisis Efektivitas dan Efisiensi Penerimaan


l l l l l l l l l

Retribusi Terminal serta Prospeknya di Kota Denpasar, metode l l l l l l

penelitian tersebut dengan penelitian penulis lakukan, sama-


l l l l l l l

sama menggunakan metode kualitatif. Perbedaannya adalah,


l l l l l l l l l l l l

penelitian sebelumnya bertujuan untuk mengetahui tingkat


l l l l l

efektivitas penerimaan retribusi terminal di Kota Denpasar, untuk


l l l l l l l

mengetahui tingkat efisiensi penerimaan retribusi terminal di


l l l l l

Kota Denpasar dan untuk mengetahui prospek penerimaan


l l l l l l l

retribusi terminal di Denpasar tahun 2009-2014, sedangkan l l l l l l

penulis bertujuan untuk menganalisis pengelolaan retribusi l l l l l

terminal dalam rangka optimalisasi fasilitas terminal di Kota


l l l l l l l l l l l

Depok.

4. Dalam l l penelitian l Efektivitas l Retribusi Terminal l Dalam l l

Peningkatan l l Pendapatan Asli Daerah, metode penelitian l l l l l l l

tersebut dengan l penelitian l penulis lakukan, l l sama-sama l l l l

menggunakan metode kualitatif. Keterkaitan penelitian ini l l l l l l l

dengan l penelitian l penulis adalah l l l sama-sama l l l l meneliti

pengelolaan retribusi daerah, jika perbedaan dalam penelitian ini


l l l l l l l l l l

melihat dari efektivitas retribusi terminal dalam peningkatan asli


l l l l l l l l l
daerah, yang diteliti penulis melihat dari pengelolaan retribusi
l l l l l l l

terminal dalam rangka optimalisasi fasilitas terminal di Kota


l l l l l l l l l l l

Depok.

5. Dalam l l penelitian l Pengelolaan l l Retribusi Terminal l Dalam l l

Meningkatkan l l Realisasi l l Penerimaan l l Retribusi Terminal l

Callaccu di Kabupaten Wajo, metode penelitian tersebut dengan


l l l l l l l

penelitian penulis lakukan, sama-sama menggunakan metode l l l l l l l l l

kualitatif. Keterkaitan penelitian ini dengan penelitian penulis


l l l l l l l

adalah sama-sama meneliti pengelolaan retribusi daerah, jika


l l l l l l l l l l l l

perbedaan dalam penelitian ini melihat dari Pengelolaan l l l l l l l l l

Retribusi Terminal Dalam Meningkatkan Realisasi Penerimaan l l l l l l l l l

Retribusi Terminal Callaccu l l l di Kabupaten Wajo, sedangkan l l l l l

yang diteliti penulis melihat dari pengelolaan retribusi terminal


l l l l l l

dalam rangka optimalisasi fasilitas terminal di Kota Depok.


l l l l l l l l l l

6. Dalam l l Retribution Management l l Strategies l at


l The City

Transportation Department of BAUBAU penelitian tersebut


l l l l l l

bertujuan untuk menjelaskan strategi pengelolaan retribusi dan


l l l l l l l

menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan l l l l l l l l l l

strategi pengelolaan retribusi di Dinas Perhubungan Kota


l l l l l l

Baubau, sedangkan penulis bertujuan untuk menganalisis


l l l l l l l

pengelolaan retribusi terminal dalam rangka optimalisasi fasilitas l l l l l l l l l l l

terminal di Kota Depok. l l


Berdasarkan dari keenam penelitian tersebut di atas, dapat
l l l l l l l l l l

disimpulkan l bahwa l l dalam l l pengelolaan l l retribusi daerah l l kepada l l

Pemerintah Kabupaten/Kota untuk lebih serius dalam mengelola retribusi


l l l l l l l

daerah khususnya retribusi terminal. Retribusi terminal dapat terlaksana


l l l l l l l l l l

dengan baik apabila didukung dengan petugas pemungutan retribusi yang


l l l l l l l l l

tegas serta para sopir angkot dan masyarakat bisa mendapatkan fasilitas
l l l l l l l l l l l l l l l l

terminal yang memadai. Maka dari itu penulis bertujuan untuk mengetahui
l l l l l l l l l

Pengelolaan Retribusi Terminal Dalam Rangka Optimalisasi Fasilitas


l l l l l l l l l l l

Terminal di Kota Depok. l l

B. Kajian Pustaka
l l l l

1. Administrasi Publik l l

a. Pengertian Administrasi Publik l l l

Berikut ini beberapa pengertian Administrasi Publik dari l l l l l l

beberapa ahli adalah sebagai berikut: l l l l l l l l

Menurut Rosenbloom (2005) dalam (Pasolong, 2014: 8), l l l

mengatakan bahwa: l l l l l

“Administrasi Publik adalah pemanfaatan teori-teori dan


l l l l l l l l l l

proses-proses manajemen, politik, dan hukum untuk l l l

memenuhi keinginan pemerintah di bidang legislatif, l l l l

dalam rangka fungsi pengaturan dan pelayanan


l l l l l l l l l l

masyarakat secara keseluruhan atau sebagian.” l l l l l l l l l l l

Menurut Henry dalam (Mulyadi, 2015: 34), mengatakan l l l l l l

bahwa: l l

“Administrasi Publik adalah suatu kombinasi yang


l l l l l l l l

kompleks antara teori dan praktik dengan tujuan l l l l l l l


mempromosi pemahaman terhadap pemerintah dalam l l l l l l l l

hubungannya dengan masyarakat yang diperintah dan l l l l l l l l l l

juga mendorong kebijakan publik agar lebih responsif


l l l l l

terhadap kebutuhan sosial. Administrasi publik berusaha


l l l l l l l l

melembagakan praktik praktik manajemen agar l l l l l l l l l

sesuai dengan nilai efektifitas dan efisiensi.” l l l l l

Menurut Pasolong (2007) dalam (Revida et al., 2020: 3), l l l l l

mengatakan bahwa:
l l l l l

“Administrasi publik adalah bentuk kerja sama yang


l l l l l l l l l

dilakukan oleh sekelompok orang atau lembaga dalam


l l l l l l l l l

melaksanakan tugas-tugas pemerintahan


l dalam l l l l l l l l l

memenuhi kebutuhan publik secara efisien dan efektif.” l l l l

Menurut Waldo dalam (Syafri, 2012: 20), l l l l mengatakan l l l

bahwa:
l l

“Administrasi Publik adalah organisasi dan manajemen


l l l l l l l l l l

manusia dan material


l (peralatannya) untuk l l l l l l l l

pencapaian tujuan pemerintah/Negara.” l l l l l l l

Menurut Ibrahim (2007) dalam Erika Revida, dkk (2020:3), l l l l l

mengatakan bahwa:
l l l l l

“Administrasi
l Publik adalah seluruh upaya l l l l l l

penyelenggaraan pemerintah yang meliputi l l l l l

kegiatan manajemen pemerintah (perencanaan,


l l l l l l l l

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan l l l l l l l l l l l

terhadap pembangunan) dengan sebuah mekanisme kerja


l l l l l l l l

serta dukungan sumber daya manusia.” l l l l l l

Menurut Chandler dan Plano (1988) dalam (Revida et al., l l l l l l l

2020: 3-4), mengatakan bahwa: l l l l l

“Administrasi Publik adalah suatu proses dimana sumber


l l l l l l l l

daya dan personel publik diorganisir dan dikoordinasikan


l l l l l l l

untuk memformulasikan, dan mengimplementasikan l l l l l

dan mengelola keputusan dan kebijakan publik.”


l l l l l l

Menurut Barton dan Chapel dalam (Keban, 2019: 6), l l l l l l

mengatakan bahwa:
l l l l l
“Administrasi Publik sebagai the work of government atau
l l l l l l

pekerjaan yang dilakukan oleh pemerintah.” l l l l l l

Menurut (Keban, 2019: 5), mengatakan bahwa: l l l l l l

“Istilah Administrasi Publik adalah menunjukkan l l l l l l l

bagaimana pemerintah berperan sebagai agen tunggal


l l l l l l l l l l

yang berkuasa atau sebagai regulator, yang aktif dan


l l l l l l l l l l l

selalu berinisiatif dalam mengatur atau mengambil


l l l l l l l l

langkah dan prakarsa, yang menurut mereka penting atau


l l l l l l l l l l

baik untuk masyarakat karena diasumsikan bahwa


l l l l l l l l l l l

masyarakat adalah pihak yang pasif, kurang mampu, dan


l l l l l l l l l l l l l

harus tunduk dan menerima apa saja yang diatur


l l l l l l l l l

pemerintah.” l

Berdasarkan l l l pendapat l l para l l ahli l tersebut dapat l l

disimpulkan pengertian administrasi publik adalah Administrasi l l l l l l l l l

publik adalah suatu proses kerjasama yang dilakukan oleh


l l l l l l l l l l

sekelompok orang yang tergabung di dalam organisasi publik l l l l l l l

yang secara rasional melakukan kegiatan perencanaan,


l l l l l l l l l l l l

pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan terhadap l l l l l l l l l l l

orang dan sarana prasarana untuk mencapai tujuan politik yaitu


l l l l l l l l l l l l l

memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. l l l l l l l l l l l l

b. Ruang Lingkup Administrasi Publik l l l

Administrasi Publik memiliki ruang lingkup yang secara


l l l l l l

implisit berhubungan dengan tata pemerintah, seperti yang l l l l l l

diungkapkan oleh (Kencana, 2013: 27), bahwa ruang lingkup


l l l l l l l

administrasi publik meliputi sebagai berikut:


l l l l

“di bidang hubungan, peristiwa dan gejala pemerintahan l l l l l l l l

yang banyak ditulis pakar pemerintahan meliputi


l l l l l l l

administrasi pemerintahan pusat; administrasi pemerintah


l l l l l l l l

daerah; administrasi
l pemerintahan kecamatan; l l l l l l l l
administrasi
l pemerintahan kelurahan; administrasi l l l l l l l

pemerintahan desa; administrasi pemerintahan l l l l l l l

kotamadya; administrasi pemerintahan kota; administrasi


l l l l l l l l l l

pemerintahan; administrative departemen, administrative l l l l l l l

no-departemen. Di bidang kekuasaan yang banyak ditulis l l l l l l l l

oleh pakar ilmu politik luar negeri; administrasi politik l l l l l

dalam negeri; administrasi partai politik; posisi masyarakat


l l l l l l l l l l

LSM; administrasi kebijaksanaan pemerintahan; policy; l l l l l l l l

wisdom; kondisi; peran pemerintah.” l l

Menurut Nicholas Henry (1995) dalam (Keban, 2019: 10), l l l l

mengatakan bahwa: l l l l l

“Ruang lingkup administrasi publik terdiri dari: a) l l l l l

organisasi publik, pada prinsipnya berkenaan dengan


l l l l l l l l

model model organisasi dan perilaku birokrasi; b) l l l l l

manajemen publik, yaitu berkenaan dengan sistem dan


l l l l l l l

ilmu manajemen, evaluasi program dan produktivitas, l l l l l l l

anggaran publik, dan manajemen sumber daya manusia;


l l l l l l l l l l

c) implementasi yaitu menyangkut pendekatan terhadap l l l l l l l

kebijakan publik dan implementasinya, privatisasi, l l l l l l l

administrasi antar pemerintahan, dan etika birokrasi.”


l l l l l l l l l

Menurut (Pasolong, 2014: 21), mengatakan bahwa ada l l l l l l l l

delapan ruang lingkup administrasi publik yaitu:


l l l l l l

“Kebijakan publik, birokrasi politik, manajemen publik, l l l l l

kepemimpinan, pelayanan publik, administrasi l l l l l l

kepegawaian egara, kinerja, dan etika administrasi publik.” l l l l l l l l l l

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan l l l l l l l l l l l l

bahwa ruang lingkup administrasi publik meliputi organisasi


l l l l l l l

publik; kebijakan publik; birokrasi publik; manajemen publik; l l l l l

kepemimpinan; pelayanan publik; administrasi kepegawaian l l l l l l l l l

negara; kinerja; dan etika administrasi publik; ruang lingkup


l l l l l l l l

administrasi publik bidang hubungan, peristiwa dan gejala


l l l l l l l l

pemerintahan; dan ruang lingkup administrasi publik bidang l l l l l l l

kekuasaan. l l l
2. Administrasi Pajak
l l l l

a. Pengertian Administrasi Perpajakan l l l l l l

Administrasi Pajak dalam (Gunadi, 2006), mengatakan:


l l l l l l l l l l

“Administrasi pajak adalah administrasi hukum atau legal


l l l l l l l l l l l l

administration, artinya administrasi yang harus dijalankan


l l l l l l l l l l l

adalah bagaimana ketentuan hukum menghendaki


l l l l l l l l l

khususnya ketentuan hukum formal perpajakan, disini l l l l l l

administrasi pajak adalah merupakan instrument


l dari l l l l l l l l l

ketentuan formal perpajakan yang ada. Hal yang demikian l l l l l l l l l l l

ini administrasi pajak memiliki posisi yang sangat penting,


l l l l l l l

tidak hanya pada pelayanan, pengawasan, dan


l l l l l l l l l l l l

pembinaan namun juga menyangkut hak-hak wajib yang l l l l l l l l l

yakin benar bahwa pelaksanaan kewajiban perpajakannya


l l l l l l l l l l l l l l

dilindungi dengan administrasi yang baik.” l l l l l

Menurut Lumbanturuan dalam (Rahayu, 2013: 93), l l l l l l

mengatakan bahwa: l l l l l

“Administrasi Perpajakan (Tax Administration) ialah cara-


l l l l l l l l l l l l

cara atau prosedur pengenaan dan pemungutan pajak”.


l l l l l l l l l l

Mengenai peran administrasi perpajakan, (Pandiangan, l l l l l l l l l l

2016: 33) mengemukakan bahwa: l l l l

“Administrasi perpajakan
l diupayakan untuk l l l l l l l

merealisasikan peraturan perpajakan dan penerimaan l l l l l l l l l l l

negara sebagaimana amanat APBN”. l l l l l l l l l l

Berdasarkan l l l pendapat l l para l l ahlil di atas, l l penulis

menyimpulkan bahwa administrasi l l l l l perpajakan l l l merupakan l l

suatu bagian dari pelaksanaan hukum formal di bidang


l l l l l l l l l l

perpajakan dalam rangka menjalankan fungsi pelayanan,


l l l l l l l l l l l l l

pengawasan dan pembinaan, karena administrasi perpajakan


l l l l l l l l l l l l l

melalui pelaksanaan tata usaha perpajakan dan sarananya


l l l l l l l l l l l l l l l l l

timbul bukan karena hasil imajinasi ataupun rekaan dari para l l l l l l l l l l l l l


penyelenggara, akan tetapi disusun sebagai kehendak dari l l l l l l l l l

ketentuan l formal l perpajakan l l l untuk melaksanakan l l l l misi

menjadikan ketentuan material perpajakan suatu kenyataan


l l l l l l l l l l l l

yang baik dan benar.


l l l l

b. Ruang Lingkup Administrasi Perpajakan l l l l l l

Menurut Lawrence H. Summers dalam (Rahayu, 2013: l l l l l

93), mengatakan bahwa: l l l l l

“Administrasi perpajakan adalah sebagai prosedur


l l l l l l l l l l

meliputi antara lain tahap-tahap pendaftaran wajib pajak, l l l l l l l l l l l l l l

penetapan pajak, pembayaran pajak, pelaporan pajak, l l l l l l l l l l l l l

dan penagihan pajak.”


l l l l l

Selain itu, (Nurmantu, 2013: 154) juga menyatakan bahwa


l l l l l l l l

administrasi perpajakan sebagai prosedur meliputi tahap-tahap


l l l l l l l l l l l

pendaftaran l l l Wajib l Pajak l l (taxprayer), l l penetapan l l dan l

penagihan.
l l

3. Pengelolaan l l

a. Pengertian Pengelolaan l l l

Menurut Poewandarminta (2002: 469) mendefinisikan l l l l

pengelolaan yaitu : l l l

“Pengelolaan berasal dari kata dasar “kelola”, kemudian l l l l l l l l l l l

diberi imbuhan menjadi mengelola yang berarti mengurus l l l l l

atau mengatur. Pengertian pengelolaan lebih jauh


l l l l l l l

diartikan sebagai penyelenggaraan dan sebagainya.”


l l l l l l l l l l l

Pengertian l pengelolaan l l menurut Prajudi l Atmosuryo l

(1982: 282) adalah: l l l


“suatu aktivitas pemanfaatan serta pengolahan sumber
l l l l l l l l l l

daya yang akan digunakan dalam kegiatan untuk


l l l l l l l l l l l

mencapai atau tujuan tertentu.” l l l l l

Menurut G.R. Terry dalam H.Malayu (2006:2) l l l l

“manajemen pengelolaan adalah proses yang terdiri dari


l l l l l l l l l

fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, l l l l l l l l l l

pengawasan dan pengendalian. Untuk mencapai tujuan l l l l l l l l l

organisasi secara maksimal harus menjalankan empat


l l l l l l l l l l l

fungsi di atas secara seimbang. Hal ini dikarenakan l l l l l l l l l

keempat fungsi tersebut saling berkaitan dan l l l l l

berhubungan antara satu dengan yang lain.” l l l l l l l l

Jadi dapat penulis simpulkan, bahwa yang dimaksud


l l l l l l l l

dengan pengelolaan adalah penyelenggaraan yang dilakukan


l l l l l l l l l l l l

dengan tujuan untuk mengurus dan mengatur. Agar bisa


l l l l l l l

tercapai hasil yang optimal, maka segala sesuat perlu


l l l l l l l l l l

pengelolaan. l l

b. Pengertian Pengelolaan Keuangan Daerah l l l l l l l

Menurut Albdul Hallim daln Theresial Dalmalyalnti

(2007:137) bahwa pengertian pengeloaan keuangan daerah l l l l l l l l l l

adalah:
l l l

“Keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, l l l l l l l

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggung


l l l l l l l l l l l l

jawaban dan pengawasan keuangan daerah”.


l l l l l l l l l l l

Kemudian menurut Muindro Renyowijoyo (2013:199) l

bahwa, pengertian pengelolaan keuangan daerah merupakan:


l l l l l l l l l l

“Pengelolaan keuangan daerah merupakan subsistem dari l l l l l l l l l

sistem pengelolaan keuangan Negara dan merupakan l l l l l l l l l

elemen pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan l l l l l l l

daerah” l l
Dan Menurut Baldric Siregar (2015:11) bahwa pengertian
l l l l l l

pengelolaan keuangan daerah adalah:


l l l l l l l l l

“Pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan l l l l l l l l l l

kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,


l l l l l l l l l l

penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan


l l l l l l l l l l l l

pengawasan keuangan daerah”. l l l l l l l

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat

disimpukan bahwa pengelolaan keuangan daerah adalah

subsistem dari sistem pengelolaan keuangan Negara dan

merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan

pengawasan keuangan daerah.

c. Azas Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

Menurut Balldric Siregar (2015:12) keuangan daerah

dikelola dengan azas tertentu. Keuangan daerah dikelola

secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif,

efesiensi, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab l l l l l

dengan memperhatikaln azas keadian, kepatuhan, dan manfaat


l l l l

untuk masyarakat. Berikut ini adalah uraian terhadap azas l l

umum pengelolaan keuangan daerah tersebut:

1) Tertib Keuangan daerah dikelola secara tepat waktu dan l l l l l l l l l l

tepat guna yang didukung dengan bukti-bukti administrasi


l l l l l l

yang dapat dipertanggungjawabkan.


l l l l l l l
2) Taat pada peraturan perundang-undangan keuangan
l l l l l l l l l l l

daerah dikelola dengan berpedoman pada peraturan


l l l l l l l l l

perundangundangan. l l l

3) Efektif Pencapaian hasil program dengan target yang l l l l l l l l

telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan


l l l l l l l l l

keluaran dengan hasil. l l l l

4) Efisiensi Pencapaian keluaran yang maksimum dengan l l l l l l l l

masukan tertentu atau penggunaan masukan terendah


l l l l l l l l l

untuk mencapai keluaran tertentu. l l l l

5) Ekonomis Pemerolehan masukan (input) dengan kualitas l l l l l l

dan kuantitas tertentu pada tingkat harga yang terendah.


l l l l l l l l l l

6) Transparan Prinsip keterbukaan yang memungkinkan


l l l l l l l

masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses


l l l l l l l l l l

informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah. l l l l l l l l

7) Bertanggungjawab l l l Perwujudan l kewajiban l l seseorang l

untuk mempertanggungjawabkan l l l l pengelolaan l l dan l

pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebujakan l l l l l l l l l l l

yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian


l l l l l l l l l l l l l l

tujuan yang telah ditetapkan. l l l l l

8) Keadilan l l Keseimbangan l l distribusi kewenangan l l dan l

pendanaannya dan atau keseimbangan distribusi hak dan


l l l l l l l l l l l

kewajiban berdasarkan pertimbangan yang obyektif.


l l l l l l l l
9) Kepatuhan Tindakan atau suatu sikap yang dilakukan l l l l l l l l l l l

dengan wajar dan proporsional. l l l l l

10) Manfaat Keuangan daerah diutamakan untuk pemenuhan


l l l l l l l l l l l

kebutuhan masyarakat. l l l l l

d. Indikator Pengelolaan l l l

Pada l l umumnya l pengelolaan l l merupakan l l aktivitas


l l

merubah sesuatu sehingga menjadi lebih baik dan memiliki


l l l l l l

nilai-nilai yang lebih tinggi dari semula. Pengelolaan dapat juga


l l l l l l l l l l

diartikan sebagai kegiatan untuk melakukan sesuatu agar lebih


l l l l l l l l l l l

sesuai dan juga lebih bermanfaat dan sesuai dengan


l l l l l l l l l

kebutuhan. l George R. Terry (2009:9) mengemukakan, l l

pengelolaan l l serupa l dengan l manajemen l l menjadikan l l

pengelolahan dianggap sebagai salah satu proses membeda- l l l l l l l l l l

bedakan atas perencanaan, pegorganisasian, penggerakan


l l l l l l l l l l l l

dan pengawasan dengan menggunakan baik ilmu maupun seni


l l l l l l l l l

agar
l l dapat l l memperoleh tujuan l yang l telah l ditetapkan l l

sebelumnya. Sejalan dengan Terry, Oey Liang Lee dalam l l l l l l l

Suprapto (2009:5), juga mendefinisikan, manajemen selaku


l l l l l l

seni perencanaan, l l l pengorganisasian, l l l pengarahan, l l l

pengkoordinasian, dan pengontrolan l l l l terhadap human and l l l l

national
l l resources (terutama l l human l resources) untuk

mencapai tujuan yang sudah ditentukan lebih dahulu.


l l l l l l l
Pengelolaan merupakan suatu proses kegiatan yang l l l l l l l l

meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan l l l l l l l l l l l

pengawasan. Lebih lanjut Moekijat (2000:1) mengemukakan


l l l l l l l

pengertian pengelolaan l l l adalah suatu proses tertentu yang


l l l l l

terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan


l l l l l l l l l l l

pengawasan yang dikerjakan untuk


l l l l l l memilih dan l mencapai l l

tujuan tertentu dengan cara memanfaatkan manusia dan


l l l l l l l l l l l

sumber-sumber lain. l Selanjutnya l mengenai l pengertian l

pengelolaan menurut Pamudji (1985:7) mengemukakan, kata


l l l l l l l

pengelolaan berasal dari kata “kelola‟ yang diartikan mengurus.


l l l l l l l l l l l

Jadi pengelolaan didefinisikan sebagai pengurusan yaitu


l l l l l l l l

mengganti l nilai-nilai l l yang l lebih tinggi, dengan l begitu

pengelolaan juga memuat arti sebagai pembaharuan, yaitu


l l l l l l l l l l l

melakukan upaya- upaya demi menjadikan sesuatu lebih


l l l l l l l l l

sesuai atau cocok dengan kebutuhan menjadi lebih baik dan


l l l l l l l l

lebih bermanfaat. l l l

Pendapat Pamudji diatas perihal pengelolaan tampak l l l l l l l l l l

menitik beratkan pada dua faktor penting yaitu: l l l l l l l

1) Pengelolaan sebagai pembangunan yang mengganti l l l l l l l l

sesuatu sehingga menjadi baru dan memiliki nilai yang


l l l l l l l

lebih tinggi.

2) Pengelolaan sebagai pembaharuan yaitu upaya untuk l l l l l l l l l l

memelihara sesuatu agar lebih cocok dengan kebutuhan. l l l l l l l


Adapun l l pengertian l pengelolaan l l menurut Nugroho

(2003:119), yang l mengemukakan l l bahwa, l l pengelolaan l l

merupakan istilah yang digunakan dalam ilmu manajemen.


l l l l l l l l l l

Secara etomologi istilah kata pengelolaan bermula dari kata


l l l l l l l l l l l

.kelolah. (to manage) dan umumnya merujuk pada cara


l l l l l l l l l

mengurus atau menangani sesuatu untuk mencapai tujuan l l l l l l l l

tertentu. Jadi pengelolaan merupakan ilmu manajemen yang l l l l l l l l

berkaitan dengan proses mengurus dan menangani sesuatu


l l l l l l l

untuk mewujudkan tujuan tertentu yang ingin dicapai. l l l l l

Selanjutnya l l Admosudirjo l (2005:160) mendefinisikan l

bahwa,
l l pengelolaan l l merupakan l l pengendalian l l dan l

pemanfaatan seluruh faktor sumber daya yang berdasarkan


l l l l l l l l l l l

dari suatu perencanaan dibutuhkan untuk


l l l l l l menyelesaikan l l

suatu tujuan tertentu.


l l

Dari l pengertian l Admosudirjo l diatas l l menekankan l l

pengelolaan pada proses mengendalikan dan memanfaatkan l l l l l l l l l l l

seluruh faktor sumber daya untuk memperoleh tujuan tertentu l l l l

agar sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Untuk


l l l l l l l l l l

lebih jelasnya mengenai dari fungsi manajemen dalam skripsi l l l l l l l l

Hasnaeni (2013:7) yang dikemukakan George R. Terry dalam


l l l l l l l

buku Maringan l l Masry l Simbolon (2004: 36), meliputi

perencanaan, l l l pengorganisasian, l l l pelaksanaan l l l l dan l

pengawasan. l l l
1) Perencanaan (Planning) l l l l

Yaitu proses menetapkan secara garis besar apa

yang perlu dilakukan dan metode yang digunakan untuk

melakukannya agar mencapai tujuan yang telah

ditetapkan bagi organisasi; Perencanaan terdiri atas

beberapa faktor, seperti:

a) Membuat kebijakan, sasaran, dan standar

b) Membuat peraturan dan prosedur

c) Membuat rencana

d) Melakukan prediksi (prediksi, ramalan)

e) Mengevaluasi efektivitas proses perencanaan

Planning berasal dari kata plan, yang berarti rencana,


l l l l l l l l l l l

rancangan, maksud, dan niat, planning


l l l l l l l merupakan l l

perencanaan. S.P. Hasibuan (2001: 40) mengatakan


l l l l l l l l

bahwa perencanaan merupakan pedoman pelaksanaan


l l l l l l l l l l l l

dan proses l penentuan tujuan dengan mengambil l l l l

alternatif yang terbaik dari alternative- alternative yang


l l l l l l l l l l

ada.
l l

Konsep planning tentunya sama, namun setiap l l l l l l

organisasi mempunyai perspektif yang berbeda- beda.


l l l l l l

Perencanaan menurut Abe (2001: 43) adalah susunan l l l l l l l l

(rumusan) sistematik perihal langkah-langkah perihal


l l l l l l l l

langkah (tindakan-tindakan) yang akan dilaksanakan di


l l l l l l l l l l l l l
masa depan, dengan berdasarkan pada pertimbangan-
l l l l l l l l l l l

pertimbangan yang pantas atas potensi, faktor-faktor l l l l l l l l l

eksternal dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam l l l l l l l l

rangka memperoleh suatu tujuan tertentu.


l l l l

Dibalik itu semua, tentunya perencanaan dibuat untuk


l l l l l l l

seoptimal mungkin. Menurut Tjokroamidjojo (1995: 12) l l

mendefinisikan l perencanaan l l l sebagai l l suatu l proses

bagaimanal l l l memperoleh tujuan l sebaik-baiknya l l l

(maksimum output) dengan sumber-sumber yang ada


l l l l l

agar lebih efisien dan efektif. Selanjutnya dikatakan


l l l l l l l l

bahwa, perencanaan merupakan penetapan tujuan yang


l l l l l l l l l l l

akan dicapai atau yang akan dilakukan, bagaimana, dan


l l l l l l l l l l l l l l l l

oleh siapa. l l

2) Pengorganisasian (Organizing) l l l l

Yaitu penciptaan dari struktur otoritas formal dimana


l l l l l l l l

sub bagian l l kerja l dapat l l diatur, l dirumuskan, l dan l

dikoordinasikan, untuk l l mencapai tujuan yang telah l l l l l

ditetapkan. Hal ini melibatkan beberapa faktor yaitu :


l l

a) Sasaran atau tujuan

b) Pengelompokan tugas

c) Penugasan tenaga kerja

d) Kekuasaan dan akuntabilitas

e) Pengalihan wewenang
Mengorganisasikan l l l atau l l (organizing) l merupakan l l

suatu proses menyatukan orang- orang yang terlibat


l l l l l l l

dalam suatu organisasi tertentu dan menyatupadukan


l l l l l l l l l

fungsi serta tugasnya dalam organisasi. l l l l l l l

Pengorganisasian menurut S.P. Hasibuan 2001:40 l l l l l

yaitu, suatu proses penentuan, pengelompokan, dan


l l l l l

pengaturan berbagai macam kegiatan yang diperlukan


l l l l l l l l l l

untuk memperoleh suatu tujuan, menempatkan orang- l l l l l

orang pada setiap kegiatan ini, menyediakan sarana-


l l l l l l l l l l l

sarana yang diperlukan, menetapkan wewenang yang


l l l l l l l l l

dengan bijaksana didelegasikan kepada seluruh individu


l l l l l l l l

yang akan melaksanakan kegiatan- kegiatan tersebut.


l l l l l l l l l l l

Sedangkan Menurut G.R.Terry dalam buku S.P. Hasibuan


l l l l l l

(2001:40) bahwa pengorganisasian merupakan tindakan l l l l l l l l l

mengusahakan hubungan-hubungan perilaku yang efektif l l l l l l l

antara orang-orang, sehingga dengan begitu mereka


l l l l l l l l

mampu bekerja sama secara efisien, dan dengan


l l l l l l l l

demikian mendapat kepuasan untuk pribadi dalam hal l l l l l l l l l

memenuhi tugas-tugas tertentu pada kondisi lingkungan l l l l l

tertentu demi mencapai tujuan atau sasaran tertentu. l l l l l l l l

3) Pelaksanaan (actuating) l l l l l l

Yaitu l kegiatan l l dimana l l menggerakkan l l semua l

bawahan, agar berkenan untuk bekerja dan bekerja sama


l l l l l l l l l l l
dengan efektif untuk mencapai tujuan. Ada beberapa
l l l l

faktor yang harus dipenuhi untuk keberhasilan

pelaksanaan, yaitu:

a) Kepemimpinan

b) Sikap dan Semangat

c) Komunikasi

d) Insentif

e) Pengawasan

f) Kedisplinan

Pelaksanaan l l l l merupakan l l kegiatan l l dimana l l

menggerakkan semua bawahan, agar berkenan untuk l l l l l l l l l

bekerja dan bekerja sama dengan efektif untuk mencapai


l l l l l l l l

tujuan. Menurut G.R Terry dalam buku.S.P. Hasibuan


l l l l l

(2001:41) menyebutkan bahwa pelaksanaan merupakan l l l l l l l l l

membuat setiap anggota kelompok agar berkenan bekerja


l l l l l l l l

secara ikhlas dan bekerja sama serta bersemangat untuk


l l l l l l l l l l

mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan upaya-


l l l l l l l l l l l

upaya organisasi. Actuating merupakan aktivitas yang


l l l l l l l l l l l

menggerakkan dan mengupayakan agar para pekerja l l l l l l l l l l l

melaksanakan kewajiban dan tugasnya.


l l l l l l l l l

4) Pengawasan (controlling)l l l

Yaitu l dilakukan l l sepenuhnya l untuk menghindari l

adanya potensi penyelewengan atau penyimpangan atas


l l l l l l l l l l
tujuan- tujuan yang akan dicapai. Pengawasan memiliki
l l l l l l l

indikator sebagai berikut:

a) Menetapkan kriteria standar

b) Membuat transformasi untuk mencapai sasaran

c) Membangun struktur dan proses akuntabilitas

d) Menilai kinerja manajemen secara keseluruhan

Pengawasan l l l berkaitan l l erat l dengan l fungsi

perencanaan, dan kedua fungsi ini merupakan hal yang


l l l l l l l l l

sama- sama mengisi karena :


l l l l l l

a) Pengawasan harus lebih dahulu direncanakan l l l l l l l l

b) Pengawasan baru dapat dilaksanakan jika ada l l l l l l l l l l l l l

rencana. l l

c) Pelaksanaan rencana akan bagus jika pengawasan l l l l l l l l l l l l l

dilaksanakan dengan baik.


l l l l l l

d) Tujuan bisa diketahui bahwa tercapai secara baik atau l l l l l l l l l l l l

tidak, setelah pengawasan atau penilaian dilakukan.


l l l l l l l l l l l

Pengertian pengawasan menurut Haroold Koontz l l l l l

dalam l l buku Dasar-dasar l l l l Manajemen l l (2009:189)

merupakan penakaran dan perbaikan terhadapl l l l l l l l l l suatu l

penerapan kerja bawahan, agar rencana- rencana telah


l l l l l l l l l l l l l

dilakukan untuk mencapai tujuan- tujuan perusahaan


l l l l l l l l l

dapat terselenggara.
l l l l
Sedangkan menurut G.R. Terry (2009: 395) pengawasan l l l l l

dapat diartikan sebagai proses penentuan apa yang mestinya


l l l l l l l l l l l

dicapai yaitu standar, tentang apa yang harus dilaksanakan


l l l l l l l l l l l l l l

yaitu pelaksanaan, serta menilai pelaksanaan serta apabila


l l l l l l l l l l l l l l l

perlu melalukan perbaikan- perbaikan, sehingga pelaksanaan l l l l l l l l l l l

sejalan dengan rencana yaitu selaras dengan standar.


l l l l l l l l l l l

Pengawasan pada dasarnya dilakukan sepenuhnya untuk l l l l l l l l l l l

menghindari l adanya l l l potensi penyelewengan l atau l l

penyimpangan atas tujuan-tujuan yang akan dicapai, melalui l l l l l l l l l l l l

pengawasan diharapkan agar dapat mendukung melaksanakan


l l l l l l l l l l l l l l

kebijakan yang telah ditentukan untuk memperoleh tujuan-


l l l l l l

tujuan yang telah direncanakan dengan efektif dan efisien.


l l l l l l l l

Pengawasan juga dapat melihat sejauh mana kebijakan


l l l l l l l l l l l l

pimpinan dijalankan dan sampai sejauh mana penyimpangan


l l l l l l l l l l l l

yang timbul dalam pelaksanaan kerja tersebut.


l l l l l l l l

Pengawasan l l l bukan l ditujukan l untuk mencari-cari l l

penyimpangan atau mencari siapa yang salah dalam pekerjaan l l l l l l l l l l l l l l

yang dilakukan. Tujuan utama daripada pengawasan adalah


l l l l l l l l l l l l l l l

dilakukan untuk mengetahui apa yang salah demi perbaikan


l l l l l l l l l l

dimasa yang akan datang, dan juga mengarahkan seluruh


l l l l l l l l l l l l

kegiatan- kegiatan dalam rangka pelaksanaan dari pada suatu


l l l l l l l l l l l l l l l l

rencana maka dari itu dapat diharapkan suatu hasil yang


l l l l l l l l l l l l l
optimal. Proses pengawasan dilakukan dengan bertahap
l l l l l l l l l

melalui langkah- langkah sebagai berikut:


l l l l l l l

1) Menentukan standar-standar yang akan digunakan dasar l l l l l l l l l l l l

pengawasan l l l

2) Mengukur pengaplikasian atau hasil yang telah dicapai l l l l l l l l l l

3) Membandingkan pengaplikasian atau hasil dengan standar l l l l l l l l l l l

memastikan penyimpangan jika ada l l l l l l l

4) Melakukan l l kegiatan l l perbaikan, l l jika l menemukan l

penyimpangan agar pengaplikasian dan tujuan sesuai l l l l l l l l l l

dengan rencana. l l l

Rencana juga butuh dinilai ulang dan dianalisis kembali, l l l l l l l l l

apakah sudah benar- benar realistis atau tidak. Jika realistis


l l l l l l l l l l l l

atau belum benar


l l l maka rencana itu wajib diperbaiki. l l l l l l

Pengelolaan l l retribusi atau l l yang l sering disebut

manajemen
l l retribusi biasanya l l l sering dikaitkan l l dengan l

aktivitas-aktivitas dalam
l l l l l l organisasi l l dimana l l dalam l l hal l

pengelolaan retribusi berupa perencanaan, pengorganisasian,


l l l l l l l l l

pengendalian, pengarahan, dan pengawasan. Untuk mencapai l l l l l l l l l l l

tujuan organisasi secara maksimal maka Terminal di Kota


l l l l l l l l l l l

Depok harus menjalankan empat fungsi manajemen secara l l l l l l l l l

seimbang. Hal ini dikarenakan keempat fungsi tersebut saling


l l l l l l l

berkaitan dan berhubungan antara satu dengan yang lain.


l l l l l l l l l l l

Sejumlah l ahli l memberikan l batasan l l l bahwa l l manajemen l l


merupakan suatu proses, yang diartikan sebagai usaha yang
l l l l l l l l l l l

sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Proses ini


l l l l l l l

merupakan deretan tindakan yang berjenjang, berlanjut dan


l l l l l l l l l

berkaitanl l dilakukan
l l untuk mencapai l l tujuan l yang
l telah l

ditetapkan.
l l

e. Keberhasilan Pengelolaan

Nick Devas (1989: 279) menjelaskan faktor keberhasilan

pengelolaan meliputi:

1) Tanggung jawab (Accountability): pemerintah daerah

harus mempertanggungjawabkan tugas keuangannya

kepada lembaga atau orang yang berkepentingan yang

sah. Lembaga atau badan meliputi kepala daerah (orang

yang memawahi semua satuan tata usaha dan

masyarakat umum). Adapun unsur-unsur penting

tanggung jawab mencakup keabsahan, setiap transaksi

keuangan harus berpangkal pada wewenang hukum

tertentu, pengawasan, tata cara yang efektif untuk

menjaga kekayaan uang dan barang, mencegah

penghamburan dan penyelewengan, dan

memastikan semua pendapatan yang sah benar-benar

terpungut. Oleh karena itu sumber dan penggunaannya

harus tepat.
2) Memenuhi kewajiban keuangan, keuangan daerah harus

ditata sedemikian rupa sehingga mampu melunasi semua

ikatan keuangan jangka pendek dan jangka panjang

(termasuk pinjaman jangka panjang).

3) Kejujuran, urusan keuangan harus diserahkan kepada

pegawai yang jujur dan kesempatan untuk berbuat curang

diperkecil.

4) Hasil guna dan daya guna, tata cara mengurus keuangan

daerah harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan

program dapat direncanakan dan dilaksanakan untuk

mencapai tujuan pemerintah daerah dengan biaya

serendah-rendahnya dan dalam waktu secepat- cepatnya.

5) Pengendalian, petugas keuangan pemerintah daerah,

dewan perwakilan rakyat daerah, dan petugas

pengawasan harus melakukan pengendalian agar semua

tujuan tersebut di atas tercapai. Mereka harus

mengusahakan agar selalu mendapatkan informasi yang

diperlukan untuk memantau pelaksanaan penerimaan dan

pengeluaran dan untuk membandingkan penerimaan dan

pengeluaran dengan rencana dan sasaran. Dengan

demikian jika faktor tersebut dijalankan dengan baik akan

menghasilkan pengelolaan yang tepat sesuai dengan

tujuan utama pengelolaan.


f. Hambatan dan Upaya Pengelolaan

Menurut Mangkoesuebroto dalam Eka (2010) kesadaran

wajib retribusi termasuk dalam hambatan pengelolaan dan

sering dikaitan dengan kerelaan dan kepatuhan dalam

melaksanakan hak dan kewajiban retribusi sesuai dengan

peraturan berlaku, masih banyaknya angkutan umum yang

tidak masuk ke dalam terminal, kurangnya pemahaman dan

kesadaran wajib retribusi terhadap pungutan Retribusi Terminal

dan tidak adanya sanksi yang tegas bagi yang tidak membayar

retribusi, serta kurang tegasnya petugas dalam melakukan

penertiban di terminal.

Kendala dalam pelaksanaan pemungutan retribusi ini

adalah banyaknya awak bus yang tidak memiliki kesadaran

untuk membayar retribusi. Untuk mengatasi hal tersebut, maka

perlu dilakukan tindakan tegas terhadap wajib retribusi tersebut.

Tidak tercapainya target pada pemungutan retribusi

terminal dikarenakan karena adanya kendala-kendala yang

menghambat pencapaian target. Kendala-kendala yang

menghambat pencapaian target adalah:

1) Banyak kendaraan yang tidak beroperasi

Banyak kendaraan yang tidak beroperasi disebabkan

beberapa faktor antara lain; Kendaraan sudah tua, tidak

ada penambahan angkutan yang baru, penurunan


penumpang karena bersaing dengan kendaraan roda dua

(ojek), dan tidak ada peremajaan trayek-trayek baru.

2) Kesadaran petugas dan wajib retribusi

Kurangnya kesadaran wajib retribusi dalam membayar

kewajibannya, dan masih adanya diskriminasi yang

dilakukan oleh para petugas membuat realisasi

penerimaan retribusi terminal tidak sesuai yang

direncanakan, hal ini karena kurangnya kesadaran wajib

retribusi dalam melaksanakan kewajibannya membayar

retribusi, masih melekatnya pengaruh hubungan

kekeluargaan yang dilakukan oleh para petugas dan jiwa

sosial para petugas yang masih ada, serta sanksi yang

tidak ada kepada para pemungut yang melakukan

diskriminasi.

3) Kondisi Sarana dan Prasarana

Secara umum sarana dan prasarana adalah alat

penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang

dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila

kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang

dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang

diharapkan sesuai dengan rencana.


Berdasarkan teori sutedi (2008:100), optimalisasi

pemungutan retribusi terminal dapat dilakukan dengan berbagai

upaya antara lain:

1) Sosialisasi

Untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat atau

wajib retribusi terminal tentang pentingnya membayar

retribusi, maka Dinas Perhubungan harus mengadakan

sosialisasi Peraturan Daerah tentang Retribusi Retribusi

Terminal. Yakni melalui penyuluhan penyuluhan secara

langsung dan tidak langsung kepada wajib retribusi.

Dengan penyuluhan ini diharapkan masyarakat mengerti

tentang hak dan kewajiban sebagai wajib retribusi.

2) Peningkatan Pengawasan

Agar dalam melaksanakan pemungutan retribusi

terminal dapat berjalan dengan baik, Dinas Perhubungan

harus melaksanakan pengawasan secara langsung

terhadap pelaksanaan retribusi terminal di masing-masing

TPR. Dengan demikian diharapkan para petugas pungut

melaksanakan tugasnya dengan baik dan tidak ada

kebocoran dalam pelaksanaan retribusi terminal.

3) Memperbaiki dan Meningkatkan Sarana Prasarana

Agar para wajib retribusi merasa nyaman diperlukan

adanya sarana dan prasarana yang memadai. Terhadap


kondisi terminal yang kurang memadai, Dinas

Perhubungan harus berusaha meningkatkan sarana dan

prasarana tersebut dengan memperbaiki fasilitas terminal

yang rusak. Dengan sarana dan prasarana yang memadai

diharapkan para wajib retribusi merasa nyaman dan

membayar retribusi terminal sesuai kewajibannya.

4. Retribusi Terminal

a. Pengertian Retribusi Terminal l l

Menurut Darwin l (2010:173), mengatakan l l l bahwa: l l

“Retribusi Terminal adalah pelayanan penyediaan tempat parkir l l l l l l l l l l l

untuk kendaraan penumpang bis umum, tempat kegiatan l l l l l l l

usaha, dan fasilitas lainnya


l l l l l l l dilingkungan l terminal, l

yang disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah


l l l l l l l l

Daerah. l l

Retribusi terminal merupakan salah satu jenis retribusi l l l l l l

jasa usaha yang keberadaannya cukup bermanfaat bagi setiap


l l l l l l l l l l l l l l

kendaraan bermotor umum yang digunakan untuk mengatur


l l l l l l l

kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan


l l l l l l l l l l l

orang dan/atau barang serta perpindahan moda angkutan.


l l l l l l l l l l l l

Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan


l l l l l l l l l l l l

Retribusi Terminal adalah pembayaran atas pelayanan yang l l l l l l l l l l l l l

diberikan oleh pemerintah daerah terhadap pemanfaatan


l l l l l l l l l l

terminal angkutan penumpang dan fasilitas terminal lainnya.


l l l l l l l l l l
Pengelolaan l l retribusi terminal l sangat l l diperlukan l dalam l l

memanfaatkan potensi yang ada khususnya retribusi terminal,


l l l l l l l l l

sehingga dapat menjadi sumber pembiayaan yang dapat l l l l l l l l l l

menunjang penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan l l l l l l l l l

di daerah tersebut. l l

b. Konsep Retribusi Terminal l

Syaripuddin (2010:34) mengemukakan bahwa retribusi


l l l l l

terminal merupakan retribusi jasa usaha yang dipungut oleh


l l l l l l

Pemerintah Daerah kepada orang pribadi/badan yang memakai l l l l l l l l l l l l

jasa layanan terminal yang menyelenggarakan angkutan orang/


l l l l l l l l l l l l l

barang dengan kendaraan umum.


l l l l l l

5. Fasilitas

a. Pengertian Fasilitas l l l

Menurut Kotler (2009:45), mendefinisikan l fasilitas


l l

merupakan segala sesuatu yang sengaja disediakan oleh


l l l l l l l l l l

penyedia jasa untuk dipakai serta dinikmati oleh konsumen l l l l l l l

yang bertujuan memberikan tingkat kepuasan yang maksimal.


l l l l l l l l l

Menurut Tjiptono (2014:317), fasilitas merupakan sumber l l l l

daya fisik yang harus ada sebelum suatu jasa di tawarkan


l l l l l l l l l l l l

kepada konsumen.fasilitas merupakan elemen utama dari


l l l l l l l l l

sebuah usaha jasa, oleh karena itu kondisi interior serta


l l l l l l l l

kebersihan harus dipertimbangkan oleh l l l l pihak l perusahaan l l l

demi tercapainya suatu kepuasan terhadap pihak konsumen. l l l l l l l l l


Menurut Suryo Subroto (2010 : 22) Fasilitas adalah segala l l l l l l l

sesuatu l yang l dapat l l mempermudah l dan l memperlancar l l

pelaksanaan suatu usaha dapat berupa benda-benda maupun


l l l l l l l l l l l l l

uang. l

Dari berbagai pengertian di atas maka dapat dikatakan


l l l l l l l l l l l l l

bahwa l l Fasilitas l l merupakan l l segala l l sesuatu l yang l

mempermudah konsumen dalam memperoleh manfaat dari l l l l l l l

jasa yang diberikan oleh Terminal di Kota Depok.


l l l l l l

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Fasilitas


l l l l l l

Menurut Nirwana (2014 : 47) terdapat beberapa faktor l l l l l l l

yang mempengaruhi Fasilitas dalam suatu jasa diantaranya


l l l l l l l l l l l l l

adalah :
l l l

1) Desain Fasilitas l l l

2) Nilai Fungsi l

3) Estetika l

4) Kondisi yang mendukung l

5) Peralatan penunjang. l l l l

Beberapa pendapat pada dasarnya memiliki pengertian l l l l l l l l l l

yang sama dan pada intinya yaitu Fasilitas yang diberikan


l l l l l l l l l l l l

kepada konsumen dapat mempermudah dalam menggunakan


l l l l l l l l l

sarana dan prasarana yang telah disediakan. Fasilitas yang


l l l l l l l l l l l l l l l

dimaksud dalam penelitian ini pada Terminal kota Depok.


l l l l l l l l
C. Indikator Fasilitas

Menurut Tjiptono (2011: 184) indikator Fasilitas ada 3 yaitu : l l l l l l

1. Pertimbangan/Perencanaan Spasial l l l l l l l

Aspek l seperti proporsi, kenyamanan l l l dan l lain l lain l

dipertimbangkan, l l dikombinasikan l l dan l dikembangkan l l untuk

memancing respon l intelektual maupun emosional dari pemakai l l l l l l

atau orang yang melihatnya.


l l l l l l

2. Perencanaan Ruangan

Unsur ini mencakup interior dan arsitektur, seperti penempatan l l l l l

perabot dan perlengkapan dalam ruangan, desain dan aliran sirkulasi


l l l l l l l l l l l l l

dan lain-lain l l l

3. Perlengkapan dan Perabot

Perlengkapan dan perabot berfungsi sebagai sarana yang l l l l l l l l l l

memberikan l kenyamanan, l l l sebagai l l pajangan l l l atau l l sebagai l l

infrastruktur pendukung bagi pengguna jasa. Unsur Pendukung


l l l l l

lainnya, seperti: toilet, wifi, tempat lokasi makan dan minum dan lain
l l l l l l l l l

sebagainya. l l l

D. Kerangka Konseptual

Menurut Uma Sekaran dalam (Sugiyono, 2017: 60), mengemukakan l l l l l l l

bahwa kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana


l l l l l l l l l l l l

teori berhubungan dengan berbagai l l l l faktor yang telah didefinisikan


l l l l

sebagai masalah yang penting.


l l l l l l
Sedangkan menurut Suriasumantri dalam (Sugiyono, 2017: 60),
l l l l l l

kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-


l l l l l l l l l l l l l

gejala yang menjadi objek permasalahan.


l l l l l l l l

Untuk mengoptimalisasi pengelolaan retribusi terminal dan fasilitas di l l l l l l l l

terminal l Kota l Depok. Banyak l l kendala-kendala l l l l yangmenyebabkan l l l

pengoptimalan pengelolaan retribusi terminal dan fasilitas di terminal Kota l l l l l l l l l l

Depok. Diperlukan suatu kebijakan dari pemerintah untuk mempermudah l l l l l l l

dan memperlancar dalam melayani pengguna jasa


l l l l l l l l l l untuk mereka l

mendapatkan haknya dalam hal pelayanan publik yang baik.


l l l l l l l l l l l l l

Penulis menggunakan dasar teori indikator pengelolaan keuangan l l l l l l l l l

daerah George R. Terry (2013:15) pengelolaan yang persis denganfungsi


l l l l l l

manajemen l l terbagi l atas l l empat tahapan yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian.

Dari fungsi yang disebutkan di atas kemudian mengarah dalam


l l l l l l l l l l

rangka untuk mengoptimalkan pemungutan retribusi terminal. Dalam


l l l l l l l l

menganalisa pengelolaan retribusi terminal dalam l l l l l l l l rangka optimalisasi


l l l l

fasilitas terminal di Kota Depok serta untuk menganalisis hambatan yang


l l l l l l l l l l l

timbul dalam upaya pengelolaan retribusi terminal dalam rangka l l l l l l l l l l l

optimalisasi fasilitas terminal di Kota Depok dan upaya yang dapat


l l l l l l l l l l l l

dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut.


l l l l l l l l l l
E. Metode Konseptual

Gambar 1.1
l l

Model Konseptual l

Pengelolaan
Retribusi Terminal

Teori pengelolaan

George.R. Terry
Faktor - Perencanaan Faktor
Pendukung Penghambat
- Pengorganisasian

- Pelaksanaan

- Pengawasan

Optimalisasi
Pengelolaan
Retribusi dan
Fasilitas Terminal
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan

pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

manusia. Sebagaimana dikemukakan oleh (Herdiansyah, 2014: 9), yaitu:

“Tujuan penelitian kualitatif untuk memahami fenomena dalam


konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses
interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan
fenomena yang sedang diteliti”.

Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk memahami perilaku manusia,

dari kerangka acuan pelaku sendiri, yakni bagaimana pelaku memandang

dan menafsirkan kegiatan dari segi pendiriannya. Metode deskriptif yaitu

metode dimana penulis mengumpulkan data- data penelitian yang

diperoleh dari objek peneitian dan literatur-literatur lainnya kemudian

menguraikan secara rinci untuk mengetahui permasalahan penelitian dan

mencari penyelesaiannya. Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat

deskripsi, gambaran secara tepat mengenai fakta, keadaan gejala yang

merupakan objek penelitian.

Penelitian kualitatif memberikan keleluasaan untuk mengubah arah

penelitian setelah peneliti lebih mengerti apa yang sebenarnya diselidiki.

Di dalam penelitian kualitatif permasalahan penelitian dalam pendekatan


kualitatif perlu dieksplorasi karena ketersediaan informasi yang terbatas

tentang topik yang diangkat di dalam suatu penelitian.

Dengan menggunakan jenis penelitian ini, peneliti secara langsung

terjun ke lapangan mencari informasi yang berkenaan dengan

pengelolaan retribusi terminal dalam rangka optimalisasi fasilitas terminal

di Kota Depok beserta hambatan-hambatan dalam pelaksanaannya dan

upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan

tersebut.

B. Operasionalisasi Konsep

Menurut (Sugiyono, 2012: 31) mengatakan definisi operasional

variabel bahwa :

“Operasional adalah penentuan konstrak atau sifat yang akan


dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi
operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk
menelitidan mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi
peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara
yang sama atau mengembangkan cara pengukuran konstrak yang
lebih baik.”

Menurut (Darmayanti, 2008: 13) definisi operasional adalah

“rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yang menjadi

pokok pembahasan dan penelitian karya ilmiah. “

Jadi, dapat disimpulkan operasional adalah definisi yang

didasarkan atas sifat-sifat variabel yang diamati. Operasional mencakup

hal-al penting dalam penelitian yang memerlukan penjelasan. Operasional

bersifat spesifik, rinci, tegas dan pasti yang menggambarkan karakteristik


variabel-variabel penelitian dan hal-hal yang dianggap penting.

Penelitian ini menganalisa pengelolaan retribusi terminal dalam rangka

optimalisasi fasilitas terminal di Kota Depok dan memfokuskan pada:

1. Pengelolaan Retribusi Terminal Dalam Rangka Optimalisasi

Fasilitas Terminal di Kota Depok, berdasarkan teori yang

diungkapkan oleh George R. Terry (2013:15) pengelolaan yang l l l

persis dengan fungsi manajemen terbagi atas :


l l l l l l

a. Perencanaan (planning) l l l l

Yaitu proses menetapkan secara garis besar apa yang


l l l l l l l l l l

perlu dilakukan l l dan l metode yang l digunakanl l untuk

melakukannya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan bagi


l l l l l l l l l l l l l

organisasi. Perencanaan terdiri atas beberapa faktor, seperti :


l l

1) Membuat kebijakan, sasaran, dan standar

2) Membuat peraturan dan prosedur

3) Membuat rencana

4) Melakukan prediksi (prediksi, ramalan)

5) Mengevaluasi efektivitas proses perencanaan

b. Pengorganisasian (organizing)

Yaitu penciptaan dari struktur otoritas formal dimana sub


l l l l l l l l

bagian kerja dapat diatur, dirumuskan, dan dikoordinasikan,


l l l l l l l l l l

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini melibatkan


l l l l l l l

beberapa faktor yaitu:

1) Sasaran atau tujuan


2) Pengelompokan tugas

3) Penugasan tenaga kerja

4) Kekuasaan dan akuntabilitas

5) Pengalihan wewenang.

c. Pelaksanaan (actuating)

Yaitu kegiatan dimana menggerakkan semua bawahan,


l l l l l l l l l l l

agar berkenan untuk bekerja dan bekerja sama dengan efektif


l l l l l l l l l

untuk mencapai tujuan. Ada beberapa faktor yang harus


l l l

dipenuhi untuk keberhasilan pelaksanaan, yaitu:

1) Kepemimpinan

2) Sikap dan Semangat

3) Komunikasi

4) Insentif

5) Pengawasan

6) Kedisplinan

d. Pengawasan (controlling)

Yaitu dilakukan sepenuhnya untuk menghindari adanya


l l l l l l l l

potensi penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan- tujuan l l l l l l l l l

yang akan dicapai. Pengawasan memiliki indikator sebagai


l l l l l

berikut:

1) Menetapkan kriteria standar

2) Membuat transformasi untuk mencapai sasaran

3) Membangun struktur dan proses akuntabilitas


4) Menilai kinerja manajemen secara keseluruhan.

2. Menganalisis hambatan-hambatan manajemen dalam

pengelolaan retribusi terminal dalam rangka optimalisasi

fasilitas terminal di Kota Depok, menurut Mangkoesuebroto

dalam Eka (2010) kesadaran wajib retribusi termasuk dalam

hambatan pengelolaan dan sering dikaitkan dengan kerelaan

dan kepatuhan dalam melaksanakan hak dan kewajiban

retribusi sesuai dengan peraturan berlaku. Kendala-kendala

yang menghambat pencapaian target adalah:

a. Banyak kendaraan yang tidak beroperasi

Banyak kendaraan yang tidak beroperasi disebabkan

beberapa faktor antara lain; Kendaraan sudah tua, tidak ada

penambahan angkutan yang baru, penurunan penumpang

karena bersaing dengan kendaraan roda dua (ojek), dan tidak

ada peremajaan trayek-trayek baru.

b. Kesadaran petugas dan wajib retribusi

Kurangnya kesadaran wajib retribusi dalam membayar

kewajibannya, dan masih adanya diskriminasi yang dilakukan

oleh para petugas membuat realisasi penerimaan retribusi

terminal tidak sesuai yang direncanakan, hal ini karena

kurangnya kesadaran wajib retribusi dalam melaksanakan

kewajibannya membayar retribusi, masih melekatnya pengaruh

hubungan kekeluargaan yang dilakukan oleh para petugas dan


jiwa sosial para petugas yang masih ada, serta sanksi yang

tidak ada kepada para pemungut yang melakukan diskriminasi.

c. Kondisi Sarana dan Prasarana

Secara umum sarana dan prasarana adalah alat

penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di

dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak

tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat

mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana.

3. Menganalisis upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk

mengatasi hambatan yang ada. Berdasarkan teori sutedi

(2008:100), optimalisasi pemungutan retribusi terminal dapat

dilakukan dengan berbagai upaya antara lain:

a. Sosialisasi

Untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat atau wajib

retribusi terminal tentang pentingnya membayar retribusi, maka

Dinas Perhubungan harus mengadakan sosialisasi Peraturan

Daerah tentang Retribusi Retribusi Terminal. Yakni melalui

penyuluhan penyuluhan secara langsung dan tidak langsung

kepada wajib retribusi. Dengan penyuluhan ini diharapkan

masyarakat mengerti tentang hak dan kewajiban sebagai wajib

retribusi.
b. Peningkatan Pengawasan

Agar dalam melaksanakan pemungutan retribusi terminal

dapat berjalan dengan baik, Dinas Perhubungan harus

melaksanakan pengawasan secara langsung terhadap

pelaksanaan retribusi terminal di masing-masing TPR. Dengan

demikian diharapkan para petugas pungut melaksanakan

tugasnya dengan baik dan tidak ada kebocoran dalam

pelaksanaan retribusi terminal.

c. Memperbaiki dan Meningkatkan Sarana Prasarana

Agar para wajib retribusi merasa nyaman diperlukan

adanya sarana dan prasarana yang memadai. Terhadap

kondisi terminal yang kurang memadai, Dinas Perhubungan

harus berusaha meningkatkan sarana dan prasarana tersebut

dengan memperbaiki fasilitas terminal yang rusak. Dengan

sarana dan prasarana yang memadai diharapkan para wajib

retribusi merasa nyaman dan membayar retribusi terminal

sesuai kewajibannya.

C. Teknik Pengumpulan Data

(Sugiyono, 2015:224) berpendapat bahwa teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian karena tujuan

utamanya adalah untuk memperoleh data. Proses pengumpulan data

dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan :


1. Proses memasuki lapangan peneliti (getting in) dimana pada

tahap ini peneliti memasuki lokasi dengan membawa

persetujuan penelitian dari departemen, persetujuan penelitian

dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Depok, serta

persetujuan dari Dinas Perhubungan Kota Depok dan para

sopir di Terminal Kota Depok untuk menjalin hubungan yang

baik.

2. Saat berada di tempat penelitian (interacting), di mana pada

tahap ini peneliti membina hubungan yang baik dengan subjek

penelitian. Dengan menggunakan teknik purposive, peneliti

mencari informasi yang diperlukan untuk memahami makna

yang disampaikan oleh informan.

3. Pengambilan data (data collection) pada tahap ini dilakukan

dengan menggunakan teknik wawancara yang difokuskan pada

penerapannya. Dalam studi ini, peneliti tidak hanya

menanyakan informasi tentang suatu peristiwa kepada

informan pertama, tetapi juga meminta pendapat informan

tentang peristiwa tersebut. Selain itu, peneliti juga meminta

kepada informan untuk mengemukakan pengertian mereka

tentang suatu peristiwa yang dapat digunakan sebagai dasar

untuk memperoleh keterangan atau sumber bukti dalam

penelitian ini.
Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Pengamatan merupakan suatu metode yang sistematis, logis,

objektif, dan rasional untuk mencatat berbagai fenomena, baik dalam

situasi nyata maupun dalam situasi buatan, dengan tujuan

mencapai hasil yang diinginkan.

2. Wawancara

Wawancara merupakan cara pengumpulan data yang dilakukan

untuk mendapatkan informasi terkait dengan tujuan penelitian,

dengan melakukan wawancara langsung dengan Kepala UPTD.

Pengelolaan Terminal Kota Depok dan Pengawas Terminal Kota

Depok. Dalam penelitian ini, teknik wawancara dipakai untuk

mendapatkan informasi seputar Retribusi Terminal di Kota Depok.

3. Dokumentasi

Sugiyono (2015:82) menjelaskan bahwa :

“Dokumentasi merupakan pencatatan peristiwa di masa lalu,


yang dapat berupa teks, gambar. Peneliti menggunakan data
konsumen, data penjualan, serta dokumentasi berupa foto yang
menampilkan konsumen sebagai data sekunder dalam
penelitian ini.

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan secara terarah

dengan menyusun beberapa pertanyaan sebagai panduan, namun

dimungkinkan variasi pertanyaan yang disesuaikan dengan situasi

dan kondisi yang ada. Tujuan utama dari wawancara ini adalah untuk
mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Selain itu,

wawancara juga bertujuan untuk memperoleh informasi tentang

peristiwa dan situasi tertentu yang dialami oleh para sopi di

Terminal Kota Depok. Wawancara dilakukan dengan tidak

menyimpang dari tujuan awal penelitian.

D. Penentuan informan

Penentuan informan dilakukan untuk menentukan orang yang dapat

memberikan informasi mengenai latar belakang dan situasi penelitian.

Informasi merupakan orang yang memiliki pengetahuan atau informasi

tentang hal atau peristiwa tertentu yang akan diteliti. Informan dipilih

berdasarkan kualifikasi yang dimilikinya, baik karena kedudukannya pada

jabatan tertentu atau karena kegiatan di bidang tertentu.

Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling. Menurut (Wahyuni, 2012:33) purposive sampling

adalah satu strategi pengambilan sampel yang paling populer untuk

memilih kelompok partisipan berdasarkan kriteria terpilih yang relavan

dengan pertanyaan penelitian tertentu. Dalam penelitian ini, informan yang

dipilih oleh peneliti adalah:

1. Informan 1 : Kepala UPTD. Pengelolaan Terminal Kota Depok

2. Informan 2 : Staf Pengawas Pengelolaan Terminal Kota Depok

3. Informan 3 : Sopir 1 selaku Wajib Retribusi

4. Informan 4 : Sopir 2 selaku Wajib Retribusi


E. Teknik Analisis Data

(Gunawan., 2013) menyatakan bahwa analisis data merupakan

bagian yang sangat penting dalam penelitian karena dari analisis tersebut

diperoleh hasil baik substantive maupun formal. Selain itu, analisis data

kualitatif sangat sulit karena tidak adanya pedoman baku, proses yang

linier, dan aturan yang sistematis.

Menutu Sugiyono (2014), Miles dan Huberman menyatakan bahwa

proses analisis data kualitatif dilakukan secara kolaboratif dan

berkelanjutan hingga selesai, sehingga data sudah mencapai titik jenuh.

Kegiatan dalam analisis data meliputi :

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan proses pemilihan dimana data

disederhanakan, menitik beratkan pada informasi yang penting,

mengidentifikasi tema dan pola serta menggabungkan informasi

yang penting. Informasi yang diperoleh harus dicatat secara

terperinci dan cermat karena data yang terkumpul di lapangan

sangat banyak. Dengan melakukan simplifikasi data, peneliti akan

memperoleh pemahaman yang lebih lengkap terkait data tersebut

dan mempermudah proses pengumpulan data lainnya.

2. Tahap Penyajian Data (Data Display)

Dalam penelitian kualitatif, data dapat disampaikan melalui

berbagai cara seperti penjelasan ringkas, diagram, keterkaitan antar

kategori, diagram alir, dan sejenisnya. Namun, dalam penelitian


kualitatif, penyampaian data yang lebih umum digunakan adalah

melalui teks yang bersifat deskriptif. Oleh karena itu, dalam

penelitian ini, data akan disajikan melalui teks yang deskriptif dan

untuk memperjelas hasil penelitian, peneliti juga akan menambahkan

tabel atau gambar bila diperlukan.

3. Tahap Penarikan Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion

Drawing/Verification)

Dalam penelitian kualitatif, hasil akhir diharapkan dapat

menjawab pertanyaan pokok yang telah dirumuskan sejak awal.

Namun terkadang hasil akhir penelitian kualitatif belum dapat

sepenuhnya menjawab pertanyaan pokok karena masih

memerlukan pengembangan lebih lanjut di lapangan. Hasil akhir

penelitian kualitatif dapat berupa penemuan fakta-fakta baru yang

belum pernah ditemukan sebelumnya, menjelaskan atau

memberikan gambaran yang lebih jelas tentang suatu objek yang

sebelumnya belum terdefinisi dengan jelas, dapat berupa

hubungan kausal interaktif, hipotesis atau teori.

Pada penelitian ini, peneliti akan manarik kesimpulan dari informasi

yang terkumpul dari berbagai sumber, termasuk wawancara dengan

narasumber, hasil pengamatan, dan dokumen yang telah di kaji secara

cermat untuk memastikan keakuratan dan kejelasan data yang ada.


F. Lokasi dan Jadwal Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Terminal Kota Depok yang

terletak di lokasi:

Jl. Margonda Raya, Depok, Kec. Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa

Barat 16431 nomor Telepon : (021) 29230770

2. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti adalah

dari bulan Januari 2023 sampai dengan bulan Juni 2023, yang

didasarkan pada pertimbangan untuk memperoleh data yang sesuai

dengan permasalahan yang sedang diteliti. Berikut adalah jadwal

kegiatan penelitian :
Tahun 2023
No Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei Juni
Penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penyusunan
proposal

2. Studi
Pendahuluan

3. Pengumpulan
referensi

4. Penulisan Bab
I-III

5. Pengumpulan
data

6. Analisis Data

7. Penulisan Bab
IV-V

8. Penyusunan
Skripsi

Sumber : Diolah oleh Penulis


DAFTAR PUSTAKA

References

Adrian Sutedi (2008) Hukum Pajak dan Retribusi Daerah, Bogor: PT.
Ghalia Indonesia

Basrowi and Suwandi (2008) Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta:


Rineka Cipta.

Darmayanti, N. (2008) Komunikatif Dalam Berbahasa Indonesia, Jakarta:


PT. Indah Jaya.

Gunadi (2006) Reformasi Administrasi Perpajakan Dalam Rangka


Kontribusi Menuju Good Governance, Jakarta: Pidato
Pengukuhan Guru Besar Perpajakan FISIP UI.

Gunawan, I. (2013) Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik,


Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Herdiansyah, H. (2014) Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu


Sosial, Jakarta: Salemba Humanika.

Iskandar (2011) Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif


dan Kualitatif), Jakarta: Gaung Persada Press.

Keban, Y.T. (2004) Enam Dimensi Administrasi Strategis Publik, Konsep,


Teori dan Isu, Yogyakarta: Gava Media.

Keban, Y.T. (2008) Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik : Konsep,


Teori, Dan Isu, Yogyakarta: Gava Media.

Keban, Y.T. (2019) Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik Konsep,

Teori dan Isu (Edisi Revisi), Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Kencana, S.I. (2013) Ilmu Administrasi Publik, Jakarta: Rineka Cipta.

Mangkoesoebroto, Guritno. (2010) Ekonomi Publik Edisi Ketiga.


Yogyakarta: BPFE UGM.

Nurmantu, S. (2013) Pengantar Perpajakan, Jakarta: Granit.

Pasolong, H. (2014) Teori Administrasi Publik, Bandung: Alfabeta.


R.Terry, George dan Leslie W.Rue. (2010) Dasar-Dasar Manajemen,
Jakarta: Bumi Aksara.

R.Terry, George. (2006) Prinsip- Prinsip Manajemen, Jakarta: Bumi


Aksara.

Sugiyono (2012) Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualititaf, dan R&D,


Bandung: Alfabeta.

Sugiyono (2014) Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualititaf,


dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono (2015) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,


Bandung: Alfabeta.

Sugiyono (2016) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,


Bandung: Alfabeta.

Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,


Bandung: Alfabeta.

Supriyati (2011) Metodologi Penelitian, Bandung: Labkat Press. Syafri, W.


(2012) Studi Tentang Administrasi Pajak, Jakarta: Erlangga.

Wijaya, A.F. and Oscar, R.D. (2014) Manajemen Public: Teori dan Praktik,
Malang: UB Press.

Anda mungkin juga menyukai