Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH TERHADAP


KEBERLAKUAN PARKIR DI KOTA MALANG

Oleh :
RAMADHAN SANTOSO
NIM. 195010107111204

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
MALANG
2020
Kata Pengantar

Dengan mengucapkan segala puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT ,atas
rahmat dan hidayah-Nya , saya selaku penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
dengan judul “Pelaksanaan otonomi daerah terhadap keberlakuan parkir di kota malang”
untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Hukum Pemerintahan dengan
dosen pengampu Bu Sofi Rahma Deri, S.H., M.H.

Dan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi teman – teman
yang membutuhkan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu untuk proses penyelesaian makalah ini.

Penulis juga menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
saya selaku penulis sangat menerima kritik dan saran serta masukan yang telah diajukan
kepada penulis demi membangun kesempurnaan makalah ini.

Malang , 3 November 2020

Ramadhan Santoso

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………………………………. 2

BAB I Pendahuluan………………………………………………..4

BAB II ISI………………………………………………………….6

BAB III Kesimpulan……………………………………………......8

Daftar Pustaka……………………………………………………...9

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Otonomi daerah adalah hak , wewenang , dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan otonomi daerah selain
berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai implementasi tuntutan globalisasi yang harus
diberdayakan dengan cara memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan
bertanggung jawab, terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber
potensi yang ada di daerah masing-masing.

Kota Malang , terkenal dengan kota Pariwisata dan juga Kota Pendidikan, oleh karena
itu penduduk kota malang sendiri seiring meningkat atas kedatangan penduduk baru dari luar
kota baik dari daerah Jawa Timur itu sendiri maupun dari daerah luar Jawa. Problematika
perkotaan akan selalu muncul , sering dengan perkembangan zaman , salah satunya parkir.
Menurut Pasal 1 Ayat 15, tentang Peraturan Daerah Kota Malang Pajak Parkir Nomor 3
Tahun 2002,” Pajak Parkir adalah pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan tempat parkir
yang dimiliki oleh orang atau badan, baik yang disediakan berkaitan dengan usaha pokok
maupun yang disediakan sebagai suatu usaha yang berdiri sendiri termasuk penyediaan
tempat penitipan kendaraan bermotor dan garasi kendaraan bermotor yang memungut
bayaran”. Yang dimana otomatis fasilitas umum akan menjadi ramai oleh khalayak umum
sehingga hal itu menimbulkan munculnya Jukir (Juru parkir) yang guna untuk mengamankan
kendaraan bagi para public yang singgah di tempat-tempat tersebut , baik itu mall,cafe,
tempat hiburan, tempat rekreasi,dsb. Mungkin tidak sedikit kasus bagi warga kota malang
sendiri terkait hadirnya juru parkir yang sempat membuat resah warga kota malang terkait
dengan kejelasan zona legal parkir , dan juga penggunaan fasilitas umum sebagai lahan
parkir, serta tidak diberikannya karcis setelah membayar parkir jika tidak diminta ,
seharusnya hal tersebut sudah seharusnya diterima oleh pemilik kendaraan akan tetapi
banyaknya Jukir yang tidak jujur untuk memberikan karcis tersebut sehingga membuat warga
resah dikarenakan tidak ada kejelasan dalam karcis yang diserahkan kepada pengguna
kendaraan yang sedang singgah di tempat tersebut.

4
Dan juga masalah retribusi parkir sendiri Pemerintah Daerah Kota Malang juga sudah
mengatur biaya yang dikeluarkan mengenai jasa parkir , yang dimana hal ini tercantum pada
Pada Pasal 22 Ayat (2) Perda Nomor 3 Tahun 2015 tentang Retribusi Jasa Umum,
menyebutkan mengenai besarnya tarif retribusi parkir yang baru. Adapun besaran tarif
retribusi parkir di tepi jalan umum ditetapkan sebagai berikut:

a. Truk gandeng, truk trailler, dan bus besar sebesar Rp.10.000,00(sepuluh ribu rupiah).

b. Truk dan minibus dan sejenisnya sebesar Rp.5.000,00 (lima rib rupiah).

c. Mobil sedan, jeep, pick up dan sejenisnya sebesar Rp.3.000,00 (tiga ribu rupiah).

d. Sepeda motor sebesar Rp.2.000,00 ( dua ribu rupiah).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah tertulis di atas , maka dapat dirumuskan sebuah
permasalahan sebagai berikut :

1)Bagaimana peran pemerintah dalam mengakkan hukum terkait masalah parkir yang masih
agak rancu di Kota Malang ?

2)Bagaimana cara pemerintah mengatasi banyaknya parkir liar di Kota Malang?

3) Bagaimana tentang kejelasan mengenai zona parkir yang ada di Kota Malang ?

5
BAB II

ISI

2.1 Pembahasan

Dalam melakukan pelaksanaanya sebagai keberhasilan pemunggutan parkir , sehendaknya


pemerintah kota malang sendiri telah dibantu oleh pihak-pihak yang sudah dipilih dan
ditunjuk untuk mengadakan operasi gabungan , baik dari kepolisian , Polisi Militer , TNI,
Satpol PP. Dan juga Pemerintah Daerah Kota Malang sendiri sudah mengaskan mengenai
tarif parkir yang dimana hal tersebut sudah tercantum Pada Pasal 22 Ayat (2) Perda Nomor 3
Tahun 2015 tentang Retribusi Jasa Umum. Oleh karena itu warga dari kota malang sendiri
berhak mengetahui biaya dari retribusi parkir yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
Kota Malang , agar para jukir tidak bisa membujuk warga sekitar untuk membayar lebih
biaya retribusi parkir yang dimana sudah ditetapkan . Dan juga pemerintah harus sering untuk
memonitoring agar dapat mengetahui kejanggalan yang terjadi pada sistem parkir yang sudah
diperbuat oleh Pemerintah Daerah Kota Malang sedemikian rupa.

Cara Pemerintah dalam mengatasi maraknya parkir liar dengan cara rutin mengadakan
operasi gabungan , dimana tujuan ini untuk menertibkan para jukir agar tidak semena-mena
menarik masyarakat mengenai restribusi parkir yang dimana daerah zona parkir sudah di
perjelas dan dibuat oleh Pemerintah Daerah Kota Malang sendiri , sehingga hal ini
mengurangi resiko banyaknya jukir liar dan juga Pemerintah Kota Malang harus memberi
tanda bahwasanya jukir tersebut berada di naungan Pemerintah dengan cara memberi tanda ,
seperti memberikan perlengkapan khusus untuk jukir yang telah diemban untuk menjaga
keaman kendaraan masyarakat Kota Malang tentunya.

Adapaun didalam pasal 8 Perda Kota Malang No. 4 Tahun 2009 tentang pengelolaan tempat
parkir dapat diklasifikasikan jenis-jenis tempat parkir sebagai berikut:

a. Tempat parkir umum,

6
b. Tempat parkir khusus yang dimiliki atau dikelola oleh orang atau Pemerintah, Pemerintah
Propinsi, maupun Pemerintah Daerah,

c. Tempat parkir kegiatan insidental

d. Tempat khusus parkir yang dimiliki atau dikelola oleh orang atau badan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Daerah Kota Malang , hal tersebut sudah


dijelaskan bahwa ada Batasan-batasan zonasi mengenai keberlangsungan parkir , oleh karena
itu hendaknya jukir harus memerhatikan terhadap lokasi yang sudah ditentukan,

dengan cara tidak membuka lahan parkir sendiri yang dimana hal itu sangat bertentangan
dengan Peraturan Pemerintah Kota Malang sendiri . Jadi Tempat Umum itu sendiri adalah
tempat yang sudah disediakan oleh pemerintah kota malang baik itu berupa mall , alun-alun ,
tempat ibadah , dan sebagainya. Dan tempat parkir khusus sendiri ialah tempat yang dimana
hanya boleh petinggi petinggi khusus saja yang boleh menginjakkan di tempat tersebut .
Sedangkan tempat parkir isidental adalah tempat parkir yang sifatnya tidak tetap .dan yang
terakhir adalah tempat yang dimana hanya badan-badan yang sudah memilik hubungan
dengan pemerintahan sehingga dapat memiliki lahan pengolahan privasi untuk parkir
tersendiri.

7
BAB III

KESIMPULAN

Hasil dari analisis yang telah tertera dia atas bahwasanya Pemerintah Kota Malang
selama melakukan kegiatan pemunggutan retribusi parkir , terkadang kurang sesuai harapan
masyarakat , Yang seharusnya pemerintah harus sering mengontrol terkait parkir liar dan juga
seiiring harus diadakannya operasi gabungan guna memonitoring sehingga hal tersebut bisa
menjadi evaluasi bagi Pemerintah Kota Malang sendiri untuk pelaksaaan otonomi daerah di
sekitarnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

SALINAN-PERDA-NOMOR-3-TAHUN-2015-TENTANG-RETRIBUSI-JASA-UMUM.pdf

http://eprints.umm.ac.id/37775/2/jiptummpp-gdl-rizkidewia-49149-2-bab1.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/193733-ID-peran-pemungutan-pajak-parkir-
dalam-peni.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_Asli_Daerah#:~:text=PAD%20bertujuan
%20memberikan%20kewenangan%20kepada,potensi%20daerah%20sebagai%20perwujudan
%20desentralisasi.&text=Semakin%20besar%20PAD%2C%20mengindikasikan
%20bahwa,ketergantungan%20terhadap%20pemerintah%20pusat%20berkurang.

Anda mungkin juga menyukai