Anda di halaman 1dari 16

PENETAPAN

FUNGSI DAN
STATUS JALAN
DINAS PEKERJAAN UMUM
BINA MARGA
PENGELOMPOKAN JALAN (MENURUT SISTEM JARINGAN
JALAN)
• SISTEM PRIMER
Merupakan sistem jaringan jalan
dengan peranan pelayanan distribusi (Sistem Jaringan Jalan Primer adalah sistem
jaringan jalan bersifat menerus yang memberikan
barang dan jasa untuk pengembangan pelayanan lalu lintas tidak terputus walaupun
semua wilayah di tingkat nasional, masuk ke dalam kawasan perkotaan)

dengan menghubungkan semua


simpul jasa distribusi yang berwujud
pusat pusat kegiatan.

• SISTEM SEKUNDER (Yang dimaksud dengan kawasan perkotaan adalah


kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan
Merupakan sistem jaringan jalan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan
dengan peranan pelayanan distribusi distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
barang dan jasa untuk masyarakat di sosial, serta kegiatan ekonomi)

dalam kawasan perkotaan.


PENGELOMPOKAN JALAN
PERUNTUKAN SISTEM FUNGSI STATUS

Arteri (JAP)
SK Menteri JALAN NASIONAL: SK Menteri PU
SISTEM PUPR JAP, JKP-1, JSN, Jalan Tol
Kolektor-1 (JKP-1)
PRIMER
(Merupakan sistem jaringan
Kolektor-2 (JKP-2)
jalan dengan peranan JALAN PROVINSI: SK Gubernur
pelayanan distribusi barang JKP-2, JKP-3, JSP
dan jasa untuk pengembangan Kolektor-3 (JKP-3)
semua wilayah di tingkat
nasional, dengan Kolektor-4 (JKP-4) JALAN KABUPATEN
JALAN menghubungkan semua simpul (JKP-4, JLP, Jling-P, JSK, JAS, JKS, JLS,
UMUM jasa distribusi yang berwujud Jling-S)
Lokal (JLP)
(Jalan yang pusat pusat kegiatan) dan
diperuntukkan bagi SK Bupati
SK JALAN DESA
lalu lintas umum) Lingkungan (Jling-P) (JLing-P & JLP yang tidak termasuk jalan
Gubernur
kabupaten di dalam kawasan
Arteri (JAS) perdesaan) )
SISTEM
SEKUNDER
(Merupakan sistem jaringan
Kolektor (JKS)
jalan dengan peranan JALAN
pelayanan distribusi barang Lokal (JLS) KOTA: SK Walikota
dan jasa untuk masyarakat di (JAS, JKS, JLS, Jling-S)
dalam kawasan perkotaan) Lingkungan (Jling-S)

JALAN KHUSUS
(Jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri.)

KETERANGAN : JLP : Jalan Lokal Primer


JAP : Jalan Arteri Primer Jling-P : Jalan Lingkungan Primer
JKP-1 : Jalan Kolektor Primer-1 (Menghubungkan antar Ibukota Provinsi) JAS : Jalan Arteri Sekunder
JKP-2 : Jalan Kolektor Primer-2 (Ibukota Provinsi dengan Ibukota Kabupaten) JKS : Jalan Kolektor Sekunder
JKP-3 : Jalan Kolektor Primer-3 (Menghubungkan antar Ibukota Kabupaten) JLS : Jalan Lokal Sekunder
JKP-4 : Jalan Kolektor Primer-4 (Ibukota Kabupaten dengan Kecamatan) Jling-S : Jalan Lingkungan Sekunder
KRITERIA JALAN MENURUT FUNGSI
UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan

HIERARKI JALAN Kriteria Arteri Kolektor Lokal Lingkungan


Angkutan yang
Utama Pengumpul Setempat Lingkungan
dilayani
Jarak perjalanan Jauh Sedang Dekat Dekat
Kecepatan rata-rata Tinggi Sedang Rendah Rendah

ARTERI Jumlah jalan masuk Dibatasi Dibatasi Tidak Dibatasi Tidak Dibatasi

Vol. & Kec. KOLEKTOR


P tinggi
E Lalulintas Leba
R Lokal terbatas r Efekt
if Berk
G Ham ur
ang
E 100 Km/jam
batan
Samp
R ing B
ertam
A bah
K LOKAL
A Lalulintas
N Menerus
Makin
Dominan

20 Km/jam

Vol. & Kec.


rendah Areal Permukiman Semakin Dominan
Semakin Bertambah
Akses dikontrol Peruntukan Jalan Akses dan Parkir Akses tidak
penuh dikontrol
AKSESIBILITAS
PUSAT KEGIATAN DAN KLASIFIKASI FUNGSI JALAN DALAM SISTEM JARINGAN
JALAN PRIMER

• Kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan SKALA


PKN INTERNASIONAL, NASIONAL, atau BEBERAPA PROVINSI.

• Kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan SKALA PROVINSI


PKW atau BEBERAPA KABUPATEN/ KOTA

• Kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan SKALA


PKL KABUPATEN/ KOTA atau BEBERAPA KECAMATAN
Pusat-pusat Kegiatan
• Kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan SKALA KECAMATAN
dalam Sistem Jaringan PK-Ling atau BEBERAPA DESA
Jalan Primer
• Kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan KAWASAN
PKSN PERBATASAN NEGARA

Kawasan Strategis • Pengaruh sangat penting SECARA NASIONAL terhadap kedaulatan negara,
Nasional hankam, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, warisan dunia

Kawasan Strategis • Pengaruh sangat penting DALAM LINGKUP PROVINSI terhadap ekonomi,
Provinsi sosial, budaya, lingkungan

Kawasan Strategis • Pengaruh sangat penting DALAM LINGKUP KABUPATEN/ KOTA terhadap
Kabupaten ekonomi, sosialm budaya, lingkungan

JAP • Jalan Arteri Primer

Fungsi jalan dalam sistem JKP • Jalan Kolektor Primer


jaringan jalan primer JLP • Jalan Lokal Primer

JLing-P • Jalan Lingkungan Primer


ARAHAN PENETAPAN RUANG DALAM PENGATURAN FUNGSI JALAN PASA SISTEM JARINGAN
JALAN PRIMER

Bandara Bandara Bandara Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan


PKN PKW PKL PKLing Persil PKSN KSN KSP KSK
Utama Pengumpul Pengumpan Utama Pengumpul Pengumpan

PKN JAP JAP JKP JLP Jling.P JSN JAP JAP --- JAP JAP --- JSN --- ---

PKW JAP JKP JKP JLP Jling.P JSN JAP JAP JSP JAP JAP JSP JSN JSP ---

PKL JKP JKP JLP JLP Jling.P JSN --- --- JSK --- --- JSK --- --- JSK

PKLing JLP JLP JLP JLP Jling.P --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---

Persil Jling.P Jling.P Jling.P Jling.P Jling.P --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---

PKSN JSN JSN JSN --- --- JSN --- --- --- --- --- --- --- --- ---

Bandara
JAP JAP --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Utama
Bandara Ibukota Provinsi JKP-1 Ibukota Provinsi
JAP JAP --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Pengumpul
Bandara Ibukota
--- JSP JSK --- --- --- --- --- ---JKP-2 --- --- Kabupaten/
--- Kota ---
--- ---
Pengumpan
Pelabuhan
JAP JAP --- --- --- --- --- --- --- --- --- Kabupaten/
Ibukota --- ---
Kota --- ---
Utama Ibukota Kabupaten/ Kota JKP-3
Pelabuhan
JAP JAP --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Pengumpul
JKP-4 Ibukota Kecamatan
Pelabuhan
--- JSP JSK --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Pengumpan
Keterangan :
KSN JSN JSN --- ---
PKN = --- --- Nasional---
Pusat Kegiatan --- --- --- --- --- --- --- ---
PKW = Pusat Kegiatan Wilayah
KSP --- JSP --- PKL
--- = Pusat
--- Kegiatan
--- Lokal --- --- --- --- --- --- --- --- ---
PK-Ling = Pusat Kegiatan Lingkungan
PKSN = Pusat Kegiatan Strategis Nasional
KSK --- --- JSK --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
PENTINGNYA PENETAPAN FUNGSI JALAN BAGI DAERAH

“ Ketetapan mengenai fungsi jalan merupakan syarat untuk menetapkan status jalan,
DAN
tanpa adanya kejelasan mengenai status jalan, maka pelaksanaan kewenangan penyelenggaraan jalan
(TURBINBANGWAS) tidak dapat dilakukan sebagaimana mestinya”

Pembagian kewenangan penyelenggaraan jalan (TURBINBANGWAS) antara


Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota dilakukan berdasarkan status jalan.

Untuk dapat menetapkan status jalan diperlukan masukan mengenai ketetapan fungsi jalan
(pasal 62 PP No 34 Tahun 2006)

Penetapan fungsi jalan Daerah merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi yang dilakukan secara
berkala melalui Keputusan Gubernur (Pasal 61(3) PP No. 34 Tahun 2006)
KRITERIA JALAN MENURUT STATUS
UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan

JALAN NASIONAL
Merupakan jalan arteri dan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang mengubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional,
serta jalan tol

JALAN PROVINSI
Merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota
kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi

JALAN KABUPATEN
Merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan,
antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan
sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten

JALAN KOTA
Merupakan jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota,
menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil, serta menghubungkan antar pusat permukiman
yang berada di dalam kota

JALAN DESA
Merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antar permukiman di dalam desa serta jalan lingkungan
ARAHAN PENATAAN RUANG DALAM PENGATURAN FUNGSI JALAN PADA SISTEM JARINGAN
JALAN SEKUNDER

Kawasan
Sekunder- Sekunder- Sub Primer
Perkotaan Primer Sekunder-II Perumahan PPKo PL Persil
I III PPKo
Primer JAS JAS --- --- --- JAS
JAS
Sekunder-I JAS JAS JAS --- JLS

Sekunder-II --- JAS JKS JKS JLS Kawasan Kawasan


Sekunder
I
JAS Sekunder
I
Sekunder-III --- --- JKS JLS JLS

Perumahan --- JLS JLS JLS Jling.S JAS


JAS
PPKo JAS JAS JLS
Kawasan Kawasan
Sub PPKo JAS JKS JLS Sekunder
JKS Sekunder
II II
PL JLS JLing-S

Persil Jling-S
JKS
Keterangan :
JLS Kawasan Kawasan
JAS = Jalan Arteri Sekunder Sekunder JLS Sekunder
JKS = Jalan Kolektor Sekunder III III
JLS = Jalan Lokal Sekunder
JLing.S = Jalan Lingkungan Sekunder
JLS

Perumahan JLingS Perumahan


PROSEDUR PENETAPAN FUNGSI JALAN
Penetapan JAP dan JKP-1
 Secara berkala paling singkat 5 (lima) tahun dengan Keputusan Menteri

Menetapkan fungsi (JAP & JKP-1)


Menyusun konsep penetapan JAP Menyampaikan konsep kepada Menteri yang setelah memperhatikan masukan dari
& JKP-1 berdasarkan RTRWN menyelenggarakan urusan pemerintahan di Menteri yang menyelenggarakan urusan
bidang LLAJ pemerintahan di bidang LLAJ

Penetapan JKP-2, JKP-3, JKP-4, JLP, Jling-P, JAS, JKS, JLS, dan Jling-S
 Secara berkala paling singkat 5 (lima) tahun dengan Keputusan Gubernur

KHUSUS DKI JAKARTA, GUBERNUR menetapkan ruas jalan


GUBERNUR DKI sebagai JKP-2, JKP-3, JKP-4, JLP, Jling-P,
JAKARTA menetapkan
ruas jalan sebagai JAS, JKS,
dan semua ruas jalan dalam sistem
JLS, dan Jling-S jaringan jalan sekunder

Usulan Bupati/ Walikota tentang fungsi


Kepmen tentang penetapan ruas jalan jalan untuk ruas jalan sebagai JKP-4, JLP,
sebagai JAP & JKP-1 Jling-P, dan semua ruas jalan dalam sistem
jaringan jalan sekunder
PROSEDUR PENETAPAN STATUS JALAN
Secara berkala paling singkat 5 (lima) tahun dengan memperhatikan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri
(Permen PU No. 03/PRT/M/2012 tentang Pedoman Penetapan Fungsi Jalan dan Status Jalan)

JALAN NASIONAL oleh FUNGSI JALAN yang ditetapkan oleh


Menteri MENTERI (Keputusan Menteri)

JALAN PROVINSI oleh


Gubernur

JALAN PROVINSI
di DKI JAKARTA
oleh Gubernur

JALAN KABUPATEN oleh FUNGSI JALAN yang ditetapkan oleh


Bupati GUBERNUR (Keputusan Gubernur)

JALAN KOTA oleh Walikota

JALAN DESA oleh Bupati


PERUBAHAN FUNGSI JALAN
Pertimbangan Perubahan Fungsi Jalan:
 Berperan penting dalam pelayanan terhadap wilayah yang lebih luas daripada wilayah sebelumnya;
 Semakin dibutuhkan masyarakat dalam rangka pengembangan sistem transportasi;
 Lebih banyak melayani masyarakat dalam wilayah wewenang penyelenggara jalan yang baru;
dan/atau
 Semakin berkurang peranannya, dan/ atau semakin sempit luas wilayah yang dilayani.

Penyelenggara
PENETAPAN Sebelumnya
Usulan perubahan PERUBAHAN FUNGSI
fungsi jalan oleh Penyelenggara JALAN kepada pejabat
PENYELENGGARA jalan yang akan yang berwenang
JALAN menerima dengan mengikuti
SEBELUMNYA prosedur penetapan Penyelenggara
fungsi jalan yang Akan
Menerima

 Perubahan fungsi jalan dapat dilakukan dalam rentang waktu


PALING SINGKAT 5 TAHUN.
PROSEDUR PENETAPAN FUNGSI JALAN OLEH GUBERNUR

Keputusan menteri tentang


Penetapan Fungsi Jalan
sebagai JAP dan JKP-1

Rencana Tata Rencana Tata


Ruang Nasional & Ruang Provinsi &
Provinsi, hirarki Melakukan kajian Meminta Bupati/Wali Kota Kab/Kota, hirarki
jaringan jalan, Mengajukan usulan fungsi jalan jaringan jalan,
jaringan jalan untuk
RPJP/M Provinsi, JKP-4, JLP, Jling-P, JAS, JKS, RPJP/M Kab/Kota,
penetapan JKP-2 & JKP-3 JLS, Jling-S
persyaratan teknis persyaratan teknis
jalan jalan

Menetapkan fungsi JKP-2, JKP-3, JKP-4, JLP


Jling-P, JAS, JKS, JLS, & Jling-S
KRITERIA TEKNIS USULAN PERUBAHAN FUNGSI DAN STATUS
JALAN

Kondisi Jalan minimal sedang (dengan perkerasan) 1

Lebar perkerasan jalan minimal 6 meter 2

Mampu menyediakan ROW minimal 15 meter (disertai dengan surat


kesanggupan 3
Pemerintah Daerah)

Mampu menjaga tata guna lahan pada kedua sisi jalan (mengurangi
hambatan samping)
4

Terdapat penanganan sesuai kewenangan (Pemerintah Daerah) selama


5 tahun terakhir
5
PENUTUP

Perubahan fungsi dan status jalan provinsi dilakukan berdasarkan Permen PU No. 03/PRT/M/2012
tentang Pedoman Penetapan Fungsi Jalan dan Status Jalan.

Usulan perubahan status jalan yang telah dibahas tidak serta merta dapat berubah statusnya karena
perlu melihat sistem jaringan jalan di provinsi dan kemampuan APBD.

Ruas-ruas jalan yang berpotensi menjadi jalan provinsi perlu dilengkapi dengan data administrasi
(FS, DED, Dokumen Lingkungan, Berita Acara Penyerahan Aset, sertifikat kepemilikan tanah, dan leger
jalan) serta data teknis (panjang jalan, lebar jalan, ROW, tata guna lahan pada kedua sisi jalan, data
lalu lintas, dll).
Sebelum ditetapkan SK Gubernur tentang Status Jalan Provinsi, maka untuk penanganan ruas-ruas
jalan yang berpotensi menjadi jalan provinsi masih menjadi tanggung jawab / kewenangan
penyelenggara jalan sebelumnya
Diperlukan komitmen dari Pemda untuk menjaga sempadan jalan agar jaringan jalan dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai