Anda di halaman 1dari 9

TINJAUAN GEOMETRIK JALAN NASIONAL

PADA KM 215 + 000 SAMPAI 259+500, KABUPATEN SANGGAU


KALIMANTAN BARAT

Ady Sutrisno1), Slamet Widodo1), Eti Sulandari2)


adysutrisno1122@gmail.com

ABSTRAK
Desain geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang di titik beratkan
pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan. Ruas jalan
nasional Simpang Tanjung - Sangau Kalimantan Barat merupakan jalan akses utama yang
menghubungkan antar kabupaten di provinsi Kalimantan Barat dan sekaligus merupakan salah satu
prasarana dasar yang penting bagi usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat daerah khususnya
Kalimantan Barat.
Tinjauan dilakukan berdasarkan data primer yang diperleh dari survei langsung ke
lapangan seperti tracking dan marking lokasi diambil 10 sample tikungan kemudian dipilih 2
tikungan yang dianggap paling eksisting dibandingkan tikungan lain dan dilanjutkan dengan
pengkukuran kerangka horizontal dan titik detail pada tikungan tersebut untuk memperoleh data
jenis lengkung horizontal, jari jari tikungan dan superelevasi eksisting.
Hasil tinjauan geometrik ruas jalan nasional Simpang Tanjung - Sanggau Kalimantan
Barat terdapat dua tikungan ekstrim yaitu tikungan 3 dan 4. Berdasarkan hasil analisa dapat dilihat
bahwa kondisi eksisting desain tikungan masih belum memenuhi syarat dan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Kondisi eksisting lebar lajur 6,47 m
sedangkan syarat ketentuan menurut standar RSNI tahun 2004 merekomendasikan dengan lebar 7,2
m. Kondisi eksisting kemiringan superelevasi tikungan 3 sebesar 2 % dan tikungan 4 sebesar 4%
sedangkan syarat ketentuan menurut standar RSNI tahun 2004 merekomendasikan superelevasi
minimal berdasarkan kecepatan dan jari jari rencana adalah 4,7 % - 5,6 % . Kondisi eksisting
perbandingan jari jari pada tikungan 3 dan 4 sebesar 0,92 sedangkan syarat ketentuan menurut
standar RSNI tahun 2004 merekomendasikan perbandingan jari jari < 0,67 . selain itu Kondisi
Fasilitas jalan yang kurang terawat dan diperlukan perawatan / penambahan fasilitas tambahan
guna meningkatkan keamanan bagi para pengguna jalan. Hasil tinjauan juga menunjukan kondisi
kebebasan samping masih di anggap kurang dari standar karena kondisi dan topografi terhalang
oleh semak belukar . Berdasarkan hasil identifikasi tikungan 3 dan 4 dapat digunakan dengan
bentuk tikungan S-C-S dengan kecepatan rencana 30 km/jam , R3= 45 m , R4= 70 m , lebar lajur
7,2 m , superelevasi e 3 = 5,6 % , e 4 = 4,7 % , Jh = 29,7 m , E3 = 10,61 m , E4 = 19,66 m dengan
penambahan pelebaran perkerasan tikungan 3 sebesar 2,64 m ,1,75 m pada tikungan 4 , dan bentuk
tikungan S - S dengan kecepatan rencana 30 km/jam , R3= 45 m , R4= 70 m , lebar lajur 7,2 m ,
superelevasi e 3 = 5,6 % , e 4 = 4,7 % , Jh = 29,7 m , E3 = 14,13 m , E4 = 26,90 m.
Berdasarkan hasil tinjauan data menunjukan bahwa bentuk tikungan S-C-S merupakan
bentuk tikungan yang cocok digunakan sebagai alternatif bentuk perbaikan pada tikungan 3 dan 4.

Kata Kunci ; Kecepatan rencana , Jari Jari (R) , Superelevasi (e) , Alinyemen Horizontal

1. PENDAHULUAN pembangunan di Indonesia khususnya di


1.1. Latar Belakang Kalimantan Barat. Jalan raya merupakan
Jalan raya merupakan sarana salah satu sarana penunjang untuk
perhubungan darat yang sangat penting melakukan kegiatan dalam bidang
dalam menunjang kegiatan ekonomi, politik, sosial, budaya,
pertahanan dan keamanan.
1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT Untan Kalimantan Barat sebagai salah satu
2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT Untan propinsi di Indonesia yang berbatasan

1
langsung dengan negara Malaysia Timur Kabupaten Sanggau apakah masih
melalui perhubungan darat (jalan) sering memenuhi syarat atau standar RSNI
kali mengalami permasalahan di bidang Tahun 2004, UU jalan No. 38 tahun
lalu lintas. Penyebab permasalahan 2004 dan Peraturan Menteri PU Nomor
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor 19 Tahun 2011 tentang jalan dan
yang menjadi penyebab menurunnya Memberikan solusi perbaikan geometri
tingkat keselamatan bagi penguna jalan. tikungan.
Faktor Faktor yang menjadi penyebab
yaitu faktor manusia itu sendiri, faktor 1.4 . Manfaat Penelitian
kendaraan, faktor geometrik jalan dan Hasil analisa diharapkan dapat digunakan
faktor iklim/cuaca. oleh instansi pemerintah terkait
Jalan Nasional Simpang Tanjung – khususnya daerah Kalimantan Barat
Sanggau Kalimantan Barat masih banyak untuk meningkatkan kinerja dan kualitas
terdapat tikungan-tikungan geometri transportasi Kalimantan Barat yang lebih
jalan yang masih belum memenuhi baik.
standar yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.. Penulis melakukan survey 1.5. Pembatasan Masalah
pendahuluan sepanjang ruas jalan Mengingat adanya keterbatasan
tersebut terdapat 10 tikungan yang waktu, dana dan kemampuan penulis
memiliki sudut tangen terbesar diantara untuk mengevaluasi lengkung horisontal
tikungan lainnya. Dari kesepuluh (tikungan) yang ada, maka batasan-
tikungan terdapat 2 tikungan yang batasan yang diambil oleh penulis dalam
memiliki koordinasi antar tikungan penulisan ini adalah :
sangat kecil dan peralihan dari kedua  Tinjauan hanya mengevaluasi
tikungan terdapat sebuah jembatan. geometrik lengkung horisontal
Tikungan tersebut merupakan tikungan tikungan pada KM 224+000
yang beresiko tinggi rawan kecelakan. sampai 224+425 ruas jalan
Nasional Simpang Tanjung–
1.2. Perumusan Masalah Sanggau Kalimantan Barat.
Studi akan dilakukan pada ruas jalan  Pemilihan lokasi penelitian
nasional Simpang Tanjung – Sanggau hanya mengevaluasi tikungan
Kalimantan Barat yang terletak pada KM yang memiliki sudut tangen
215+000 sampai 259+500 Kabupaten terbesar dan jarak koordinasi
Sanggau. Adapun pokok permasalahan – antar tikungan terkecil.
permasalahan yang diambil, yaitu  Apabila ada kegiatan yang ada di
:Apakah kondisi eksisting geometrik kiri atau kanan jalan di luar dari
jalan memenuhi standar RSNI Tahun desain alinyemen horisontal dan
2004, UU jalan No. 38 tahun 2004 dan bahu jalan dalam penulisan ini
Peraturan Menteri PU Nomor 19 Tahun diabaikan.
2011 tentang jalan?  Untuk fasilitas kelengakapan
jalan hanya mengidentifikasi dan
merekomendasi di luar desain
perencanaan.
1.3 . Tujuan Penelitian  Penulisan tidak menyangkut
Untuk Mengevaluasi kondisi tentang Rencana Anggaran
eksisting geometric tikungan pada Biaya.

2
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Jalan
Menurut UU No. 38 Tahun 2004
Sumber : Klasifikasi UU Jalan No : 38 tahun
Jalan adalah prasarana transportasi darat
2004 dan PP 34 tahun 2006
yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan
2.2 Faktor yang Mempengaruhi
perlengkapannya yang diperuntukkan
Perencanaan Geometrik Jalan
bagi lalu lintas, yang berada pada
Adapun faktor - faktor yang
permukaan tanah, di atas permukaan
mempengaruhi perencanaan geometrik
tanah, di bawah permukaan tanah
jalan antara lain :
dan/atau air, serta di atas permukaan air,
1. Kendaraan Rencana
kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan
2. Kecepatan Rencana
jalan kabel.
3. Topografi
Tabel 1. Kelas Jalan , Fungsi dan
Wewenang Pembinaan 2.3 Alinyemen Horizontal
Sistemm Jaringan Klasifikasi / Fungsi Klasifikasi Administrasi Wewenang Pembinaan Pada perencanaan alinyemen
Jalan Arteri
Jalan Tol Menteri PU horisontal, pada umumnya akan ditemui
Jalan Nasional Menteri PU
K-1 dua jenis bagian jalan yaitu bagian lurus
K-2
Sistem Primer Jalan Kolektor Jalan Provinsi Pemerintah Provinsi
K-3
K-4
dan bagian lengkung atau umum disebut
Jalan Lokal/ Lingkungan
Jalan Kabupaten Pemerintah Kabupaten tikungan yang terdiri dari tiga jenis
Sistem Sekunder
Arteri Kolektor Lokal dan
Jalan Kota Pemerintah Kota
tikungan yang digunakan yaitu :
Lingkungan

Catatan :
1. Lingkaran (Full Circle = FC )
K1 = Menghubungakan antar Ibukota Provinsi
K2 = Menghubungakan antar Ibukota Provinsi dengan ibukota Kabupaten Kota
K3 = Menghubungakan antar Ibukota Kabupaten Kota
K4 = Menghubungakan antar Ibukota Kabupaten Kota dengan Keamatan

Sumber : PP Menteri Dinas Pekerjaan


Umum Tahun 2011

Tabel 2. Kelas Jalan Berdasarkan


Penyediaan Prasarana dan
Spesifikasinya Gambar 1. Lengkung Full Circle
Jenis Kecepatan Lebar Badan
Angkutan Jarak rata-rata Persimpangan Jumlah Jalan
Fungsi Jalan
Yang Perjalanan Rencana Sebidang Akses Minimum 2. Spiral – Lingkar – Spiral ( Spiral
Dilayani km/jam (m)

ARTERI
Angkutan
Jauh
Tinggi
11,00
– Circle – Spiral = SCS )
Utama VRmin =60
Diatur Dibatasi
Pengumpul Sedang
KOLEKTOR Sedang 9,00
dan Pemagi VRmin =40
Ankutan Rendah
LOKAL 7,50
Setempat VRmin =20 Tidak
Dekat Tidak Diatur
Angkuta Rendah Dibatasi
LINGKUNGAN 3,50-6,50
Lingkungan VRmin =10-15

Sumber : Klasifikasi UU Jalan No : 38 tahun


2004 dan PP 34 tahun 2006

Tabel 3. Klasifikasi Menurut Medan Gambar 2. Lengkung Spira –Circle-


Jalan Spiral
3. Spiral – Spiral (S – S)

3
Pengolahan Data
3.2.1 Survey pendahuluan
Pada survey pendahuluan ini
terlebih dahulu dilakukan Tracking dan
Marking mengunakan alat GPS untuk
memastikan tempat-tempat yang akan
disurve, apakah akan mendukung atau
tidaknya dalam pengambilan data serta
Gambar 3. Lengkung Spira –Spiral
dapat mengestimasikan terlebih dahulu
3. METODE PENELITIAN penempatan-penempatan dari pada alat
theodolit, patok-patok surve, sketsa atau
3.1. Metodologi Penelitian gambar lokasi surve yang ada di
Peralatan - peralatan yang akan lapangan. Hasil survei pendahuluan yang
digunakan dalam penelitian ini ada telah dilakukan diperoleh 10 tikungan
yang diambil berdasarkan sudut tangen
beberapa macam baik yang
terbesar dan koordinasi antar tikungan
digunakan dalam pencacahan jumlah
terkecil. Manfaat dari surve pendahuluan
kendaraan, pengukuran waktu ini adalah untuk mempermudah dalam
tempuh, dan alat ukur theodolit surve lanjutan dan mendapatkan titik titik
adalah sebagai berikut : lokasi tikungan yang di anggap
a. Theodolit mempunyai sudut tangen dan koordnasi
b. Rambu ukur antar tikungan terekstrim.
c. Kompas
d. Pita ukur (Meteran) 3.2.2 Survey pendahuluan
e. Stopwatch Pada surve lanjutan dilakukan
f. Seperangkat alat tulis pengukuran lapangan dengan
mengidentifikasi dua tikungan yang
g. Bendera
mempunyai sudut tangen dan koordinasi
antar tikungan terekstrim di bandingkan
tikungan lain yang di dapat dari hasil
surve pendahuluan yaitu jatuh pada
tikungan 3 dan 4. Adapun metode
pengukuran lapangan yang dilakukan
sebagai berikut.

3.2.2.1 Pengukuran Kerangka


Horizontal
Dalam pengukuran ini metode
yang digunakan adalah metode poligon
terbuka karena area yang disurve
berbentuk memanjang dengan jarak antar
patok adalah 25 meter.
3.2.2.2 Pengukuran Titik Detail
Gambar 4. Bagan Alir Penelitian Pengukuran titik detail
digunakan untuk menggambarkan situasi
3.2 Metode Pengambilan dan daerah yang akan disurve. Adapun titik

4
detail berupa jalan itu sendiri,bahu 4.2 Superelevasi pada Tikungan
jalan,jembatan, bangunan-bangunan Analisa ini untuk mendapatkan
tempat tinggal, dan lain-lain. Titik ikat gambaran eksisting pencapaian
dari titik detail berasal dari patok-patok superelevasi tikungan yang ada pada
kerangka dasar yang telah ditentukan tikungan saat ini kemudian
sebelumnya. membandingkannyadengan perencanaan
sesuai dengan peraturan pemerintah yang
3.2.3 Survei Kecepatan ada apakah sudah dikatakan layak
Waktu perjalanan bergerak dapat memenuhi standar atau tidak.
diperoleh dari metode kecepatan
setempat. Metode kecepatan setempat 4.3 Analisa Jarak Pandang Henti
dimaksudkan untuk pengukuran Pada Tikungan
karakteristik kecepatan pada lokasi Analisa dilakukan untuk mencari
tertentu pada lalu-lintas dan kondisi batas minimum jarak kendaraan dapat
lingkungan yang ada pada saat studi. berhenti saat sedang berjalan setelah
Sejumlah kecepatan ini perlu diambil, melihat rintangan pada jalur yang
agar dapat diperoleh hasil yang dapat dilaluinya sesuai dengan kecepatan
diterima secara Statistik. rencana pada tikungan.

3.2.4 Survei Fasilitas Kelengkapan 4.4 Analisa Kebebasan Samping pada


Jalan Tikungan
Survei dilakukan untuk Analisa dilakukan untuk mencari
mengetahui kekurangan - kekurangan batas minimum jarak antar sumbu lajur
pelengkap fasilitas jalan pada tikungan dengan penghalang yang berada di
dan merekomendasikan fasilitas yang samping kiri dan kanan pada tikungan.
diperlukan. Analisa dapat dilihat pada rumus yang
telah di bahas sebelumnya dengan dasar
4. PENGUMPULAN DAN pembulatan-pembulatan dari nilai E
PENGOLAHAN DATA untuk Jh < L atau Jh > L agar di dapat
Dari hasil surve kemudian nilai kebebasan samping yang diperlukan
dilanjutkan menganalisa data-datanya. pada tikungan.
Adapun langkah - langkah dalam
menganalisa hasil data surve tersebut 4.5 Analisa Tambahan Lebar
adalah sebagai berikut : Perkerasan pada Tikungan
Analsa dilakukan berdasarkan
4.1 Menentukan Jenis Lengkung hasil dari survei lalu lintas kendaraan
Horisontal yang akan didapat kendaraan kendaraan
Pada setiap tikungan dianalisa satu terbesar yang menjadi dasar perencanaan
persatu dengan memasukan data-data untuk mendapatkan tambahan lebar
hasil surve, sehingga dapat ditarik perkerasaan yang diperlukan pada
kesimpulan apakah tikungan tersebut tikungan.
berbentuk Full Circle. , Spiral – Circle-
Spiral, Spiral-Spiral. 4.6 Analisa Kebutuhan Pelengkap
Jalan
Analisa dilakukan untuk
mengetahui kekurangan - kekurangan

5
pelengkap fasilitas jalan pada tikungan kondisi fasilitas jalan yang belum
dan merekomendasikan fasilitas yang memenuhi syarat dan ketentuan standar
diperlukan dengan tujuan untuk yang telah di tetapkan oleh RSNI tahun
keselamatan dan kenyamanan bagi 2004 , UU Jalan No. 38 Tahun 2004 dan
pengguna jalan sesuai dengan aturan Peraturan Menteri PU Nomor 19 Tahun
yang ada. 2011 tentang jalan. solusi perbaikan yang
memungkinkan terjadi ialah
mempertahankan salah satu eksisting
tikungan dan mengorbankan eksisting
satunya dikarenakan masalah ketidak
sesuaian eksisting terjadi pada jari jari
tikungan 3 dan 4. atau merubah eksisting
keseluruhan untuk mencapai kecepatan
rencana yang lebih tinggi dari
Gambar 5. Lokasi Penelitian Hasil sebelumnya.
Survei Pendahuluan
5. ANALISA DAN TINJAUAN
Perencanaan Geometrik
5.1. Analisa dan Tinjauan Alinyemen
Horizontal
Analisa dan perencanaan geometrik
bentuk alinyemen horizontal ini
bertujuan untuk mendapatkan dan
mengetahui bentuk alinyemen yang
cocok untuk tikungan 3 dan 4 dengan
mempertimbangkan keaadaan topografi
Gambar 6. Gambar Tikungan medan, jari jari eksisting dan kondisi
Terpilih 3 dan 4 Tangkapan Foto jalan eksisting yang ada saat ini. Tinjauan
Udara satellite akan dilakukan mengacu pada kecepatan
rencana tertinggi hingga kecepatan
rencana minimum untuk mendapatkan
solusi perbaikan yang benar benar baik di
lakukan terhadap kondisi eksisting
tiikungan 3 dan 4 .
Hasil analisa menunjukan bahwa
karakteristik eksisting tikungan 3 dan 4
lebih cocok pada bentuk S-C-S dan S-S
Gambar 7. Gambar Kondisi
dikarenakan keadaan topografi dan jari
Eksisting Tikungan Hasil
jari eksisting yang ada di lapangan
Pengukuran
terlampau kecil oleh sebab itu bentuk FC
Berdasarkan hasil pengumpulan dan tidak bisa digunakan pada tikungan 3 dan
pengolahan data terdapat ketidak 4 .Tikungan FC hanya di peruntukan
sesuaian dengan syarat dan standar untuk tikungan dengan kondisi jari jari
peraturan pemerintah. Ketidak sesuaian yang sangat besar agar tidak terjadi
tersebut terjadi pada Lebar lajur jalan, patahan pada tangen kiri dan kanan.
Superelevasi, Jari Jari tikungan dan Berikut beberapa alternative yang bias

6
diambil dalam perencanaan perbaikan
pada tikungan.

Tabel 4. Hasil Rekap Alternatif


Perbaikan Tikungan 3 dan 4

Gambar 8. Gambar Kondisi


Eksisting Tikungan

Tabel 4 menunjukan variasi


perbedaan perbaikan lengkung horizontal
dengan menambahkan kecepatan dimulai
dari 40 km/ jam sampai 30 km/jam
mengacu pada identifikasi sebelumnya
Gambar 9. Gambar Hasil Perbaikan
dan mempertahankan kondisi eksisting
salah satu tikungan yang ada. beberapa
6. KESIMPULAN DAN SARAN
alternatif tersebut di peruntukan untuk
6.1. Kesimpulan
mencari solusi terbaik yang akan menjadi
Kesimpulan dari penelitian ini adalah :
pilihan solusi perbaikan untuk tikungan 3
dan 4. Berikut di tampilkan hasil rekap 1. Berdasarkan keputusan menteri Dinas
kondisi eksisting beserta solusi perbaikan Pekerjaan Umum Tahun 2011 Jalan
geometrik yang telah dilakukan analisa nasional Simpang Tanjung-Sanggau
sebelumnya. Kalimantan Barat termasuk jalan
nasional dengan fungsi sistem
Tabel 5. Kondisi Eksisiting Hasil jaringan jalan kolektor primer.
Tinjauan Geometrik Tikungan 3 dan 4 2. Berdasarkan data lapangan kondisi
geometri jalan belum memenuhi
standar. Hasil tinjauan geometrik
menunjukan ketidak sesuaian dengan
syarat dan ketentuan yang telah di
tetapkan oleh pemerintah khususnya
pada lebar lajur , superelevasi dan
perbandingan jari jari tikungan
gabungan. Kondisi eksisting lebar
Tabel 6. Rekomendasi Perbaikan
lajur 6,47 m sedangkan syarat
Geometrik Tikungan
ketentuan menurut standar RSNI
tahun 2004 merekomendasikan
dengan lebar 7,2 m. Kondisi eksisting
kemiringan superelevasi tikungan 3
sebesar 2 % dan tikungan 4 sebesar
4% sedangkan syarat ketentuan
menurut standar RSNI tahun 2004
merekomendasikan superelevasi

7
minimal berdasarkan kecepatan dan bukan hanya sudut tangen besar dan
jari jari rencana adalah 4,7 % - 5,6 % koordinasi antar tikungan yang kecil
. Kondisi eksisting perbandingan jari masih ada faktor faktor lain yang
jari pada tikungan 3 dan 4 sebesar mungkin menjadi penyebab.
0,92 sedangkan syarat ketentuan 2. Alternatif solusi perbaikan pada
menurut standar RSNI tahun 2004 tikungan sebaiknya juga
merekomendasikan perbandingan jari mempertimbangkan kondisi topografi
jari < 0,67. oleh karna itu diperlukan di lapangan guna mempermudah
perbaikan pada bentuk tikungan, lebar proses pelaksanaan lapangan
jalan, superelevasi , jarak pandang nantinya.
dan kebebasan samping pada tikungan 3. Bila tidak memungkinkan karena
karna dianggap belum memenuhi berada pada aliran air, penulis
syarat dan ketentuaan standar yang menyarankan membuat analisa
telah di tetapkan oleh pemerintah . perkuatan tanah seperti pembuatan
3. Jarak pandang dan Kebebasan bronjong atau barau.
Samping pada setiap tikungan 4. Pada saat mendesain jalan kebebasan
terhalang oleh semak belukar, oleh samping yang kurang, dan kondisi
karna itu perlu adanya pemeliharaan tikungan yang terlalu tajam dan patah
atau perbaikan pada daerah bebas sebisa mungkin dihindari karna
samping pada tikungan agar penguna mengakibatkan sering terjadinya
jalan dapat melintas secara aman. kecelakaan lalu lintas.
4. Fasilitas pelengkap jalan masih
banyak yang kurang dan tidak terawat
oleh karna itu perlu adanya DAFTAR PUSTAKA
penambahan dan pemeliharaan Basecamp. Aplikasi Web dengan
fasilitas seperti rambu – rambu lalu Navigasi.net. Indonesia Map
lintas, marka jalan,guardil, delinator , v2.67.
lampu jalan dan fasilitas pelengkap
lainnya guna menambah keamanan Fakultas Teknik UNTAN. 2006. Modul
bagi para pengguna jalan. Praktikum Survei dan Pemetaan.
Pontianak. Laboratorium Survei
6.2. Saran dan Pemetaan.
Atas dasar kesimpulan diatas, maka
agar dicapai kondisi jalan yang optimal, Pemerintah Republik Indonesia.1980.
baik dalam perencanaan, pelaksanaan Undang Undang Nomor 13
dan fungsinya, disarankan hal hal sebagai Tentang Jalan. Jakarta.
berikut :
1. Sebaiknya pada saat penentuan titik
tikungan sebagai objek survei
lanjutan dilakukan dengan metode Pemerintah Republik Indonesia.1997.
pengambilan keputusan seperti AHP Tata Cara Perencanaan
(Analisa Hirarky Process) agar objek Geometrik Jalan Antar Kota No
yang dipilih benar benar objek yang 38. Jakarta. Ditjen Bina Marga.
layak untuk di tinjau dari pada objek
yang lain karena faktor faktor yang Pemerintah Republik Indonesia.2004.
menyebabkan tikungan berbahaya

8
Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 38 Tentang
Klasifikasi Jalan.

Pemerintah Republik Indonesia.2006.


Peraturan Pemerintah Nomor
347 Tentang Klasifikasi Jalan.

Pemerintah Republik Indonesi. Undang-


Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan. 2009.

Pemerintah Republik Indonesia. 1993.


Peraturan Penempatan Fasilitas
dan Perlengkapan Jalan No.61.
Direktorat Jendral Perhubungan
DaratDirektorat Bina Sistem
Perkotaan.

Pemerintah Republik Indonesia. 2004.


Tentang Geometrik Jalan
Perkotaan No T-14, Jakarta.
RSNI.

Sukirman, Silvia.1999. Dasar – Dasar


Perencanaan Geometrik Jalan.
Nova. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai