Anda di halaman 1dari 9

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SISTEM PEMUNGUTAN PARKIR ELEKTRONIK

(E-PARKING) DI BADAN PENDAPATAN DAERAH KOTA MAKASSAR

Mubdi Dzuwhandy1, Sri Rahayu2, Muhaimin3


Perpajakan, Universitas Muhammadiyah Makassar Indonesia1, Perpajakan, Universitas
Muhammadiyah Makassar Indonesia2, Perpajakan, Universitas Muhammadiyah Makassar
Indonesia3
Mubdidzuwhandy34@gmail.com ,sri.rahayu13089.sr@gmail.com2,muhaimin@unismuh.ac.id
1

Perubahan yang selalu membawa tuntutan yang semakin lebih bagus demikian
juga tuntutan perubahan oleh masyarakat yang semankin modern, kepada aparatur
pemerintah daerah mengenai peningkatan pelayanan masyarakat. Keluhan masyarakat
terhadap kurangnya kualitas pelayanan yang merupakan salah satu faktor menunjukkan
belum memadainnya pelayanan yang di berikan oleh aparatur pemerintah, dengan itu
pemerintah daerah kota Makassar memunculkan inovasi terhadap pelayanan perparkiran
di kota Makassar yaitu sistem pemungutan parkir elektronik (E-parking)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas penggunaan
sistem pemungutan parkir elektronik Di Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar. Jenis
penelitian yang digunakan adalah Penelitian Kualitatif. Data yang diolah merupakan
hasil wawancara dari informan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Observasi, Wawancara dan Studi Dokumen dengan teknik analisis
data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya sistem pumungutan parkir
Elektronik ini, dapat meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat, tranparan,
efisien dan efektif dalam pengelolaan pajak parkir di kota Makassar.
Kata Kunci : Efektivitas, Sistem Pemungutan parkir Elektronik (E-Parking)

1. Latar Belakang
Pajak merupakan salah-satu penerimaan negara yang bersumber dari masyarakat yang
penerimaannya kembali lagi pada Negara. Berdasarkan APBD 2018 komposisi pendapatan
daerah terdiri dari pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan dan pendapatan daerah
lainnya yang sah. Dari sumber tersebut, secara umum dana perimbangan mempunyai porsi
paling besar dibandingkan dengan dengan sumber lainnya, baik secara nasional, Provinsi
maupun Kabupaten atau Kota.
Perbandingan terbesar dana perimbangan ditunjukan oleh komposisi pendapatan
daerah pada tingkat Kabupaten atau Kota dimana porsi PAD relatif sangat kecil. Kondisi yang
lebih baik ditunjukan pada tingkat provinsi dengan kontribusi dana perimbangan dan PAD
yang hampir sama besar. Dari data tersebut membuktikan bahwa Pemerintah Kabupaten atau
Kota secara umum masih sangat bergantung pada dana transfer dari pusat dalam mendanai
belanja daerahnya dibandingkan dengan Pemerintah Provinsi.
Menurut Kesit (2015) pajak daerah “adalah pungutan wajib atas orang pribadi atau
badan yang dilakukan oleh pemerintah daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang
dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah”.
Perubahan yang selalu membawa tuntutan yang semakin lebih bagus demikian juga
tuntutan perubahan oleh masyarakat yang semankin modern, kepada aparatur pemerintah
daerah mengenai peningkatan pelayanan masyarakat. Keluhan masyarakat terhadap
kurangnya kualitas pelayanan yang merupakan salah satu faktor menunjukkan belum
memadainnya pelayanan yang di berikan oleh aparatur pemerintah.
Maka dari itu dengan memunculkan inovasi baru pemerintah daerah kota Makassar
terhadap pelayanan perparkiran di kota Makassar melalui sistem e-parking pada tahun 2019
membuat sistem pemungutan pajak parkir di kota Makassar semakin efisien dalam
pengelolaannya.
Penggunaan sistem E-Parking ini di latar belakangi oleh terbatasnya jumlah parkir
yang tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah kendaraan, peningkatan pelayanan dalam
sistem pemungutan pajak parkir, belum optimalnya penerimaan daerah yang bersumber dari
retribusi pelayanan parkir dan masih besarnya potensi pungutan liar yang di laksanakan oleh
oknum petugas parkir. Penggunaan e-parking ini dapat mengurangi beberapa resiko bagi
pemerintah, yaitu resiko fraud khususnya kebocoran retribusi karena masih ada proses menual
yang dilakukan manusia, resiko kesalahan perhitungan, tujuan penerapan e-parking ini akan
menambah pendapatan asli daerah (PAD), transparannya pengelolaan penerimaan pendapatan
asli daerah (PAD) bidang pajak parkir, dan peningkatan sistem pelayanaan parkir di kota
Makassar. Sistem e-parking ini menggunakan sebuah alat untuk merekam transaksi
pembayaran parkir yang di namakan terminal parkir elektronik (TPE).
TABEL 1.1
Jumlah Wajib Pajak Yang Terdaftar Menggunakan Sistem Pemungutan Parkir
Elektronik Di BAPENDA Kota Makassar

N0 Tahun Jumlah Terdaftar Menggunakan Sistem


Pemungutan Parkir Elektronik Di Bapenda Kota
Makassar

1 2022 29

2 2023 35
Sumber Data : BAPENDA Kota Makassar

Berdasarkan sumber data dari table 1.1 dapat diketahui jumlah wajib pajak yang
terdaftar menggunakan sistem pemungutan parkir elektronik di badan pendapatan daerah kota
Makassar pada tahun 2022 berjumlah 29 dan mengalami peninggkatan di tahun 2023
sebanyak 35 wajib pajak.
Perlu kita diketahui bersama bahwa pajak parkir merupakan salah satu sumber
penerimaan yang berpotensi, artinya hasil pajak cukup besar sebagai salah satu sumber
pendapatan daerah/kota dan laju pertumbuhannya diperkirakan sejalan dengan laju
pertumbuhan ekonomi daerah/kota. Pajak Parkir adalah penyelenggaraan tempat parkir di luar
badan jalan, baik yang di sediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang di sediakan
sebagai suatu usaha, di Kota Makassar

Berdasarkan latar belakang di atas penulis ingin mengangkat judul “Efektivitas


Penggunaan Sistem Pemungutan Parkir Elektronik (E-Parking) di Badan Pendapatan
Daerah Kota Makassar.” Evektivitas dalam kamus besar bahasa indonesia berasal dari kata
efektif yang di artikan dengan adanya efek akibat, pengaruh, ada kesannya dan dapat
membawa hasil dari tindakan yang di ambil. Sedangkan Menurut Beni (2016) efektivitas
adalah hubungan antara ouput dan tujuan atau dapat juga di katakan merupakan ukuran
seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur organisasi. Adapun rumus untuk
menghitung efektivitas pajak parkir, adalah:
Realisasi pajak parkir pertahun Ke-n
ESEfektivitas = Target pajak parkir pertahun Ke-n X 100%
Tabel 2.1 Klarifikasi pengukuran Efektivitas

Persentase Kriteria
Sangat Efektif
>100%

90% - 100% Efektif

80% - 90% Cukup Efektif

60% - 80% Kurang Efektif

<60% Tidak Efektif


Sumber: Depdagri Kemendagri

Berdasarkan table diatas, dapat diketahui bahwa kemampuan daerah dalam menjalankan
tugas dikategorikan efektif apabila rasio yang dicapai mencapai minimal sebesar 1% atau
100%. Namun demikian semakin tinggi rasio efektivitas maka kemampuan daerah pun
semakin baik.

2. Metode Pelaksanaan Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) kota Makassar,
bertepatan di jalan Urip Sumoharjo No. 8 Maccini, kota Makassar, penelitian di lakukan
selama 2 bulan mulai dari bulan September – Oktober 2023.

2. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mempermudah penulis dalam
mendapat data yang valid dan reliable. Dalam penelitian tersebut antara lain:
a. Pengamatan (observation)
Melakukan pengamatan secara langsung di lapangan objek penelitian yang ada
pada Kota Makassar tepatnya di Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar mengenai
Efektifitas penggunaan sistem pemungutan parkir elektronik (E-Parking). Di Kota
Makassar.
b. Wawancara
Pengumpulan data dengan cara wawancara dilakukan untuk mencari informasi
dari narasumber, cara pengumpulan data yang diperoleh dari wawancara yaitu melalui
pegawai BAPENDA Kota Makassar bidang pajak parkir, tentang efektifitas
penggunaan sistem pemungutan parkir elektronik (E-Parking) di Kota Makassar.
c. Studi Kepustakaan
Mengumpul data yang relevan sesuai topik serta masalah yang akan diteliti.
Informasi yang diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-
karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, serta
sumber-sumber yang tertulis baik tercetak maupun elektronik.
d. Dokumentasi
Pengumpulan data dengan dokumentasi dilakukan melalui pengambilan data-data
yang berhubungan dengan penelitian dari tempat penelitian yaitu BAPENDA Kota
Makassar.
3. Jenis Pengambilan dan Sumber Data
a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Dimana
penilitian ini dilakukan dilapangan dan survey secara langsung ditempat yang akan
diteliti. Data yang diperoleh dari penelitian dapat berupa hasil pengamatan, hasil
wawancara dengan narasumber, dokumentasi, serta catatan lapangan yang disusun
peneliti selama proses penelitian dilapangan. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian kualitatif sumber data yang diperoleh berasal dari kata-kata atau tindakan
dan selebihnya merupakan data.
b. Sumber Data
1. Data primer
Data adalah data yang diperoleh secara langsung oleh penulis melalui
wawancara dan observasi kepada pengguna E-parking dan kepala UPTD Parkir
Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar yang berkaitan dengan judul yang di
ambil.
2. Data sekunder
Data sekunder yang di gunakan dalam penelitian ini merupakan data
wajib pajak menggunakan sistem E-parking di kota Makassar, data pembayaran
wajib pajak sistem parkir elektronik dan data-data lainnya yang bersumber dari
UPTD Parkir Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar.
4. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam menyelesaikan penelitian atau permasalahan yang
ada ditempat penelitian. Analisis data dilakukan saat pengumpulan data dilapangan
secara berkesinambungan. Apabila jawaban dari hasil wawancara belum memuaskan
maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan sampai peneliti mendapatkan data yang
ingin diperoleh. Aktivitas dalam analisis data dengan memerlukan teknik analisis data
kualitatif dilakukan dengan tiga tahap yaitu:
a. Reduksi data
Teknik menganalisis data dengan cara merangkum, memilah hal yang
besifat pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang besifat penting. Reduksi data
dilakukan dengan tujuan agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas
terhadap data yang diperoleh.
b. Penyajian data
Sekumpulan informasi tersusun yang ember kemungkinan untuk menarik
kesimpulan dan mengambil tindakan selanjutnya. Bentuk penyajian data antara
lain berupa teks naratif, matrik, grafik, maupun bagan, namun dalam penelitian ini
bentuk penyajian data lebih merajuk pada penyajian secara deskriptif.
c. Menarik kesimpulan
Semua data yang telah direduksi, digambarkan lagi secara rinci agar
mudah dipahami oleh peneliti maupun orang lain. Data yang dirincikan ini adalah
data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data baik berupa pengamatan maupun
penelitian.
5. Alur Penelitian
Sebelum melakukan sebuah penelitian,ada beberapa tahap yang harus dipersiapkan yaitu :

Analisis Membatasi Menetapkan


Identifikasi Masalah Masalah Fokus
Masal Permasalahan

Teknis Analisis Pengumpulan Data


Data (Reduksi (Penelitian Pustaka,
Pembuatan Data, Penyajian
Observasi,
Laporan Data, Penarikan
Wawancara Dan
Kesimpulan
Dokumentasi

(Gambar 2.2)

Pembahasan
Kesimpulan
Pada gambar 2.2 menjelaskan Sembilan tahap yang di lakukan penulis dalam melakukan alur
penelitian yang pertama identifikasi, analisis masalah,membatasi masalah,menetapkan focus
permasalahan,pengumpulan data (penelitian pustaka, observasi, wawancara dan dokumentasi),
teknik analisis (reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan), pembuatan laporan
pembahasan dan kesimpulan.

3. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang di peroleh dari badan pendapatan daerah (BAPENDA) kota
Makassar
1. Jumlah wajib pajak yang melakukan pembayaran pajak parkir elektronik di BAPENDA
kota Makassar Tahun 2019-2020
TABEL 3.1
Wajib Pajak Yang Melakukan Pembayaran Pajak Parkir Elektronik di kota
Makassar

N0 TAHUN Jumlah Wajib Pajak Yang Melakukan Trend


Pembayaran Pajak Parkir Elektronik

1 2022 29

2 2023 35
Sumber Data : BAPENDA Kota Makassar

Berdasarkan sumber data dari table 3.1 dapat diketahui jumlah wajib pajak parkir
elektronik yang melakukan trend pembayaran pajak parkir pada tahun 2022 berjumlah 29
wajib pajak dan mengalami peningkatan di tahun 2023 sebanyak 35 wajib pajak.
2. Hasil Pembayaran wajib pajak parkir elektronik dari Tahun 2022 sampai 2023 di
BAPENDA kota Makassar
TABEL 3.2
Hasil Penerimaan sistem pemungutan pajak parkir elektronik di kota Makassar
tahun 2023

N BULAN JUMLAH PEMBAYARAN


O
1 JANUARI 1.204.884.511
2 FEBRUARI 1.073.221.301
3 MARET 1.241.970.524
4 APRIL 1.296.602.958
5 MEI 1.524.739.987
6 JUNI 1.378.078.089
7 JULI 1.419.163.637
8 AGUSTUS 1.170.296.898
9 SEPTEMBER 1.294.014.586
19 OKTOBER 1.233.139.127
11 NOVEMBER 1.373.465.965
12 DESEMBER 1.586.811.741
JUMLAH SETAHUN 15.796.389.329
Sumber Data : BAPENDA kota Makassar

Berdasarkan sumber data dari table 3.2 dapat diketahui bahwa hasil penerimaan
sistem pemungutan pajak parkir elektronik di kota Makassar dari bulan Januari 2023
sampai bulan Desember 2023 sebesar Rp.15.796.389.329

TABEL 3.3
Hasil Penerimaan Sistem Pemungutan Pajak Parkir Elektronik di kota Makassar
Tahun 2022

NO BULAN JUMLAH PEMBAYARAN

1 JANUARI 1.168.215.491
2 FEBRUARI 1.054.361.829
3 MARET 740.582.377
4 APRIL 173.778.877
5 MEI 219.488.630
6 JUNI 382.309.915
7 JULI 465.843.162
8 AGUSTUS 569.700.969
9 SEPTEMBER 519.536.608
10 OKTOBER 560.477.493
11 NOVEMBER 549.484.592
12 DESEMBER -
JUMLAH 6.403.779.943
Sumber Data : BAPENDA kota Makassar

Berdasarkan sumber data dari table 3.3 dapat diketahui bahwa hasil penerimaan
sistem pemungutan pajak parkir elektronik di kota Makassar dari bulan Januari 2022
sampai bulan November 2022 sebesar Rp.6.403.779.943

Table 3.4
Hasil Penerimaan Satu Tahun Sistem Pemungutan Pajak Parkir Elektronik Di Kota
Makassar

NO Tahun Hasil Penerimaan Satu Tahun Sistem


Pemungutan Pajak Parkir Elektronik
1 2022 Rp.6.403.779.943
2 2023 Rp.15.796.389.329
Sumber Data : BAPENDA kota Makassar

Berdasarkan sumber data tabel 3.4 hasil penerimaan sistem pemungutan pajak parkir
elektronik pada tahun 2022 sampai 2023 mengalami penaikan Rp. 9.392.609.386 itu
disebabkan karena adanya inovasi dari pemerintah daerah sehingga penerimaan
mengalami penaikan dari tahun sebelumnya.

Sesuai dengan hasil wawancara penulis kepada ketua UPTD-Parkir kota Makassar
Sistem pemungutan parkir elektronik ini adalah salah satu dari dua sitem yang yang di
berlakukan oleh badan pendapatan daerah di kota Makassar dalam menerapkan
pemungutan parkir di kota Makassar dan sesuai dengan harapan ketua UPTD-Parkir
badan pendapatan daerah kota Makassar bahwa bagaimana supaya semua pusat
perbelanjaan atau mall, restoran, hotel, kantor dan pemilik lahan yang luas bisa
menerapkan sistem pemungutan parkir elektronik ini, sesuai dengan kata pengguna yang
telah di wawancarai oleh penulis mengatakan bahwa dengan adanya sistem pemungutan
parkir elektronik ini mempermuda pengguna,memberikan pelayanan terbaik dalam
pengelolaan parkir, tranparansi kepada pengguna parkir dan menghindari oknum-oknum
yang tidak bertanggung jawab terhadap pajak parkir yang harus di keluarkan atau adanya
pemungutan parkir liar dan pemungutan parkir yang tidak sesuai dengan peraturan yang
sudah di tetapkan oleh badan pendapatan daerah kota Makassar.

Table 3.5
Hasil Penerimaan Satu Tahun Sistem Pemungutan Pajak Parkir Di Kota Makassar

NO Tahun Pendapatan Satu Tahun Sistem


Pemungutan Pajak Parkir UPTD Parkir
BAPENDA Kota Makassar
1 2022 Rp.9.680.487.183
2 2023 20.071.410.111
Sumber Data : BAPENDA kota Makassar

Berdasarkan sumber data tabel 3.5 hasil pendapatan sistem pemungutan pajak parkir di
UPTD parkir Badan Pendapatan Daerah kota Makassar pada tahun 2022 berjumlah Rp.
20.071.410.111 dan pada tahun 2023 berjumlah Rp.9.680.487.183.

4 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah di sajikan di bab-bab yang terterah maka
dapat di simpulkan bahwa Sistem pemungutan parkir elektronik ini adalah salah satu dari dua
sistem yang di berlakukan oleh badan pendapatan daerah kota Makassar, yang di mana sistem
pemungutan parkir elektronik ini di terapkan guna untuk meningkatkan pendapatan asli daerah
(PAD) kota Makassar terkhususnya di bidang pajak parkir, meningkatkan pelayanan
pemungutan parkir yang ada di kota Makassar, meminalisir terjadinya pemungutan liar yang di
lakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, dan memberikan kepuasan dan
tranparansi pembayaran yang sesuai dengan peraturan daerah kepada pengguna jasa parkir.

Makassar dengan berkembang yang cukup pesat seiring dengan meningkatnya


perekonomian mulai dari sektor pelayanan jasa maupun sektor perindustrian berdampak
langsung pada penerimaan parkir, pihak PD Parkir Makassar Raya Kota Makassar terus
berupaya menggali potensi penerimaan parkir agar dapat meningkatkan pendapatan asli daerah
di Kota Makaasar. Namun bukan hanya dalam hal meningkatkan sumber penerimaan tetapi
bagaimana kedepannya tidak terjadi ha-hal yang dapat merugikan baik itu masyarakat yang
secara langsung menggunakan dan membayar retribusi parkir, maupun pihak PD. Parkir dalam
hal ini menerima serta mengelola retribusi parkir yang kemudian digunakan secara tidak
langsung untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar.

Sistem pemungutan pajak parkir elektronik (E-Parking) di Badan Pendapatan Daerah


Kota Makassar, cukup efektif untuk mengurangi pemungutan liar yang di lakukan oleh oknum-
oknum yang tidak bertanggung jawab dan sistem pemungutan parkir elektronik (E-Parking)
lebih memudahkan pengguna, memberikan kenyaman, tranparansi dan meningkatkan pendapan
asli daerah (PAD) Kota Makassar.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Artikel dan Buku


Beni, 2016 ”konsep dan analisis efektivitas pengelolaan keuangan daerah di era otonomi. Buku 1
jakarta pusat :taushia “

Djajadiningrat. 2014. “Perpajakan Indonesia”. Jakarta: Saelmba Empat

Damas Dwi Anggoro. 2017. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Malang: UB. Press

Kesit, Prakoso. 2015. “Pajak dan Retribusi Daerah”. Yogyakarta: UII Press.

Mardiasmo. 2016. “Perpajakan Edisi Terbaru”.Yogyakarta : Penerbit Andi.

Resmi, Siti. 2017. “Perpajakan Teori dan Kasus (edisi ke 10 Buku ke 1)”. Jakarta Saelmba
Empat.

Saidi, Muhammad Djafar. 2013. “Pembaharuan Hukum Pajak”. Jakarta : Rajawali Pers

Shiaaan, 2010 “Pajak Daerah dan Retribusi daerah Jakarta rajawali pres”

Windhu. 2018. Tata Kelola Ekonomi Keuangan Daerah. PT Rajagrafindo. Persada. Depok.
Rahman, Hasanuddin

2017. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Malang: UB. Press.

Sumber Undang-Undang
Undang-Undang nomor 28 tahun 2009 pasal 1 ayat (10) tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 jenis-jenis Pajak Daerah.

Undang-undang nomor 18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah


Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 13 Tahun 2002 tentang Pajak Parkir

Peraturan Walikota Makassar Nomor 110 Tahun 2016.

Sumber Internet
( https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index 20 Agustus 2021/18:40 )

( https://digilibadmin.unusmuh.ac.id/ 21 Agustus 2021/ 21:30 )


(https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5e782b00beff6/dasar-hukum-sistem-parkir-
elektronik-di-makassar/ 21 Agustus 2021/ 21:05 )

( https://repository.um-palembang.ac.id/ 21 Agustus 2021/ 22:00 )

Anda mungkin juga menyukai