Anda di halaman 1dari 3

FENOMENA PRAKTIK PARKIR LIAR DI KAWASAN PANTAI KUTA

MANDALIKA PERSPEKTIF TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL


DAN MASLAHAH MURSALAH

A. Latar Belakang
Parkir merupakan salah satu komponen atau aspek tak terpisahkan dalam kebutuhan
sistem transportasi, karena setiap perjalanan dengan kendaraan pribadi umumnya selalu dimulai
dan diakhiri di tempat parkir. Pada dasarnya parkir adalah kebutuhan umum yang awalnya
berfungsi melayani. Sesuai dengan fungsi tersebut, ruang parkir disesuaikan dengan permintaan
seiring dengan kebutuhan orang yang berkendaraan untuk berada atau mengakses suatu tempat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian parkir adalah menghentikan atau
menaruh (kendaraan bermotor) untuk beberapa saat ditempat yang sudah disediakan.

Perparkiran secara umum juga diartikan sebagai suatu usaha untuk melancarkan lalu
lintas dan meningkatkan produktifitas sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki
Negara. Perparkiran pada dasarnya dapat dikatakan sebagai usaha dasar untuk meningkatkan
sumber daya alam, dan sumber daya manusia.

Pemanfaatan transportasi dapat dilihat dari berbagai kegiatan masyarakat, yakni manfaat
ekonomi, manfaat sosial, manfaat politis, manfaat kewilayahan, tetapi dibalik semua manfaat
yang diatas mempunyai dampak negatif, dimana dengan adanya perkembangan transportasi,
maka peningkatan jumlah transportasi semakin meningkat. Dengan meningkatnya jumlah
transportasi maka akan munculnya pelanggaran parkir.

Penataan ruang parkir menjadikan beragam problematika sehingga dapat mempengaruhi


pemanfaatan lahan yang tidak memberikan kemakmuran rakyat. Pertumbuhan kendaraan yang
sangat signifikan mengakibatkan permasalahan serius pada lahan parkir. Retribusi parkir yang
menjadi pendapatan setiap daerah seharusnya bisa dijadikan sebagai upaya peningkatan
kemakmuran rakyat secaya merata. Persoalan mengenai pengelolaan parkir salah satunya yaitu
pengelolaan parkir yang tidak memiliki izin (liar) terutama di wilayah pariwisata alam.
Parkir liar adalah fenomena yang sangat umum terjadi di jalan raya maupun di tempat
wisata alam. Fenomena parkir liar menjadi fenomena yang tak henti-hentinya dihadapi oleh
pemerintahan daerah dikarenakan parkir liar tidak hanya menjadi faktor penyebab kemacetan
lalu lintas, namun parkir liar juga menjadi faktor pengurangannya fungsi lahan bagi pejalan kaki
maupun pesepeda, selain itu parkir liar juga merusak keindahan pemandangan di kota maupun di
tempat wisata jika tidak ditangani dengan baik dan benar.

Parkir liar merupakan suatu fenomena dimana kegiatan parkir berdiri secara ilegal atau
tidak resmi dengan adanya pengakuan lahan parkir secara sepihak, adapun lahan parkir liar
berada diluar pembinaan pemerintah setempat, dengan uang hasil parkir tidak dapat disalurkan
ke pemerintah sebagai hasil pendapatan daerah setempat. Sedangkan pada beberapa kawasan
tertentu perlu mendapatkan penataan parkir secara khusus, kawasan tersebut antara lain kawasan
perniagaan dan perkantoran. Pada kawasan-kawasan tersebut rentan memiliki kondisi ruas badan
jalan yang sempit dan memiliki tingkat arus lalu lintas yang tinggi, sehingga pada kawasan
tersebut tidak diperkenankan untuk menerapkan sistem parkir di tepi jalan atau on street parking
dan perlu ditetapkan sistem area parkir tertutup atau off street parking karena kawasan tersebut
kerap menjadi sumber kemacetan.

Lombok merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia yang terkenal di
nusantara karena daya Tarik wisatanya, budaya adat istiadat, kesenian yang beragam serta
keindahan alam yang memukau. Sejalan dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan
nusantara, Lombok mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga kebutuhan fasilitas
dan sasaran pendukung pariwisata meningkat.

Dari sekian banyak daerah di Lombok yang menjadi tujuan wisata. Pantai Kuta
Mandalika merupakan salah satu tempat wisata favorit yang dikenal wisatawan karena lokasinya
berada di antara Sirkuit Mandalika dan perbukitan selain itu pantai kuta Mandalika juga dikenal
karena memiliki kekayaan budaya, kesenian, dan situs-situs wisata bertaraf internasional.

Namun demikian, perkembangan yang terjadi sangat pesat dan tidak diimbani oleh sarana
prasarana transportasi yang memadai, menyebabkan timbulnya salah satu masalah yakni parkir
liar. Hal ini memiliki hubungan erat dengan tata guna lahan sesuai dengan kegiatan yang
berlangsung di daerah tersebut, dengan perkembangan yang tidak seimbang antara jumlah
kendaraan dan prasarana transportasi di daerah wisata tersebut.

Berdasarkan Peraturan Bupati Lombok Tengah Nomor 35 Tahun 2020 Pasal 3 ayat (1)
tentang Penetapan Tempat Parkir di Tepi Jalan Umum dan Tempat Khusus Parkir disebutkan
bahwa Kawasan Wisata Kuta merupakan tempat khusus parkir. Akan tetapi masih saja ada
oknum atau pelaku parkir liar.

Banyak pelanggaran parkir beroperasi di daerah kuta Mandalika tepatnya sekitaran Pantai
Kuta Mandalika, hasil pengamatan peneliti mengamati aktivitas yang terjadi di lokasi dimana
banyak oknum perparkiran yang tidak memakai seragam resmi yang disebut parkir liar.

Pelanggaran parkir yang terjadi di wisata Kuta Mandalika bukan hanya persoalan
mengenai pengelolaan parkir yang tidak memiliki izin (liar), tetapi juga persoalan mengenai
karcis parkir atau tarif parkir yang terlalu mahal dan tidak sesuai dengan tarif parkir yang telah
ditetapkan oleh pemerintah daerah pada peraturan daerah Kabupaten Lombok Tengah.

Berdasarkan ketentuan itu, tarif parkir yang dikenakan di objek-objek wisata Pantai Kuta
dan depan Sirkuit Mandalika tidak sesuai. Dimana tarif parkir berdasarkan Pasal 32 ayat (2)
Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 1 Tahun 2018 untuk kendaraan roda 4
yaitu antara Rp. 3 ribu sampai Rp. 5 ribu,-. Sedangkan tarif parkir untuk roda 4 dikenakan oleh
oknum atau pelaku parkir liar di Objek Wisata Pantai Kuta sebesar Rp. 10 ribu.

Permasalahan-permasalahan tersebut merupakan tugas yang harus ditertibkan oleh


Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah, sehingga dapat meminimalisir terjadinya
parkir liar seperti pungutan liar (Pungli) sehingga tidak berlarut-larut.

Anda mungkin juga menyukai