Anda di halaman 1dari 69

Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik Sipil Dan Lingkungan


Institut Teknologi Bandung

Si–3141 Perancangan Geometrik Jalan


Perancangan geometric jalan mencakupi :
1. Pemilihan rute,
2. Perancangan geometrik jalan,
3. Perancangan drainase jalan dan
4. Perancangan perlengkapan jalan.
Pustaka
1. Perundang-undangan dan peraturan tentang jalan yang berlaku di Indonesia.
2. “Route Location and Design”, McGraw-Hill Book Company, Thomas, F.Hickerson, 1953
3. AASHTO, ”American Association Of State Highway And Transportation Officials, 2011, A
Policy On Geometric Design Of Highways And Streets”, AASHTO

1
Perundangan dan Peraturan
• UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38
TAHUN 2004 TENTANG JALAN
• Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Antar Kota
No. 038/TBM/1997
• Standar Geometrik Jalan Perkotaan RSNI T 14 - 2004
• Standar Geometri Jalan Bebas Hambatan Untuk Jalan
Tol No. 007/BM/2009
2
Definisi Geometrik Jalan
• Geometrik jalan didefinisikan sebagai suatu bangun
jalan raya yang menggambarkan tentang
bentuk/ukuran jalan raya baik yang menyangkut
penampang melintang, memanjang, maupun aspek lain
yang terkait dengan bentuk fisik jalan.Sedangkan
pengertian
• highway design in which the dimensions of the roadway
are intended to promote safe, convenient, and
economical movement of traffic

3
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria

Jalan adalah prasarana transportasi darat


PERATURAN PEMERINTAH
yang meliputi segala bagian jalan, termasuk REPUBLIK INDONESIA
bangunan pelengkap dan perlengkapannya NOMOR 34 TAHUN 2006
TENTANG
yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
JALAN
berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan
tanah dan/atau air, serta di atas permukaan
air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan
jalan kabel.
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria

General road classified :


System

Function

Road Status

Class
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria

System OF ROAD
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria

Sistem jalan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34


TAHUN 2006 TENTANG JALAN (Pasal 7 & 8)

Jaringan Jalan Primer


disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk
pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa
distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan

Jaringan Jalan Sekunder


disusun berdasarkan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang menghubungkan
secara menerus kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi
sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke persil.
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria

Function OF ROAD

Arteri Kolektor Lokal Lingkungan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN


2006 TENTANG JALAN (Pasal 9)
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria

Function OF ROAD
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria

Status OF ROAD

Nasional Provinsi Kabupaten Kota Desa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN


2006 TENTANG JALAN (Pasal 25)
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria

jalan nasional adalah jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, dan jalan tol

jalan provinsi adalah jalan kolektor dalam sistem jaringan utama yang menghubungkan ibukota
provinsi dengan ibukota kabupaten / kota, atau di ibukota kabupaten / kota dan jalan strategis
provinsi.

jalan kabupaten adalah jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk dalam
jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan,
antar Ibukota kabupaten, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, pusat kegiatan lokal, serta
jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder di kabupaten.
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria

jalan Kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan sekunder yang menghubungkan
layanan antara Pusat di kota,

jalan desa adalah jalan umum yang menghubungkan daerah dan / atau antar-pemukiman
di desa, serta lingkungan.
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria

Class OF ROAD

Medium Small Load


Freeway Highway
Road Road Transport

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN


2006 TENTANG JALAN (Pasal 31)
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN


2006 TENTANG JALAN (Pasal 33) :
Bagian-bagian jalan meliputi ruang manfaat jalan, ruang milik
jalan, dan ruang pengawasan jalan.

1.Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya.

2.Ruang milik jalan terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat
jalan.

3.Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang penggunaannya ada
di bawah pengawasan penyelenggara jalan.
Technical
The Road Requirements and Construction Contract
Planning Criteria
1. Konsep dasar dan langkah-langkah
perancangan jalan,
Si–3141 2. Peta dasar topografi dan
Perancangan kegunaannya,

Geometrik 3. Sistem koordinat dan azimuth


4. Peta kontur untuk perancangan
Jalan geometrik jalan / pemilihan rute jalan
1. Proses Dan Konsep Perencanaan Jalan.
a) Maksud Dan Tujuan Perancangan Geometrik Jalan.
b) Urutan Kegiatan Perancangan Geometric Jalan
c) Data Yang Diperlukan Dalam Perancangan Geometric Jalan.
d) Elemen Perancangan Geometrik Jalan.
e) Klasifikasi Jalan

30
Maksud Dan Tujuan Perancangan Jalan

• Merancang jalan untuk menghubungkan dua titik awal


dan akhir jalan.
• Merancang jalan dengan memperhatikan kondisi alam
dan lingkungan jalan, pertimbangan ekonomi dan
sosial, faktor keselamatan.
• Membuat rancangan geometrik jalan yang memenuhi
persyaratan teknis jalan dan dilengkapi dengan gambar
teknik jalannya

31
Urutan Kegiatan Dalam Perencanaan Jalan.
1. Analisis Jaringan Jalan (Studi Perencanaan Transportasi) è
menetapkan diperlukannya jalan
2. Pra studi kelayakan jalan (menilai dan memilih salah satu dari
beberapa alternatif usulan rute jalan)
3. Studi kelayakan jalan (mengevaluasi rute terpilih, merencanakan
dan merancang awal rute jalan, basic design)
4. Rencana detail jalan (detail Engineering Design)

32
33
34
35
Contoh isi laporan pra studi kelayakan / studi kelayakan

36
Pengertian Perancangan Geometrik Jalan
Perancangan geometrik jalan adalah Suatu perencanaan dimensi jalan dan
bagian-bagiannya yang disesuaikan dengan tuntutan serta sifat-sifat lalu
lintas.
• Faktor yang harus diperhatikan:
– Hubungan antara waktu, ruang dan kendaraan:
• Efisien,
• Aman,
• Nyaman, serta
• Ekonomis
– Aspek perencanaan dan pelaksanaan konstruksi jalan (bentuk fisik jalan).
– Keseragaman geometrik jalan sehubungan dengan jenis medan (terrain -
topografi).

37
Perancangan Geometrik Jalan
• Dimensi jalan berhubungan dengan
– Bidang horisontal
– Bidang vertikal (melalui sumbu jalan dan tegak lurus bidang horisontal)
– Penampang melintang

Bidang
Vertikal
n g ng
i da inta
B el
M

Bidang
Horisontal

38
Elemen Perancangan Geometrik Jalan

• Alinemen horizontal (Horizontal alignment)


• Alinemen vertical (Longitudinal section)
• Penampang Melintang (Cross Section)

39
Elemen Perancangan Geometrik Jalan
a) Alinemen horizontal (Horizontal alignment) pada bidang horisontal (1)
b) Alinemen vertical (Longitudinal section) pada bidang vertikal (2)
c) Penampang Melintang (Cross Section) pada bidang melintang (3)

mb u jalan
melalui su
n g vertikal
id a
Jalan di b
u
eksi Sumb
Proy

3 Proyeksi Sumbu Jalan di bidang horisontal


2

1
Proyeksi Sumbu Jalan di bidang melintang ꓕ sumbu jalan
40
2. Peta Dasar / Peta Topografi
1. Menetapkan titik awal dan titik akhir jalan
2. Evaluasi kondisi topografi untuk memilih dan menentukan rute jalan
3. Mengetahui gembaran awal penampang melintang permukaan tanah
asli jalan, sehingga akan diperoleh klasifikasi medan;
4. Klasifikasi medan (kondisi / bentuk permukaan tanah pada
penamapang melintang jalan) terdiri atas :
– Datar
– Bukit
– Gunung

41
Peta topografi kontur untuk perancangan geometrik jalan.
tinggi
B

rendah
A

rendah
B
rendah

tinggi

A tinggi

42
Topografi
Aspek-aspek perancangan bagian-bagian jalan seperti
• Alinemen horisontal:
– Segmen jalan lurus dan tikungan
– Saluran tepi jalan
• Alinemen vertikal:
– Kelandaian jalan: ada datar, tanjakan dan tururnan
– Pertimbangan kemampuan kendaraan untuk menanjak
• Penampang melintang:
– Ruang yang cukup bagi manuver kendaraan,
– Kebebasan samping jalan
• Jarak pandang
– Jarak pandang di bagian lurus jalan atau di tikungan
– Jarak pandang di simpang
• Kombinasi alinemen vertikal dan horisontal
• Persimpangan jalan, Persilangan dengan Jalan rel.
• keselamatan, keamanan dan pertimbangan ekonomi
43
Garis Kontur (Counterline) merupakan :(lihat gambar)
• Garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang sama.
• Garis tertutup (didalam/diluar gambar) dan berupa garis menerus.
• Mempunyai angka ketinggian yang bulat dan tiap garis tinggi kelima dipertebal.
• Garis yang agak rapat berarti puncak (A) atau lembah kecil (depression) (B).
• Garis kontur tidak bisa berpotongan satu sama lain, kecuali kalau ada dataran yang menonjol (over hang)
seperti di C, bila ada perpotongan harus pada 2 tempat.
• Garis-garis berjarak sama berarti kelandaian merata.
• Garis-garis makin renggang berarti medan makin datar.
• Garis-garis kontur makin rapat berarti medan makin curam. (di D).
• Garis berputar seperti naik dan turun lagi dibagian sungai (titik E)è jurang,
• Perpotongan dengan sungai garis kontur akan tegak lurus.
• Lengkungan garis cembung adalah apabila dilihat kearah mengalirnya sungai.
44
U

Skala 1: 1000
Gambar : Contoh Peta Kontur
45
Peta topografi kontur untuk perancangan geometrik jalan.

rendah B

tinggi

A 46
3. System koordinat dan
Perhitungan Sudut

47
Perhitungan sudut tikungan 1/2

a1-2 aB-2

D1

aA-1

a2-B

D2

Perhitungan Jarak
Perhitungan jarak dilakukan dengan menggunakan persamaan :
di-j = Jarak antara titik i dan titik j, (m)
xi = Koordinat x titik i, (m)
d i- j = (x j - xi )2 + (y j - y i )2 xj = Koordinat x titik j, (m)
yi = Koordinat Y titik i, (m)
X : Arah Timur Peta
yj = Koordinat x titik j, (m)
Y : Arah Utara Peta
48
Perhitungan sudut tikungan 2/2
• Perhitungan Azimuth
Azimuth adalah suatu sudut yang dibentuk oleh suatu garis di sebuah titik dengan garis yang menuju arah utara.
Besarnya azimuth ini ditentukan dengan besar tangen sudut yang dibentuk oleh kedua garis tersebut.

Perhitungan azimuth dengan :


æ xB - x A ö
a A- B = arctançç ÷÷
dimana : a = Azimuth dari titik A ke arah titik B
è yB - y A ø
xA= koordinat x titik A
yA= koordinat y titik A
xB= koordinat x titik B
yB= koordinat x titik B

• Perhitungan Sudut Tikungan


Berdasarkan sketsa gambar, maka perhitungan sudut tikungan adalah sebagai berikut :

D C = a C - a A = 165(Sudut 1) ' 36" = +58 30'0" ® ((+ ) tikungan ke kana


"-107 o 27
o o
57'36Tikungan
D D = a D - a C = 120(Sudut
o
36' 36"-165 o2)57' 36" = -45 o 21' 0" ®
Tikungan ((- ) tikungan ke k
49
Hasil Perhitungan

PI-3
3

PI-1
1 C(X,Y)

2
A(X,Y)
PI-2
B
A

Hasil Akhir Perhitungan Awal :


• Koordinat titik – titik acuan (X,Y)
• Jarak antar titik (di-j)
• Sudut tikungan ( Δ )
50
KLASIFIKASI
MEDAN

51
Klasifikasi Medan
Kemiringan Medan
– Kemiringan medan ditentukan oleh kemiringan melintang tanah.
– Kemiringan melintang tanah adalah kemiringan melintang tanah asli yang diukur tegak lurus
terhadap sumbu jalan (dengan garis sepanjang ROW jalan rencana).
– Kemiringan melintang tanah umumnya diukur tiap jarak 50 m.
– Kemiringan medan merupakan sebagian besar kemiringan melintang garis-garis tersebut.

Penentuan klasifikasi medan jalan:


– Buat segmen–segmen pada garis sumbu jalan rencana tiap 50 meter pada peta,
– Tiap segmen tarik garis tegak lurus (ke kiri dan kanan) garis rencana sumbu jalan, minimal
selebar ROW jalan (L)
– Tentukan ketinggian tanah asli di kedua ujung garis tersebut sehingga didapat z1 dan z2.
– Kemiringan tiap segmen (ei) adalah perbandingan antara selisih ketinggian (z1 – z2) dengan
panjang segmen (L),
– Kemiringan medan adalah nilai rata – rata kemiringan tiap segmen sepanjang garis rencana
jalan (ei).
52
Ilustrasi Penentuan Kemiringan Medan
Ketinggian titik
Titik (m) Kemiringan (%)
Kiri Kanan
1 21,00 20,50 0,83
2 24,00 23,00 1,67
3 25,00 24,00 1,67
4 26,00 25,50 0,83
5 28,00 27,50 0,83
6 32,50 28,50 0,67
7 31,50 28,50 5,00
Rata-rata = 2,40 %
8 27,50 26,50 1,67 Maksimum = 6,67 %
Minimum = 0,83 %
Jenis Medan Notasi Kemiringan Medan (%)
Datar D < 10 %
Perbukitan B 10 % - 25 %
Pegunungan G > 25 %
53
4. Peta kontur untuk
perancangan geometrik jalan /
pemilihan rute jalan

54
Pemilihan Rute Jalan
Kegiatan pemilihan rute jalan: • Pilih koridor rencana jalan
• Persiapan: terbaik dengan
– Peta memperhitungkan faktor:
– Penentuan rencana rute di peta • Medan / Topografi
• Survey: • Data Geologi
– Identifikasi kondisi rute di peta dengan kondisi rute • Perpotongan dengan sungai
lapangan • Daerah Lahan Kritis
– Catat kondisi lapangan • Daerah Aliran Sungai
• Kompilasi dan analisis • Material Konstruksi Jalan
– Perbaikan rute dan gambarkan di peta • Galian dan Timbunan
– Persiapan untuk survey detail • Pembebasan Tanah
• Koridor rencana adalah bidang memanjang untuk • Lingkungan
menggambarkan trase jalan yang menghubungkan • Sosial
dua titik awal dan titik akhir jalan.
• Trase Jalan adalah garis-garis yang merupakan
rencana sumbu jalan.
55
PETA
INPUT PROSES HASIL KEGUNAAN
Menentukan rute terbaik Koridor rencana jalan yang Perancangan alinemen horisontal
untuk menghubungkan titik menghubungkan titik awal dan titik jalan
awal dan titik akhir akhir
Membaca kontur pada peta Perkiraan rencana koridor jalan Perencanaan alinemen vertikal dan
arah memanjang sumbu jalan memanjang&adanya daerah yang mengetahui aliran air
naik dan turun

Membaca kontur pada peta Gambaran penampang beberapa Penentuan tipe terrain dan untuk
arah melintang sumbu jalan titik sepanjang rencana sumbu perancangan penampang melintang
1. PETA
jalan jalan
Membaca tali air pada peta Perkiraan aliran air hujan pada Untuk menentukan pemasangan
daerah sekitar sumbu jalan gorong-gorong, jembatan atau
fasilitas drainase lainnya

Membaca peta untuk Daerah tangkapan air di sekitar Penentuan daerah tangkapa air hujan
menentukan daerah tangkapan lokasi jalan dan daerah aliran sungi untuk perancangan drainase jalan
air /daerah aliran sungai dan perancangan jembatan

56
Peta topografi kontur untuk perancangan geometrik jalan.

tinggi B

rendah

A
57
B

58
Peta topografi kontur untuk perancangan geometrik jalan.

tinggi
B

rendah

rendah

A
59
rendah
A

tinggi

60
Peta topografi kontur untuk perancangan geometrik jalan.

rendah

tinggi

A
61
Jarak terpendek belum tentu merupakan jalan yang optimum
Pada daerah berbukit, jarak terpendek mungkin memiliki kelandaian besar sehingga perlu diteliti
panjang kritisnya.
Pada jalan yang landai, perlu perhatian akan drainase jalan

A B

Garis Kontur
Jalan dengan jarak terpendek
Jalan dengan kelandaian minimum
Gambar : Pengaruh medan terhadap jalan dengan jarak terpendek

62
Perpotongan dengan Sungai
¡ Usahakan perpotongan pada badan sungai yang lurus.
¡ Perpotongan rencana jalan dengan sungai tidak selalu harus tegak lurus.
¡ Lokasi perpotongan tidak harus pada badan sungai yang paling sempit karena belum tentu optimal,
dan bisa membutuhkan jalan yang lebih panjang.

Penyeberangan
Penyeberangan Terpendek/tegak lurus
Miring

Gambar: Perpotongan jalan dan sungai

63
Daerah Lahan Kritis
Rencana jalan diusahakan tidak melewati:
• daerah lahan kritis,
• daerah rawan longsor,
• daerah patahan,
• daerah genangan atau rawa-rawa,

Walaupun dapat diatasi dengan penanganan tertentu,


namun berimplikasi terhadap tingginya biaya konstruksi
maupun biaya pemeliharaan jalan.

64
Daerah Aliran Sungai (DAS)
• DAS adalah daerah yang air hujannya mengalir ke sungai tersebut.
• Jalan diatas punggung, biasanya tidak berpotongan dengan aliran air.
• Perpotongan dengan aliran air perlu jembatan, gorong-gorong atau lainnya .

Sungai/anak sungai

Punggungan
Gambar: Sungai dan Punggungan

65
Pembebasan Tanah
• Tidak semua tanah dikuasai oleh negara.
• Tanah milik masyarakat perlu dibebaskan dengan memberikan
ganti kepada pemilik.
• Di daerah perkotaan, harga tanah bisa sangat tinggi dan proses
pembebasan perlu waktu cukup lama.
• Tanah negara dibawah pengawasan dan pengelolaan suatu
instansi negara (tanah hutan, perkebunan dsb.) è perlu
koordinasi antar instansi agar tidak menimbulkan
permasalahan.
66
Galian dan Timbunan
• Jalan dirancang dibangun di permukaan tanah eksisting
sehingga pekerjaan galian bisa diminimumkan.
• Galian / timbunan yang terlalu dalam/tinggi akan
membutuhkan penanganan khusus terhadap dinding
galian / timbunan untuk menghindari terjadinya longsor.
• Pekerjaan galian dan timbunan diusahakan seimbang.
• Tidak semua bahan galian dapat dimanfaatkan sebagai
bahan timbunan; tergantung dari karakteristik tanahnya
serta persyaratan material untuk timbunan.
67
Lingkungan dan Sosial
– Lalu lintas: polusi udara, suara, getaran è berdampak buruk bagi lingkungan è
menurunkan kualitas lingkungan hidup masyarakat.
– Di daerah hutan lindung atau cagar alam tidak disarankan dibangun jalan untuk
kendaraan bermotor.
– Kecenderungan tumbuh pemukiman/kegiatan lain di sisi jalan, dapat
memultiplikasi dampak lingkungan.
– Adanya kerugian ekonomi masyarakat sekitar, perubahan kehidupan sosial
akibat adanya jalan baru.
– Usahakan lokasi jalan tidak melewati daerah-daerah sensitif bagi kehidupan
sosial masyarakat.
– Perhatikan dampak-dampak yang akan timbul dan identifikasi penanganan yang
terbaiknya

68
69

Anda mungkin juga menyukai