Anda di halaman 1dari 5

PL 1202 Teknik Komunikasi dan Presentasi Muhammad Rizki Rayani R.

-
19915100
Sem. II 2015/2016
Hambatan yang Dihadapi oleh Pemerintah dalam Penerapan Kebijakan
Peningkatan Biaya Parkir Dalam Gedung (Off-Street Parking Rates) di Wilayah DKI
Jakarta

ABSTRAK

Kondisi pemanfaatan lahan parkir di DKI Jakarta belum terselenggara dengan efektif.
Kemacetan merupakan masalah utama yang berusaha diatasi dengan kebijakan peningkatan
biaya parkir off street dengan mengurangi intensitas penggunaan kendaraan pribadi. Hambatan
yang dihadapi pemerintah dalam pelaksanaan kebijakan tersebut yaitu fasilitas penunjang yang
belum mumpuni, adanya beban masyarakat, serta fungsi pengawasan yang berjalan dengan buruk.
Pengumpulan data dan fakta dilakukan dengan studi literatur.

Kata kunci : hambatan, off-street, biaya parkir.

PENDAHULUAN

Pemanfaatan lahan parkir di wilayah ibu kota DKI Jakarta belum terselenggara dengan
efektif. Sistem penggunaan lahan parkir yang tersedia belum mampu memenuhi kebutuhan
beraktivitas masyarakat yang seharusnya dapat terjamin keberlanjutannya. Hal ini disebabkan
sulitnya menerapkan suatu sistem kebijakan di dalam masyarakat yang tatanannya begitu
kompleks. Sampai saat ini, masih terdapat banyak kasus pelanggaran kebijakan terkait. Masih
terdapat banyak kasus illegal parking dan penyalahgunaan lahan parkir untuk kepentingan
pedagang kaki lima kendati telah dijaga ketat oleh Dinas Perhubungan di wilayah DKI Jakarta.
Padahal, permintaan akan lahan parkir selalu bertambah setiap tahunnya disebabkan kebutuhan
para pengguna kendaraan bermotor pribadi yang semakin meningkat pula.

Kemacetan merupakan masalah utama yang berusaha diatasi dengan kebijakan penggunaan
lahan parkir. Pada tahun 2015, kerugian finansial akibat kemacetan mencapai 65 triliun Rupiah di
wilayah DKI Jakarta. Kerugian ini belum mencakup kerugian psikologis beserta kerugian lainnya
seperti berkurangnya produktivitas masyarakat. Untuk mengatasi masalah kemacetan ini,
pemerintah membuat suatu kebijakan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dengan
membatasi lahan parkir on street sebagai upaya menambah keleluasaan dalam mengakses badan
jalan. Selain itu, mulai dikukuhkan kebijakan yang jelas untuk pemakaian lahan parkir off street.
Pada Januari 2016, Dinas Pehubungan dan Transportasi DKI Jakarta kembali menyusun kebijakan
peningkatan biaya parkir off-street menjadi 100% guna mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Pemerintah berharap dengan diberlakukannya kebijakan, penggunaan kendaraan massal akan
meningkat sehingga dapat mengurangi kemacetan.

Dalam penerapan kebijakan peningkatan biaya parkir off street ini, penulis melihat adanya
beberapa tantangan bagi pemerintah agar dapat terselenggara secara efektif. Tantangan yang
PL 1202 Teknik Komunikasi dan Presentasi Muhammad Rizki Rayani R. -
19915100
Sem. II 2015/2016
dimaksud antara lain adanya peningkatan beban masyarakat, kurang berkualitasnya fasilitas
penunjang yang ada, serta penyelenggaraan fungsi pengawasan yang sulit di lingkungan
masyarakat.

Penulisan esai pendek ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan
kesimpulan. Esai pendek ini memuat data dan fakta mengenai kondisi lahan parkir di wilayah DKI
Jakarta beserta masalah kemacetan yang ingin diatasi dengan pemberlakukan kebijakan Pada
bagian pendahuluan dijelaskan kondisi deskriptif lahan parkir di wilayah DKI Jakarta serta masalah
kemacetan yang ingin diatasi dengan pemberlakuan kebijakan yang dijabarkan dalam pendahuluan.
Pada bagian isi akan dijabarkan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh pemerintah untuk
penetapan kebijakan peningkatan biaya parkir yaitu dalam sudut human factor, fasilitas dan
infrastruktur pendukung, serta proses pengawasan yang belum memungkinkan untuk dilaksanakan
secara efektif.

ISI

Kebijakan peningkatan biaya parkir dalam gedung (off street) akan menemui sejumlah
hambatan yang secara garis besarnya direpresentasikan oleh tiga poin. Pertama adanya kualitas
fasilitas penunjang yang buruk , kedua dalam perspektif masyarakat yaitu adanya beban
masyarakat yang tinggi, ketiga fungsi pengawasan yang sulit dilakukan secara berkelanjutan.

FASILITAS PENUNJANG YANG PERLU DIKEMBANGKAN SECARA


BERKELANJUTAN

Dinas Perhubungan dan Transportasi wilayah DKI Jakarta menargetkan transportasi massal
umum sebagai pengganti kendaraan pribadi setelah diberlakukannya peningkatan biaya parkir off
street sebesar 100%. Salah satu realisasinya yaitu dengan menurunkan tarif biaya bus transjakarta
dengan tujuan lokasi daerah penyangga. Namun, upaya yang dilakukan ini tidak serta merta akan
meningkatkan secara drastis penggunaan angkutan masal. Peralihan penggunaan kendaraan pribadi
menjadi kendaraan masal membutuhkan proses yang tidak mudah. Sebab, citra kendaraan masal
yang ada di masyarakat saat ini tidak dapat menjamin aspek-aspek penting yang diperlukan
pengguna, seperti keamanan, kenyamanan, dan privasi.

Transportasi massal di wilayah DKI Jakarta harus bisa melakukan re-branding image agar
tercipta kesan bahwa menggunakan fasilitas transportasi massal merupakan pilihan terbaik. Perlu
diadakan sistem pengawasan yang tinggi guna mencegah masalah kriminalitas. Sistem pengawasan
PL 1202 Teknik Komunikasi dan Presentasi Muhammad Rizki Rayani R. -
19915100
Sem. II 2015/2016
ini lah yang menjadi hambatan utama dalam pengembangan transportasi berkelanjutan disebabkan
kurangnya sumber daya manusia yang ada. Saat ini, kasus kriminalitas di dalam angkutan umum
masih ternilai tinggi, baik dalam kasus pencopetan, perampokan, hingga isu-isu kejahatan seksual.
Apabila tidak ada penanganan yang berarti serta penyediaan pengawasan keamanan yang baik bagi
kendaraan umum, peralihan penggunaan kendaraan pribadi menjadi kendaraan masal akan sulit
dilakukan.

Transportasi masal di wilayah DKI Jakarta harus melakukan pembenahan dalam aspek
kenyamanan. Harus ada kebijakan yang nyata yang mendukung hak-hak kenyamanan pengguna
transportasi publik. Kebersihan kendaraan massal harus tetap terjaga agar nyaman dipandang.
Harus ada larangan keras bagi pengguna agar tidak merokok sebab dapat membahayakan kesehatan
pengguna yang lain. Hal-hal yang sederhana inilah yang sering luput dalam pengembangannya
sehingga transportasi umum terkesan tidak nyaman untuk digunakan.

Transportasi masal harus dapat memberikan kesan praktis kepada penggunanya. Kesan ini
dapat diwujudkan dengan memertimbangkan rute-rute mana saja yang dapat dilalui oleh
transportasi masal tersebut. Pada intinya, transportasi masal memang salah satu kunci penting agar
penggunaan kendaraan pribadi dapat dialihkan sehingga kemacetan dapat dikurangi. Namun,
dengan kondisi transportasi masal yang kurang praktis sekarang, walaupun dengan kebijakan
peningkatan biaya off street yang tinggi, akan sulit dilakukan peralihan sebab masyarakat
membutuhkan suatu media yang lebih praktis agar kegiatan yang ingin dilangsungkan dapat
berlangsung secara produktif, optimal, dan berkelanjutan.

BEBAN FINANSIAL DAN PSIKOLOGI BAGI MASYARAKAT

Secara psikologis, penggunaan kendaraan pribadi saat ini tidak hanya sekedar lifestyle,
yaitu suatu pola hidup yang ingin ditunjukkan kepada masyarakat sekitarnya (society), namun telah
menjadi kebutuhan penting yang merekat pada keseharian pengguna. Beberapa alasan yang
sekaligus menjadi hak seseorang untuk menggunakan kendaraan pribadi yaitu aspek keamanan dan
privasi yang seharusnya dapat dijamin oleh pemerintah. Mayoritas masyarakat merasa lebih
praktis, aman, dan nyaman dengan menggunakan kendaraan miliknya sendiri karena adanya isu-isu
kriminalitas yang beredar dalam penggunaan transportasi masal. Selain itu, faktor kenyamanan
masyarakat dalam mengangkut barang bawaan penting pun menjadi salah satu faktor penggunaan
kendaraan pribadi.

Peningkatan beban biaya parkir off street menjadi 100%, atau secara matematis Rp. 50.000
per dua jam untuk kendaraan roda empat akan membawa beban psikologis serta dampak domino
PL 1202 Teknik Komunikasi dan Presentasi Muhammad Rizki Rayani R. -
19915100
Sem. II 2015/2016
lainnya. Pengguna kendaraan pribadi seakan dibawa secara tidak langsung pada kenyataan bahwa
hak dalam berkendara pribadi menjadi terlimitasi karena dibutuhkan biaya yang tidak kecil untuk
memarkirkan kendaraannya agar bisa melangsungkan pekerjaannya secara berkelanjutan.
Produktivitas kerja pun akan menurun disebabkan terbatasnya ruang gerak oleh adanya peralihan
sistem yang semula dinilai praktis menjadi lebih rumit. Saat ini, transportasi publik dianggap tidak
dapat dijadikan solusi karena adanya resiko keamanan, privasi, dan kenyamanan.

Berdasarkan sifat alamiah manusia, seseorang cenderung ingin melaksanakan aktivitasnya


secara sederhana dan cepat. Tingkat pelanggaran illegal parking akan meningkat karena pengguna
kendaraan pribadi bersikeras agar keberlangsungan hidupnya tetap berjalan praktis dan cepat.
Pengguna kendaraan pribadi akan mencari tempat diluar lahan parkir off street dan dikhawatirkan
kelompok masyarakat tertentu akan memanfaatkan kesempatan untuk memanfaatkan lahan yang
tidak seharusnya dijadikan lahan parkir. Penanganan dampak ini akan sulit dilaksanakan mengingat
telah melibatkan suatu kelompok masyarakat yang merasa memiliki hak dalam penggunaan lahan
tersebut. Pelanggaran Illegal Parking di jalan sendiri akan mengakibatkan badan jalan yang
aksesibel menjadi berkurang sehingga akan mengurangi kapasitas untuk kendaraan lain berlalu
lalang, sehingga sebaliknya akan menambah kemacetan.

FUNGSI PENGAWASAN YANG TIDAK BERKELANJUTAN

Agar pelaksanaan kebijakan peningkatan biaya parkir off street dapat berlangsung secara
efektif, tentunya dibutuhkan fungsi pengawasan yang berlangsung secara berkelanjutan pula. Saat
ini, fungsi pengawasan tidak berjalan dengan baik yang terjadi karena beberapa faktor yaitu
kurangnya sumber daya manusia serta kurangnya rasa bertanggung jawab oleh masyarakat atas
lingkungan sekitar. Menurut sumber referensi, dengan pengawasan ketat oleh Dinas Perhubungan
dan Transportasi wilayah DKI Jakarta, Pedagang Kaki Lima (PKL) tetap saja menyalahi aturan
dalam penggunaan lahan parkir yang tidak seharusnya diperuntukkan untuk kegiatan ekonomi. Hal
ini mencerminkan kurang baiknya kualitas fungsi pengawasan yang terjadi di sekitar masyarakat
sehingga masih memberikan peluang masyarakat untuk tidak memerhatikan peraturan demi
keuntungan pribadi.

Fungsi pengawasan yang baik harus berlangsung dari kelompok masyarakat itu sendiri,
tidak hanya dilaksanakan oleh suatu instansi pemerintahan tertentu saja. Hal ini bertujuan agar
masyarakat dapat semakin sadar akan pentingnya menaati peraturan yang dibuat demi
keberlangsungan kehidupannya sendiri. Masyarakat harus diberi kesempatan untuk berkontribusi
secara nyata dalam melaporkan tindak penyalahgunaan lahan parkir, misalnya saja illegal parking.
Saat ini, tidak ada pendongkrak bagi masyarakat agar dapat melakukan fungsi pengawasan secara
PL 1202 Teknik Komunikasi dan Presentasi Muhammad Rizki Rayani R. -
19915100
Sem. II 2015/2016
berkelanjutan. Bila perlu, adakan reward bagi para masyarakat yang melaporkan pelanggaran
kebijakan setempat sehingga masyarakat akan aktif dalam fungsi pengawasan.

Selain itu, pelanggaran kebijakan harus diberikan sanksi tegas agar memberikan efek jera
kepada pelanggar. Kebijakan yang dibuat harus disosialisasikan secara nyata dan meluas kepada
seluruh lapisan masyarakat. Setelah kebijakan peningkatan biaya parkir off street dilaksanakan
perlu diadakan pengawasan berkala di beberapa kawasan untuk mengatasi pelanggaran seperti
illegal parking. Selain itu, pemungutan biaya parkir off street harus transparan dan diawasi secara
ketat sehingga aliran dana dapat terlihat dengan jelas implementasinya untuk masyarakat. Dengan
pengawasan yang ketat, diharapkan dana parkir off street benar-benar ditujukan dalam
pengembangan masyarakat wilayah DKI Jakarta itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai