10-23
JURNAL TEKNIK
11-23
adalah
secara
12-23
menghubungkan
kawasan
sekunder
kesatu (F2.1) dengan perumahan;
menghubungkan
kawasan
sekunder
kedua (F2.2) dengan perumahan;
menghubungkan
kawasan
sekunder
ketiga (F2.3) dan seterusnya sampai ke
perumahan.
adalah
secara
menghubungkan antar-PKLing.
jalan di dalam
perdesaan.
lingkungan
kawasan
4) Jalan
lingkungan
sekunder
:
menghubungkan
antarpersil
dalam
kawasan perkotaan.
c. Status Jalan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 34
Tahun 2006 tentang Jalan, jalan umum
menurut statusnya dikelompokkan ke
dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan
kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.
1) Jalan nasional adalah :
jalan
kolektor
primer
yang
menghubungkan antaribukota provinsi;
dan
jalan
kolektor
primer
yang
menghubungkan ibukota provinsi dengan
ibukota kabupaten/kota;
jalan
kolektor
menghubungkan
kabupaten/kota, dan;
menghubungkan
kawasan
sekunder
kesatu (F2.1) dengan kawasan sekunder
kesatu (F2.1);
menghubungkan
kawasan
sekunder
kesatu (F2.1) dengan kawasan sekunder
kedua (F2.2).
menghubungkan
kawasan
sekunder
kedua (F2.2) dengan kawasan sekunder
kedua (F2.2);
menghubungkan
kawasan
sekunder
kedua (F2.2) dengan kawasan sekunder
ketiga (F2.3).
primer
yang
antaribukota
13-23
Jalan,
dengan
memperhatikan
keputusan
menteri sebagaimana dimaksud pada
huruf a) dan berdasarkan pedoman yang
ditetapkan menteri.
3) Penetapan Status Jalan
Menurut Pasal 62 Peraturan Pemerintah
Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan :
a) Penetapan status ruas jalan sebagai jalan
nasional dilakukan secara berkala
dengan keputusan Menteri dengan
memperhatikan fungsi jalan yang telah
ditetapkan.
b) Penetapan status ruas jalan sebagai jalan
provinsi dilakukan dengan Keputusan
Gubernur yang bersangkutan, dengan
memperhatikan
keputusan
Menteri
sebagaimana dimaksud pada huruf a)
dan fungsi jalan yang telah ditetapkan.
c) Penetapan status ruas jalan sebagai jalan
kabupaten dilakukan dengan keputusan
bupati yang bersangkutan.
d) Penetapan status ruas jalan sebagai jalan
kota dilakukan
dengan keputusan
walikota yang bersangkutan.
e) Penetapan status suatu ruas jalan
sebagai jalan desa dilakukan dengan
keputusan bupati yang bersangkutan.
f)
3. FORMULASI
HUBUNGAN
ANTAR
PUSAT
KEGIATAN
DENGAN
JARINGAN JALAN
Dari penjelasan mengenai sistem, fungsi
dan status dari jaringan jalan serta
mengenai fungsi kawasana perkotaan yang
dihubungkan oleh jaringan jalan, maka
hubungan antara sistem, fungsi dan status
jaringan jalan dengan fungsi kawasan
perkotaan dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Hubungan Struktur Hirarki Kawasan
Perkotaan dan Sistem Jaringan Jalan
Primer
Matrik hubungan antara hirarki kawasan
perkotaan dengan peranan ruas jalan
14-23
PKN
PKW
PKL
PPK
PPL
PERSIL
PKN
Arteti
Arteri
Kolektor
Lokal
Lokal
Lokal
PKW
Arteri
Kolektor
Kolektor
Lokal
Lokal
Lokal
PKL
Kolektor
Kolektor
Lokal
Lokal
Lokal
Lokal
PPK
Lokal
Lokal
Lokal
Lokal
Lokal
Lokal
PPL
Lokal
Lokal
Lokal
Lokal
Lokal
Lokal
PERSIL
Lokal
Lokal
Lokal
Lokal
Lokal
Lingkungan
penghu
jalan
Tabel 2
d.
e.
f.
av.
aw.
4. ANALISIS FUNGSI DAN STATUS
JARINGAN JALAN DI KABUPATEN
CIANJUR
a.
JURNAL TEKNIK
15-23
az.
ba.
bi.
bh. 20,62
bl.
bm.
2,08
bp.
bq.
3,10
bt.
bu.
1,00
by.
bx. 13,65
cc.
cb.
4,63
cf. cg.
12,58
cj. ck.
0,72
co.
cn.
3,11
cs.
cy.
dc.
cz.
cr.
0,99
cv.
cw.
1,18
da.
63,66
db.
375/KPTS/M/2004 dan
dd.
b.
Berdasarkan
Keputusan
Gubernur Jawa Barat Nomor : 620/Kep.
294-Sarek/2007
tentang
Penetapan
Ruas-ruas Jalan Menurut Statusnya
Sebagai Jalan Provinsi Jawa Barat, di
wilayah kabupaten Cianjur terdapat Jalan
Provinsi sepanjang 178,16 km, dengan
c.
d. Tabel 4. Ruas Jalan Provinsi di Kabupaten Cianjur
g.
e.
NO
f.
j.
n.
k.
o.
JURNAL TEKNIK
PA
NJ
AN
G
(km
)
l.
1
0.56
p.
2
.62
i.
F
m.
K
q.
K
16-23
r.
v.
z.
ad.
s.
CIBEBER SUKANAGARA
w.
t.
2
6.12
x.
2
.07
ab.
6
2.46
af.
1
.26
ah.
aj.
2
8.70
al.
an.
4
0.31
ar.
4
,06
av.
1
78,16
ap.
aq. CITARUM CIANJUR
at.
au.
u.
K
y.
K
ac.
K
ag.
K
ak.
K
ao.
K
as.
K
aw.
ax.
(Sumber : SK Gubernur Jawa Barat Nomor : 620/Kep.293-Sarek/2007 dan Nomor : 620/Kep. 294Sarek/2007)
ay.
az. Berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur Kepala Daerah Tingkat
I Jawa Barat Nomor : 620/SK. 74
PENY. PROG/98 tentang
Penetapan Status Ruas-ruas
Jalan Sebagai Jalan Kabupaten /
Kotamadya,
status
Jalan
Kabupaten Cianjur sebanyak 160
ruas dengan panjang 828,390
km,
dengan
fungsinya
merupakan jalan lokal dalam
sistem jaringan jalan primer.
Ruas jalan tersebut adalah ruas
ruas jalan di luar jalan nasional
dan jalan provinsi, yaitu terdiri
dari :
1) Ruas-ruas jalan yang menghubungkan
kota Cianjur dengan ibu kota kecamatan
di dalam wilayah kabupaten Cianjur;
2) Ruas-ruas jalan yang menghubungkan
antar ibukota kecamatan di wilayah
kabupaten Cianjur;
3) Ruas-ruas jalan yang menghubungkan
kota Cianjur dengan pusat kegiatan lokal
di dalam wilayah kabupaten Cianjur;
JURNAL TEKNIK
17-23
Sementara
berdasarkan
data
inventarisasi jaringan jalan yang dimiliki
oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
kabupaten Cianjur, lebih dari 6.423 km
panjang jalan yang terdapat di wilayah
kabupaten Cianjur (tidak termasuk jalan
Nasional dan Jalan Provinsi). Ini berarti
terdapat lebih dari 5.358 km panjang
jalan yang belum ditetapkan fungsi dan
statusnya (non status).
ba.
5. EVALUASI FUNGSI DAN STATUS
JARINGAN JALAN DI KABUPATEN
CIANJUR
bb. Dari hasil analisis yang dilakukan
terhadap status jalan di wilayah
kabupaten Cianjur, ternyata lebih
dari 5.358 km yang belum
memiliki status. Hal ini tentunya
menimbulkan
permasalahan
dalam
hal
menentukan
pemerintah pada tingkatan mana
yang bertanggungjawab dalam
hal
penyelenggaraan
jalan
nonstatus tersebut yang meliputi
pengaturan,
pembinaan,
pembangunan
dan
pengawasannya. Kondisi seperti
ini merupakan masalah yang
sangat krusial bagi pemerintah
Kabupaten Cianjur terkait dengan
tuntutan masyarakat terhadap
kondisi
jalan
yang
perlu
penanganan.
Disatu
pihak
masyarakat
membutuhkan
tersedianya prasarana jaringan
jalan yang baik untuk memenuhi
kebutuhannya, sementara di lain
pihak
pemerintah
yang
bertanggungjawab
terhadap
jaringan jalan tersebut tidak ada.
Kondisi seperti ini harus segera
di atasi agar permasalahan
penyelenggaraan jalan yang
belum berstatus tersebut menjadi
jelas.
bc. Berdasarkan
permasalahan
tersebut diatas, untuk itu perlu
dikaji kembali status jalan yang
berada di Kabupaten Cianjur,
terutama dengan mengevaluasi
status Jalan Kabupaten Cianjur
JURNAL TEKNIK
yang
sudah
ada,
yaitu
berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur Jawa Barat No.
620/SK.4-PENYPROG/98
tentang Penetapan Status Ruasruas
jalan
sebagai
jalan
Kabupaten/Kotamadya,
agar
jaringan jalan yang belum
memiliki statu menjadi jelas
statusnya,
sehingga
dengan
demikian akan mudah bagi setiap
tingkatan pemerintahan untuk
melakukan
manajemen
penyeleng-garaannya.
bd. Apabila
dilihat
dari
data
inventarisasi jalan yang dimiliki
Dinas Pekerjaan Umum Bina
Marga kabupaten Cianjur, ruasruas jalan sepanjang 5.358 km
yang belum memiliki status
tersebut, berdasarkan riwayatnya
pengerjaannya, sebagian besar
berasal dari jalan-jalan desa
bedasarkan
Undang-undang
Jalan Nomor 13 Tahun 1980
tentang Jalan, yang sekarang
telah dicabut dan diganti dengan
Undang-Undang
Nomor
38
Tahun 2004 tentang Jalan,
kemudian ada juga ruas jalan
tersebut berasal dari jalan-jalan
perkebunan dan jalan-jalan yang
dibangun
oleh
Pemerintah
Kabupaten Cianjur serta oleh
Pemerintah
Pusat
dan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Ruas jalan yang dibangun oleh
Pemerintah
Pusat
dan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat
tersebut memiliki panjang 96,602
km membentang di sepanjang
pantai selatan kabupaten Cianjur.
Jaringan
jalan
tersebut
menghubungkan
wilayah
kabupaten
Cianjur
Selatan
dengan kabupaten Sukabumi dan
kabupaten Garut. Ruas jalan
tersebut diantaranya adalah ruas
jalan
Sindangbarang
18-23
2)
Pahami kriteria klasifikasi fungsi jalan
arteri, kolektor, lokal dan lingkungan di
dalam sistem jaringan jalan primer dan
sekunder.
3)
Gunakan RTRW Nasional, RTRW
Provinsi Jawa Barat, dan Rencana
Struktur Ruang Kabupaten Cianjur pada
RTRW Kabupaten Cianjur tahun 2011
2031 untuk mengindikasikan hirarki kotakota atau pusat-pusat kegiatan di wilayah
kabupaten Cianjur
yang berfungsi
sebagai PKWp, PKL, PPK, dan PPL.
4)
bi.
PPL
Cikalongkulon,
PPL
Bojongpicung, PPL Takokak, PPL
Campakamulya, PPL Cibinong, PPL
Naringgul dan PPL Agrabinta.
5)
Gunakan peta jaringan jalan yang
memiliki informasi seluruh jaringan jalan
yang menghubungkan kota-kota yang
memiliki fungsi sebagaimana yang telah
diindikasikan tersebut di atas serta peta
tata guna lahan baik untuk keadaan
sekarang
maupun
rencana
perkembangan-nya di masa mendatang.
6)
Identifikasikan jaringan jalan yang
menghubungkan
kota-kota
yang
mempunyai fungsi sebagai pusat-pusat
kegiatan sebagaimana yang telah
ditentukan tersebut di atas, yaitu sebagai
jaringan jalan primer.
7)
Selanjutnya dengan memperhatikan
hirarki fungsi kota, identifikasikan jaringan
jalan yang berfungsi sebagai jalan arteri
primer, jalan kolektor primer, jalan lokal
primer, dan jalan lingkungan primer.
JURNAL TEKNIK
dari :
a) PKWp Cianjur,
bh.
1)
Pelajari pengertian sistem dan
klasifikasi fungsi jalan berdasarkan
Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004
tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah
Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan.
19-23
Jaringan
jalan yang menghubungkan
antara PKL Sukanegara dengan PKN
Bandung;
Jaringan
jalan yang menghubungkan
antara PKL Sindangbarang dengan PKW
Pelabuhan Ratu;
Jaringan
jalan yang menghubungkan
antara PKL Sindangbarang dengan PKW
Garut;
Jaringan
jalan yang menghubungkan
antara PPK Pacet dengan PPK
Warungkondang;
Jaringan
jalan yang menghubungkan
antara PPK Pacet dengan PPL
Cikalongkulon;
JURNAL TEKNIK
20-23
8)
Skema Rencana Struktur Ruang
Kabupaten Cianjur sebagaimana terlihat
pada gambar 3 sebagai berikut :
9)
10)
12)
Cianjur :
1)
Gunakan RTRW Kabupaten Cianjur
tahun 2011 2031 dan RDTR kota
Cianjur dan wilayah perkotaan lainnya
untuk
mengindikasikan
pusat-pusat
kegiatan masyarakat dan hirarki masingmasing fungsi kawasan perkotaan
sebagai fungsi kawasan primer (F1);
kawasan sekunder satu (F2,1); kawasan
sekunder dua (F2,2); kawasan sekunder
tiga (F2,3); dan kawasan perumahan.
2)
Review kondisi perkotaan Cianjur
dan kawasan perkotaan lainnya pada
saat ini dan kemungkinan perkembangan
pada masa yang akan datang (sampai 20
tahun ke depan).
3)
Perkirakan
rencana
perubahan
pusat-pusat kegiatan masyarakat di masa
yang akan datang berdasarkan potensi
kawasan yang ada.
JURNAL TEKNIK
4)
Identifikasikan jaringan jalan yang
menghubungkan fungsi-fungsi kawasan
perkotaan tersebut sebagai jaringan jalan
sekunder.
5)
Dengan diketahuinya hirarki fungsi
kawasan perkotaan, maka berdasarkan
pengertian klasifikasi fungsi jalan yang
terdapat pada sistem jaringan sekunder,
maka dapat diidentifikasi klasifikasi fungsi
jalan yang ada yaitu terdiri dari arteri
sekunder, kolektor sekunder, lokal
sekunder dan lingkungan sekunder.
d.
7. SARAN
DAN
REKOMENDASI
PENETAPAN KLASIFIKASI FUNGSI
JALAN
a. Setelah dilakukan identifikasi
terhadap ruas-ruas jalan yang
menghubungkan
kota-kota
yang
berfungsi
sebagai
pusat-pusat kegiatan serta
ruas-ruas
jalan
yang
menghubungkan
fungsi-
21-23
22-23
23-23
JURNAL TEKNIK
24-23
ak.
al.
am.
an.
ao.
ap.
aq.
ar.
JURNAL TEKNIK
25-23