Anda di halaman 1dari 14

“Retribusi parkir di kelurahan cintaraja

kecamatan sail kota pekanbaru”.

Nama Kelompok
Afrido Hidayah 1909124073
Fajri 1909110641

Dosen Pengampu: Zainul Akmal SH,MH


Fakultas Hukum Universitas Riau
a. Abstrak

Permasalahan dalam penelitian ini adalah belum berjalan sebagaimana mestinya, hal
ini dikarenakan penyelenggara parkir tidak memberikan tanda bukti Parkir berupa karcis
kepada setiap pengguna jasa parkir serta kurangnya pemahaman dari penyelenggara parkir
dalam menjalankan tugasnya. Rumusan masalah dalam penetian ini bagaimana pelaksanaan
pemungutan retribusi parkir di Kota Pekanbaru berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Pekanbaru Nomor 14 Tahun 2016 tentang Retribusi Parkir ditepi Jalan Umum, hambatan
dalam pelaksanaan pemungutan retribusi parkir dan upaya mengatasi hambatan dalam
pemungutan retribusi parkir tersebut. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
pelaksanaan pemungutan retribusi parkir di Kota Pekanbaru berdasarkan Peraturan Daerah
Kota Pekanbaru Nomor 14 Tahun 2016 tentang Retribusi Parkir ditepi Jalan Umum adalah
belum berjalan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 11 yang menjelaskan bahwa setiap
kali juru parkir melakukan pemungutan maka yang bersangkutan wajib memberikan Surat
Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain berupa karcis parkir yang telah di
porporasi atau dipersamakan dengan itu dan penelitian dilapangan dimana pengguna jasa
dari tempat parkir tersebut tidak mendapatkan karcis. Hambatan yang muncul adalah masih
adanya petugas yang tidakmematuhi peraturan dalam pemungutan biaya parkir padahal
menurut pengakuan pihak UPTD Perparkiran sudah berusaha memberikan pengarahan
tentang pemungutan retribusi tersebut, kurangnya pengawasan terhadap juru parkir dan
kurangnya sarana prasarana dan operasional serta masih rendahnya kesadaran hukum
terhadap juru parkir, dengan upaya memberikan sosialisasi dan penyuluhan hukum kepada
petugas parkir yang tidak mematuhi peraturan dalam pemungutan biaya parkir,
meningkatkan sarana prasarana dan operasional dalam pengawasan terhadap juru parkir
Selain dari pada itu juga harus ada pelatihan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan mereka
terhadap setiap Peraturan perundang-undangan.
b.Latar belakang

Banyak alasan kami untuk meneliti permasalahan retribusi yang ada di pekanbaru salah
satunya keluhan masyarakat tentang parkir dipinggir jalan sehingga menyeababkan kemacetan di
kelurahan cintaraja kecamatan sail kota pekanbaru. kami selaku akademis ingin memberikan
penyuluhan dan pemberitahuan kepada masyarakat tentang pemberian kewenangan kepada
daerah untuk memungut pajak dan retribusi daerah menyebabkan munculnya berbagai jenis
pemungutan pajak dan retribusi daerah, di mana masing-masing daerah dituntut untuk
berupaya meningkatkan sumber pendapatan asli daerah agar mampu membiayai
penyelenggaraan pemerintahan dan lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Pengelolaan retribusi parkir terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang
membahas mengenai prosedur pemungutan retribusi parkir dan hasil yang diperoleh bahwa
prosedur pemungutan retribusi juga berjalan dengan baik, pengawasan pemungutan
retribusi sudah berjalan dengan baik sesuai dengan Peraturan Daerah, meningkatkan
kapasitas penerimaan sudah sesuai dengan peraturan daerah yang ditetapkan walikota.
faktor penghambat dalam penelitian ini adalah maraknya parkir liar, serta masih minimnya
sarana dan prasarana parkir hambatan lain dalam pengelolaan retribusi parkir karena
adanya penyalahgunaan karcis parkir. Pengelolaan retribusi parkir mempunyai persoalan
yang sama di setiap daerah, namun yang perlu diperhatikan adalah kenyamanan bagi
pengguna jasa perparkiran dan solusi yang dapat diberikan atas permasalahan tersebut,
mengingat kontribusi dalam pengelolaan perparkiran juga cukup besar perannya terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD).

B. Rumusan masalah

a.Pengertian retribusi parkir dan upaya melakukan perbaikan parkir di wilayah kelurahan
cintaraja kecamatan sail kota pekanbaru

b. Peraturan Yang Mengatur Retribusi Parkir,Baik Menurut UU Ataupun Perda

C.Tujuan dan Metode yang dipakai dalam penelitian

. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan pelaksanaan pemungutan retribusi
parkir di Kota Pekanbaru berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 14 Tahun
2016 tentang Retribusi Parkir ditepi Jalan Umum, untuk menjelaskan hambatan dalam
pemungutan retribusi parkir dan untuk menjelaskan upaya dalam mengatasi hambatan
pemungutan retribusi parkir di Kota Pekanbaru tersebut.Metode yang dipergunakan adalah
penelitian hukum sosiologis, Sumber data terdiri atas data primer, data sekunder, dan data
tertier dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan kajian
kepustakaan. Data yang diperoleh akan dianalisa menggunakan metode kualitatif, yaitu data
akan dijelaskan dengan dengan menguraikan secara deskriptif dari data yang telah
diperoleh. Dalam menganalisa kesimpulan Penulis menerapkan Metode berfikir induktif
yaitu suatu pernyataan atau dalil yang bersifat khusus menjadi suatupernyataan atau kasus
yang bersifat umum’
A. Pengertian retribusi dan retribusi parkir

Retribusi (bahasa Inggris: user fee) adalah pungutan yang harus dibayarkan oleh
pengguna fasilitas kepada pemilik atau pengelola sebagai syarat menggunakan fasilitas
tersebut. Orang membayar retribusi terutama untuk menggunakan fasilitas umum yang
disediakan oleh pemerintah pusat maupun daerah. Retribusi parkir merupakan salah satu
bagian dari retribusi jasa umum, yakni retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemerintah
daerah untuk tujuan kepentingan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau
badan. Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah,
retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Menurut Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah, yang dimaksud dengan Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan
yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan
peraturan perundangundangan. Pendapatan Asli Daerah ini mewujudkan kemampuan suatu
daerah dalam menghimpun suatu dana serta memanfaatkan keunggulan-keunggulan sumber
keuangan daerahnya sehingga dapat mendukung pembiayaan dan penyelenggaraan
pemerintahan serta pembiayaan pembangunan daerah sesuai dengan konsekuensi dan
kedudukannya sebagai daerah otonom sehingga mengarah pada perwujudan desentralisasi.
Sebagai pengguna jasa perparkiran terkadang harus mengalami ketidaknyamanan dalam
penetapan tarif parkir di lokasi-lokasi tertentu, penetapan tarif parkir yang sudah tidak
sesuai lagi dengan yang ditetapkan oleh UPTD perparkiran. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana strategi pengelolaan dan pemungutan retribusi parkir. Metode
pen1elitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan sosiologis.
Penelitian ini dilakukan di wilayah kelurahan cintaraja kecamatan sail kota pekanbaru.
Narasumber untuk penelitian ini sebanyak 5 orang.

Narasumber dipilih secara purposive berdasarkan aspek kehidupan sosial, lingkungan,


ekonomi serta pengalaman mengenai pengelolaan retribusi parkir. Penelitian ini
menggunakan analisis sosiologis. Hasil penelitian menemukan kondisi penataan parkir di
Kota Pekanbaru belum tertata rapi serta belum optimalnya cara pengelolaan parkir, seperti
banyaknya badan jalan yang berkurang untuk parkir, minimnya kebutuhan ruang parkir
sehingga dapat berujung pada kemacetan di sejumlah ruas jalan pada jam tertentu dan
masih adanya tarif retribusi yang tidak sesuai ketentuan.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa belum optimalnya penerapan Perda sehingga


diperlukannya pengkajian ulang terhadap keberadaan Perda melalui kegiatan survei yang
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Pemberian kewenangan kepada daerah untuk
memungut pajak dan retribusi daerah menyebabkan munculnya berbagai jenis pemungutan

1
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 06 No. 01, Maret 2019
https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
2
Marihot Pahala Siahaan, S.E., M.T. 2010, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Rajawali Pers,
Jakarta, hlm. 4
pajak dan retribusi daerah, di mana masing-masing daerah dituntut untuk berupaya
meningkatkan sumber pendapatan asli daerah agar mampu membiayai penyelenggaraan
pemerintahan dan lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Pengelolaan retribusi
parkir terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang membahas mengenai
prosedur pemungutan retribusi parkir dan hasil yang diperoleh bahwa prosedur pemungutan
retribusi juga berjalan dengan baik, pengawasan pemungutan retribusi sudah berjalan
dengan baik sesuai dengan Peraturan Daerah, meningkatkan kapasitas penerimaan sudah
sesuai dengan peraturan daerah yang ditetapkan walikota. faktor penghambat dalam
penelitian ini adalah maraknya parkir liar, serta masih minimnya sarana dan prasarana
parkir hambatan lain dalam pengelolaan retribusi parkir karena adanya penyalahgunaan
karcis parker . Pengelolaan retribusi parkir mempunyai persoalan yang sama di setiap
daerah, namun yang perlu diperhatikan adalah kenyamanan bagi pengguna jasa perparkiran
dan solusi yang dapat diberikan atas permasalahan tersebut, mengingat kontribusi dalam
pengelolaan perparkiran juga cukup besar perannya terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD).

Retribusi umum adalah pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah untuk
tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau
badan. Tarif parkir merupakan retribusi atas penggunaan lahan parkir dipinggir jalan yang
besarannya ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota berdasarkan UU tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah2 yang selanjutnya ditetapkan di tingkat Kabupaten/Kota
dengan Peraturan Daerah. Untuk mengoptimalkan pendapatan dari tarif parkir adalah
dengan mengawasi proses dari pada retribusi parkir itu apakah sudah berjalan sesuai
Peraturan Daerah yang berlaku.Penetapan tarif parkir merupakan salah satu perangkat yang
digunakan sebagai alat dalam kebijakan manajemen lalu lintas di suatu kawasan/kota untuk
membatasi penggunaan kendaraan pribadi menuju ke suatu kawasan tertentu yang perlu
dikendalikan lalu lintasnya dan merupakan salah satu pendapatan asli daerah yang penting.
Prinsip dan sasaran tarif retribusi parkir bisa saja berbeda sesuai keputusan pemerintah
daerah, misalnya dalam penetapan tarif retribusi parkir di tepi jalan umum yang rawan
kemacetan dapat ditetapkan lebih tinggi dari pada di tepi jalan umum yang kurang rawan
kemacetan dengan sasaran mengendalikan tingkat pengguna jasa parkir sehingga tidak
menghalangi kelancaran lalu lintas. Dasar pengenaan retribusi parkir adalah jumlah
pembayaran atau yang seharusnya dibayar untuk pemakaian tempat parkir.

2
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 06 No. 01, Maret 2019
https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
Gambar diatas merupakan observasi kami ke lapangan menjumpai tukang parkir.
Yang menggunakan rompi kuning merupakan salah satu tukang parkir milik pribadi.
Sedangkan rompi bewarna hijau merupakan tukang parkir dari pemda Pekanbaru. Dalam
praktik nya banyak tukang parkir yangtidak memaki rompi dalam melakukan tugas parkir
tersebut dan berdalih menyebutkan,bahwa mereka disuruh oleh seseorang dan seseorang
tersebut memiliki hubungan terdekat dengan pihak atau oknum pemerintah. Banyak juga
para tukang parkir tidak ingin di wawancarai dikarenakan menurut mereka tidak tau apa-
apa dan berdalih bahwaapa yang kami pertanyakan kepada dia adalah sesuatu hal yang
bukan ranah dia dalam menjawabnya.
Gambar diatas merupakan salah satu karcis yang digunakan oleh tukang parkir
pemda di kota Pekanbaru. Sedangkan tukang parkir milik pribadi cendrung tidak memakai
karcis dalam pelayanannya.Retribusi parkir dilakukan setiap harinya kepada petugas
pengumpul, namun terdapat beberapa petugas yang masih mengeluh mengenai pendapatan
bulanan yang diperoleh yang masih sangat kecil. Pemerintah Kota Pekanbaru telah
melakukan suatu studi mengenai evaluasi Pendapatan Asli Daerah, yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru, terdapat beberapa hal pokok yang menjadi persoalan.
Yang mana perlu tindak lajut yang bersifat penting untuk dikerjakan antara lain:

1. Regulasi;

2. Sumber Daya Manusia;

3. Kesadaran Masyarakat;

4. Kelembagaan;

5. Sistem dan Prosedur.

Aspek-aspek yang menjadi temuan dalam hasil evaluasi Pendapatan Asli Daerah
(PAD) di Kota Pekanbaru diatas, secara umum merupakan poin-poin yang menjadi temuan
dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan ini, dapat diasumsikan
bahwa 5 aspek ini memiliki pengaruh yang berarti terhadap kasus-kasus yang terjadi
berdasarkan hasil penelitian diatas. Oleh sebab itu, perlu dilakukan analisis mendalam
dalam rangka penyusunan model atau strategi-strategi dalam penanganan persoalan
retribusi parkir tepi jalan umum di Kota Pekanbaru.
3

Aspek lingkungan internal yang merupakan kekuatan Pemda pekanbaru, hal itu dapat
dilihat dari konsistensi pemerintah untuk mewujudkan salah satu visi dan misi yang
diemban oleh Dishubkombudpar, yakni menciptakan sistem transportasi di Kota Pekanbaru
yang menjamin keamanan, ketertiban, kelancaran, dan kenyamanan. Selain itu sumber daya
manusia pelaksanaan rekrutmen atau penerimaan juru tagih seselektif mungkin guna
3
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 06 No. 01, Maret 2019
https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
menghindari kebocoran yang terjadi dalam penerimaan retribusi. Pelaksanaan pembinaan
dan sosialisasi terhadap juru parkir yang ada di kota Pekanbaru agar mampu memberikan
pelayanan parkir secara optimal, baik melalui peningkatan kemampuan juru parkir dalam
menata parkir atau meningkatkan kedisiplinan juru parkir untuk menempatkan parkir di
tempat yang sesuai . Pemberian sanksi yang tegas terhadap juru tagih dan juru parkir yang
melanggar ketentuan, seperti: pencabutan KTA bagi juru parkir dan denda pada juru tagih
berupa pemotongan gaji. Hal tersebut berkenaan dengan penelitian yang dilakukan,para
tukang parkir menyebutkan bahwa jika kontribusi retribusi parkir terhadap pendapatan asli
daerah kota Pekanbaru mengalami fluktuasi dikarenakan adanya pembaharuan Peraturan
Daerah mengenai peresmian kebijakan kenaikan tarif parkir. Pertumbuhan retribusi parkir
di Kelurahan cintaraja mengalami fluktuasi. Hal ini dikarenakan realisasi retribusi parkir
yang dicapai hanya terfokus pada pencapaian target saja tanpa memerhitungkan historis
kenaikan pertumbuhan realisasi retribusi parkir pertahun.Dalam menetapkan target retribusi
parkir tiap tahun, tidak hanya melihat dari mendapatkan keuntungan atau profit. Tetapi
lebih mengarah kepada manfaat pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, karena
pemenuhan kebutuhan bersama. Pada aspek kelemahan internal Dishubkombudpar Kota
Palu ditemukan terkendalanya pengelolaan parkir di lapangan seperti : masih banyaknya
juru parkir yang tidak memakai KTA sehingga dianggap juru parkir liar yang beroperasi,
ketidaksesuaian retribusi, banyaknya parkir di luar badan jalan yang sudah ditetapkan,
terbatasnya kebutuhan ruang parkir, tingginya jumlah pertambahan kendaraan pertahunnya
tapi diimbangi dengan perluasan kapasitas jalan untuk parkir dan belum terealisasinya
pencapaian retribusi Minimnya jumlah personil untuk pengawasan di lapangan dan
dibutuhkan personil yang berkualitas agar mampu menerapkan system pengelolaan parkir
yang modern . Tentu hal tersebut perlu adanya pembagian atau alokasi anggaran khusus
untuk pengelolaan parkir, seperti anggaran untuk pemeliharaan fasilitas parkir atau
anggaran untuk kesejahteraan juru parkir. Minimnya pengadaan infrastruktur yang ada saat
ini, terkait dengan fasilitas pelayanan parkir, seperti: kebutuhan ruang parkir, garis marka
parkir, rambu parkir, papan tarif retribusi, mobil patrol, kendaraan untuk menarik retribusi
serta fasilitas pendukung lainnya seperti zebra cross

Peningkatan kerjasama dan koordinasi dengan dinas terkait seperti aparat


kepolisian dan satpol pp dalam penertiban parkir di lapangan. (3) Dari kecenderungan
faktor ekonomi yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi berupa pendapatan per kapita
masyarakat dengan penyesuaian retribusi parkir di Kota Palu, terlihat ada tiga elemen yang
memberikan peluang, yaitu:

4
Zufrizen. 2013, Analisis Potensi Penerimanaan Retribusi Parkir Pada Pusat-Pusat Perbelanjaan. Kota Medan.
5
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 06 No. 01, Maret 2019
https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
(a) Kenaikan tarif retribusi yang disesuaikan dengan pendapatan masyarakat. Upaya ini
dilakukan dengan melalui survei terlebih dahulu.

(b) Upaya pengelolaan parkir dari pihak ketiga.

(c) Kerjasama antar pemerintah sebagai pengelola parkir di tepi jalan umum dengan pihak
asuransi untuk memberikan rasa aman masyarakat atas jaminan kendaraan yang di parkir.
Aspek eksternal yang dapat memberikan ancaman terhadap misi Dishub dan pemda yaitu:

 faktor sosial yang mana masih ditemukannya parkir yang tidak rapi di bahu jalan
yang tidak berizin dan penarikan tarif retribusi yang tidak sesuai ketentuan.
 Minimnya kesadaran dan tingkat kedisiplinan masyarakat untuk tertib
berlalulintas. Padatnya parkir pada jam-jam tertentu.
 Belum optimalnya pelayanan transportasi umum yang telah disediakan oleh
pemerintah. Penelitian lainnya yang menunjukkan bahwa jika pengelolaan retribusi
parkir sudah menerapkan prinsip ekonomi Islam, maka pelaksanaannya baik dari
penetapan tarif, pungutan retribusi parkir sudah sesuai dengan aspek keadilan.
Dibutuhkannya sumber daya manusia yang memadai dari segi kualitas maupun
kuantitas untuk mengolah sistem pengelolaan parkir yang modern nantinya serta
kapasitas jalan yang tetap tidak seimbang dengan pertumbuhan angka kendaraan
per tahunnya. hal ini dapat berujung pada kemacetan di sejumlah ruas jalan pada
jam tertentu, dan masih adanya tarif retribusi yang tidak sesuai ketentuan. Belum
maksimalnya manajemen perparkiran yang dimiliki oleh UP parkiran, baik dari
segi jumlah pegawai yang kurang untuk patrol pengawasan di lapangan, belum
optimalnya koordinasi yang dijalankan untuk penanganan masalah parkir di
lapangan, belum terealisasinya pencapaian target retribusi. Belum optimalnya
penerapan Perda, sehingga diperlukannya pengkajian ulang terhadap keberadaan
Perda melalui kegiatan survei yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
5

B. Peraturan Yang Mengatur Retribusi Parkir,Baik Menurut UU Ataupun Perda

56
Rahman, A. (2018). Manajemen Retribusi Parkir Oleh Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru. Jurnal Online
Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 5(2), 1–15.
1. Bedasarkan UU No 14 Tahun 2016 Tentang Retribusi Parkir Ditepi Jalan
Umum Pemda Pekanbaru Retribusi Pelayanan Parkir Tepi Jalan Umum Di Kota
pekanbaru (UU No 14 Tahun 2016 Tentang Retribusi Parkir Ditepi Jalan
Umum Pemda Pekanbaru) Masyarakat Pengguna Tempat Parkir di Jalan Umum
mengharapkan agar Pemerintah Daerah selalu meningkatkan pelayanan perparkiran,
berupa penyediaan fasilitas tempat parkir dan peningkatan pelayanan kebersihan,
kerapian, keamanan dan ketertiban di Tempat Parkir bagi Pengguna Tempat Parkir,
sehingga fungsi tempat Parkir dan manfaatnya, dapat terwujud. Atas penyediaan
dan pelayanan tersubut di atas, dapat dipungut Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi
Jalan Umum yang jenis pungutannya

2. Menurut ketentuan Pasal 1 angka 64 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009


tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang dimaksud retribusi daerah, yang
selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas 6 jasa
atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Sedangkan
menurut Munawir retribusi adalah iuran kepada Pemerintah yang dapat dipaksakan
dan dapat jasa balik secara langsung dapat ditunjuk.Paksaan disini bersifat
ekonomis karena siapa saja yang tidak merasakan jasa balik pemerintah.3 Retribusi
merupakan pungutan resmi yang dilakukan Pemerintah.Pemerintah sering kali
mengenakan retribusi pada permohonan izin tertentu. Hal tersebut secara normatif
memang dibenarkan oleh UndangUndang Nomor 18 Tahun 1997 sebagaimana telah
diubah dengan UndangUndang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66
Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah.

3. Dasar penetapan retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum adalah Undang-
undang No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dimana juga
diatur tentang pengenaan pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan
jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan
sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.
Besarnya pungutan retribusi parkir selanjutnya ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.Tarif retribusi parkir sendiri ditetapkan berdasarkan kebijakan daerah
dengan mempertimbangkan biaya penyediaan lahan parkir , kemampuan
masyarakat, dan aspek keadilan. Besarnya retribusi yang harus dibayar dihitung dari
perkalian antara tarif dan tingkat penggunaan jasa parkir. Adapun umumnya subyek
dari retribusi parkir adalah pemakai jasa atau masyarakat yang memarkirkan
kendaraan di tepi jalan umum atau tempat-tempat khusus.Wajib retribusi parkir
sendiri adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi,
6
termasuk pemungut atau pemotong retribusi parkir.Objek Retribusi Parkir adalah
penyediaan pelayanan Parkir di tempat yang ditentukan olehPemerintah Daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan.Adapun umumnya subjek
dari retribusi parkir adalah pemakai jasa atau masyarakat yang memarkir kendaraan
dipinggir jalan umum atau tempat-tempat khusus, misalnya pusat pertokoan dan
pusat pembelanjaan.

4. Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu komponen sumber


pendapatan daerah sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Untuk meningkatkan penerimaan PAD,
pemerintah daerah perlu melakukan analisis potensi-potensi yang ada di daerah dan
mengembangkan potensi tersebut sebagai pemasukan daerah. Pengembangan
potensi akan menciptakan pendapatan asli daerah bagi yang berguna untuk
melaksanakan tujuan pembangunan. Pengelolaan pendapatan asli daerah yang
efektif dan efisien perlu dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi
daerah maupun perekonomian nasional.Kontribusi yang dicapai dari pendapatan asli
daerah dapat terlihat dari seberapa besar pendapatan tersebut disalurkan untuk
membangun daerah agar lebih berkembang dan mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pajak daerah dan retribusi daerah dianggap sebagai sumber PAD yang
terbesar sehingga pelaksanaannya haruslah jelas dan tidak menyimpang.Pemerintah
daerah dapat menentukan tarif berdasarkan Undang-Undang dan tidak bisa melebihi
batas yang sudah ditetapkan sehingga kemampuan masyarakat untuk membayar
pajak serta retribusi tidaklah berat.
Ketika suatu daerah memiliki pendapatan asli daerah yang besar dan selalu
meningkat setiap tahunnya, maka daerah tersebut sudah dapat memaksimalkan
kemampuan daerahnya dan mencerminkan keadaan atau kemampuan ekonomi yang
baik dan stabil. Namun, ketika suatu daerah mengalami kesulitan dalam
memaksimalkan sumber-sumber PAD maka akan timbul masalah dan gejolak
ekonomi yang tidak stabil didaerah tersebut. Pemerintah daerah dalam hal
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) haruslah dapat dengan bijak
menyaring apa saja yang dapat dimasukkan kedalam penerimaan PAD, dan
ditentukan dalam Peraturan Daerah, untuk itu dibutuhkan sosialisasi dari
Pemerintah Daerah untuk memberikan informasi dan pemahaman yang seluas-
luasnya mengenai PAD dan pentingnya bagi pembangunan daerah dan
kesejahteraan kepada masyarakat. Transparansi anggaran harus dilaksanakan guna
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintah Daerah yang
bersangkutan.

6
1) Struktur dan besarnya tarif retribusi Tempat Khusus Parkir ditetapkan dengan
mempertimbangkan keuntungan yang layak, kemampuan masyarakat, aspek
keadilan, dan efektifitas pengendalian atas penggunaan tempat khusus parkir.
(2) Struktur dan besarnya tarif retribusi Tempat Khusus Parkir sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a. Kendaraan Roda Dua Rp. 1000,-/se(kali
b. Kendaraan Roda Empat Rp. 2000,-/sekali
(3) Tarif Retribusi Tempat Khusus Parkir dapat ditinjau kembali paling lama 3
(tiga) tahun sekali.
(4) Peninjauan tarif Retribusi Tempat Khusus Parkir dapat dilakukan sesuai dengan
keadaan dan perkembangan ekonomi masyarakat yang ditetapkan dengan Peraturan
Gubernur.

KESIMPULAN DAN SARAN

retribusi umum adalah pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah


untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang
pribadi atau badan. Tarif parkir merupakan retribusi atas penggunaan lahan parkir
dipinggir jalan yang besarannya ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota
berdasarkan UU tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang selanjutnya
ditetapkan di tingkat Kabupaten/Kota dengan Peraturan Daerah. Untuk
mengoptimalkan pendapatan dari tarif parkir adalah dengan mengawasi proses dari
pada retribusi parkir itu apakah sudah berjalan sesuai Peraturan Daerah yang
berlaku.Penetapan tarif parkir merupakan salah satu perangkat yang digunakan
sebagai alat dalam kebijakan manajemen lalu lintas di suatu kawasan/kota untuk
membatasi penggunaan kendaraan pribadi menuju ke suatu kawasan tertentu yang
perlu dikendalikan lalu lintasnya dan merupakan salah satu pendapatan asli daerah
yang penting. Prinsip dan sasaran tarif retribusi parkir bisa saja berbeda sesuai
keputusan pemerintah daerah, misalnya dalam penetapan tarif retribusi parkir di tepi
jalan umum yang rawan kemacetan dapat ditetapkan lebih tinggi dari pada di tepi
jalan umum yang kurang rawan kemacetan dengan sasaran mengendalikan tingkat
pengguna jasa parkir sehingga tidak menghalangi kelancaran lalu lintas. Dasar
pengenaan retribusi parkir adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar
untuk pemakaian tempat parkir.

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 06 No. 01, Maret 2019

https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
2
Marihot Pahala Siahaan, S.E., M.T. 2010, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Rajawali
Pers,
Jakarta, hlm. 4
3
Zufrizen. 2013, Analisis Potensi Penerimanaan Retribusi Parkir Pada Pusat-Pusat
Perbelanjaan. Kota Medan.
4
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 06 No. 01, Maret 2019
https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
5
Rahman, A. (2018). Manajemen Retribusi Parkir Oleh Dinas Perhubungan Kota
Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 5(2), 1–15.
6
Undang-Undang Nomor 17. 2003. Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
7
Undang-Undang Nomor 32. 2004. Tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang
Nomor 33. 2004. Tentang Penimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
8
Undang-undang Nomor 28. 2009. Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Anda mungkin juga menyukai