Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

TERM OF REFERENCES (TOR)

SATUAN KERJA:
DINAS PERHUBUNGAN

PROGRAM:
PENYELENGGARAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN (LLAJ)

KEGIATAN:
PENETAPAN RENCANA INDUK JARINGAN LLAJ KABUPATEN/KOTA

PEKERJAAN:
RENCANA TEKNIS MANAJEMEN REKAYASA LALU LINTAS

SUMBER DANA:
APBD KOTA TANGERANG TAHUN ANGGARAN 2022

PEMERINTAH KOTA TANGERANG


DINAS PERHUBUNGAN
2022
Uraian Pendahuluan

1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak wewenang dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perUndang-undangan. Kebijakan otonomi
daerah memberikan kesempatan kepada daerah dalam
menjalankan fungsi pelayanan dan pelaksanaan pembangunan
dalam mengejar ketertinggalannya dari daerah lain.

Sesuai kewenangan yang diatumya dampak implementasi otonomi


daerah terhadap pemerintahaan daerah yakni mengharuskan
suatu daerah memiliki peranan penting dalam mengatasi masalah
pemerataan pembangunan dan pengelolaan ke pemerintahan
secara mandiri. Otonomi daerah memberikan kewenangan yang
besar bagi pemerintah daerah untuk memaksimalkan setiap
sumber daya yang ada untuk meningkatkan pendapatan asli
daerah. Pajak daerah dan retribusi daerah yang diantaranya
adalah pajak parkir dan retribusi pelayanan parkir di tepi jalan
umum merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang
penting guna membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah.

Kota Tangerang sebagai salah satu daerah penyangga Ibukota


Negara DKI Jakarta memiliki pertumbuhan yang cukup pesat.
Tingginya perkembangan kota dan lambatnya pertumbuhan
prasarana jalan dan ruang transportasi mengakibatkan ketidak-
seimbangan lalu lintas. Pada kawasan tertentu yang merupakan
bangkitan/ tarikan perjalanan yang besar dapat menjadi pusat
kemacetan dan ketidak-tertiban lalu lintas apabila kecukupan lahan
jalan dan parkir tidak seimbang.

Jalan Moh. Toha dan sekitarnya merupakan salah satu wilayah di


Kota Tengerang yang sudah mencapai kondisi tersebut,
khususnya saat normal sebelum pandemik. Salah satu yang
menjadi penting pada kawasan tersebut adalah adanya aktivitas
industri yang ramai.

Untuk menentukan skema alternatif pemecahan masalah berupa


penerapan manajemen dan rekayasa lalu lintas pada kawasan
tersebut diperlukan langkah-langkah analisis lalu lintas
berdasarkan kondisi pola pemanfaatan lahan, sarana dan
prasarana jalan, karakteristik lalu lintas, dan teknik manajemen lalu
lintas yang ada.
Pemerintah Kota Tangerang dalam hal ini Dinas Perhubungan
Kota Tangerang sebagai instansi yang memiliki wewenang perlu
melakukan kegiatan Rencana Teknis Manajemen Rekayasa Lalu
Lintas di Kota Tangerang untuk merumuskan kebijakan dan
pembinaan teknis manajemen dan sistem lalu lintas perkotaan dan
penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas di wilayah
Kota Tangerang.

2. Maksud dan Tujuan Maksud dari kegiatan Rencana Teknis Manajemen Rekayasa Lalu
Lintas di Kota Tangerang ini adalah untuk mewujudkan lalu lintas
yang selamat, lancar dan tertib.
Adapun tujuan dari kegiatan Rencana Teknis Manajemen
Rekayasa Lalu Lintas di Kota Tangerang adalah:
1. Menginventarisasi data jalan, perlengkapan jalan dan
karakteristik lalu lintas kawasan daerah rawan macet.
2. Menyusun rencana pengaturan lalu lintas jalan di kawasan
daerah rawan macet.
3. Meningkatkan kelancaran dan ketertiban lalu lintas di
kawasan daerah rawan macet.

3. Sasaran Sasaran dari kegiatan kajian ini adalah Manajemen Rekayasa


Lalu Lintas di lokasi/kawasan daerah rawan macet di Kota
Tangerang.

4. Lokasi Kegiatan Wilayah administratif Kota Tangerang.

5. Sumber Pendanaan Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan: APBD Kota
Tangerang Tahun Anggaran 2022.

6. Nama dan Organisasi Nama Pejabat Pembuat Komitmen (PPK):


Pejabat Pembuat Raden Febi Darmawan, A.Md LLAJ, ST, M.Si.
Komitmen (PPK) Proyek/Satuan Kerja:
Dinas Perhubungan Kota Tangerang

Data Penunjang1
7. Data Dasar 1. Dokumen perencanaan Kota Tangerang.
2. Dokumen perencanaan dari OPD terkait di Kota Tangerang.
3. Kajian-kajian terdahulu.
8. Referensi Hukum 1. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
2. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan;
4. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah;

1
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak serta
Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang
Angkutan Jalan;
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2010
tentang Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian - bagian Jalan;
12. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 3 Tahun 2019
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Tangerang Tahun 2019-2023;
13. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 6 Tahun 2019
tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Tangerang Tahun 2012-2032.

Ruang Lingkup
9. Lingkup Kegiatan Lingkup wilayah penyusunan Rencana Teknis Manajemen
Rekayasa Lalu Lintas adalah Wilayah Administrasi Kota
Tangerang.
Lingkup kajian penyusunan Rencana Teknis Manajemen
Rekayasa Lalu Lintas adalah sebagai berikut
1. Inventory jaringan jalan, pengaturan perlengkapan jalan dan
karakteristik lalu lintas kawasan daerah rawan macet.
2. Pengumpulan data sekunder dan primer kawasan daerah
rawan macet.
3. Membuat rencana pengaturan lalu lintas kawasan daerah
rawan macet.
4. Menyusun alternatif – altermatif pola pergerakan lalu lintas.

10. Keluaran Keluaran (output) yang diharapkan dari penyusunan Rencana


Teknis Manajemen Rekayasa Lalu Lintas di Kota Tangerang adalah
Dokumen Rencana Teknis MRLL di Kota Tangerang yang
didalamnya memuat rencana penanganan kemacetan dan
pengaturan lalu lintas di Kawasan Jalan Moh. Toha dan ruas – ruas
jalan di sekitarnya.

11. Peralatan, Material, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menyediakan:


Personil dan Fasilitas 1. Data penunjang di lingkungan satuan kerjanya yang dibutuhkan
dari Pejabat Pembuat untuk mendukung kegiatan.
Komitmen 2. Fasilitas ruang rapat untuk diskusi pembahasan laporan hasil
kegiatan.
12. Peralatan dan Material Penyedia Jasa Konsultansi wajib menyediakan segala keperluan
dari Penyedia Jasa peralatan dan material yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
Konsultansi pekerjaan yang tidak disediakan oleh pengguna jasa (Pejabat
Pembuat Komitmen).
13. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa Konsultansi bertanggungjawab secara profesional
Penyedia Jasa atas pekerjaan sesuai dengan ketentuan dan kode tata laku yang
berlaku.
Tanggung jawab Penyedia Jasa Konsultansi, meliputi:
1. Produk yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar
yang berlaku.
2. Produk yang dihasilkan harus mengakomodasi batasan-batasan
yang diberikan seperti pembiayaan, waktu penyelesaian dan
mutu pekerjaan.

14. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan penyusunan Rencana Teknis MRLL
Penyelesaian Kegiatan Lokasi/Kawasan Daerah Rawan Macet di Kota Tangerang adalah 3
(tiga) bulan (1 bulan minimal 22 hari kerja).
15. Personil Posisi dan kualifikasi personil tenaga ahli dan tenaga pendukung
yang dibutuhkan dalam kegiatan Rencana Teknis MRLL
Lokasi/Kawasan Daerah Rawan Macet di Kota Tangerang adalah
sebagai berikut:

Jumlah
No. Posisi Kualifikasi
Orang Bulan
A. Tenaga Ahli
1. Ahli Muda Perencanaan S-2, Teknik Sipil/Transportasi, pengalaman 1 orang 3 bulan
Transportasi/Teknik Jalan kerja minimal 4 tahun dan memiliki SKA
Ahli Muda Teknik Jalan
2. Ahli Muda Perencanaan Wilayah S-1, Teknik Perencanaan Wilayah dan 1 orang 3 bulan
dan Kota Kota, pengalaman kerja minimal 2 tahun
dan memiliki SKA Ahli Muda Perencanaan
Wilayah dan Kota
B. Tenaga Sub Profesional
1. Operator CAD/CAM D-3/S-1, Tekinik Sipil, pengalaman kerja 1 orang 2 bulan
minimal 4 tahun dan memiliki sertifikasi
pelatihan CAD/CAM
2. Surveyor D-3 6 orang 1 bulan
C. Tenaga Pendukung
1. Operator Komputer D-3 1 orang 2 bulan

16. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
Kegiatan

Bulan Ke - 1 Bulan Ke - 2 Bulan Ke - 3


No. Jenis Tahapan
M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4
1 Persiapan Awal
2 Penyusunan Laporan Awal
3 Pembahasan dan Finalisasi
Laporan Awal
4 Pengumpulan Data
5 Pemilahan dan Kompilasi
Data
6 Analisis Data
7 Penyusunan Laporan Draft
Akhir
8 Pembahasan Laporan Draft
Akhir
9 Finalisasi Laporan Akhir

Laporan
17. Laporan Awal Laporan Awal sedikitnya memuat :
a. Pemahaman konsultan terhadap pelaksanaan studi yang
harus dilakukan
b. Pendekatan dan metodologi pelaksanaan serta metode
analisa yang akan dipergunakan
c. Gambaran umum kawasan daerah rawan macet di Kota
Tangerang
d. Organisasi pelaksanaan, rencana kerja dan jadwal
pelaksanaan pekerjaan serta pengumpulan data yang harus
dilakukan
Laporan ini dibuat sebanyak 3 (tiga) buku laporan dan diserahkan
selambat-lambatnya pada bulan ke-1 (kesatu) sejak SPMK
diterbitkan.

18. Laporan Akhir Laporan Akhir sedikitnya memuat :


a. Pendekatan dan metodologi pelaksanaan serta metode
analisa yang akan dipergunakan
b. Gambaran umum kawasan daerah rawan macet di Kota
Tangerang
c. Analisis kondisi kawasan daerah rawan macet yang ada di
Kota Tangerang
d. Perumusan rencana pengaturan lalu lintas dan pengaturan
parkir kawasan daerah rawan macet yang ada di Kota
Tangerang.
e. Kesimpulan dan rekomendasi
Laporan ini dibuat sebanyak 3 (tiga) buku laporan dan diserahkan
selambat-lambatnya pada bulan ke-3 (ketiga) sejak SPMK
diterbtlam.
19. Buku Data Buku Data memuat data tentang kondisi dan rencana
pengembangan sarana dan prasarana yang ada disekitar lokasi.
Buku data harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku selambat-
lambatnya pada bulan ke-3 (ketiga) sejak SPMK diterbitkan
20. Buku Gambar Buku Gambar memuat kondisi dan rencana pengembangan
sarana dan prasarana yang ada disekitar lokasi. Buku data harus
diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku selambat-lambatnya pada
bulan ke-3 (ketiga) sejak SPMK diterbitkan

Hal-Hal Lain
21. Produksi dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus
Negeri dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali
ditetapkan lain dalam angka KAK dengan pertimbangan
keterbatasan kompetensi dalam negeri.
22. Kualifikasi Kualifikasi yang harus dipenuhi oleh Penyedia Jasa Konsultansi
adalah :
1. Memiliki Ijin Usaha
Klasifikasi KBLI 70202 Aktivitas Konsultasi Transportasi
sesuai dengan Peraturan Badan Pusat Statistik Nomor 2
Tahun 2020 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia atau Klasifikasi KBLI 70202 Aktivitas Konsultasi
Transportasi sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pusat
Statistik Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 95 Tahun
2015 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
2.. dan Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) Jasa
Konsultansi Non-Konstruksi bidang Transportasi dengan
kode 1.02.

KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI


SELAKU PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)

RADEN FEBI DARMAWAN, A.Md LLAJ, ST, M.Si.


NIP. 19710201 199703 1 014

Anda mungkin juga menyukai