Disusun oleh :
Kelompok 4 :
Jan Felix Tolongan 180217292
Praktik ini sangat penting bagi mahasiswa Teknik Sipil untuk menunjang
pembangunan Indonesia nantinya, terkhusus mengenai perencanaan jalan. Semoga
laporan ini dapat di gunakan sebagai acuan untuk bahan pembelajaran, petunjuk,
maupun pedoman bagi para pembaca dalam profesi bidang teknik sipil.
Kesempurnaan itu hanya milik Pencipta. Karena itu, kami sangat menyadari
laporan ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan sebagai masukan yang berguna dalam penyusunan laporan selanjutnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
1. BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan Praktik Perancangan Jalan 5
1.3. Rumusan Masalah 6
1.4. Batasan Masalah 6
2. BAB II LANDASAN TEORI 7
2.1. Standar Perencanaan 7
2.1.1. Keadaan Topografi 8
2.1.2. Standar Perencanaan Geometrik Jalan 9
2.1.3. Klasifikasi Lalu Lintas Jalan Raya 9
2.2. Alinemen Horizontal 10
2.3. Alinemen Vertikal 16
2.4. Pengerjaan Galian dan Timbunan 17
2.4.1. Pengerjaan Galian 17
2.4.2. Pengerjaan Timbunan 19
3. BAB III PERHITUNGAN 21
3.1. Perencanaan Alinemen Horizontal 21
3.1.1. Perhitungan Jarak, Sudut Tikungan, dan Koordinat Titik 21
3.1.2. Menghitung Klasifikasi Medan Jalan 22
3.1.3. Perencanaan Tikungan 23
3.2. Perencanaan Alinemen Vertikal 37
3.2.1. Perhitungan Elevasi Tiap Stasiun 38
3.3. Perhitungan Galian dan Timbunan 42
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Jalan raya adalah sarana transportasi yang berguna untuk menghubungkan suatu
tempat ke tempat lainnya melalui daratan. Dengan adanya jalan raya akan membantu
memperlancarkan segala kegiatan atau mobilitas masyarakat baik yang berada di
daerah kota maupun di daerah-daerah lainnya akan dapat memperoleh manfaat dengan
adanya jalan raya tersebut. Dengan demikian jalan raya merupakan kebutuhan yang
cukup penting bagi suatu daerah dalam rangka peningkatan pertumbuhan masyarakat,
baik di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan hankam.
Mengingat begitu pentingnya fungsi jalan raya bagi kehidupan masyarakat, maka
suatu jalan raya harus dirancang dengan baik sehingga dapat berfungsi secara
maksimal. Segala aspek yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan
perencanaan dan pelaksanaan suatu pembangunan jalan raya harus mendapat perhatian
1
2
yang serius, seperti perencanaan geometri jalan, desain, kontruksi, perkerasan dan
sebagainya. Selain itu juga harus di adakan peninjauan terhadap aspek permasalahan
sosial, ekonomi, politik, hankam dan sebagainya. Dalam merencanakan geometri jalan
raya, hal pokok yang harus kita tentukan adalah bentuk geometri jalan yang
direncanakan harus dapat melayani fungsinya secara optimal kepada penggunanya.
Standar perencanaan ini meliputi standar kelas jalan yang disusun sesuai kelas jalan
yang dibutuhkan yang meliputi faktor teknik lalu-lintas, ketersediaan dana, aspek-
aspek keamanan dan kenyamanan pemakai jalan,
Dalam bidang politik dan hahkam pengaruhnya antara lain akan lebih
menguntungkan karena dengan adanya sarana dan prasarana transportasi akan labih
3
1. Lebar jalan
2. Tikungan
3. Kelandaian
4. Jarak pandang henti dan menyiap
5. Kondisi dan bagian-bagian tersebut.
Jarak pandang henti adalah jarak dimana kendaraan dapat berhenti dengan aman
(saat pengemudi melihat rintangan hingga kendaraan berhenti sebelum menembak) dan
juga perencanaan pertemuan jalan (intersection atauinterchange) masuk dalam
geometri ini :
Untuk penempatan lokasi suatu trase jalan dan bagian dari perencanaan sampai
batas tertentu juga di pengaruhi oleh keadaan fisik topografi dan penggunaan suatu
daerah yang dilaluinya.
4
Topografi yaitu peta yang didapat dari pengukuran tentang keadaan permukaan
tanah, tinggi rendahnya permukaan tanah.Peta ini dibuat dari pengukuran detail
alamiah maupun buatan tangan manusia. Kedaan tanah dasar dapat mempengaruhi
lokasi dan bentuk geometri dari suatu jalan, misalnya bila keadaan tanah dasar jelek,
maka perencanaan akan merubah trase jalan atau menghilangkan tanah jelek tersebut
dengan mengganti atau menimbunnya.
Melalui perencanaan geometri jalan ini diharapkan dapat menciptakan paduan yang
baik antara waktu dan ruang sehubungan dengan keadaan yang bersangkutan, sehingga
dapat menghasilkan efisen keamanan serta kenyamanan yang optimal dalam batas-
batas ekonomi yag layak. Di samping itu harus memperhatikan faktor-faktor antara lain
:
1. Nyaman: tidak banyak tikungan, tidak terlalu terjal, tidakterlalu banyak ada
gangguan.
2. Aman : jarang terjadi kecelakaan.
3. Biaya : seefisien mungkin tetapi tetap memperhatikan keamanan.
4. Pendek : dapat dicapai dalam waktu yang singkat.
keluruhan (Over all planning). Perencanaan suatu jalan yang lengkap tidak hanya
menyangkut factor keamanan dan kenyamanan serta ekonomis, akan tetapi juga
menyangkut faktor keindahan, sehingga jalan akan memberikan keseimbangan dengan
lingkungan dan pemandangan yang indah.
Dari praktik perancangan jalan, didapati tujuan yang ingin dicapai sebagai
berikut :
Dari hasil praktik perancangan jalan yang telah diamati, didapati rumusan masala
sebagai berikut
LANDASAN TEORI
7
8
geometri akan menjadi sangat sulit karena biaya sangat mahal, oleh karena itu ketelitian
perencanaan sangat diperlukan. Dengan mempertimbangkan keistimewaan dan kondisi
sekitar jalan raya yang sangat beragam, toleransi yang cukup besar harus diterapkan
pada penggunaan spesifikasi dalam perencanaan ini.
a. Jalan Primer adalah jalan raya yang melayani lalu lintas yang tinggi antara
kota-kota yang penting atau antara pusat-pusat produksi dan pusat-pusat
ekspor. Jalan-jalan dalam golongan ini harus direncanakan untuk
melayani lalu lintas yang sangat cepat dan berat.
10
b. Jalan Skunder adalah jalan raya yang melayani arus lalu lintas yang cukup
tinggi antara kota-kota besar dan kota-kota yang lebih kecil, serta
melayani daerah di sekitarnya.
c. Jalan Penghubung adalah jalan untuk keperluan aktivitas daerah yang
juga dipakai sebagai jalan penghubung antara jalan-jalan dari golongan
yang sama atau berlainan.
bagian lurus dan bagian lingkaran (circle) yaitu sebelum dan sesudah tikungan
berbentuk busur lingkaran.
Gambar 2.2 Flow Chart Pemilihan Bentuk Alinemen Horizontal (Full-Circle: F-C)
Sumber: Departemen Pekerjaan Umum, 1997
13
Bentuk tikungan jenis spiral-spiral dipergunakan pada tikungan yang tajam. Adapun
rumus-rumusnya semua sama seperti rumus-rumus untuk bentuk tikungan spiral-
circle-spiral, hanya yang perlu diingat bahwa :
∆c = 0 , maka ∆= 2 ∆S
Lc = 0
Lc = 0 , maka L = 2 LS
LS = 2 𝜋 R . 2 𝜃S : 3600, maka L = 𝜃S. R : 28,648
Harga: p = p* . LS
k = k* . LS
Dengan mengambil harga p* dan k* dari tabel AASHTO 25
TS=( R + p ) tg 0,5 ∆ + k dan ES=( R + p ) sec 0,5 ∆ - R
R = V2 / 127 ( e + fm )
Keterangan :
PI sta = Nomor stasiun
d = Jarak PI ke PI yang lain
V = Kecepatan rancana (ditetapkan)
∆ = Diukur dari gambar trase
R = Jari-jari (ditetapkan)
LS = Panjang lengkung spiral
Lc = Panjang lengkung circle
Bila Lc< 20 maka bentuk tikungannya adalah Spiral-spiral
16
2. Landai Maksimumum
Dalam perencanaan landai perlu diperhatikan panjang landai tersebut yang
masih tidak menghasilkan pengurangan kecepatan yang dapat menggangu
kelancaran jalannya lalu-lintas. Panjang maksimum landai yang masih dapat
diterima tanpa mengakibatkan gangguan jalannya arus lalu –lintas yang berati
atau biasa disebut dengan istilah panjang kritis landai,dalah panjang yang
mengakibatkan pengurangan kecepatan maksimum sebesar 25 km/jam.
PERHITUNGAN
3. A
3.1. Perencanaan Alinyemen Horizontal
3.1.1. Perhitungan Jarak, Sudut Tikungan, dan Koordinat Titik
21
22
Langkah Perhitungan
• Menghitung Rmin
= -0,00065.60 + 0,192
= 0,153
𝑉2
Rmin =
127.(𝑒𝑚𝑎𝑘𝑠+𝑓𝑚𝑎𝑘𝑠)
602
=
127.(0,1+ 0,153)
= 112,0413 m
R > Rmin…..OK
𝐿𝑠 360
Өs = ×
2𝑅 2𝜋
60 360
= ×
2.160 2𝜋
= 10,74°
∆𝑐 =∆ - (2 x 𝜃𝑠)
= 30o – (2 x 10,74)
= 8,52o
∆𝑐
Lc = x 2𝜋 x R
360
8,52
= x 2𝜋 x 160
360
= 23,79 m
𝐿2
Ys =
6𝑅𝑐
602
=
6.160
= 3,75 m
25
𝐿3
Xs = 𝐿 −
40𝑅𝑐 2
603
= 60 −
40.1602
= 59,789 m
𝜃𝑠 = 10,74° → p* = 0,01560106
k* = 0,49941464
p = p*.Ls
= 0,01560106 . 60
= 0,9361 m
k = k*.Ls
= 0,49941464 . 60
= 29,9649 m
∆
Es = (Rc + p) sec − 𝑅𝑐
2
30
= (160 + 0,9361) sec − 160
2
= 6,6133 m
∆
Ts = (Rc + p) tan +𝑘
2
30
= (160 + 0,9361) tan + 29,9649
2
= 73,0876 m
26
L = Lc + (2 x Ls)
= 23,79 + (2 x 60)
= 143,79 m
Kontrol perhitungan:
2 x Ts > L
2 x 73,0876 > 143,79 m
146,1752 m > 143,79 m.................... (Tikungan S – C – S bisa digunakan)
∆ = 30°
emaks = 10%
V = 60 km/jam
R = 160 m
Ls = 60 m
e = 0,091
𝜃𝑠 = 10,74°
∆𝑐 = 8,52°
Lc = 23,79 m
Ys = 3,75 m
Xs = 59,789 m
p = 0,9361 m
k = 29,9649 m
Es = 6,6133 m
Ts = 73,0876 m
Ltot = 143,79 m
27
• Diagram Superelevasi
• Lengkung Horizontal
• Stationing Tikungan I
= Sta 10 + 431,9124
Sta SC = Sta TS + ½ Lc + Ls
= Sta 10 + 503,8074
= Sta 10 + 575,7024
2. Perencanaan Tikungan II
- Vrenc. (Vr) = 60 km/jam
- emaks = 10%
- Δ2 = 350
- Jalan raya kelas II C
- Direncanakan dengan bentuk tikungan Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)
- Rrenc. (R) = 180 m
Langkah Perhitungan
• Menghitung Rmin
fmax = -0,00065.V + 0,192….(untuk Vr < 80 km/jam)
= -0,00065.60 + 0,192
= 0,153
30
𝑉2
Rmin =
127.(𝑒𝑚𝑎𝑘𝑠+𝑓𝑚𝑎𝑘𝑠)
602
=
127.(0,1+ 0,153)
= 112,0413 m
R > Rmin…..OK
∆𝑐
Lc = x 2𝜋 x R
360
15,9
= x 2𝜋 x 180
360
= 49,9513 m
𝐿3
Xs =𝐿−
40𝑅𝑐 2
603
= 60 −
40.1802
= 59,8333 m
𝜃𝑠 = 9,55 ° → p* = 0,0138761
k* = 0,49953725
p = p*.Ls
= 0,0138761 . 60
= 0,8326 m
k = k*.Ls
= 0,49953725 . 60
= 29,9722 m
∆
Es = (Rc + p) sec − 𝑅𝑐
2
35
= (180 + 0,8326) sec − 180
2
= 9,6092 m
32
∆
Ts = (Rc + p) tan +𝑘
2
35
= (180 + 0,8326) tan + 29,9722
2
= 86,9885 m
L = Lc + (2 x Ls)
= 49,95 + (2 x 60)
= 169,95 m
Kontrol perhitungan:
2 x Ts > L
2 x 86,9885 > 169,95 m
173,977 m > 169,95 m.................... (Tikungan S – C – S bisa digunakan)
• Diagram Superelevasi
• Lengkung Horizontal
• Stationing Tikungan II
Sta C = Sta 10 + 505
Sta TS = Sta C + (d2) – TS
= Sta 10 + 505 + 578 - 86,9885
= Sta 10 + 996,0115
Sta SC = Sta TS + ½ Lc + Ls
= Sta 10 + 996,0115+ ½ 49,9513 + 60
= Sta 11 + 80,98715
Sta ST = Sta TS + Ltotal
= Sta 10 + 996,0115+ 169,9513
= Sta 11 + 165,9628
36
Trase Jalan
37
Elevasi
Rencana
Elevasi
Rencana
Data :
• Sta A = 10 + 195
• Elevasi A = 63 m
• Sta PVI-1 = 10 + 595
• Elevasi PVI-1 = 64 m
• Sta PVI-2 = 10 + 945
• Elevasi PVI-2 = 64 m
• Elevasi B = 62,5 m
Kelandaian antara Sta A dengan Sta PVI-1 (g1):
Elev PVI1−Elev A
g1 = x 100%
Sta PVI1−Sta A
64−63
= 10595−10195 x 100%
= 0,25 %
39
=0%
Data :
• Sta A = 10 + 195
• Elevasi A = 63 m
• Sta PVI-1 = 10 + 595
• Elevasi PVI-1 = 64 m
• Sta PVI-2 = 10 + 945
41
• Elevasi PVI-2 = 64 m
• Elevasi B = 62,5 m
Kelandaian antara Sta PVI-1 dengan Sta PVI-2 (g2):
Elev PVI2−Elev PVI1
g2 = x 100%
Sta PVI2−Sta PVI1
64−64
= 10945−10595 x 100%
=0%
= -0,4286 %
• Elevasi Sumbu Jalan Sta 10 + 845
0
= 64 + (10845-10595) 100
= 64 m
50 56,25 341,25
10 + 395 C1,6 2,4 C2,7 0 20,48 -2471,3
50 0 928,13
10 + 445 C1,875 1,875 C1,775 0 16,65 -1543,1
50 45 277,5
10 + 495 F0,15 0,45 F0,15 2,7 0 -1310,6
50 371,25 0
10 + 545 F1,475 1,275 F1,375 12,15 0 -1681,9
50 590,625 0
10 + 595 F1,1 1,5 F1 11,475 0 -2272,5
50 438,75 0
10 + 645 F0,6 0,7 F0,7 6,075 0 -2711,3
50 101,25 15
10 + 695 0 0,1 C0,2 0 0,9 -2797,5
50 0 61,875
10 + 745 0 0,3 C0,1 0 1,575 -2735,6
50 0 78,75
10 + 795 0 0,2 C0,3 0 1,575 -2656,9
50 0 95,625
10 + 845 0 0,3 C0,4 0 2,25 -2561,3
50 0 101,25
10 + 895 C0,2 0,3 0 0 1,8 -2460
50 0 73,125
10 + 945 C0,1 0,2 0 0 1,125 -2386,9
50 0 306,97
10 + 995 C1,114 1,214 C1,4143 0 11,15 -2079,9
50 0 842,15
11 + 045 C2,329 2,529 C2,6286 0 22,53 -1237,8
50 0 1377,3
11 + 095 C3,643 3,643 C3,5429 0 32,56 139,583
50 0 1676,3
11 + 145 C3,457 3,957 C3,9572 0 34,49 1815,86
50 0 1058,3
11 + 195 C0,971 0,871 C0,7715 0 7,843 2874,19
50 0 216,19
11 + 245 C0,186 0,086 0 0 0,804 3090,38
50 33,75 13,402
11 + 295 0 0,2 F0,5 2,025 0 3070,03
Total 4393,13 7463,2
44
• Contoh Perhitungan :
Sta 10 + 195
2,8+2,6 2,6+2,5
Luas (Timbunan) =( x 4,5) + ( x 4,5)
2 2
= 23,625 m2
45
• Mass Diagram