Ag
& ASNAWI S.HI, MA
Study : METODE PENELITIAN HUKUM
MAKALAH
METODE PENELITIAN HUKUM
Tentang
“ Menganalisis Laporan Hasil Penelitian terdahulu ”
Disusun
O
L
E
H
KELOMPOK 12
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Retribusi daerah merupakan pembayaran yang dilakukan oleh masyarakat
kepada daerah atas pelayanan yang diterima secara langsung atau atas
perizinan yang diperoleh. Berbeda dengan pajak yang dikenakan tidak
berdasarkan pelayanan langsung, retribusi hanya dapat dikenakan apabila
pemerintah daerah memberikan pelayanan secara langsung kepada masyarakat
atau pemerintah daerah memberikan izin untuk melaksanakan kegiatan
tertentu.
Secara nasional retribusi diatur dalam undang-undang nomor 28 tahun
2009 tentang pajak daerah dan retribusi. Retribusi adalah pungutan yang
dikenakan kepada masyarakat yang menggunakan fasilitas yang disediakan
oleh negara dan mendapatkan imbalan secara langsung untuk keperluan
daerah bagi sebesar-besarnya. Sesuai dengan ketentuan pada Pasal 108 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi
daerah, dijelaskan bahwa retribusi daerah dibagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu: a.
Retribusi Jasa Umum, b. Retribusi Jasa Usaha, c. Retribusi Perizinan Tertentu.
Parkir kendaraan merupakan salah satu potensi pendapatan asli daerah
yang cukup besar. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang
tidak bersifat sementara. Menurut undang-undang lalu lintas dan angkutan
jalan, parkir adalah keadaan kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk
beberapa saat dan ditinggalkan pengemudinya.( Undang-undang Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 1 angka 15)
Dalam hal perparkiran di bawah Pemerintah Daerah terdapat beberapa
pihak yakni Pemerintah Daerah, juru parkir, dan pengguna jasa parkir.
Pemerintah Daerah berhak menerima uang setoran retribusi dari juru parkir,
sedangkan juru parkir memiliki kewajiban mengatur dan menjaga kendaraan si
pemilik (pengguna jasa parkir), memberikan karcis sebagai bentuk perjanjian,
serta memberikan pelayanan untuk masuk dan keluar dari area parkir tersebut.
Sedangkan pemilik kendaraan (pengguna jasa parkir) berkewajiban membayar
kepada juru parkir sejumlah tarif parkir yang telah ditentukan.[CITATION
Mar16 \p 21 \l 1033 ]
Dalam penyelenggaraan retribusi pelayanan parkir ditepi jalan di Kawasan
Objek Wisata Pantai Muaro Lasak timbul kendala-kendala yang dihadapi
dalam pelaksanaan retribusi pelaksanaan parkir diantaranya, adanya oknum
yang memanfaatkan melakukan pungutan liar atau pungli terhadap para subjek
retribusi parkir dan ketidaktahuan para subjek retribusi tentang apa yang
mereka bayar, juru parkir atau petugas yang bertugas memungut parkir
biasanya menaikan tarif yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah
setempat.
Praktik yang terjadi di kawasan objek wisata Muaro Lasak Pantai Padang,
mengenai tempat yang mereka tempati untuk lahan parkir di tepi jalan Pantai
Muaro Lasak itu disewakan oleh pemerintah yang tarif pembayarannya sesuai
dengan yang sudah ditetapkan oleh Perda yaitu sepeda motor Rp. 2.000,-
sekali parkir dan mobil Rp. 4.000,- sekali parkir untuk tempat parkir pelataran,
lingkungan taman. Tapi yang terjadi dilapangan juru parkir memungut uang
jasa parkir untuk mobil sebesar Rp. 5.000,- .(Perda No. 2 Tahun 2016)
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan di lapangan, harga
tarif parkir di kawasan objek wisata Muaro Lasak pantai Padang berbeda-
beda, ada yang sesuai dengan Perda Nomor 2 Tahun 2016, adapula yang tidak
sesuai. Pada hari libur sekolah dan hari lebaran tarif parkir di kawasan objek
wisata Muaro Lasak pantai Padang naik karena banyak pengunjung yang
datang. Hasil wawancara dengan salah seorang pengunjung yang bernama
Medio Rahma mengungkapkan bahwa:
“saya membayar parkir mobil sebesar Rp.5000 untuk sekali parkir,
pembayaran yang saya lakukan sesuai dengan tarif yang petugas parkir
minta. Sesuai tidaknya dengan peraturan yang sudah ada saya tidak tahu”.
[ CITATION Med19 \l 1033 ]
Ungakapan dari pengguna jasa parkir di atas dapat dipahami bahwa tidak
sesuainya praktik yang terjadi di lapangan dengan peraturan yang sudah ada,
sedangkan dalam Perda Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Retribusi Jasa Usaha
biaya parkir mobil dengan tempat parkir di Pelataran, Lingkungan Taman
sebesar Rp.4000. Dapat dilihat bahwa tidak sesuainya Perda No.2 Tahun 2016
dengan Lapangan tentang praktik pemungutan retribusi parkir di kawasan
Objek Wisata Muaro Lasak pantai Padang.
Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari manusia melakukan berbagai
macam cara seperti jual beli, bertani, berdagang, buruh, pinjam-meminjam dan
ada yang melakukan akad sewa-menyewa, yang dalam kitab fiqih disebut
dengan ijarah. Ijarah itu sendiri mempunyai pengertian yang sangat luas,
salah satunya adalah akad penyaluran dana untuk pemindahan hak guna
(manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa.
[CITATION Soe09 \p 349 \l 1033 ] Semua barang yang mungkin diambil
manfaatnya dengan tetap zatnya sah untuk disewakan, apabila
kemanfaatannya itu dapat ditentukan dengan salah satu dari dua perkara, yaitu
dengan masa dan perbuatan. Sewa menyewa artinya melakukan akad
mengambil manfaat sesuatu yang diterima dari orang lain dengan jalan
membayar sesuai dengan perjanjian yang telah ditentukan.[CITATION Rif78 \p
428 \l 1033 ]
Merujuk pada ketentuan di atas, maka dapat diketahui bahwa suatu
pemungutan yang diperbolehkan menurut hukum indonesia adalah suatu
pungutan yang menurut peraturan perundang-undangan diperbolehkan untuk
dikenakan atau dipungut. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009
Pasal 96 ayat (2) tentang Pajak dan Retribusi daerah yang berbunyi “ Setiap
wajib pajak, wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan surat ketetapan
pajak atau dibayar sendiri oleh wajib pajak berdasarkan peraturan perundang-
undangan perpajakan”. Pemungutan terhadap retribusi parkir merupakan
kewenangan dari pemerintah dan setiap pemungutan tersebut diatur dalam
peraturan daerah (PERDA).
Perda yang mengatur mengenai retribusi ini terdapat dalam Peraturan
Daerah Kota Padang Nomor 2 tahun 2016 tentang Retribusi Jasa Usaha Pasal
20 dijelaskan bahwa struktur dan besaran tarif retribusi tempat khusus parkir
tercantum dalam lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
peraturan daerah ini. Pada lampiran II menjelaskan bahwa struktur dan
besaran tarif retribusi parkir Rp. 2.000,- sepeda motor dan Rp. 4.000,- mobil
untuk pelataran, taman dan lingkungan. Pelataran adalah lokasi tertentu di
kawasan Objek Wisata Muaro Lasak Pantai Padang yang ditetapkan sebagai
tempat parkir bagi wisatawan. (Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 2
Tahun 2016)
Melihat fenomena yang terjadi di kawasan Objek Wisata Muaro Lasak
Pantai Padang perlu adanya kejelasan mengenai praktik pemungutan ini
apakah telah sesuai dengan konsep ijarah yang mana pemungutan uang
retribusi ini berbeda-beda dari lokasi yang satu dengan lokasi lainnya. Dari
permasalahan di atas, penulis mencoba untuk melakukan penelitian yang
berjudul “PRAKTIK PEMUNGUTAN RETRIBUSI PARKIR
DIKAWASAN OBJEK WISATA MUARO LASAK PANTAI PADANG
DITINJAU DARI KONSEP IJARAH”.