Perubahan yang selalu membawa tuntutan yang semakin lebih bagus demikian
juga tuntutan perubahan oleh masyarakat yang semankin modern, kepada aparatur
pemerintah daerah mengenai peningkatan pelayanan masyarakat. Keluhan masyarakat
terhadap kurangnya kualitas pelayanan yang merupakan salah satu faktor menunjukkan
belum memadainnya pelayanan yang di berikan oleh aparatur pemerintah, dengan itu
pemerintah daerah kota Makassar memunculkan inovasi terhadap pelayanan perparkiran
di kota Makassar yaitu sistem pemungutan parkir elektronik (E-parking)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas penggunaan
sistem pemungutan parkir elektronik Di Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar. Jenis
penelitian yang digunakan adalah Penelitian Kualitatif. Data yang diolah merupakan
hasil wawancara dari informan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Observasi, Wawancara dan Studi Dokumen dengan teknik analisis
data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya sistem pumungutan parkir
Elektronik ini, dapat meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat, tranparan,
efisien dan efektif dalam pengelolaan pajak parkir di kota Makassar.
Kata Kunci : Efektivitas, Sistem Pemungutan parkir Elektronik (E-Parking)
1. Latar Belakang
Pajak merupakan salah-satu penerimaan negara yang bersumber dari masyarakat yang
penerimaannya kembali lagi pada Negara. Berdasarkan APBD 2018 komposisi pendapatan
daerah terdiri dari pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan dan pendapatan daerah
lainnya yang sah. Dari sumber tersebut, secara umum dana perimbangan mempunyai porsi
paling besar dibandingkan dengan dengan sumber lainnya, baik secara nasional, Provinsi
maupun Kabupaten atau Kota.
Perbandingan terbesar dana perimbangan ditunjukan oleh komposisi pendapatan
daerah pada tingkat Kabupaten atau Kota dimana porsi PAD relatif sangat kecil. Kondisi yang
lebih baik ditunjukan pada tingkat provinsi dengan kontribusi dana perimbangan dan PAD
yang hampir sama besar. Dari data tersebut membuktikan bahwa Pemerintah Kabupaten atau
Kota secara umum masih sangat bergantung pada dana transfer dari pusat dalam mendanai
belanja daerahnya dibandingkan dengan Pemerintah Provinsi.
Menurut Kesit (2015) pajak daerah “adalah pungutan wajib atas orang pribadi atau
badan yang dilakukan oleh pemerintah daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang
dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah”.
Perubahan yang selalu membawa tuntutan yang semakin lebih bagus demikian juga
tuntutan perubahan oleh masyarakat yang semankin modern, kepada aparatur pemerintah
daerah mengenai peningkatan pelayanan masyarakat. Keluhan masyarakat terhadap
kurangnya kualitas pelayanan yang merupakan salah satu faktor menunjukkan belum
memadainnya pelayanan yang di berikan oleh aparatur pemerintah.
Maka dari itu dengan memunculkan inovasi baru pemerintah daerah kota Makassar
terhadap pelayanan perparkiran di kota Makassar melalui sistem e-parking pada tahun 2019
membuat sistem pemungutan pajak parkir di kota Makassar semakin efisien dalam
pengelolaannya.
Penggunaan sistem E-Parking ini di latar belakangi oleh terbatasnya jumlah parkir
yang tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah kendaraan, peningkatan pelayanan dalam
sistem pemungutan pajak parkir, belum optimalnya penerimaan daerah yang bersumber dari
retribusi pelayanan parkir dan masih besarnya potensi pungutan liar yang di laksanakan oleh
oknum petugas parkir. Penggunaan e-parking ini dapat mengurangi beberapa resiko bagi
pemerintah, yaitu resiko fraud khususnya kebocoran retribusi karena masih ada proses menual
yang dilakukan manusia, resiko kesalahan perhitungan, tujuan penerapan e-parking ini akan
menambah pendapatan asli daerah (PAD), transparannya pengelolaan penerimaan pendapatan
asli daerah (PAD) bidang pajak parkir, dan peningkatan sistem pelayanaan parkir di kota
Makassar. Sistem e-parking ini menggunakan sebuah alat untuk merekam transaksi
pembayaran parkir yang di namakan terminal parkir elektronik (TPE).
TABEL 1.1
Jumlah Wajib Pajak Yang Terdaftar Menggunakan Sistem Pemungutan Parkir
Elektronik Di BAPENDA Kota Makassar
1 2022 29
2 2023 35
Sumber Data : BAPENDA Kota Makassar
Berdasarkan sumber data dari table 1.1 dapat diketahui jumlah wajib pajak yang
terdaftar menggunakan sistem pemungutan parkir elektronik di badan pendapatan daerah kota
Makassar pada tahun 2022 berjumlah 29 dan mengalami peninggkatan di tahun 2023
sebanyak 35 wajib pajak.
Perlu kita diketahui bersama bahwa pajak parkir merupakan salah satu sumber
penerimaan yang berpotensi, artinya hasil pajak cukup besar sebagai salah satu sumber
pendapatan daerah/kota dan laju pertumbuhannya diperkirakan sejalan dengan laju
pertumbuhan ekonomi daerah/kota. Pajak Parkir adalah penyelenggaraan tempat parkir di luar
badan jalan, baik yang di sediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang di sediakan
sebagai suatu usaha, di Kota Makassar
Persentase Kriteria
Sangat Efektif
>100%
Berdasarkan table diatas, dapat diketahui bahwa kemampuan daerah dalam menjalankan
tugas dikategorikan efektif apabila rasio yang dicapai mencapai minimal sebesar 1% atau
100%. Namun demikian semakin tinggi rasio efektivitas maka kemampuan daerah pun
semakin baik.
(Gambar 2.2)
Pembahasan
Kesimpulan
Pada gambar 2.2 menjelaskan Sembilan tahap yang di lakukan penulis dalam melakukan alur
penelitian yang pertama identifikasi, analisis masalah,membatasi masalah,menetapkan focus
permasalahan,pengumpulan data (penelitian pustaka, observasi, wawancara dan dokumentasi),
teknik analisis (reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan), pembuatan laporan
pembahasan dan kesimpulan.
3. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang di peroleh dari badan pendapatan daerah (BAPENDA) kota
Makassar
1. Jumlah wajib pajak yang melakukan pembayaran pajak parkir elektronik di BAPENDA
kota Makassar Tahun 2019-2020
TABEL 3.1
Wajib Pajak Yang Melakukan Pembayaran Pajak Parkir Elektronik di kota
Makassar
1 2022 29
2 2023 35
Sumber Data : BAPENDA Kota Makassar
Berdasarkan sumber data dari table 3.1 dapat diketahui jumlah wajib pajak parkir
elektronik yang melakukan trend pembayaran pajak parkir pada tahun 2022 berjumlah 29
wajib pajak dan mengalami peningkatan di tahun 2023 sebanyak 35 wajib pajak.
2. Hasil Pembayaran wajib pajak parkir elektronik dari Tahun 2022 sampai 2023 di
BAPENDA kota Makassar
TABEL 3.2
Hasil Penerimaan sistem pemungutan pajak parkir elektronik di kota Makassar
tahun 2023
Berdasarkan sumber data dari table 3.2 dapat diketahui bahwa hasil penerimaan
sistem pemungutan pajak parkir elektronik di kota Makassar dari bulan Januari 2023
sampai bulan Desember 2023 sebesar Rp.15.796.389.329
TABEL 3.3
Hasil Penerimaan Sistem Pemungutan Pajak Parkir Elektronik di kota Makassar
Tahun 2022
1 JANUARI 1.168.215.491
2 FEBRUARI 1.054.361.829
3 MARET 740.582.377
4 APRIL 173.778.877
5 MEI 219.488.630
6 JUNI 382.309.915
7 JULI 465.843.162
8 AGUSTUS 569.700.969
9 SEPTEMBER 519.536.608
10 OKTOBER 560.477.493
11 NOVEMBER 549.484.592
12 DESEMBER -
JUMLAH 6.403.779.943
Sumber Data : BAPENDA kota Makassar
Berdasarkan sumber data dari table 3.3 dapat diketahui bahwa hasil penerimaan
sistem pemungutan pajak parkir elektronik di kota Makassar dari bulan Januari 2022
sampai bulan November 2022 sebesar Rp.6.403.779.943
Table 3.4
Hasil Penerimaan Satu Tahun Sistem Pemungutan Pajak Parkir Elektronik Di Kota
Makassar
Berdasarkan sumber data tabel 3.4 hasil penerimaan sistem pemungutan pajak parkir
elektronik pada tahun 2022 sampai 2023 mengalami penaikan Rp. 9.392.609.386 itu
disebabkan karena adanya inovasi dari pemerintah daerah sehingga penerimaan
mengalami penaikan dari tahun sebelumnya.
Sesuai dengan hasil wawancara penulis kepada ketua UPTD-Parkir kota Makassar
Sistem pemungutan parkir elektronik ini adalah salah satu dari dua sitem yang yang di
berlakukan oleh badan pendapatan daerah di kota Makassar dalam menerapkan
pemungutan parkir di kota Makassar dan sesuai dengan harapan ketua UPTD-Parkir
badan pendapatan daerah kota Makassar bahwa bagaimana supaya semua pusat
perbelanjaan atau mall, restoran, hotel, kantor dan pemilik lahan yang luas bisa
menerapkan sistem pemungutan parkir elektronik ini, sesuai dengan kata pengguna yang
telah di wawancarai oleh penulis mengatakan bahwa dengan adanya sistem pemungutan
parkir elektronik ini mempermuda pengguna,memberikan pelayanan terbaik dalam
pengelolaan parkir, tranparansi kepada pengguna parkir dan menghindari oknum-oknum
yang tidak bertanggung jawab terhadap pajak parkir yang harus di keluarkan atau adanya
pemungutan parkir liar dan pemungutan parkir yang tidak sesuai dengan peraturan yang
sudah di tetapkan oleh badan pendapatan daerah kota Makassar.
Table 3.5
Hasil Penerimaan Satu Tahun Sistem Pemungutan Pajak Parkir Di Kota Makassar
Berdasarkan sumber data tabel 3.5 hasil pendapatan sistem pemungutan pajak parkir di
UPTD parkir Badan Pendapatan Daerah kota Makassar pada tahun 2022 berjumlah Rp.
20.071.410.111 dan pada tahun 2023 berjumlah Rp.9.680.487.183.
4 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah di sajikan di bab-bab yang terterah maka
dapat di simpulkan bahwa Sistem pemungutan parkir elektronik ini adalah salah satu dari dua
sistem yang di berlakukan oleh badan pendapatan daerah kota Makassar, yang di mana sistem
pemungutan parkir elektronik ini di terapkan guna untuk meningkatkan pendapatan asli daerah
(PAD) kota Makassar terkhususnya di bidang pajak parkir, meningkatkan pelayanan
pemungutan parkir yang ada di kota Makassar, meminalisir terjadinya pemungutan liar yang di
lakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, dan memberikan kepuasan dan
tranparansi pembayaran yang sesuai dengan peraturan daerah kepada pengguna jasa parkir.
Damas Dwi Anggoro. 2017. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Malang: UB. Press
Kesit, Prakoso. 2015. “Pajak dan Retribusi Daerah”. Yogyakarta: UII Press.
Resmi, Siti. 2017. “Perpajakan Teori dan Kasus (edisi ke 10 Buku ke 1)”. Jakarta Saelmba
Empat.
Saidi, Muhammad Djafar. 2013. “Pembaharuan Hukum Pajak”. Jakarta : Rajawali Pers
Shiaaan, 2010 “Pajak Daerah dan Retribusi daerah Jakarta rajawali pres”
Windhu. 2018. Tata Kelola Ekonomi Keuangan Daerah. PT Rajagrafindo. Persada. Depok.
Rahman, Hasanuddin
Sumber Undang-Undang
Undang-Undang nomor 28 tahun 2009 pasal 1 ayat (10) tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah
Undang-undang nomor 18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah.
Sumber Internet
( https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index 20 Agustus 2021/18:40 )