Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jalan merupakan sarana transportasi darat yang memegang peranan penting dalam
pengembangan suatu wilayah. Perkembangan suatu wilayah akan meningkatkan
kebutugan sarana dan prasarana transportasi. Kondisi terebut apabila tidak
diantisipasi sedini mungkin, dikhawatirkan akan terjadinya permasalahan
transportasi seperti kemacatan, kerusakan jalan, dan lainnya. Untuk
mengantisipasi permasalahan yang mungkin terjadi tersebut perlu adanya
perencanaan geometri jalan (Badrujaman, 2016).

Perancanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perancanaan jalan yang


merencanakan tentang geometrik atau dimensi nyata jalan yang disesuaikan
dengan kelengkapan dan data dasar yang tersedia dari hasil survei lapangan yang
telah dianalisis berdasarkan acuan perencanaan yang berlaku, serta mengacu pada
beberapa kriteria-kriteria teknis di bidang jalan yang berlaku kepada standar
peraturan perundangan yang berlaku (Lesamana, 2012). Perencanaan geometrik
jalan diawali dengan studi kelayakan teknis operasional, kelayakan sosial dan
ekonomi, kelayakan finansial, serta kelayakan lingkungan. Berdasarkan kajian
studi kelayakan tersebut baru dapat menetapkan lokasi untuk perencanaan fisik
jalan.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam tugas besar perencanaan geometrik jalan adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana prodesur dalam perencanaan geometrik jalan?
2. Bagaimana prodesur perencanaan alinyemen horizontal pada perancangan
geometrik jalan?
3. Bagaimana prosedur perencanaan alinyemen vertikal pada perencanaan
geometrik jalan?
4. Bagaimana prosedur merencanakan dan menghitung galian dan timbunan?

1.3. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan tugas besar perencanaan geometrik jalan adalah sebagai
berikut:

1. Dapat mengetahui prodesur dalam perencanaan geometrik jalan?


2. Dapat mengetahui prosedur perencanaan trase jalan
3. Dapat mengetahui prodesur perencanaan alinyemen horizontal pada
perancangan geometrik jalan?
4. Dapat mengetahui prosedur perencanaan alinyemen vertikal pada
perencanaan geometrik jalan?
5. Dapat mengetahui prosedur merencanakan dan menghitung galian dan

timbunan tanah?

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada pembahasan tugas besar perencanaan geometrik jalan hanya
sebatas perencanaan geometrik jalan untuk menghubungkan dua buah lokasi
dengan input utama berupa peta topografi serta informasi terkait fungsi jalan dan
kombinasi tikungan yang akan dirancang.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas besar perencanaan geometrik jalan adalah sebagai


berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan,
ruang lingkup, dan sistematika penulisan.
2. BAB II DASAR TEORI
Pada bab ini diuraikan mengenai pengertian jalan, pengertian desain
geometrik jalan, bagian-bagian jalan, klasifikasi jalan, alinyemen horizontal,
alinyemen vertikal, profil memanjang, profil melintang, dan galian
timbunan. Isi dari bab ini berdasarkan literatur-literatur dan peraturan yang
berlaku.
3. BAB III PERENCANAAN TRASE JALAN
Pada bab ini diuraikan mengenai prosedur dan perhitungan-perhitungan
trase dari jalan yang direncanakan berdasarkan data-data yang diperoleh.
4. BAB IV ALINYEMEN HORIZONTAL
Pada bab ini diuraikan mengenai prosedur dan perhitungan-perhitungan
alinyemen horizontal dari jalan yang direncanakan berdasarkan data-data
yang diperoleh..
5. BAB IV ALINYEMEN VERTIKAL
Pada bab ini diuraikan mengenai prosedur dan perhitungan-perhitungan
alinyemen vertikal dari jalan yang direncanakanberdasarkan data-data yang
diperoleh.
6. BAB IV CUT AND FILL
Pada bab ini diuraikan mengenai prosedur dan perhitungan-perhitungan
dalam merencanakan dan menghitung galian dan timbunan tanah
berdasarkan data-data yang diperoleh.
7. BAB IV PENUTUP
Pada bab ini dibahas mengenai kesimpulan yang merupakan rekapitulasi isi
yang disajikan secara singkat, yang meliputi jawaban dari permasalahan
dalam tugas besar perencanaan geometrik jalan. Selain itu pada bab ini juga
membahasa tentang saran yang berisikan harapan penyusun yang
ditunjukkan kepada pembaca laporan.
BAB II

PENDAHULUAN

2.1. Pengertian Jalan

menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 disebutkan


bahwa jalan merupakan suatu prasarana transportasi yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang siperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas oermukaan
air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel (adminpu, 2019).

Perencanaan jalan raya yang baik adalah perencanaan jalan yang merencanakan
bentuk geometrik yang sedemikian rupa sehingga jalan yang dirancang dapat
memberikan pelayanan yang opltimal sesuai dengan fungsingya, karena tujuan
akhir dilakukan perencanaan adalah untuk menghasilkan suatu desain jalan yang
baik, ekonois, serta mampu memberilan pelayanan lalu lntas yang optimal.

Desain geometrik jalan adalah desain yang komprehensif, tidak hanya pada jalan
itu sendiri, tetapi juga harus mempertimbangkan masukan yang berkaitan dengan
pendanaan, desain, transportasi, manajemen lalu lintas, material, teknik
konstruksi, drainase, struktur-struktur jembatan, gorong-gorong, utilitas dan
lingkungan di sekitarnya untuk memastikan hasil keluaran yang paling layak
(Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2020).

2.2. Bagian-Bagian Jalan

Menurut Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan, jalan Memiliki
bagian-bagian yang diberi nama ruang manfaat jalan (rumaja), ruang milik jalan
(rumija), dan ruang pengawas jalan (ruwasja).

2.2.1. Ruang Manfaat Jalan (RUMAJA)

Ruang manfaat jalan (rumaja) merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi
oleh lebar, tinggi, dan kedalaman tertentu, meliputi bagian badan jalan, saluran
tepi jalan, dan ambang pengaman. Rumaja digunakan untuk menempatkan
median, perkerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar,
lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong (box culvert),
perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya. Rumaja dilengkapi dengan
trotoar bagi lalu lintas pejalan kaki, konstruksi jalan, badan jalan, dan ruang bebas
(PP No 34 Tahun 2006). Rumaja dilengkapi ruang bebas dengan ukuran tinggi,
dan kedalaman sebagai berikut:

1. Lebar ruang bebas diukur diantara dua garis vertikal pada batas terluar
ambang pengaman atas batas terluar.
2. Tinggi ruang bebas minimal 5,1m di atas permukaan jalur lalu lintas.
3. Kedalaman rang bebas minimal 1,5m di bawah permukaan jalur lalu lintas
terendah

Anda mungkin juga menyukai