Anda di halaman 1dari 67

Survey Kondisi Jalan

KABUPATEN ENREKANG

BAB III
PENDEKATAN TEKNIS DAN
METODOLOGI
3.1. UMUM

Seiring perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat


mendorong pemerintah untuk melakukan terobosan-terobosan terkait
dengan penanganan jaringan jalan.Program penanganan jaringan jalan
Kabupaten ini membutuhkan ketersediaan data informasi dan sistem yang
mampu memantau jaringan-jaringan jalan secara terpadu. Ketersediaan
data base jalan Kabupaten yang diperlukan untuk mendukung sistem yang
berbasis Integrated Mapping. Sistem ini menggunakan teknis Sistem
Informasi Geografis (SIG), yaitu sistem yang mengaitkan hubungan antara
data jalan Kabupaten dan peta jaringan jalan. Oleh karena itu dengan
menggunakan sistem ini, maka program perencanaan dan program
penanganan jalan Kabupaten/kota diharapkan dapat dilaksanakan dengan
cepat dan akurat.
Berdasarkan hal tersebut disusun Pola pikir pelaksanaan studi yang
dikembangkan atas dasar latar belakang, maksud dan tujuan, dan lingkup
studi yang disampaikan pada KAK. Untuk dapat menyusun suatu studi
yang komprehensif maka perlu dipahami konteks studi secara holistik yang
menyangkut semua issue, aspek normatif, lingkungan strategis, dan
semua elemen sistem yang terkait dengan Survey Kondisi Jalan
Kabupaten Enrekang.
Diagram pola pikir umum studi ini secara garis besar disampaikan
pada Gambar 3.1. Dimulai dari hasil studi terdahulu dalam dokumen
perencanaan eksisting (RTRW Provinsi /Kabupaten), dan studi terdahulu)
sejumlah data eksisting serta rencana dan program eksisting dapat
ditelusuri. Pemetaaan terhadap peran masing-masing stakeholders
(Pemkab, Swasta, dan Masyarakat) dalam lingkungan strategis yang

LAPORAN PENDAHULUAN 32
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

dikoridori oleh aspek normatif berupa peraturan perundangan yang berlaku


merupakan langkah penting untuk dapat memahami konteks, lingkup,
serta identifikasi masalah yang dihadapi dalam Survey Kondisi Jalan
Kabupaten Enrekang.
Kolaborasi hasil pemetaan peran serta kondisi obyektif dari sistem
transportasi yang ada saat ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam
Penguatan Data Base Jalan dan Survey Kondisi Kabupaten Enrekang
yang komprehensif dan terpadu (antar-moda, antar-wilayah, antar-
stakeholders, dll). Dalam strategi umum ini termasuk sejumlah program
pokok (main programs) yang harus dijabarkan dalam tahapan jangka
pendek, menengah, dan panjang.

LAPORAN PENDAHULUAN 33
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

Gambar 3.1 Pola Pikir Pekerjaan

LAPORAN PENDAHULUAN 34
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

3.1. PENDAKATAN NORMATIF, TEORI DAN KEBIJAKAN


Beberapa kebijakan yang terkait dengan kerangka acuan kerja yang
telah disampaikan oleh pemberi pekerjaan adalah sebagai berikut ;
1) Undang-undang No 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
2) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
3) Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2020 tentang Perubahan atas
Peraturan No. 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan
Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2020.
4) Permen PUPR No. 13/PRT/M//2011 Tahun 2011 Tentang
Pemeliharaan dan Penilikan Jalan.
5) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
14 Tahun 2020 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi Melalui Penyedia
6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
21/PRT/M/2019 Tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi
7) Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
No. 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Melalui Penyedia.
8) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 897/KPTS/M/2017 Tentang Besaran Remunerasi Minimal
Tenaga Kerja Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan
Jasa Konsultansi Konstruksi
9) Instruksi menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat Nomor:
02/in/m/2020 Tentang Protokol pencegahan penyebaran corona
virus disease 2019 (covid-19) dalam penyelenggaraan jasa
konstruksi
10) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
14 Tahun 2020 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi Melalui Penyedia

LAPORAN PENDAHULUAN 35
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

11) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor


21/PRT/M/2019 Tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi
12) PMK 76/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan Cadangan Dana Aloksi
Khusus Fisik Tahun Anggaran 2020
13) Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Enrekang TA. 2020
3.2. Klasifikasi, dan Status
Sesuai peruntukannya jalan terdiri atas jalan umum dan jalan
khusus. Jalan umum merupakan jalan yang diperuntukkan bagi lalu
lintas umum, sedangkan jalan khusus merupakan jalan yang bukan
diperuntukkan untuk lalu lintas umum dalam rangka distribusi barang
dan jasa yang dibutuhkan. Menurut Undang Undang Nomor 38 tahun
2004 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun
2006 Tentang Jalan, jalan umum dapat diklasifikasikan dalam sistem
jaringan jalan, fungsi jalan, status jalan, dan kelas jalan. Pengetahuan
mengenai klasifikasi jalan menjadi penting pada penelitian ini untuk
menerangkan definisi Jalan Nasional beserta aturannya. Klasifikasi jalan
berdasarkan fungsi mengacu pada UU No.38 tahun 2004 dan PP
No.34 tahun 2006, adalah sebagai berikut:
A. Sistem Jaringan Jalan Primer
Sistem jaringan jalan primer terdiri dari jalan arteri primer, jalan kolektor
primer, jalan local primer, dan jalan lingkungan primer, dimana disusun
berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan distribusi barang dan
jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan
menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-
pusat kegiatan sebagai berikut:
a) Menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat
kegiatan
b) wilayah, pusat kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan;
dan
c) Menghubungkan antarpusat kegiatan Nasional.

LAPORAN PENDAHULUAN 36
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

Sistem jaringan primer disusun mengikuti ketentuan pengaturan tata


ruang dan struktur pengembangan wilayah tingkat Nasional yang
menghubungkan simpul-simpul jasa distribusi sebagai berikut:
1) Jalan Arteri Primer
Jalan ini menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan
nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan
wilayah, dengan persyaratan teknis sebagaimana diatur dalam PP
No. 34 tahun 2006, sebagai berikut:
• Didesain paling rendah dengan kecepatan 60 km/jam;
• Lebar badan jalan paling sedikit 11 meter;
• Kapasitas lebih besar daripada volume lalu lintas rata-rata;
• Lalu-lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang-
alik,
• lalu lintas lokal dan kegiatan lokal;
• Jumlah jalan masuk, ke jalan arteri primer, dibatasi secara
effisien
• sehingga kecepatan 60 km/jam dan kapasitas besar tetap
terpenuhi;
• Jalan arteri primer yang memasuki kawasan perkotaan
dan/atau kawasan pengembangan perkotaan tidak boleh
terputus.
2) Jalan Kolektor Primer
Merupakan jalan yang menghubungkan secara berdaya guna
antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal,
antarpusat kegiatan wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah
dengan pusat kegiatan lokal. Adapun persyaratan teknis dari jalan
ini, sebagai berikut:
• Didesain paling rendah dengan kecepatan 40 km/jam;
• Lebar badan jalan paling sedikit 9 meter;
• Kapasitas lebih besar dari volume lalu-lintas rata-rata;
• Jumlah jalan masuk dibatasi, dan direncanakan sehingga dapat
dipenuhi

LAPORAN PENDAHULUAN 37
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

• kecepatan paling rendah 40 km/jam;


• Jalan kolektor primer yang memasuki kawasan perkotaan tidak
boleh terputus.
3) Jalan local primer
Merupakan jalan yang menghubungkan secara berdaya guna pusat
kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat
kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan, antarpusat
kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan
lingkungan, serta antarpusat kegiatan lingkungan. Adapun
persyaratan teknis dari jalan ini, sebagai berikut:
• Didesain paling rendah dengan kecepatan 20 km/jam;
• Lebar badan jalan paling sedikit 7,5 meter;
• Jalan lokal primer yang memasuki kawasan pedesaan tidak
boleh terputus.
4) Jalan lingkungan primer
Merupakan jalan yang menghubungkan antarpusat kegiatan di
dalam kawasan perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan
perdesaan. Adapun persyaratan teknis dari jalan ini, sebagai
berikut:
• Didesain paling rendah dengan kecepatan 15 km/jam;
• Lebar badan jalan paling sedikit 6,5 meter;
• Jalan lingkungan primer yang tidak diperuntukkan bagi
kendaraan
• bermotor beroda tiga atau lebih harus memiliki lebar badan jalan
paling sedikit 3,5 meter.
B. Sistem jaringan jalan sekunder
Sistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan rencana tata ruang
wilayah kabupaten/kota dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk
masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang menghubungkan secara
menerus kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder
kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya

LAPORAN PENDAHULUAN 38
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

sampai ke persil. Fungsi jalan pada sistem jaringan jalan sekunder


terdiri dari:
1) Jalan Arteri Sekunder

Jalan ini menghubungkan menghubungkan kawasan primer dengan


kawasan sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan
kawasan sekunder kesatu, atau kawasan sekunder kesatu dengan
kawasan sekunder kedua. Adapun persyaratan teknisnya, sebagai
berikut:
• Didesain berdasarkan kecepatan paling rendah 30 km/jam;
• Kapasitas sama atau lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata;
• Lebar badan jalan paling sedikit 11 meter;
• Pada jalan arteri sekunder, lalu-lintas cepat tidak boleh
terganggu oleh lalu-lintas lambat;
• Persimpangan sebidang dengan pengaturan tertentu harus
memenuhi kecepatan tidak kurang dari 30 km/jam.

2) Jalan kolektor sekunder


Jalan ini menghubungkan menghubungkan kawasan sekunder
kedua dengan kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder
kedua dengan kawasan sekunder ketiga. Adapun persyaratan
teknisnya, sebagai berikut:
• Didesain berdasarkan kecepatan paling rendah 20 km/jam;
• Lebar badan jalan paling sedikit 9 meter;
• Memiliki kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas rata-
rata;
• Lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat;
• Persimpangan sebidang dengan pengaturan tertentu harus
memenuhi kecepatan tidak kurang dari 20 km/jam.
3) Jalan local sekunder
Jalan ini menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan
perumahan, kawasan sekunder kedua dengan perumahan,

LAPORAN PENDAHULUAN 39
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

kawasan sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan.


Adapun persyaratan teknisnya, sebagai berikut:
• Didesain berdasarkan kecepatan paling rendah 10 km/jam;
• Lebar badan jalan tidak kurang dari 7,5 meter.
4) Jalan lingkungan sekunder
Jalan ini menghubungkan antar persil dalam kawasan perkotaan.
Adapun persyaratan teknisnya, sebagai berikut:
• Didesain berdasarkan kecepatan paling rendah 10 km/jam,
diperuntukkan
• bagi kendaraan bermotor beroda tiga atau lebih;
• Lebar badan jalan tidak kurang dari 6,5 meter;
• Jalan yang tidak diperuntukkan bagi kendaraan bermotor beroda
tiga atau lebih harus mempunyai lebar badan jalan paling sedikit
3,5 meter.

Secara diagramatis penjelasan mengenai klasifikasi jalan menurut fungsi dapat


dilihat pada gambar dibawah ini.

LAPORAN PENDAHULUAN 40
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

C. Status Jalan
Berdasarkan PP No. 34 tahun 2006 Pasal 25 sampai 30, jaringan jalan
yang diklasifikasikan menurut statusnya dibedakan menjadi 5 (lima)
jenis, yaitu sebagai berikut:
1) Jalan Nasional
Jalan yang diklasifikasikan dalam jalan nasional adalah jalan arteri
primer; jalan kolektor primer yang menghubungkan antar ibukota
provinsi; jalan tol; serta jalan strategis Nasional.
2) Jalan Provinsi
Jalan yang diklasifikasikan dalam jalan provinsi adalah jalan
kolektor primer yang menghubungkan ibukota Provinsi dengan
ibukota Kabupaten/Kota; jalan kolektor primer yang
menghubungkan antar ibukota Kabupaten/Kota; jalan strategis
provinsi; serta jalan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, kecuali
jalan sebagaimana dimaksud dalam Jalan Nasional.
3) Jalan Kabupaten
Jalan yang diklasifikasikan dalam jalan kabupaten adalah jalan
kolektor primer yang tidak termasuk dalam jalan nasional dan
kelompok jalan provinsi; jalan lokal primer yang menghubungkan
ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, ibukota kabupaten
dengan pusat desa, antar ibukota kecamatan, ibukota kecamatan
dengan desa, dan antar desa; jalan sekunder lain, selain
sebagaimana dimaksud sebagai jalan nasional, dan jalan provinsi;
serta jalan yang mempunyai nilai strategis terhadap kepentingan
Kabupaten.
4) Jalan Kota
Jalan yang diklasifikasikan dalam jalan provinsi kota adalah jaringan
jalan sekunder di dalam kota. Penjelasan dalam skema diagram
dapat dilihat lebih lanjut pada Gambar E.2

LAPORAN PENDAHULUAN 41
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

Gambar 3.2 Diagram Jalan Sekunder


5) Jalan Desa
Jalan yang diklasifikasikan dalam jalan desa adalah jalan
lingkungan primer dan jalan lokal primer yang tidak termasuk jalan
kabupaten di dalam kawasan pedesaan, dan merupakan jalan
umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antar pemukiman
di dalam desa. Secara diagramatis, klasifikasi jalan menurut status
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.3 Diagram Fungsi Dan Stataus Jalan

LAPORAN PENDAHULUAN 42
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

D. Klasifikasi menurut kelas jalan

Kelas jalan dapat dikelompokkan berdasarkan penggunaan jalan dan


kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan, sebagaimana telah diatur
sesuai dengan ketentuan perundang- undangan di bidang lalu lintas
dan angkutan jalan; serta spesifikasi penyediaan prasarana jalan. Kelas
jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan dibedakan
menjadi jalan bebas hambatan, jalan raya, jalan sedang, dan jalan kecil.
Maksud dari spesifikasi di sini meliputi pengendalian jalan masuk,
persimpangan sebidang, jumlah dan lebar lajur, ketersediaan medan,
serta pagar.
1) Jalan bebas hambatan
Spesifikasi yang diatur untuk jalan bebas hambatan meliputi
pengendalian jalan masuk secara penuh, tidak ada persimpangan
sebidang, dilengkapi pagar ruang milik jalan, dilengkapi dengan
median, paling sedikit mempunyai 2 (dua) lajur setiap arah, dan
lebar lajur paling sedikit 3,5 (tiga koma lima) meter.
2) Jalan raya
Spesifikasi untuk jalan raya yang dimaksud adalah jalan umum
untuk lalu lintas secara menerus dengan pengendalian jalan masuk
secara terbatas dan dilengkapi dengan median, paling sedikit 2
(dua) lajur setiap arah, lebar lajur paling sedikit 3,5 (tiga koma lima)
meter.
3) Jalan sedang
Spesifikasi untuk jalan sedang yang dimaksud adalah jalan umum
dengan lalu lintas jarak sedang dengan pengendalian jalan masuk
tidak dibatasi, paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan
lebar jalur paling sedikit 7 (tujuh) meter.
4) Jalan kecil
Spesifikasi untuk jalan kecil yang dimaksud adalah jalan umum
untuk melayani lalu lintas setempat, paling sedikit 2 (dua) lajur
untuk 2 (dua) arah dengan lebar jalur paling sedikit 5,5 (lima koma
lima) meter.

LAPORAN PENDAHULUAN 43
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

E. Bagian bagian jalan


Bagian-bagian jalan meliputi ruang manfaat jalan (RUMAJA), ruang
milik jalan (RUMIJA), dan ruang pengawasan jalan (RUWASJA).
Penjelasan mengenai bagian-bagian jalan menjadi penting pada
penelitian ini untuk mengetahui persyaratan ideal bagi ruang jalan,
sehingga kriteria pada informasi kondisi sosial dapat didefinisikan.
Penjelasan dari masing-masing bagian jalan tersebut dapat dilihat
sebagai berikut.
1) Ruang manfaat jalan (RUMAJA)
Ruang manfaat jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang
dibatasi oleh lebar, tinggi, dan kedalaman tertentu yang ditetapkan
oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan berdasarkan pedoman
yang ditetapkan oleh Menteri, yang meliputi badan jalan, saluran tepi
jalan, dan ambang pengamannya. RUMAJA hanya diperuntukkan
bagi median, perkerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, saluran
tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian,
gorong-gorong, perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap
lainnya. Dalam rangka menunjang pelayanan lalu lintas dan
angkutan jalan serta pengamanan konstruksi jalan, maka badan
jalan dilengkapi dengan ruang bebas, dimana ruang bebas disini
maksudnya adanya pembatasan untuk lebar, tinggi, dan kedalaman
tertentu. Ruang bebas untuk jalan arteri maupun kolektor adalah
dengan tinggi paling rendah 5 (lima) meter serta kedalaman paling
rendah 1,5 (satu koma lima) meter dari permukaan jalan.
2) Ruang milik jalan (RUMIJA)
Ruang milik jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi
oleh lebar, kedalaman, dan tinggi tertentu, dimana terdiri dari ruang
manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan
yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau yang
berfungsi sebagai landscape jalan. Ruang milik jalan diperuntukkan
bagi ruang manfaat jalan, pelebaran jalan, dan penambahan jalur
lalu lintas di masa akan datang serta kebutuhan ruangan untuk

LAPORAN PENDAHULUAN 44
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

pengamanan jalan. Jika mengacu pada PP Nomor 34 Tahun 2006,


maka terdapat lebar minimum
RUMIJA, seperti sebagai berikut:
a) Jalan Bebas Hambatan : 30 meter
b) Jalan Raya : 25 meter
c) Jalan Sedang : 15 meter
d) Jalan Kecil : 11 meter
3) Ruang pengawasan jalan (RUWASJA)
Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang
milik jalan yang penggunaannya ada di bawah pengawasan
penyelenggara jalan, dimana diperuntukkan bagi pandangan bebas
pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan serta pengamanan
fungsi jalan. Terdapat lebar ruang pengawasan jalan minimum yang
ditentukan dari tepi badan jalan dengan ukuran sebagai berikut:
a. Jalan Arteri Primer : 15 meter
b. Jalan Kolektor Primer : 10 meter
c. Jalan Lokal Primer : 7 meter
d. Jalan Lingkungan Primer : 5 meter
e. Jalan Arteri Sekunder : 15 meter
f. Jalan Kolektor Sekunder : 5 meter
g. Jalan Lokal Sekunder : 3 meter
h. Jalan Lingkungan Sekunder: 2 meter
i. Jembatan 100 meter kearah hulu dan hilir.
Untuk informasi lebih jelas mengenai bagian-bagian jalan yang
tergolong dalam RUMAJA, RUMIJA, dan RUWASJA dapat dilihat
pada Gambar dibawah ini.

LAPORAN PENDAHULUAN 45
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

Gambar 3.4 bagian-bagian jalan

LAPORAN PENDAHULUAN 46
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

3.2. PENDEKATAN TEKNIS PEKERJAAN

3.2.1. Sistem, Elemen dalam system, Elemen system dan Jenis


Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani
(sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen
yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi
atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu
set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika
seringkali bisa dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item
penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan
suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi
yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana
yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada
dinegara tersebut.
Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari,
dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk
banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi
beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah
sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.
Pada prinsipnya, setiap sistem selalu terdiri atas empat elemen:
• Objek, yang dapat berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia
dapat benda fisik, abstrak, ataupun keduanya sekaligus;
tergantung kepada sifat sistem tersebut.
• Atribut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem
dan objeknya.
• Hubungan internal, di antara objek-objek di dalamnya.
• Lingkungan, tempat di mana sistem berada.
Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan,
masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan

LAPORAN PENDAHULUAN 47
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-


elemen yang membentuk sebuah sistem :
1. Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin
banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan
sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali.
Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain
berbeda
2. Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam
sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan
dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun
yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan
mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi
(misalnya permintaan jasa pelanggan).
3. Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau
transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lbih
bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa
berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan
atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah.
Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan
pasien.
4. Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem
informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan
laporan, dan sebagainya.
5. Batas
Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem
dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan
konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh,
tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan

LAPORAN PENDAHULUAN 48
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong


dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan
keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat
dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem.
Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah
perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana.
6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik
Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan
menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran.
Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan
maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem
berjalan sesuai dengan tujuan.
7. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem.
Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti
bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan
yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya
tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang
menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu
terhadap kelangsungan hidup sistem.
Ada berbagai tipe sistem berdasarkan kategori:
Atas dasar keterbukaan:
• sistem terbuka, dimana pihak luar dapat mempengaruhinya.
- sistem tertutup.
• Atas dasar komponen:
- Sistem fisik, dengan komponen materi dan energi.
- Sistem non-fisik atau konsep, berisikan ide-ide.
3.2.2. Basis Data (Data Base)
Data merupakan sekumpulan dari lambang-lambang yang teratur dan
mewakili/merepresentasikan sebuah obyek atau benda. Sedangkan
yang dimaksud dengan data base atau basis data adalah gabungan dari
beberapa data yang diolah dan diorganisasikan sedemikian rupa,

LAPORAN PENDAHULUAN 49
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

sehingga didapatkan suatu hubungan atau relasi antara kedua data


tersebut serta dapat dipakai secara bersama oleh beberapa
pengguna aplikasi. Terdapat dua cara yang dilakukan dalam
menggunakan basis data, yaitu :
 Modus langsung, dilakukan dengan mengetikkan perintah
langsung setelah munculnya dot prompt;
 Modus Program : dilakukan dengan menuliskan rangkaian
perintah dalam program.
Basis data diperlukan karena data dapat diterjemahkan kedalam
sebuah aplikasi program, dibandingkan terpisah atau diolah masing-
masing. Kontrol akses luas dan manipulasi pada data dapat dilakukan
oleh sebuah aplikasi program. Sebuah basis data dapat di-generate
atau di-maintain secara manual atau terkomputerisasi. Contoh kartu
katalog perpustakaan. Basis data yang terkomputerisasi data dibuat dan
dimaintain oleh program aplikasi yang secara khusus ditulis untuk itu
atau oleh sistem manajemen basis data.
3.2.3. Sistem Manajemen Basis Data
Sistem manajemen basis data (basis data management system,
DBMS), atau kadang disingkat SMBD, adalah suatu sistem atau
perangkat lunak yang dirancang untuk mengelola suatu basis data dan
menjalankan operasi terhadap data yang diminta banyak pengguna.
SMBD merupakan sistem software generalpurpose yang memiliki
fasilitas proses define, construct dan manipulate basis data untuk
aplikasi yang bervariasi, dengan penjelasan sebagai berikut:
a) Define adalah spesifikasi tipe data, struktur dan constraint
data yang akan disimpan dalam basis data.
b) Construct adalah proses menyimpan data itu sendiri ke dalam
beberapa media penyimpanan yang dikontrol SMBD.
c) Manipulate adalah fungsi seperti query basis data untuk
memanggil data khusus, update basis data dan generate laporan
dari data.

LAPORAN PENDAHULUAN 50
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

Software SMBD general-purpose tidak selalu dibutuhkan untuk


mengimplementasikan basis data yang terkomputerisasi, namun dapat
juga sekumpulan program yang dibuat sendiri (dinamakan software
SMBD specialpurpose). Contoh tipikal SMBD adalah akuntansi, sumber
daya manusia, dan sistem pendukung pelanggan, SMBD telah
berkembang menjadi bagian standar dibagian pendukung (back office)
suatu perusahaan. Contoh SMBD adalah Oracle, SQL server
2000/2003, MS Access, MySQL dan sebagainya. SMBD merupakan
perangkat lunak yang dirancang untuk dapat melakukan utilisasi dan
mengelola koleksi data dalam jumah yang besar. SMBD juga
dirancang untuk dapat melakukan masnipulasi data secara lebih
mudah. Sebelum adanya BMS maka data pada umumnya disimpan
dalam bentuk flatfile, yaitu file teks yang ada pada sistem operasi.
Sampai sekarangpun masih ada aplikasi yang menyimpan data dalam
bentuk flat secara langsung. Menyimpan data dalam bentuk flat file
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Penyimpanan dalam bentuk ini
akan mempunyai manfaat yang optimal jika ukuran file- nya relatif kecil,
seperti file passwd. File passwd pada umumnya hanya digunakan untuk
menyimpan nama yang jumlahnya tidak lebih dari 1000 orang. Selain
dalam bentuk flat file, penyimpanan data juga dapat dilakukan dengan
menggunakan program bantu seperti
spreadsheet. Penggunaan perangkat lunak ini memperbaiki beberapa
kelemahan dari flat file, seperti bertambahnya kecepatan dalam
pengolahan data. Namun demikian metode ini masih memiliki banyak
kelemahan, diantaranya adalah masalah manajemen dan keamanan
data yang masih kurang. Penyimpanan data dalam bentuk SMBD
mempunyai banyak manfaat dan kelebihan dibandingkan dengan
penyimpanan dalam bentuk flat file atau spreadsheet, diantaranya :
a) Performance yang didapat dengan penyimpanan dalam bentuk
SMBD cukup besar, sangat jauh berbeda dengan performance
data yang disimpan dalam bentuk flat file. Selain itu disamping

LAPORAN PENDAHULUAN 51
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

memiliki unjuk kerja yang lebih baik, akan didapatkan juga efisiensi
penggunaan media penyimpanan dan memori;
b) Integritas data lebih terjamin dengan penggunaan SMBD.
Masalah redudansi sering terjadi dalam SMBD. Redudansi adalah
kejadian berulangnya data atau kumpulan data yang sama dalam
sebuah basis data yang mengakibatkan pemborosan media
penyimpanan. Beberapa masalah yang timbul yaitu pertama
kebutuhan untuk update secara logika menjadi berulang-ulang,
kedua adalah ruang penyimpanan yang besar ketika data yang
sama disimpan berulang-ulang. File yang berisi data yang sama,
menjadi tidak konsisten. Meskipun update diaplikasikan ke seluruh
file yang sesuai, data tetap tidak konsisten karena update dilakukan
bebas oleh setiap kelompok user. Dalam pendekatan basis data,
view dari kelompok user yang berbeda diintegrasikan selama desain
basis data. Untuk konsistensi, perlu desain basis data yang
menyimpan setiap item data logika dalam hanya satu lokasi pada
basis data. Dengan redudansi yang terkontrol memungkinkan
kinerja dari query meningkat;
c) Independensi. Perubahan struktur basis data dimungkinkan terjadi
tanpa harus mengubah aplikasi yang mengaksesnya sehingga
pembuatan antarmuka ke dalam data akan lebih mudah dengan
penggunaan SMBD;
d) Sentralisasi. Data yang terpusat akan mempermudah
pengelolaan basis data. kemudahan di dalam melakukan bagi
pakai dengan SMBD dan juga kekonsistenan data yang diakses
secara bersama-sama akan lebih terjamin dari pada data
disimpan dalam bentuk file atau worksheet yang tersebar;
e) Sekuritas. SMBD memiliki sistem keamanan yang lebih fleksibel
daripada pengamanan pada file sistem operasi. Keamanan dalam
SMBD akan memberikan keluwesan dalam pemberian hak akses
kepada pengguna.

LAPORAN PENDAHULUAN 52
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

LAPORAN PENDAHULUAN 53
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

3.2.4. Pelaku Basis Data


Terdapat beberapa pelaku yang terlibat dalam suatu lingkungan basis
data, seperti yang tersebut di bawah ini:
1) Basis data administrator, Dalam lingkungan basis data, sumber
utama adalah basis data itu sendiri dan sumber kedua adalah
SMBD dengan software-nya. Pengaturan sumber ini dilakukan oleh
seorang Administrator Basis Data (ABD/DBA). ABD
bertanggungjawab atas otorisasi akses ke basis data,
mengkoordinir dan memonitor penggunaannya dan mendapatkan
sumber hardware dan software yang dibutuhkannya. ABD
bertanggungjawab atas masalah-masalah seperti pelanggaran
keamanan atau waktu respon sistem yang buruk. Dalam organisasi
yang lebih besar, ABD dibantu oleh seorang staf yang
menyelesaikan fungsi-fungsi ini.
2) Basis data designer, Basis data designer bertanggungjawab atas
identifikasi data yang disimpan dalam basis data dan pemilihan
struktur yang sesuai untuk mewakili dan menyimpan data ini.
Tugas-tugas ini perlu dilakukan sebelum basis data yang
sebenarnya diimplementasikan dan berisi data. Selain itu juga
bertanggungjawab untuk mengkomunikasikan semua user basis
data untuk memahami kebutuhannya, dan mencapai desain yang
sesuai dengan kebutuhan user. Dalam banyak kasus, desainer
adalah seorang staf dari ABD dan kemungkinan ditugaskan untuk
hal lain jika desain basis data selesai dibuat. Desainer basis
data secara khusus berinteraksi dengan setiap kelompok user
dan membangun view dari basis data yang sesuai dengan data
dan memproses kebutuhan kelompok tersebut. View ini kemudian
dianalisis dan diintegrasikan dengan view dari kelompok user yang
lain. Desain basis data akhir mampu mendukung kebutuhan dari
semua kelompok user.

LAPORAN PENDAHULUAN 54
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

3) End users, End user merupakan orang-orang yang pekerjaannya


membutuhkan akses ke basis data untuk query, update dan
generate laporan. Beberapa kategori dari user :
• Casual end user : yang mengakses basis data, tetapi mereka
membutuhkan informasi yang berbeda setiap saat. Mereka
menggunakan bahasa query basis data yang canggih untuk
menspesifikasikan permintaan dan mereka adalah manajer
tingkat tinggi atau menengah.
• Naïve atau parametric end user : fungsi pekerjaaan utama mereka
adalah berkisar pada query dan update basis data,
menggunakan tipe standar dari query dan update (disebut
canned transaction) yang perlu diprogram dan diuji secara hati-
hati.
• Sophisticated end users : mencakup ahli teknik, ilmuwan, analis
bisnis, dan lainnya yang terbiasa dengan fasilitas dari SMBD
untuk mengimplementasikan aplikasi sesuai kebutuhannya.
• Stand-alone end users : memaintain basis data personal
dengan menggunakan paket program yang sudah jadi yang
menyediakan menu yang easy user dan interface tab berbasis
grafik.
4) System analysts and application programmers (software
engineers) Analis sistem menentukan kebutuhan user, khususnya
end user yang naïve dan parametric, dan membuat spesifikasi untuk
canned transaction yang sesuai dengan kebutuhan. Pemrogram
aplikasi mengimplementasikan spesifikasi ini sebagai program;
kemudian diuji, di-debug, dan didokumentasikan. Software
engineers ini perlu terbiasa dengan kemampuan DBMS dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya.
5) Pelaku lainnya:
• DBMS system designers and implementers;
• Tools developers : orang-orang yang mendesain dan
mengimplementasikan tool sebagai paket software, dimana

LAPORAN PENDAHULUAN 55
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

disesuaikan dengan yang menyediakan dan menggunakan


desain sistem basis data dalam meningkatkan kinerja;
• Operators and maintenance personnel : bertanggung jawab
atas hardware dan software dari sistem basis data yang
dioperasikan dan dimaintain
3.2.5. Lebar jalur, bahu jalan dan saluran
Pengukuran lebar saluran, jalur dan bahu jalan dilakukan dengan
menggunakan meteran kain setiap awal dan akhir segmen (tiap segmen
berjarak 500m) yang dilakukan pada saat lalu lintas sedang sepi.
Ingformasi ini berfungsi untuk mengetahui lebar badan jalan dan
mengetahui ruas jalan yang tidak memenuhi syarat lebar minimal sesuai
UU No.38 tahun 2004 dan PP No.34 tahun 2006. Cara penulisan pada
form adalah lebar saluran kiri, lebar bahu kiri, lalu lebar jalur, lebar bahu
kanan, dan lebar saluran kanan. Untuk jalan dengan median, maka
lebar median ditulis iantara lebar jalur.
3.2.6. Sistem Informasi Geografi
Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information
System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola
data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau
dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki
kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan
menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang
diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi
juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya
dan data sebagai bagian dari sistem ini.
Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi
ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan,
kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu
perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat
terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan
basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.

LAPORAN PENDAHULUAN 56
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan


di Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber
Daya. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut
CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan,
menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi
Tanah Kanada (CLI - Canadian land Inventory) - sebuah inisiatif untuk
mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan
memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata,
alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000.
Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan
analisis.

LAPORAN PENDAHULUAN 57
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan


aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay),
penghitungan, pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung
sistem koordinat national yang membentang di atas benua Amerika ,
memasukkan garis sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan
atribut dan informasi lokasional pada berkas terpisah. Pengembangya,
seorang geografer bernama Roger Tomlinson kemudian disebut "Bapak
SIG".
CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk
penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing
denga aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor
seperti Intergraph. Perkembangan perangkat keras mikro komputer
memacu vendor lain seperti ESRI, CARIS, MapInfo dan berhasil
membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama
pada pemisahan informasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan
generasi kedua pada organisasi data atribut menjadi struktur database.
Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu lagi
pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada
akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem
dikonsolidasikan dan distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit,
dan para pengguna mulai mengekspor menampilkan data SIG lewat
internet, yang membutuhkan standar pada format data dan transfer.
Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita ke-2 ketika LIPI
mengundang UNESCO dalam menyusun "Kebijakan dan Program
Pembangunan Lima Tahun Tahap Kedua (1974-1979)" dalam
pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi dan riset.
Jenjang pendidikan SMU/senior high school melalui kurikulum
pendidikan geografi SIG dan penginderaan jauh telah diperkenalkan
sejak dini. Universitas di Indonesia yang membuka program Diploma
SIG ini adalah D3 Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi,
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, tahun 1999. Sedangkan
jenjang S1 dan S2 telah ada sejak 1991 dalam Jurusan Kartografi dan

LAPORAN PENDAHULUAN 58
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada.


Penekanan pengajaran pada analisis spasial sebagai ciri geografi.
Lulusannya tidak sekedar mengoperasikan software namun mampu
menganalisis dan menjawab persoalan keruangan. Sejauh ini SIG
sudah dikembangkan hampir di semua universitas di Indonesia melalui
laboratorium-laboratorium, kelompok studi/diskusi maupun mata
pelajaran.
Komponen Sistem Informasi Geografis
Komponen-komponen pendukung SIG terdiri dari lima komponen yang
bekerja secara terintegrasi yaitu perangkat keras (hardware), perangkat
lunak (software), data, manusia, dan metode yang dapat diuraikan
sebagai berikut:
Perangkat Keras (hardware)
Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan
bagian dari sistem komputer yang mendukung analisis goegrafi dan
pemetaan. Perangkat keras SIG mempunyai kemampuan untuk
menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi serta
mendukung operasioperasi basis data dengan volume data yang besar
secara cepat. Perangkat keras SIG terdiri dari beberapa bagian untuk
menginput data, mengolah data, dan mencetak hasil proses. Berikut ini
pembagian berdasarkan proses :
Input data: mouse, digitizer, scanner
Olah data: harddisk, processor, RAM, VGA Card
Output data: plotter, printer, screening.
Perangkat Lunak (software)
Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses menyimpan,
menganalisa, memvisualkan data-data baik data spasial maupun non-
spasial. Perangkat lunak yang harus terdapat dalam komponen
software SIG adalah:
• Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG
• Data Base Management System (DBMS)
• Alat untuk menganalisa data-data

LAPORAN PENDAHULUAN 59
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

• Alat untuk menampilkan data dan hasil analisa


Data
Pada prinsipnya terdapat dua jenis data untuk mendukung SIG yaitu :
Data Spasial
Data Spasial
Data spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di
permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta,
gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat
x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai
tertentu.
Data Non Spasial (Atribut)
Data non spasial adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut
berisi informasi- informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial.
Data tersebut berbentuk data tabular yang saling terintegrasi dengan
data spasial yang ada.
Manusia
Manusia merupakan inti elemen dari SIG karena manusia adalah
perencana dan pengguna dari SIG. Pengguna SIG mempunyai
tingkatan seperti pada sistem informasi lainnya, dari tingkat spesialis
teknis yang mendesain dan mengelola sistem sampai pada pengguna
yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaannya sehari-hari.
Metode
Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda untuk setiap
permasalahan. SIG yang baik tergantung pada aspek desain dan aspek
realnya.
Ruang Lingkup Sistem Informasi Geografis (SIG)
Pada dasarnya pada SIG terdapat enam proses yaitu:
a) Input Data
Proses input data digunakan untuk menginputkan data spasial dan
data non -spasial. Data spasial biasanya berupa peta analog. Untuk
SIG harus menggunakan peta digital sehingga peta analog tersebut
harus dikonversi ke dalam bentuk peta digital dengan menggunakan

LAPORAN PENDAHULUAN 60
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

alat digitizer. Selain proses digitasi dapat juga dilakukan proses


overlay dengan melakukan proses scanning pada peta analog.

b) Manipulasi Data
Tipe data yang diperlukan oleh suatu bagian SIG mungkin perlu
dimanipulasi agar sesuai dengan sistem yang dipergunakan. Oleh
karena itu SIG mampu melakukan fungsi edit baik untuk data
spasial maupun non-spasial.

c) Manajemen Data
Setelah data spasial dimasukkan maka proses selanjutnya adalah
pengolahan data non- spasial. Pengolaha data non-spasial meliputi
penggunaan DBMS untuk menyimpan data yang memiliki ukuran
besar

LAPORAN PENDAHULUAN 61
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

d) Query dan Analisis


Query adalah proses analisis yang dilakukan secara tabular. Secara
fundamental SIG dapat melakukan dua jenis analisis, yaitu:
e) Analisis Proximity
Analisis Proximity merupakan analisis geografi yang berbasis pada
jarak antar layer. SIG menggunakan proses buffering (membangun
lapisan pendukung di sekitar layer dalam jarak tertentu) untuk
menentukan dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada.
f) Analisis Overlay
Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang
berbeda. Secara sederhana overlay disebut sebagai operasi visual
yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara
fisik.

LAPORAN PENDAHULUAN 62
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

g) Visualisasi
Untuk beberapa tipe operasi geografis, hasil akhir terbaik
diwujudkan dalam peta atau grafik. Peta sangatlah efektif untuk
menyimpan dan memberikan informasi geografis.
3.2.7. Form Survey
Didalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan, untuk mengumpulkan
berbagai informasi yang akan diintegrasikan dengan data spasial yang
ada. Maka disusunlah form survey yang digunakan oleh surveyor untuk
diisi berdasarkan hasil pengukuran, dokumentasi, dan pengamatan.
1) TABEL E.1 NAMA JALAN/RUAS

LAPORAN PENDAHULUAN 63
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

2) TABEL E.2 SURVEY TITIK AWAL & TITIK AKHIR

3) TABEL E.3 SURVEY RUAS JALAN

LAPORAN PENDAHULUAN 64
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

4) TABEL E.4 SURVEY KONDISI

LAPORAN PENDAHULUAN 65
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

3.2.8. Peralatan Survey


Adapun peralatan yang digunakan didalam kegiatan ini adalah;
1) GPS, Sistem Pemosisi Global (bahasa Inggris: Global Positioning
System (GPS)) adalah sistem untuk menentukan posisi di
permukaan bumi dengan bantuan sinkronisasi sinyal satelit. Sistem
ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang
mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan,
dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan
waktu. Sistem yang serupa dengan GPS antara lain GLONASS
Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India. Sistem ini dikembangkan
oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan nama
lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (kesalahan umum adalah
bahwa NAVSTAR adalah sebuah singkatan, ini adalah salah,
NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh John Walsh, seorang
penentu kebijakan penting dalam program GPS).
Contoh GPS;

2) Meteran dorong, adalah alat untuk mengukur panjang (long)


secara digital dengan cara menjejakan roda ke jalan.
Contoh;

LAPORAN PENDAHULUAN 66
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

3) Kamera Digital, Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas


fotografi. Nama ini didapat dari camera obscura, bahasa Latin untuk
"ruang gelap", mekanisme awal untuk memproyeksikan tampilan di
mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja kamera fotografis
yang modern, kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk mencatat
tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya.
Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu peranti untuk
membentuk dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran
film. Pada kamera televisi, sistem lensa membentuk gambar pada
sebuah lempeng yang peka cahaya. Lempeng ini akan
memancarkan elektron ke lempeng sasaran bila terkena cahaya.
Selanjutnya, pancaran elektron itu diperlakukan secara elektronik.
Contoh Kamera

LAPORAN PENDAHULUAN 67
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

3.3. METODOLOGI PEKERJAAN


Sesuai dengan kerangka acuan kerja dan perpres no 54 tahun 2010
tentang pengadaan barang dan jasa yang telah disampaikan. Bahwa
Metodologi adalah serangkaian tahapan cara untuk menganalisis
permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah
pemecahan/penyelesaian masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan
pekerjaan. Seperti yang telah dipaparkan didalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK) bahwa terdapat 2 problematikan/permasalahan untuk
mencapai tujuan [adalah tersedianya data update jalan kota, arteri
sekunder, kolektor sekunder, lokal dan sistem informasinya dalam
bentuk software yang dapat dijadikan informasi dan menjadi acuan
dalam pelaksanaan kegiatan perencanaan dan pembangunan jalan di
Kota]; [informasi untuk menjamin ketersediaan informasi yang up to
date];[ Untuk mengetahui informasi ketersediaan jalan yang
menghubungkan pusat – pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota,
jalan yang memudahkan masyarakat per-individu melakukan
perjalanan, jalan yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan
selamat, jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan
nyaman dan selamat, jalan yang menjamin perjalanan kendaraan dapat
dilakukan sesuai dengan kecepatan rencana sejalan dengan dinamika
kebutuhan terhadap aksesiblitas, mobilitas, keselamatan, kondisi jalan
dan kecepatan].
A. Metode Pengambilan data lapangan / survey lapangan
a. Pengambilan data survey kondisi jalan eksisting dengan cara
pengamatan langsung di lapangan dan pencatatan jenis kerusakan,
jenis perkerasan, dan visualisasi lapangan.
b. Pengambilan koordinat pangkal dan ujung ruas jalan dan fasilitas
pemerintahan sebagai penanda ruas jalan.
c. Pengukuran pajang ruas jalan, lebar tiap perkerasan yang ada
begitupun dengan kondisi kerusakan jalan yang ditemui. Pengukuran
dapat menggunakan alat sederhana dengan meteran ataupu dengan

LAPORAN PENDAHULUAN 68
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

mengunakan GPS hand dengan menfungsikan fitur tracking pada


GPS.
Berikut Kami lampirkan metode survey lapangan dengan
menggunakan GPS Hand :

ESC/BACK

ENTER

NAVIGATOR
ZOOM IN/ZOOM OUT

POWER/LIG
HT

MENU

MARKING
Pada saat posisi akan menandai “mark”, diamkan gps beberapa
saat agar penangkapan satelit lebih bagus. Untuk lebih akurat,
masuk ke halaman (page) SATELITE. Tampilan yang muncul
adalah pada kiri atas : informasi letak (koordinat), kanan atas :
akurasi GPS, semakin kecil nilai maka akurasi semakin bagus.
Bagian bawah bar penangkapan satelit. Semakin banyak satelit
didapatkan maka semakin akurat datanya.
Lalu tekan tombol ENTER + Tahan, kemudian kita bisa
mengganti symbol, nama dan Note (catatan), kemudian pilih
Done. Untuk memastikan Point tersebut, masuk ke page Map.
Terlihat nama point yang telah diMARKing. Atau masuk ke Menu
> pilih Waypoint Manager .

LAPORAN PENDAHULUAN 69
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

TRACKING
Pada saat memulai tracking, aktifkan track log. Pada menu pilih
Setup > pilih Tracks kemudian pada Track Log pilih Record.
Show On Map.
Setelah merekam jejak, simpan Track tersebut dengan cara
masuk ke Menu > Track Manager > Current Track (jejak
sekarang), lalu pilih Save Track, lalu pilih Done. Setelah itu
muncul peringatan, artinya jejak sdh tersimpan apakah anda
ingin membersihkan jejak sekarang, pilih saja NO agar track
sebelumnya yang kita lewati bisa kita lihat kembali.

- Foto diambil jarak per – 200 meter.


- Pengambilan Titik (MARK) di tiap Jembatan,
Gorong-Gorong & Dekker disertai foto.
- Marking juga nama-nama kampung atau
sarana-sarana umum yang ada.

d. Semua pengambilan data lapangan sesuai dengan form isian


survey yang telah kami usulkan di atas.

LAPORAN PENDAHULUAN 70
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

B. Penilaian Kondisi Permukaan Jalan Aspal/Beton


Sistem penilaian kondisi permukaan jalan yang digunakan pada jalan
dengan konstruksi aspal/beton berdasarkan pengamatan secara visual
dan dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun prioritas
penanganan jalan adalah metode Surface Distress Index (SDI) yang
dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga. Metode SDI adalah
pemeriksaan secara visual dengan data parameter luas total keretakan,
lebar rata-rata keretakan, jumlah lubang dan kedalaman bekas roda
kendaraan.
Khusus untuk jalan dengan tipe perkerasan beton (rigid pavement),
maka untuk sementara dapat dikategorikan ke dalam tipe perkerasan
aspal.
RCS (Road Condition Survey) adalah untuk mendapatkan data kondisi
dan bagian-bagian jalan yang mudah berubah; baik untuk jalan aspal,
maupun jalan tanah /kerikil sesuai kebutuhan untuk penyusunan
rencana dan program pembinaan jaringan jalan.

Gambar 3.5 Tinjaun Permukaan Jalan Aspal

LAPORAN PENDAHULUAN 71
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

Form Road Condition Survey (RCS)

LAPORAN PENDAHULUAN 72
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

Nilai Surface Distress Index (SDI)


Berdasarkan Panduan Suvei Kondisi Jalan Nomor SMD-93/RCS,
Jakarta, Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum
(2011), tahap perhitungan nilai SDI dilakukan sebagai berikut:
(a) Menetapkan SDI1 berdasarkan Luas Retak (Total Area Of Cracks)
1. NONE
2. Luas Retak: <10%........SDI1 = 5
3. Luas Retak: 10 - 30%....SDI1 = 20
4. Luas Retak: >30%.........SDI1 = 40
(b) Menetapkan SDI2 berdasarkan lebar rata-rata retak (Average Crack
Widht)
1. NONE
2. Lebar rata-rata retak: Halus <1 mm……SDI2 = SDI1
3. Lebar rata-rata retak: Sedang 1 - 3 mm.…SDI2 = SDI1
4. Lebar rata-rata retak: Lebar >3 mm ……SDI2 = SDI1 * 2
(c) Menetapkan SDI3 berdasarkan Jumlah Luang (Total No of Potholes)
1. NONE
2. Jumlah lubang: < 1 / 100 m ……… SDI3 = SDI2 + 15
3. Jumlah lubang: 1- 5 / 100 m ……... SDI3 = SDI2 + 75
4. Jumlah lubang: > 5 / 100 m ……… SDI3 = SDI2 + 225

(d) Menetapkan SDI4 berdasarkan bekas roda kendaraan (Average Depth of


Wheel Rutting)
1. NONE
2. Kedalaman Rutting: < 1 cm … X = 0.5 … SDI4 = SDI3 + 5 * X
3. Kedalaman Rutting: 1 - 3 cm ... X = 2 .… SDI4 = SDI3 + 5 * X
4. Kedalaman Rutting: > 3 cm … X = 5…… SDI4 = SDI3 + 20

Setelah perhitungan SDI dari setiap jenis kerusakan didapat nilai total
keseluruhan SDI dengan mengambil nilai yang terbesar dari SDI1, SDI2, SDI3
dan SDI4. Keunggulannya pemilihan nilai yang terbesar adalah untuk
memperoleh nilai keamanan tertinggi, sedangkan kelemahannya adalah
biaya yang keluar lebih besar.

LAPORAN PENDAHULUAN 73
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

C. Penliaian Kondisi Permukaan Jalan Kerikil/Tanah


Sistem penilaian kondisi permukaan jalan kerikil/tanah dilakukan dengan
metode Road Condition Index (RCI), yaitu survei kekasaran permukaan
secara visual dengan penentuan nilai RCI sesuai tabel berikut :
Tabel E.5 Penentuan Nilai RCI

LAPORAN PENDAHULUAN 74
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

D. Metode pengimputan hasil data survey lapangan


Mendowload Data GPS ke Komputer
a. Terlebih dahulu install program Mapsource pada computer yang
akan digunakan.
b. Setelah itu buka program Mapsource

Maka Tampilan sepeti ini,

LAPORAN PENDAHULUAN 75
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

1. Colokkan kabel data ke GPS melalui kabel USB, tunggu beberapa saat
sampe komplit 100%.
Setelah itu, pilih tool transfer > receive from device, seperti :

Jika type GPS devices belum terbaca (aktif) klik Find Device, centang
waypoint dan Track, kemudian klik Receive.

Maka akan muncul track, seperti

LAPORAN PENDAHULUAN 76
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

TRACK (jejak yang


dilewati)

WAYPOINT (titik yang


telah di “Mark”

Setelah itu kita Save, file ke dalam bentuk gdb atau gpx.

gdb (garmin database)

gpx (gps ex. format)

Catatan : jika waypoint tidak muncul, Pada GARMIN e-trex 10, Mapsource
hanya bisa digunakan untuk membackup (download) data Track sedangkan
waypoint dan route tidak dapat diunduh menggunakan mapsource. Hal ini
dikarenakan ketika dikonekan dengan komputer maka secara otomatis GPS
berubah menjadi data storage, dimana menyimpan datanya (waypoints,
routes, and tracks) dalam format file berextensi GPX. Map source dapat
membuka file GPX ini tetapi hanya satu buah file GPX saja, sehingga kita

LAPORAN PENDAHULUAN 77
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

harus memilih file GPX mana yang akan dibuka (dari data storage/GPS).
Tetapi kalo secara otomatis biasanya yang dibuka adalah file GPX saat ini
(terakhir). Dengan demikian route, waypoints maupun track dapat dibuka
menggunakan Mapsource, tetapi sebaiknya untuk backup yang lebih baik bisa
menggunakan software BASE CAMP yang juga merupakan produk dari
garmin.

Untuk itu buka file gpx yang tersimpan di GPS, dengan cara klik Menu > Open
Buka drive garmin e-trex (F) > folder garmin > folder gpx > pilih filenya.

Pilih format (*gpx)

Setelah itu buka Mapsource (tab baru) jadi ada 2 program mapsource terbuka.
Yang pertama yakni file yang telah kita simpan dalam bentuk gdb atau gpx
yang telah menampilkan track tadi. Tab kedua yakni file gpx untuk
menampilkan waypoint.
Copy waypoint ini ke tab mapsource sebelah, seperti ini :

Copy semua file (Ctr +


A)

LAPORAN PENDAHULUAN 78
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

Kemudian pindah ke tab sebelah dan paste

Maka di Mapsource ini telah muncul track dan waypoint

LAPORAN PENDAHULUAN 79
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

MENGEDIT WAYPOINT

Point yang telah kita marking di lokasi akan membentuk titik (waypoint),
seperti gambar di bawah ini :

Waypoint tersebut terdiri dari : Name (nama point), Symbol , Comment,


Position (Koordinat), Elev, dst. Saat salah satu waypoint diklik (diselect) maka
pada Map terlihat warna kuning.
Untuk menambah informasi waypoint, kita bisa me_rename ataupun
menambahkan informasi bagian comment, dengan cara double klik pada point
tersebut.

Nama Point

Simbol

Info tambahan

Link ke alamat
file/URL

LAPORAN PENDAHULUAN 80
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

Cara link ke foto, yakni dengan cara klik browse lalu arahkan folder foto yang
telah kita simpan.

Lalu klik salah satu foto

Klik salah satu foto

Kemudian Open

Lalu klik OK pada properties waypoint tadi.


Menambah dan Menghapus Waypoint

LAPORAN PENDAHULUAN 81
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

Dalam hal ini, kita bisa menambahkan atau menghapus waypoint. Waypoint
dapat dihapus dengan cara klik kanan pada waypoint tersebut lalu klik delete
waypoint.

Sedangkan untuk membuat waypoint baru yaitu dengan meng-klik tool


waypoint tool lalu meng-klik pada peta posisi/ letak yang akan dibuatkan point
baru.

Setelah itu ubahlah nama, symbol ataupun comment yang tertera. Contoh
nama kampung, sekolah, kantor-kantor, dll.
Mengolah TRACK

Track merupakan jejak yang kita lewati terekam ke dalam GPS berupa garis.
Selama GPS dalam keadaan menyala dan mendapatkan sinyal satelit maka
akan terekam. Untuk itu perlu ada pengolahan data tracking untuk
memudahkan dalam pengolahan data survey kita.
Contoh dalam Survey Jalan ini, data track sangat diperlukan utama data-data
ruas jalan. Kita dapat mengolah data tracking jalan kita di program ini.

LAPORAN PENDAHULUAN 82
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

Memotong Track
Data tracking jalan dapat kita potong, misalkan berdasarkan ruas jalan. Dari
keseluruhan track yang tersimpan dalam 1 track, dapat kita memilah-milah ke
beberapa track.

Track di atas dapat dibagi ke beberapa track.

LAPORAN PENDAHULUAN 83
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

Pilih Track
Divided

Select garis track kemudian klik dimana posisi yg akan dipotong.

Garis yang akan dipotong

Setelah itu select garis yang telah dipotong tadi, maka garis yg deselect
berwarna kuning. Inilah hasil pemotongan/pemisahan track tadi. Lalu ubahlah
nama (rename) agar lebih mudah diidentifikasi ruas-ruas jalan yang ada.

LAPORAN PENDAHULUAN 84
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

Name track diganti dengan nama ruas


jalan/tipe perkerasan jalan

Misalnya tipe LASTON, TANAH, dll.

LAPORAN PENDAHULUAN 85
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

E. Metodologi Umum Pembuatan / updating Database


Updating database adalah kegiatan untuk menambahkan,
mengurangi, merevisi, merubah melalui proses verifikasi lapangan
hingga pemasukan (inputing) data/informasi yang actual (benar)
kedalam perangkat lunak (Access, dan atau Mysql, dll). Berikut ini
adalah gambar proses/tahapan updating database (spasial) jalan.
Updating spasial jalan dilakukan di program AutoCad/Map/LandDestop,
maupun perangkat lainnya seperti ArcGIS. Hal ini penting dilakukan
untuk mendapatkan actual informasi mengenai kondisi jalan yang ada.

Sedangkan untuk database (numeric, abjad dan gambar) jalan di


wilayah Kabupaten Enrekang di lakukan melalui proses yang
telah dijelaskan diatas. Yakni proses penyusunan form survey ruas
jalan. (lihat gambar dibawah ini)

LAPORAN PENDAHULUAN 86
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

Sistem Informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi


dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer,
perangkat lunak, dan data. Sistem informasi adalah kumpulan antara
sub-sub sistem yang saling berhubungan yang membentuk suatu
komponen yang didalamnya mencakup input-proses-output yang
berhubungan dengan pengolaan informasi (data yang telah dioleh
sehingga lebih berguna bagi user) Suatu sistem informasi (SI) atau
information system (IS) merupakan aransemen dari orang, data, proses-
proses, dan antar-muka yang berinteraksi mendukung dan memperbaiki
beberapa operasi sehari-hari dalam suatu bisnis termasuk mendukung
memecahkan soal dan kebutuhan pembuat-keputusan manejemen dan
para pengguna yang berpengalaman di bidangnya.

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data


SQL (bahasa Inggris: database management system) atau DBMS yang

LAPORAN PENDAHULUAN 87
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia.


MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis
dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga
menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana
penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL. Tidak sama
dengan proyek-proyek seperti Apache, dimana perangkat lunak
dikembangkan oleh komunitas umum, dan hak cipta untuk kode sumber
dimiliki oleh penulisnya masing-masing, MySQL dimiliki dan disponsori
oleh sebuah perusahaan komersial Swedia MySQL AB, dimana
memegang hak cipta hampir atas semua kode sumbernya. Kedua
orang Swedia dan satu orang Finlandia yang mendirikan MySQL AB
adalah: David Axmark, Allan Larsson, dan Michael "Monty" Widenius.
MySQL adalah Relational Database Management System (RDBMS)
yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public
License). Dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL,
namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat closed source
atau komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu
konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query
Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database,
terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang
memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah
secara otomatis. Keandalan suatu sistem database (DBMS) dapat
diketahui dari cara kerja optimizernya dalam melakukan proses
perintah-perintah SQL, yang dibuat oleh user maupun
programprogram aplikasinya.

PYTHON PROGRAMMING
Python merupakan bahasa pemrograman yang freeware atau perangkat
bebas dalam arti sebenarnya, tidak ada batasan dalam penyalinannya
atau mendistribusikannya. Lengkap dengan source codenya, debugger
dan profiler, antarmuka yang terkandung di dalamnya untuk pelayanan
antarmuka, fungsi sistem, GUI (antarmuka pengguna grafis), dan basis

LAPORAN PENDAHULUAN 88
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

datanya. Python dapat digunakan dalam beberapa sistem operasi,


seperti kebanyakan system UNIX, PCs (DOS, Windows, OS/2),
Macintosh, dan lainnya. Pada kebanyakan sistem operasi linux,
bahasa pemrograman ini menjadi standarisasi untuk disertakan
dalam paket distribusinya. Bahasa pemrograman Python merupakan
jembatan antara bahasa skrip dan C. Secara jujur, Python merupakan
gabungan kelebihan yang dibawa dari bahasa pemrograman lainnya,
termasuk element dari C, C++, Modula-3, ABC, Icon, dan lainya.

METODE,
Metode ini merupakan model klasik yang bersifat sistematis dan mudah
dipahami karena berurutan dalam tahapan membangun software.
Waterfall Model menurut referensi Roger S. Pressman dapat
digambarkan sebagai berikut :

Model UML (Unified Modelling Language) sebagai perangkat


pembuatan desain software sistem informasi laboratorium adalah
seperti gambar berikut :

LAPORAN PENDAHULUAN 89
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

Dalam pembuatan sistem dengan menggunakan python dari desain tadi


dibuatlah modelnya, model ini nantinya disamping sebagai database
dan tabelnya, juga bisa difungsikan sebagai formnya. Dari model model
tersebut maka dengan menggunakan fungsi database dan tabelnya.
dan dengan menggunakan modelnya. Formnya bisa diatur untuk fungsi
CRUDSF (Search, Filter ), sehingga dalam pembuatannya tergantung
optimasi fungsi modelnya.
Alur Penyusunan Sistem Informasi Data Base Jalan dan Jemabatan
terdiri atas tahap pertama yaitu pengumpulan peta wilayah dan jaringan
jalan tahap kedua pengumpulan data, dan tahap ketiga adalah
pembangunan system informasi (basis data/database) jalan, dan
terakhir pembuatan dokumen lelang.
Model pengorganisir Basis Data, model pengorganisir basis data
teridiri atas tahap eksternal, tahap konseptual dan tahap internal.
Tahap Eksternal, seperti perancangan basis data lain tahap ini pada
dasarnya adalah mengumpulkan data dan informasi dari pihak user,
manajemen sehingga dapat ditentukan tujuan pengembangan dan
perancangan basis data (lihat gambar)

LAPORAN PENDAHULUAN 90
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

Tahap konseptual, harus dibuat model konseptual yang dapat


mempresentasikan „dunia nyata‟ sebaik mungkin. Dengan model ini
aplikas-aplikasi basis data dapat doimodelkan tanpa harus tergantung
pada model data tertentu. Model konseptual menyediakan mekanisme
yang dapat memungkinkan perubahan struktur basis data dari waktu
ke waktu sejalan dengan perubahan lingkungan yang sedang
dimodelka, kebutuhan pengguna dan requirements yang actual. Salah
satu model yang dapat dipakai sebagai alat representasi model
konseptual adalah model Entity Relationship. Model ini merupakan alat
untuk menganalisa unsur-unsur semantic daru suatu aplikasi yang tidak
tergantung pada peristiwa-peristiwa yang terjadi. Pendekatan ini
mencakup notasi-notasi yang mengambarkan entity atribut beserta
relasinya. Dalam tahap ini dilakukan identifikasi semua Entity yang
terlibat dalam permasalahan (enterprise) yang kemudian dapat
didefinisikan mana yang sangat relevan (dibutuhkan) dan yang tidak.
Selanjutnya atribut ini dapat dikelompokkan dalam : key, single valued,
multi valued, derived dan composite dengan karakter masing masing.
(lihat gambar)

LAPORAN PENDAHULUAN 91
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

Dalam tahap ini juga berdasarkan informasi yang didapat pada tahap
eksternal, maka dapat ditentukan semua rules (enterprise rule) yang
berlaku pada enterprise yang bersangkutan. Rule ini akan sangat
berperan dalam menetukan relasi-relasi yang terdapat dalam model
konseptual, yang pada akhirnya akan menetukan table-tabel basis
datanya pada saat implementasi.
Secara sederhana, tahap konseptual terdiri atas 2 tahap kegiatan yaitu;
1) Model konseptual, mulai dari mengorganisasikan data, memilih,
mengelompokkan, menyederhanakana, menetapkan, enterprise rule
dan membuat Entity Relationship (E-R) diagram.
2) Model logical, mulai membuat E-R data secara terpadu,
menetapkan key dan membuat table skeleton jalan secara
terstruktur.

Tahap Internal, yaitu tahap dimana data [jalan/ruas]


[kelengkapan][kondisi], [dll] dalam tael yang sudah terstruktur
diimplementasikan ke dalam perangkat lunak dengan bantuan
computer. Kemudian, dilakukan uji coba dan dilakukan evaluasi serta

LAPORAN PENDAHULUAN 92
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

analisis. Gambaran umum tahap internal tersebut dapat dilihat pada


gambar xxx. Langkah langkah detail dalam tahap internal adalah ;
• Konversi Model Entity Relationship ke Basis Data Relasional.
Pekerjaan pertama dalam tahap internal ini adalah melakukan
konversi model ER sebagai bentuk utama representasi model
konspetual ke dalam bentuk model data yang saling mempunyai
hubungan yang kita sebut sebagai basis data relasional. Basis data
relasiional dapat dianggap sebagai kumpulan table table yang
terkait satu sama lain, table dapat merepresentasikan relasi. Atribut
dapat diangggap sebagai kolom (field). Setiap entity pada mdel E-R
dikonversikan sebagai sebuah table data relasional. Relasi banyak
ke banyak antara entity akan menghasilkan sebuah table baru yaitu
table interseksi. Semua table akan diberi nama yang bersifat
deskriptif, dengan nama entity sebagai nama table yang
bersangkutan.
• Pendefinisian primary key, table table dalam basis data dapat
digunakan untuk mempresentasikan enterprise (dapat dianggap
sebagai beberapa „hal‟ yang merupakan bagian dari dunia nyata).
Untuk setiap table relational harus merepresentasikan satu hal atau
tema saja. Setiap table terdiri atas kolom dan baris (field dan record)
dan data pada setiap recordnya harus bersifat unik. Maka untuk
menjamin sifat unik setiap record harus ditentukan dan dibuat
primary key yang berfungsi sebagai pengenal/identifier. Primary key
pada table selain table interseks berasal dari atribut key yang
dimiliki oleh setiap entity pada model entity relationship. Atribut ini
primary key, tidak boleh kosong(null value) dan harus bersifat unik.
• Pendefinisian foreign key, table-tabel yang telah memiliki primary
key di atas masih belum lengkap dan tidak menyatakan relasi-relasi
logika yang terdapat antara table- tabelnya. Untuk itu diperlukan
foreign key sebagai penghubung antar table.
• Normalisasi tahap pertama, table table hasil konversi dari model E-
R ke basis data relasional elum teruji secara logika yang berarti pula

LAPORAN PENDAHULUAN 93
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

efektifitas, efisiensi dan logika keterhubungan antar table-tabel


belum teruji. Untuk itu diperlukan normalisasi secara bertahap.
Normalisasi tahap pertama mensyaratkan bahwa semua atribut
yang terlibat harus dapat dibagi lagi menjadi atribut-atribut yang
lebih kecil. Dengan demikian setiap atribut yang dapat
dikelompokkan sebagai atribut multi valued dan composite harus
dihilangkan. Dalam hal ini harus diperhatikan dalam penafsiran
ketentuan ini dengan tepat apakah suatu atribut termasuk multi
valued, composite atau tidak. Hal ini bergantung pada tujuan
beserta query yang harus dijawab.
• Normalisasi tahap kedua. Normalisasi tahap kedua ini
mensyaraktan semua atribut memenuhi bentuk normal dari
normalisasi pertama dan semua atribut atribut bukan kunci hanya
tergantung pada atribut kunci.
• Normalisasi tahap ketiga. Normalisasi ini mensyaratkan bahwa
semua atribut table yang termasuk bentuk normalisasi tahap kedeua
harus bebas dari ketergantungan transitif. Apabila dilihat selintas,
tampaknya kerap kali table table ini sudah bebas dari
ketergantungan transitif. Tetapi kalu diamati lebih jauh maka akan
Nampak kemungkinan kemungkinan itu. Secara umum dengan
bentuk normal ketiga ini sudah mencukupi untuk hamper semua
kondisi.
• Implementasi table table. Setelah perancangan logika selesai maka
perancangan fisik dapat segera dilakukan.
• Implementasi relasi antar table basis data. Setelah semua table
diimplementasikan ke dalam bentuk fisik diatas DBMS, setiap relasi
antar table-tabelnya juga segera diimplementasikan dengan
menghubungkan setiap primary key setiap table dengan setiap
foreign key yang terletak pada table table lain. Hasil pendefinisian
relasi secara fisik antar table basis data akan memberikan
representasikan grafis yang dapat menguji relasi relasi yang

LAPORAN PENDAHULUAN 94
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

terdapat didalam model entity relationship model


konseptualnya.
• Implementasi integritas umum basis data. Pada dasarnya bersamaa
dengan proses implementasi relasi relasi antar table basis data
secara fisik implementasi integritas basis data secara fisik juga
dapat segera dilakukan. Model basis data relasional menentukan
dua aturan integritas umum yang sering dirujuk sebagai aturan
umum karena pengarushnya terhadap basis data adalah integritas.
Entity adan integrates referential (rujukan).
• Implementasi integritas khusus basis data. Semua batasan
integritas yang tidak termasuk ke dalam integritas entity dan
itegritas referential dapat dianggap sebagai aturan/rules khusus
basis data dan atau Bussines Rules. Tipe aturan ini tidak selalu
sama untuk setiap basis data dan berasal dari aturan-aturan kerja
yang dimodelkan oleh setiap basis datanya. Meskipun demikian tipe
integritas khusus ini sama pentingnya dengan integritas umum
dimuka. Tanpa memperlakukan spesifikasi dan bussines rule banak
data yang buruk atau tidak layak dipakai akan masuk kedalam basis
data dan akhirnya menyebabkan terjadinya fenomena umum
garbage in, garbage out (masuk sampah, keluar sampah). (lihat
gambar)

LAPORAN PENDAHULUAN 95
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

RANCANGAN DATA BASE/ATRIBUTE, data atribut untuk


pengelolaan jaringan jalan sangatlah spesifik. Untuk itu perlu
dilakukan perancangan sesuai kebutuhan. Pada dasarnya data
atribut yang dibangun akan dikelompokkan ke dalam xx kategori
kelompok yaitu ;
1) Data atribut jalan; [no ruas], [ nama jalan/ruas], [volume],
[kondisi], [eksisiting], [potongan melintang], [titik awal dan
akhir], [kelengkapan], [foto]
2) Data attribute administasi; [desa], [kelurahan], [kecamatan],
[kota]
3) Data attribute lain

RANCANGAN DATA SPASIAL, rancangan data spasial akan


diterjemahkan ke dalam layer- layer peta digital. Setiap layer
mempunyai karakteristik spesifik tentang sebuah kelompok obyek.
Untuk Sistem Informasi Jalan (SISTEM INFORMASI DATA BASE
JALAN DAN JEMBATAN) Kota Tangerang akan dibuat layer
standar yaitu; layer untuk jaringan jalan [arteri] [kolektor] [local],
wilayah administrasi.

LAPORAN PENDAHULUAN 96
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

Contoh data atribut jaringan jalan

LAPORAN PENDAHULUAN 97
Survey Kondisi Jalan
KABUPATEN ENREKANG

Contoh Data Atribute Wilayah Administrasi

LAPORAN PENDAHULUAN 98

Anda mungkin juga menyukai