Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era jaman modern perkembangan elektronik pada saat ini memiliki banyak
kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Seperti transportasi yang
berbasis online yang banyak dicari oleh kalangan masyarakat yaitu di kota Malang yang
memiliki beberapa titik tempat kemacetan. Hal ini di manfaatkan oleh masyarakat untuk
menggunakan transportasi berbasis online yang membantu kegiatan masyarakat sehari-
harinya. Kecanggihan handphone yang dimiliki oleh masyarakat pada saat ini, memberikan
kegunaan untuk transportasi berbasis online yang dapat di pesan dengan mudah dan dapat
mengantarkan ke tempat tujuan dengan tepat.

Transportasi berbasis online banyak digemari oleh kalangan mahasiswa karena harga
yang terjangkau bagi masyarakat maupun mahasiswa serta menyediakan layanan dan
aman bagi konsumen karena kendaraan yang digunakan juga memenuhi prosedur
kenyamanan. Sehingga dengan adanya transportasi berbasis online masyarakat bisa
mengakses layanan transportasi pada handpnone masing-masing.

Penggunaan transportasi berbasis online di kota Malang pada tahun 2017 semakin
meningkat secara pesat karena kota Malang yang terkenal dengan kota pendidikan dan juga
memudahkan konsumen untuk memesan transportasi online. Transportasi berbasis online
tidak hanya mengantarkan konsumen ke tempat tujuan saja, namun juga bisa memberikan
layanan pesan antar seperti makanan dan lain-lain.

Peraturan Daerah Kota Malang No. 19 Tahun 2005 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah kota Madya Daerah Tingkat II Malang No. 5 Tahun 1999 Tentang Retribusi Trayek,
bahwa pemerintah Kota Malang telah menetapkan tarif retribusi sesuai dengan jenis
angkutan dan kapasitas daya angkut.1 Setiap kendaraan pribadi yang di komersilkan atau di
jadikan sebagai transportasi berbasis online harus memiliki ijin trayek yang telah di tentukan
oleh peraturan Daerah Kota Malang.2

Perkembangan transportasi berbasis online di kota Malang menjadi daya tarik bagi
masyarakat dan juga mahasiswa, tetapi masyarakat juga sering kali tidak mengerti atas
kendaraan yang digunakannya untuk melakukan aktifitas belum memiliki ijin trayek.
1
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Retribusi Trayek
2
Pasal 7 yaitu kendaraan adalah suatusarana angkut d jalan yang terdiri atas kendaraan bermotor dan kendaraan
tidak bermotor. Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Sehingga masyarakat perlu menyadari bahwa ijin trayek merupakan hal penting yang harus
diketahui karena ijin trayek tersebut memiliki fungsi.

Fungsi dari ijin trayek tersebut yaitu asuransi apabila pengguna transportasi berbasis
online mengalami kecelakaan. Pemerintah juga tidak bisa memberikan tanggung jawab
terhadap korban pengguna transportasi berbasis online karena tidak adanya ijin trayek
tersebut terhadap transportasi berbasis online. Sehingga siapa yang akan bertanggung
jawab atas kecelakaan tersebut.

Transportasi berbasis online memudahkan bagi masyarakat, namun pada kenyataannya


transportasi berbasis online juga memiliki dampak negative terhadap jasa atau angkutan
umum lainnya yang sudah memiliki ijin trayek dengan tarif retribusi sesuai dengan jenis
angkutan dan kapasitas daya angkut.

Hukum perizinan yang mengatur hubungan masyarakat untuk permohonan izin yang
memiliki kaitan dengan hukum publik.3 Prinsip izin terkait dalam hukum oleh karena
berkaitan dengan perundang-undangan pengecualiannya apabila aspek perdata yang
berupa persetujuan seperti halnya dalam pemberian khusus.4

Sehingga untuk menghindari kecelakaan pada transportasi berbasis online maka


pemerintah perlu memberlakukan ijin trayek pada transportasi berbasis online yang sudah
banyak digemari oleh masyarakat kota Malang.

Namun dengan seiringnya waktu transportasi berbasis online menimbulkan dampak


buruk bagi transportasi konvensional yang akhir-akhir ini banyak diberitakan di koran
maupun media sosial. Kasus yang terjadi di kota Malang yaitu angkutan online beroperasi di
sekitar stasiun kota baru Malang. Para sopir angkot yang juga di sekitar tersebut
menggedor pintu agar sopir transportasi berbasis online keluar dari mobilnya. Namun,
beberapa petugas kepolisian, Satpol PP dan Dinas perhubungan berhasil meredakan emosi
para sopir angkot atau transportasi konvensional. Usai kejadian tersebut, para pendemo
kembali melakukan aksi mogok. Mereka nampak duduk di pinggir Jalan Trunojoyo-Tugu
Malang, higga memenuhi beberapa ruang di sekitar kantor DPRD Kota Malang.

Salah satu kasus di atas merupakan tanggung jawab pemerintah serta dinas
perhubungan agar segera memberikan jalan tengah bagi transportasi online dengan
3
Wewenang hukum publik adalah wewenang untuk menimbulkan akibat-akibat hukum yang sifatnya public,
seperti mengeluarkan aturan, mengambil keputusan-keputusan atau menetapkan suatu rencana dengan akibat-
akibat hukum. Menurut Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum adminstrasi Indonesia, Gadjah Mada
University Pres, Surabaya, 1994, hlm 70
4
Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum adminstrasi Indonesia, Gadjah Mada University Pres,
Surabaya, 1994, hlm 33 Menurut W.F Prins mengemukakan bahwa perkembangan hukum administrasi
bermula dari lapangan-lapangan khusus karena kebutuhan untuk mengatur lapangan-lapangan pekerjaan
pemerintahan dalam bidang khusus tertentu
trasportasi konvensional yang ada di kota Malang. Pemerintah Daerah kota Malang dalam
memberlakukan izin beroperasi kepada transportasi berbasis online pada jalur trayek yang
berdasarkan persyaratan dan prosedur sebagaimana ketentuan perundang-undangan.5

Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan


Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Bermotor Umum yang di keluarkan oleh
pemerintah kota Malang untuk mewujudkan keamanan, keselamatan dan kenyamanan di
bidang transportasi. Sehingga dalam memberlakukan trayek yang di atur dalam pasal 4
berbunyi sebagai berikut :

(1) Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dalam trayek
dilakukan dalam jaringan trayek.6

Kurangnya penertiban dari Dinas Perhubungan juga akan membuat semakin pesatnya
perkembangan transportasi berbasis online di kota Malang karena dilihat dari pola pikir
masyarakat yang semakin berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi maka akan
mendukung semakin pesatnya jumlah transportasi online yang beredar di kawasan kota
Malang.

Ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur kepentingan umum atau mengatur hal-hal


hukum yang menyangkut kepentingan umum yang memberikan jaminan. 7 Yaitu pemerintah
dalam melaksanakan kebijakan pada pelaksanaan peraturan daerah segera aanya revisi
mengenai tranportasi berbasis online yang menjadi permasalahan angkutan konvensional
dengan angkutan berbasis online.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat dilakukan identifikasi masalah,


yakni bahwa transportasi yang berbasis online di Kota Malang merupakan suatu hal yang
menjadi sorotan publik saat ini sehingga perlu dilakukan regulasi, oleh karena itu perlu
Rancangan Peraturan Daerah Kota Malang tentang Kebijakan Transportasi Berbasis Online.
Berdasarkan pada identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan 4 (empat) pokok
masalah, yaitu sebagai berikut:

5
Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati/walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintah Daerah menurut Undnag-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan
6
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di
Jalan dengan Kendaraan Bermotor Umum
7
Titik Triwulan Tutik, S.H., M.H, Pengantar Hukum Perdata, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta,
2006, hlm 1
1. Permasalahan apa yang dihadapi dalam pengendalian Transportasi berbasis online
bagi kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat khususnya di kota
Malang serta bagaimana permasalah tersebut dapat diatasi?
2. Mengapa perlu pengendalian terhadap transportasi berbasis online sebagai dasar
pemecahan masalah mengenai kekosongan hukum dan konflik sosial yang
ditimbulkan dari transportasi berbasis online ?
3. Apa yang menjadi dasar pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis
dalam pembentukan Rancangan Peraturan Daerah Kota Malang tentang Kebijakan
Transportasi Berbasis Online?
4. Apa sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, jangkauan, dan arah
pengaturan pembentukan Rancangan Peraturan Daerah Kota Malang tentang
Kebijakan Transportasi Berbasis Online?

C. Tujuan dan Kegunaan Kegiatan Penyusunan Naskah Akademik

Sesuai dengan ruang lingkup identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, tujuan
penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kota Malang tentang
Kebijakan Mengenai Transportasi Berbasis Online adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan konsepsi atas permasalahan yang dihadapi dalam pengendalian


transportasi berbasis online bagi kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat khususnya di kota Malang serta cara-cara mengatasi permasalahan
tersebut.
2. Menganalisis dan merumuskan perlunya pengendalian transportasi berbasis online
sehingga dapat mengatasi masalah mengenai kekosongan hukum dan konflik sosial
yang ditimbulkan dari adanya transportasi berbasis online sebagai dasar hukum
penyelesaian atau solusi permasalahan terkhusus di kota Malang.
3. Merumuskan landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis dalam penyempurnaan
Rancangan Peraturan Daerah Kota Malang tentang Kebijakan Transportasi Berbasis
Online.
4. Merumuskan sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, jangkauan,
dan arah pengaturan Rancangan Peraturan Daerah Kota Malang tentang Kebijakan
Transportasi Berbasis Online.

Sementara itu, kegunaan penyusunan Naskah Akademik ini adalah sebagai acuan
atau bahan referensi penyusunan dan pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Kota
Malang tentang Kebijakan Transportasi Berbasis Online.
D. Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan
Daerah Kota Malang Tentang Kebijakan Transportasi Berbasis Online
1. Metode yuridis normatif yang bersifat kualitatif. Dengan metode dan pendekatan ini
diharapkan dapat menggambarkan berbagai permasalahan secara utuh dan
menyeluruh, sehingga hasil analisis permasalahannya dapat dipergunakan sebagai
landasan untuk mengenali hukum, khususnya hukum tertulis yang berlaku dan diatur
dalam peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Peneliti dan kegiatan
Penelitian Ilmu Pengetahuan. Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan
Daerah Kota Malang tentang Tentang Kebijakan Transportasi Berbasis Online ini
juga didukung oleh studi perbandingan hukum dengan mengambil bahan hukum
sekunderyang tidak hanya dari bahan pustaka, tetapi juga bahan-bahan hukum
primer seperti peraturan perundang-undangan nasional dan ketentuan-ketentuan
yang berlaku dan bahan hukum tersier yang berupa hasil-hasil penelitian,
pengkajian, dan lain sebagainya, serta data lain yang terkait dengan Kebijakan
Transportasi Berbasis Online.
2. Metode empiris atau sosiolegal adalah penelitian yang diawali dengan penelitian
normatif (menelaah) peraturan perundang-undangan,yang dilanjutkan dengan
melibatkan ahli/pakar dari kalangan teoritisi, akademisi, praktisi, penguasa, pengurus
organisasi ataumasyarakat sebagai narasumber melalui penyelenggaraan forum
dialog, forum komunikasi dan penelitian lapangan untuk mendaptkan data faktor non-
hukum yang terkait terhadap peraturan perundang-undangan yang diteliti. Data
tersebut dapat diperoleh dengan carapengamatan (observasi), diskusi (focus group
discussion), wawancara, mendengar pendapat narasumber atau para ahli,
menyebarkan kuestioner dan sebagainya.
BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS

A. Kajian Teori
1. Teori Pemerintahan Daerah di Era Otonomi
Pasal 1 ayat 1 (1) jo Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
yang berbentuk kesatuan menganut sistem desentralisasi. Beradasrkan Undang-Undang
tersebut wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi dalam Daerah-daerah Otonom
dan Wilayah-wilayah administration. Daerah otonom sebagai pelaksanaan asas
desentralisasi itu terdiri dari Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II. Hal itu diatur dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994, tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah.
Dalam Pasal 38 Undang-Undang itu sendiri ditentukan bahwa Kepala Daerah dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menetapkan Peraturan Daerah. Secara
negatif Peraturan Daerah :
a. tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan perundang-
undangan atau Peraturan Daerah yang lebih tingkatannya
b. tidak boleh mengatur sesuatu hak yang telah diatur dalam peraturan perundang-
undangan atau Peraturan Daerah yang lebih tinggi tingkatannya
c. tidak boleh mengatur suatu hal yang termasuk urusan rumah tangga Daerah
tingkat bawah.8
Peraturan Daerah, baik Tingkat I maupun Tingkat II dapat memuat Ketentuan
tentang ancaman pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda sebanyak-
banyaknya lima puluh rupiah, dengan atau tidak dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1974 dikenal adanya dua macam Peraturan Daerah, yaitu :
a. Peraturan Daerah yang memerlukan pengesahan pejabat yang berwenang.
Peratiran daerah ini mulai berlaku pada tanggal pengundangannya dalam Lembaran
Daerah
b. Peaturan Daerah yang tidak memerlukan pengesahan pejabat yang berwenang.
Peraturan Daerah yang bersangkutan.
Peraturan Daerah ditandatangani oleh Kepala Daerah dan ditandatangani serta oleh
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Selain Peraturan Dearah dikenal pula adanya
Keputusan Kepala Daerah ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk melaksanakan Peraturan
Daerah atau urusan-urusan dalam rangka tugas pembantuan. Hal ini diatur dalam pasal 45

8
Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indoensia, Gadjah Mada UniversityPress,
Suarabaya, 1994, hlm 60
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974.9 Dari rumusan tersebut jelas bahwa Keputusan
Kepala Daerah dibuat dan dikeluarkan oleh Kepala Daerah tanpa harus meminta
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Hal itu diatur dalam pasal 60 Undang-
Undang Nomor 5 tahun 1974.
Pada desentralisasi Daerah Tingkat I dan Derah Tingkat II dipimpin oleh seorang
Kepala Daerah, sedangkan pada dekonsentralisasi setiap wilayahnya dipimpin oleh
seorang Kepala Wilayah yang disebut gubernur untuk Propinsi dan ibukota Negara (Daerah
Tngkat I), dam Bupati untuk Kabupaten dan Walikotamadya unuk kotamadya (Daerah
Tingkat Ii), serta Walikota untuk Kota Administratif dan Camat untuk Kecamatan. 10
Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 yang
menganut adanya desentralisasi dan dekonsentralisasi, luas/batas wilayah daerah otonom
itu sama dengan luas/batas wilayah administratif, sehingga dikenal adanya dua fungsi dari
Kepala Daerah, fungsi sebagai Kepala Daerah Otonom yang memimpin penyelanggaraan
dan bertanggung jawab sepenuhnya tentang jalannya Pemerintah Daerah, dan fungsi
sebagai Kepala Wilayah yang memimpin penyelenggaraan urusan pemerintah umum yang
menjadi tugas Pemerintahan Pusat di daerah.
Kontruksi yang demikian ini dianggap dapa menjamin adanya kerjasama yang serasi
antara Kepala Daerah dengan DewanPerwakilan Rakyat Daerah untuk mencapai tertib
Pemerintahan Daerah. Dalam penjelasan dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974
dinyatakan bahwa dengan kontruksi tersebut, maka dalam menyelenggarakan pemerintahan
Daerah ada pembagian tugas yang jelas, dan dalam kedudukan yang sama tinggi antara
Kepala Daerah memimpin bidang eksekutif dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam
bidang legislatif.
2. Teori Kebijakan Publik Pemerintah
Di dalam kehidupan masyarakat, selalu terdapat berbagai macam norma yang
secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tata cara seseorang untuk berperilaku
atau bertindak. Di Negara Republik Indonesia, norma-norma yang masih sangat dirasakan
adalah norma adat, norma agama, norma moral dam norma hukum negara.11
Perbedaan-perbedaan norma tersebut pemerintah mengeluarkan mengenai
kebijakan merupakan rangkaian konsep dan asas rencana dalam pelaksanaan suatu
pekerjaaan, kepemimpnan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada
pemerintahan karena kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum dapat

9
Undang-Undang Nomor Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah
10
Maria Farida Indrati Soeprapto, S.H.,M.H., Ilmu Per-Undang-Undangan, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta, 2007, hlm 146
11
Maria Farida Indrati Soeprapto, S.H.,M.H., Ilmu Per-Undang-Undangan, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta, 2007, hlm 19
memaksakan atau melarang suatu perilaku, namun pada kebijakan hanya menjadi pedoman
tindakan yang paling mungkin memperoleh hasil yang diinginkan.
Kebijakan yang digunakan oleh pemerintah nerupakan suatu aturan-aturan yang
dibuat oleh pemerintah dan merupakan bagian dari keputusan politik untuk mengatasi
berbagai persoalan dan isu-isu yang ada dan berkembang di masyarakat. Kebijakan juga
merupakan keputusan yang dibuat oleh pemerintah untuk melakukan pilihan tindakan
tertentu untuk tidak melakukan sesuatu maupun untuk melakukan tindakan tertentu.
Keputusan yang dimaksudkan untuk tujuan mengatasi permasalahan yang muncul dalam
suatu kegiatan tertentu yang dilakukan oleh instansi pemerintahan dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan serta solusi permasalahan yang ada pada masyarakat
harus memahami terlebih dahulu seperti apa kebijakan tersebut.
3. Teori Transpotasi Online
Tingginya tingkat kemacetan dan polusi udara menajdi alasan utama masyarakat
enggan keluar rumah atau kantor untuk memenuhi kebutuhannya mereka menggunakan
jasa transportasi online. Tidak bisa dipungkiri bahwa transportasi online masih digandrungi
oleh masyarkat terutama di kota besar. Selain bisa menghemat waktu, transportasi online
juga bisa menghemat uang karena banyaknya promo yang ditawarkan. Tidak hanya itu
transportasi online juga bisa mengurangi tingkat kemacetan, terutama di kota-kota besar
seperti kota Malang salah satunya. Perubahan gaya hidup inilah yang dimanfaatkan pelaku
usaha untuk memulai persaingan salam bisnis tranportasi online. Berikut ini ada $ layanan
transportasi online yang sudah beroprasi :
a. Go-jek
Pada prinsipnya, aplikasi Go-jek bekerja dengan mempertemukan permintaan
angkutan ojek dari penumpang dengan jasa tukang ojek yang beroperasi di sekitar wilayah
penumoang tersebut. Cukup dengan mengunduh aplikasinya dari Google Play Store, maka
kita busa memesan jasa layanan tersebut. Tariff angkutannya disesuaikan dengan jarak
tempuh yang akan dicapai. Selain jasa angkutan penumpang, ada jga layanan antar barang
(kurir) dan belanja.

b. Grabbike
Hampir mirip dengan Go Jek, hanya saja layanan Grabbike belum memiliki layanan
antar barang atau belanja. Saat ii, Grabbike telah beroperasi di 3 kota di kawasan Asia
tenggara yang mengalami persoalan kemacetan, seperti Ho Chi Min City dan Hanoi di
Vietnam, serta di Jakarta.
c. Grabtaxi
Grabraxi merupakan aplikasi pemesanan taksi dengan induk perusahaan dari
Malaysia. Dengan aplikasi ini, masyarakat bisa memesan taksi untuk keprluan antar jemout
dengan tariff standar yang ditetapkan sesuai dengang argo. Layanan antar jemput bisa lebih
cepat karena pemesanan dilakukan melalui aplikasi yang sudah diunduh di smartphone.
d. Uber
Uber adalah perusahaan jaringan transportasi dari Amerika yang menggunakan
aplikasi di smartphone untuk pemesanan mobil. Bedanya, armada mobil yang digunakan
bukan tranportasi publik plat kuning, melainkan mobil pribadi ber plat hitam dengan logo
khusus Uber. Jika menggunakan jasa ini tidak bisa membayar tunai, tapi secara online atau
kartu kredit. Tariff yang ditetapkan adalah Rp 30 ribu sebagai tariff minimal dan selanjutnya
dikenakan tariff perjalanan beradasrkan waktu dan jarak tempuh.
Berbagai transportasi berbasis aplikasi terus menajmur di Indoensia dan semakin
diminati masyarakat, terutama di kota-kota besar. Persaingan berebut pasar transportasi
berbasis aplikasi pun mulai terasa di bisnis yang mengandalkan kemudahan dan
kepraktisan ini. Sehingga transportasi online tidak terlepas dari masyarkat karena sangat
membantu kegiatan masyarakat sehari-hari.

4. Teori Kecanggihan Teknologi


Teknologi memang bertujuan untuk meningkatkan kemudahan hidup manusia untuk
memenuhi kebutuhan. Teknologi merupakan sarana untuk menyediakan barang-barang
yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi
oleh manusia diawali dengan perubahan sumber daya alam menjadi alat-alat
sederhana.penemuan prasejarah tentang kemampuan mengendalikan lingkungan sekitar.
Perkembangan teknologi terbaru, termasuk diantaranya mesin cetak, telepon, dan internet,
telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan mansia untuk
berinteraksi secara ebas dalam skala global.
Teknologi canggih seperti smartphone telah banyak mempengaruhi masyarakat dan
sekelilingnya dalam banyak cara. Di dalam smartphone banyak berbagai aplikasi yang
emembantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ataupun membantu dalam kegiatan
sehari-hari. Aplikasi-aplikasi yang terdapat smartphone memungkinkan manusia tidak bisa
jauh dari smartphone.
Tak dapat dipungkiri jika kemajuan teknologi masa kini berkembang pesat. Hal ini
dapat di uktikan dengan banyaknya inovasi-inovasi yang telah dibuat di dunia ini. Dari
hingga yang sederhana, hingga yang mengehbohkan dunia.

B. Kajian Terhadap Asas/Prinsip Yang Terkait Dengan Penyusunan Norma


Asas adalah pikiran dasar yang umum dan abstrak, atau merupakan latar belakang
peraturan konkrit yang terdapat di dalam dan di belakang setiap sistem hukum yang terjelma
dalam peraturan perundang-undangan dan putusan hakim, yang merupakan hukum positif
dan dapat ditemukan dengan mencari sifat-sifat atau ciri-ciri yang umum dalam peraturan
konkrit tersebut.12

Secara khusus, asas yang digunakan dalam penyusunan norma Naskah Akademik
ini adalah sebagai berikut:13

1. Asas Kepastian Hukum


Mengandung arti bahwa hukum dijalankan dengan baik sehingga tidak
menimbulkan kerugian bagi para pengguna transportasi baik konvensional
maupun berbasis online dan hukum harus bisa menjadi pedoman dalam
menyelesaikan suatu masalah timbul.

2. Asas Kelestarian
“Asas kelestarian” mengandung arti bahwa setiap orang memikul kewajiban dan
tanggung jawab terhadap generasi mendatang dan terhadap sesamanya dalam
satu generasi. Kewajiban dan tanggung jawab itu ditunjukkan melalui upaya
pelestarian daya dukung dan daya tampung ekosistem dan memperbaiki kualitas
lingkungan hidup, yang diwujud dengan memfasilitasi identifikasi opsi-opsi
pembangunan/upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan dengan alternatif
rancangan/usulan yang lebih baik.

3. Asas Keberlanjutan
Maksud dari asas ini adalah adanya kesinambungan antara kebiajakan yang
akan diambil dengan kebijakan sebelumnya baik itu dalam aspek perencanaan,
penyelenggaraan ataupun pemanfaatan sumber daya sektor transportasi. Terkait
dengan penerapan Retribusi Pengendalian Lalu Lintas , pendapatan yang
diperoleh dari Retribusi Pengendalian Lalu Lintas harus dimanfaatkan kembali
untuk peningkatan layanan sektor transportasi secara berkelanjutan. Sehingga
penerapan Retribusi Pengendalian Lalu Lintas harus merupakan kelanjutan
bahkan peningkatan dari kebijakan demand manajemen yang sebelumnya telah
diambil dan bukan malah sebaliknya.

4. Asas Keserasian dan Keseimbangan


“Asas keserasian dan keseimbangan” memiliki arti bahwa pemanfaatan
lingkungan hidup harus memperhatikan berbagai aspek seperti kepentingan
ekonomi, sosial, budaya, dan perlindungan serta pelestarian ekosistem. Dalam

12
Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum: Sebuah Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 1996, hal. 5
13
Naskah Akademik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tentang Retribusi Pengendalian Lalu Lintas
hal ini penyelenggaraan-nya senantiasa dijiwai atau dipandu oleh nilai-nilai
keseimbangan, keadilan dan kesetaraan berdasarkan kepentingan sosial
ekonomi dan kepentingan lingkungan hidup, baik untuk kepentingan jangka
pendek maupun jangka panjang, dan menyeimbangkan kepentingan
pembangunan pusat dan daerah.

5. Asas Kehati-hatian (Pencegahan)


Maksud dari “Asas kehati-hatian atau pencegahan” adalah bahwa setiap usaha
atau kegiatan harus disusun berdasarkan perencanaan yang matang sehingga
dapat dilakukan antisipasi atau upaya untuk mencegah dan mengurangi
kerusakan lingkungan. Upaya ini dilakukan mulai dari tahap perencanaan yaitu
tentang pemilihan lokasi karena terkait dengan penataan ruang, pemilihan
kegiatan atau usaha, pemilihan teknologi, proses produksi atau pelaksanaannya.

C. Kajian Terhadap Praktik Penyelenggaraan, Kondisi Yang Ada, Serta


Permasalahan Yang Dihadapi Oleh Masyarakat.
Di era jaman modern perkembangan teknologi tentunya tidak bisa kita hidari
terutama pada bidang elektronik yang pada saat ini memiliki banyak fungsi dalam membantu
masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Seperti misalnya transportasi berbasis online
yang saat ini sedang banyak di cari oleh kalangan masyarakat modern masa kini misalnya
saja di kota Malang yang memiliki masyarakatnya mengikuti setiap perkembangan teknologi.
Hal ini di manfaatkan oleh masyarakat tertentu untuk menciptakan suatu transportasi yang
dapat dipesan melalui handphone yang biasa disebut transportasi berbasis online yang
nantinya membantu kegiatan masyarakat sehari-harinya. Kecanggihan handphone yang
dimiliki oleh masyarakat pada saat ini, memberikan kegunaan dalam pengunaan
transportasi berbasis online yang dapat di pesan dengan mudah serta dapat mengantarkan
ke berbagai tempat tujuan

Transportasi berbasis online sendiri banyak digemari oleh kalangan masyrakat


menengah keatas dan mahasiswa karena harga yang terjangkau bagi masyarakat maupun
mahasiswa serta menyediakan layanan yang aman bagi konsumen karena kendaraan yang
digunakan juga memenuhi prosedur kenyamanan serta dilengkapi dengan asuransi jiwa.
Sehingga dengan adanya transportasi berbasis online masyarakat bisa dapat dengan
mudah mengakses layanan transportasi pada perangkat komunikasi/Handphone masing-
masing.

Peraturan Daerah Kota Malang No. 19 Tahun 2005 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah kota Madya Daerah Tingkat II Malang No. 5 Tahun 1999 Tentang
Retribusi Trayek, bahwa pemerintah Kota Malang telah menetapkan tarif retribusi sesuai
dengan jenis angkutan dan kapasitas daya angkut. Setiap kendaraan pribadi yang di
komersilkan atau di jadikan sebagai transportasi berbasis online harus memiliki ijin trayek
yang telah di tentukan oleh peraturan Daerah Kota Malang.

Perkembangan transportasi berbasis online di kota Malang menjadi daya Tarik bagi
setiap kalangan masyarakat, tetapi masyarakat kebanyakan juga masih banyak yang belum
mengerti mengerti tentang ada tidaknya izin trayek pada kendaraan yang digunakannya
untuk melakukan aktifitas dalam angkutan umum. Sehingga masyarakat perlu untuk
mengetahui pentingnya izin trayek.

Fungsi dari ijin trayek tersebut yaitu asuransi apabila pengguna transportasi berbasis
online mengalami kecelakaan. Pemerintah tidak bisa memberikan tanggung jawab terhadap
korban pengguna transportasi berbasis online jika tidak ada izin trayek terhadap transportasi
berbasis online. Sehingga siapa yang akan bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut.

Transportasi berbasis online yang selama ini diangap memudahkan serta membantu
masyarakat, namun pada kenyataannya transportasi berbasis online juga memiliki dampak
negatif terhadap jasa atau angkutan umum lainnya yang sudah memiliki ijin trayek dengan
tarif retribusi sesuai dengan jenis angkutan dan kapasitas daya angkut.

Hukum perizinan yang mengatur hubungan masyarakat untuk permohonan izin yang
memiliki kaitan dengan hukum publik. Prinsip izin terkait dalam hukum oleh karena berkaitan
dengan perundang-undangan pengecualiannya apabila aspek perdata yang berupa
persetujuan seperti halnya dalam pemberian khusus.

Sehingga untuk menghindari kecelakaan pada transportasi berbasis online maka


pemerintah perlu memberlakukan ijin trayek pada transportasi berbasis online yang sudah
banyak digemari oleh masyarakat kota Malang.

Namun dengan seiringnya waktu transportasi berbasis online menimbulkan dampak


buruk bagi transportasi konvensional yang akhir-akhir ini banyak diberitakan di media cetak
maupun media elektronik. Misalnya kasus yang terjadi di kota Malang yaitu transportasi
berbasis online beroperasi di sekitar stasiun kota baru Malang. Para sopir angkot yang juga
di sekitar tersebut menggedor pintu agar sopir transportasi online keluar dari mobilnya.
Namun, beberapa petugas kepolisian, Satpol PP dan Dinas perhubungan berhasil
meredakan emosi para sopir angkot atau transportasi konvensional. Usai kejadian tersebut,
para sopir tranportasi konversial/umum melakukan aksi demo disekitar kantor wali kota
malang dengan melakukan aksi mogok. Mereka nampak duduk di pinggir Jalan Trunojoyo-
Tugu Malang, hingga memenuhi beberapa ruang di sekitar kantor DPRD Kota Malang.
Salah satu kasus di atas merupakan tanggung jawab pemerintah serta dinas
perhubungan agar segera memberikan jalan tengah bagi transportasi berbasis online
dengan trasportasi konvensional yang ada di kota Malang. Pemerintah dalam
memberlakukan izin beroperasi kepada transportasi berbasis online pada jalur trayek yang
berdasarkan persyaratan dan prosedur sebagaimana ketentuan perundang-undangan yang
ada.

Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan


Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Bermotor Umum yang di keluarkan oleh
pemerintah kota Malang untuk mewujudkan keamanan, keselamatan dan kenyamanan di
bidang transportasi. Sehingga dalam memberlakukan trayek yang di atur dalam pasal 4
berbunyi sebagai berikut :

“Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dalam trayek


dilakukan dalam jaringan trayek.”

Kurang tegasnya pemerintah dari Dinas Perhubungan dalam upaya penertiban


transportasi online juga akan membuat semakin pesatnya perkembangan transportasi online
di kota Malang karena dilihat dari berbagai segi misalnya dari pola pikir masyarakat yang
semakin berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi maka akan mendukung semakin
pesatnya jumlah transportasi online yang beredar di kawasan kota Malang.

D. Kajian terhadap implikasi penerapan sistem baru yang akan diatur dalam
Undang-Undang atau Peraturan Daerah
Dari permasalahan mengenai transportasi berbasis online yang dialami masyarakat
berdasar paparan kami sebelumnya, pemerintah Kota Malang dirasa perlu untuk membuat
suatu peraturan mengenai Peraturan Transportasi berbasis Online khususnya di Kota
Malang. Peraturan tersebut secara garis besar mengatur mengenai :

1) Pengaturan mengenai pemberian izin trayek bagi transportasi berbasis online,


2) Penetapan tarif pajak dan tarif batas atas dan bawah bagi konsumen,
3) Pembatasan jumlah kendaraan transportasi berbasis online baik kendaraan roda
empat maupun roda dua, terkait STNK berbadan hukum bukan perseorangan,
4) Pengaturan mengenai ciri khusus antara angkutan konvensional dengan
transportasi berbasis online,
5) Kemudian aspek pengawasan pemerintah daerah terhadap operasional
transportasi berbasis online, dan
6) Perlindungan kepada para pihak seperti pemilik aplikasi, mitra pengemudi, dan
konsumen.
Mengenai dampak sosial yang timbul dari penyelenggara transportasi berbasis
online, diantaranya pergeseran penggunaan moda transportasi yang efisien dan mudah
dijangkau dimana hal ini mau tak mau membuat angkutan umum harus berbenah jika ingin
bersaing dengan transportasi berbasis online.

Yang kedua penggunaan moda transportasi online membuat pemerintah sebagai


regulator harus segera mendefinisikan transportasi berbasis online beserta hak dan
kewajibannya, kemudian segera memberlakukan peraturan-peraturan khusus yang
membahas secara detail mengenai transportasi berbasis online.

Dan yang tak kalah penting untuk dicermati adalah revolusi industri yang naik
setingkat lagi dimana perubahan serba online dalam beberapa sektor industri, mau tak mau
harus ada sinkronisasi antar keduanya agar tidak timbul pengurangan tenaga kerja akibat
penggunaan teknologi digital yang menggantikan peran kerja manusia.

Terkait dengan fungsi legislasi DPR, dengan kehadiran transportasi berbasis online
dapat menjadi dasar untuk merevisi peraturan perundang-undangan yang ada sehingga
kepentingan konsumen terkait status transportasi berbasis online, hubungan pemilik aplikasi
transportasi berbasis online dengan pengemudi, hubungan pengemudi dengan penumpang,
keamanan transaksi online, keamanan selama berkendara dengan transportasi berbasis
online dan lainnya akan tercakup dan terjamin.
BAB III

EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT


BAB IV

LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS DAN YURIDIS

A. Landasan Filosofis
Pancasila sebagai falsafah negara merupakan landasan ideologi bangsa yang tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945. Pancasila mengandung unsur-unsur yang merupakan konsep yang sesuai
dengan kondisi kehidupan bangsa Indonesia. Secara teoritis dalam konsep negara hukum yang dianut
Indonesia, Pancasila sebagai falsafah bangsa indonesia merupakan dimensi materiil atau lazim
dipergunakan terminologi Negara Kesejahteraan (Welfare State) atau “Negara Kemakmuran”. Oleh
karena itu, tujuan yang hendak dicapai negara Indonesia adalah terwujudnya masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila.14
Selain ideologi dan dasar negara, Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum.
Sesuai Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan,
terpaparkan dengan jelas pada pasal 2 yang menyatakan Pancasila merupakan “sumber segala sumber
hukum Negara.”
Kemudian penjelasan pasal 2 tersebut menyatakan, bahwa penempatan Pancasila sebagai
“sumber dari segala sumber hukum negara” adalah sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Menempatkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara serta sekaligus dasar filosofis
negara sehingga setiap materi muatan Peraturan Perundang-undangan tidak boleh bertentangan
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara, merupakan konsep filsafat nilai yang mencerminkan landasan
dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebagai filsafat nilai, Pancasila mengandung nilai-nilai
fundamental berupa sila ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Berdasarkan bunyi sila-sila tersebut maka mengandung makna nilai, yaitu :


1. Sila pertama menyatakan bahwa Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religius yang
menjadikan Tuhan Yang Maha Esa sebagai keyakinan kehidupan bangsa Indonesia. Nilai

R. Soeprapto, Pancasila Menjawab Globalisasi Menuju Dunia Damai, Aman, dan Sejahtera,
14

Yayasan Taman Pustaka, Jakarta : 2004, hlm. 10.


ketuhanan juga memiliki arti bagi adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama,
menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminasi antar
umat beragama. Sila pertama ini bertujuan untuk mengatur bagaimana hubungan antara
manusia Indonesia dengan berbagai agama dan kepercayaannya itu dapat hidup sejahtera,
aman dan damai dalam menjalankan tugas dan agama serta kepercayaannya masing – masing
dengan membina kerukunan antar umat beragama. 15 Dengan masyarakat yang beragama maka
akan menciptakan kehidupan yang mengandung nilai moral, toleransi dan persatuan bangsa.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab sebagai dasar fundamental dalam kehidupan
kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan dengan adanya pengakuan menjunjung tinggi
persamaan derajat. Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah mengandung nilai suatu
kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani
manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik
terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungannya. Nilai
kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa hakikat manusia sebagai makhluk
yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Hal ini mengandung suatu pengertian
bahwa hakikat manusia harus adil dalam hubungan dengan diri sendiri, adil terhadap manusia
lain, adil terhadap masyarakat bangsa dan negara, adil terhadap lingkungannya serta adil
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Konsekuensinya nilai yang terkandung dalam Kemanusiaan
yang adil dan beradab adalah menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, menghargai atas
kesamaan hak dan derajat tanpa membedakan suku, ras, keturunan, status sosial maupun
agama. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang rasa, tidak
semena-mena terhadap manusia, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan 16.
Nilai dasar dari sila kedua mencakup peningkatan martabat, hak, dan kewajiban asasi warga
negara, penghapusan penjajahan, kesengsaraan, ketidak adilan, menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, harkat dan martabat manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa.
3. Dalam sila persatuan Indonesia, terkandung nilai bahwa Negara ialah sebagai penjelmaan
sifat kodrat manusia monodualis, yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara
adalah merupakan suatu persekutuan hidup bersama diantara elemen-elemen yang
membentuk Negara yang berupa suku, ras, kelompok, golongan, maupun kelompok agama.
Oleh karena itu, perbedaan adalah bawaan kodrat manusia dan juga ciri khas elemen-elemen
yang membentuk Negara. Konsekuensinya Negara adalah beraneka ragam, tetapi satu,
mengikatkan diri dalam suatu persatuan yang dilukiskan dalam suatu seloka, Bhinneka
Tunggal Ika17. Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, individu maupun
15
Kaelan, Pendidikan Pancasila. Paradigma, Yogyakarta: 2008, hlm 25.

16
Ibid hlm 29.
17
Ibid, hlm 32.
golongan agama. Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya harkat dan
martabat seluruh warganya, Negara memberikan kebebasan atas individu, golongan,suku, ras
maupun golongan agama untuk merealisasikan seluruh potensinya dalam kehidupan bersama
yang bersifat integral. Menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan Indonesia sesuai dengan sifat
ideolog pancasila yang terbuka berarti mengharuskan setiap warga Negara Indonesia agar
tetap mempertahankan keutuhan dan tegak kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Nilai filosofis yang terkandung didalam sila ketiga adalah bahwa hakikat Negara adalah
sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial. Hakikat rakyat adalah merupakan sekelompok manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa yang bersatu yang bertujuan mewujudkan harkat dan martabat manusia dalam suatu
wilayah Negara. Rakyat adalah merupakan subyek pokok pendukung negara, negara adalah
dari, oleh, dan untuk rakyat. Oleh karena itu rakyat adalah asal mula kekuasaan Negara,
sehingga dalam sila kerakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak harus
dilaksanakan dalam hidup Negara. 18 Dalam sila ini diakui bahwa negara Indonesia menganut
asas demokrasi yang bersumber kepada nilai-nilai kehidupan yang berakar dalam budaya
bangsa Indonesia. Perwujudan itu dipersepsi sebagai paham kedaulatan rakyat, yang
bersumber kepada nilai kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan. Penghargaan
yang tinggi terhadap nilai musyawarah mencerminkan sikap dan pandangan hidup bernilai
kebenaran dan keabsahan yang tinggi19.
5. Dalam sila kelima tersebut terkandung nilai-nilai yang merupakan tujuan Negara sebagai
tujuan dalam hidup bersama. Maka di dalam sila kelima tersebut terkandung nilai keadilan
yang harus terwujud dalam kehidupan bersama ( kehidupan sosial ). Keadilan tersebut
didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan
manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat,
bangsa dan negaranya termasuk keadilan dimuka hukum ( equality before the law ), serta
hubungan manusia dengan Tuhannya. Konsekuensinya nilai-nilai keadilan yang harus
terwujud dalam hidup bersama adalah meliputi 20 : (1) keadilan distributif, yaitu suatu
hubungan keadilan antara Negara terhadap warganya , dalam arti pihak negaralah yang wajib
memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan membagi, dalam bentuk kesejahteraan, bantuan,
subsidi serta kesempatan dalam hidup bersama yang didasarkan atas hak dan
kewajiban. (2) keadilan legal (keadilan bertaat) yaitu suatu hubungan keadilan antara warga
negara terhadap negara dan dalam masalah ini pihak wargalah yang wajib memenuhi keadilan
dalam bentuk mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam Negara.
(3) keadilan komutatif yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan lainnya

18
Ibid, hlm 36
19
Ibid, hlm 37
20
Ibid, hlm 40
secara timbal balik.
Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan soaial bagi seluruh rakyat Indonesia yang
sesuai dengan sifat pancasila sebagai ideologi terbuka , diharapkan kesejahteraan lahir dan
batin yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa kecuali bisa
terwujud. Kesejahteraan harus dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat dan merata di
seluruh daerah.

Nilai-nilai yang terkandung pada sila-sila pancasila diatas merupakan satu kesatuan sistem
yang satu dengan yang lain adalah berkaitan dan tidak terpisahkan, karena antar sila-sila diatas saling
terkait dan menjiwai satu dengan yang lain. Pembukaan UUD NRI 1945 merupakan staats
fundamental of norms, yang mengandung 4 pokok pikiran yang tidak lain adalah Pancasila itu sendiri.
Sehingga nilai-nilai tiap sila pada pancasila merupakan nilai yang dapat mewujudkan cita negara
Indonesia sesuai yang tertuang pada pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
alenia ke-empat yakni : melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia.
Pancasila merupakan cita- cita dari Bangsa Indonesia dimana dari cita- cita tersebut akan
membawa bangsa ini pada tercapainya tujuan Negara Indonesia itu sendiri. Tujuan pembentukan
Negara dan Pemerintah Indonesia dapat dilihat dari pembukaan UUD 1945 alinea keempat yaitu
bahwa untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.
Membahas mengenai tujuan Negara Indonesia, sesungguhnya masih memiliki permasalahan
yang dihadapai. Seperti contohnya Jasa Transportasi Online yang sekarang sudah memasuki wilayah
Indonesia. Transportasi Online pada saat ini sangat digemari oleh masyarkat dengan menghubunkan
pemakaian smartphone yang kini menjadi kebutuhan pokok masyarkat Indonesia.
Kemudahan yang diberikan pada Transportasi Online tidak selamanya dinikmati oleh
masyarakat karena Transportasi Online yang kini sering menimbulkan permasalahan yaitu
permasalahan pengambilan penumpang antara Transportasi Online dengan Transportasi Konvensional
yang timbul kericuhan hal ini masih dalam proses perbaikan atau perubahan mengenai Transportasi
Online.
Dasar peraturan yang digunakan oleh pemerintah adalah Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pengaturan Transportasi Online
yang seharusna memiliki izin trayek yang menurut Pasal 176 huruf a Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yaitu :
“izn penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173
ayat 1 huruf a diberikan oleh :
a. Menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan Prasaran Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan untuk penyelenggaraan angkutan orang yang melayani:
1. Trayek lintas batas negara sesuai dengan perjanjian antarnegara
2. Trayek antar kabupaten/kota yang melampaui wilayah 1 (satu) provinsi
3. Trayek angkutan perkotaan yang melampaui wilayah 1 (satu) provinsi
4. Trayek perdesaan yang melewati wilayah 1 (satu) provinsi
Transportasi Online yang belum memliki izin trayek tersebut menimbulkan dampak negative
atau keruga bagi Transportasi Konvensional tersebut. Serta Peraturan Daerah yang masih belum bisa
merubah pengaturan atau tata cara mengenai pemberlakuan Jasa Transportasi Online.

B. Landasan Sosiologis

Dalam aspek kehidupan bermasyarakat tentu sangat melekat dengan berbagai aktivitas yang
menunjang kebutuhan hidup manusia. Contoh terkait dengan pilihan mobilitas, yang mana tentu
berbeda bentuknya dari masa ke masa. Dahulu jika ingin berpergian dari satu tempat ke tempat lain,
terdapat beberapa pilihan untuk naik kendaraan pribadi baik itu motor dan mobil ataupun dengan
menaiki kendaraan umum yakni becak, bis, angkot, taksi. Pilihan hanya sebatas itu, jika ingin
menggunakan jasa kendaraan umum semisal taksi, kita harus menunggu di pinggir jalan atau bisa juga
mencari di jalan yang biasa dilalui, kemudian menunggu hingga taksi tersebut menghampiri, lalu
adakalanya kita harus memberi tambahan keterangan terkait tempat atau alamat yang kurang familiar
bagi sopir taksi tersebut, belum juga untuk pembayaran yang ditentukan dari mesin argo yang
terpasang guna menentukan tarif harganya. Tentu hal ini terkadang membuat para konsumen
mengeluh. Namun hal tersebut berubah ketika teknologi online hadir merambah diseluruh lini.
Hampir di seluruh sektor kehidupan manusia tergantikan dengan layanan online yang nyaris merubah
seluruh kegiatan manusia.

Dalam hal transportasi, perkembangan teknologi membawa masyarakat sekarang melangkah


satu langkah lagi. Ditandai dengan munculnya fenomena layanan transportasi berbasis online. Tentu
hal ini dianggap langkah revolusioner. Perbedaan radikal dapat dengan mudah terlihat dari mudahnya
untuk mengakses layanan transportasi antar maupun jemput, hanya dengan menginstall aplikasi
semacam Grab, Uber, Gojek disertai mengisi data diri, konsumen dapat menggunakan layanan
tersebut. Kemudian terkait penjemputan penumpang, dengan mudahnya layanan ini menentukan
lokasi di mana penumpang berada karena menggunakan fasilitas GPS dan penarikan tarif biaya
antarpun sudah dihitung dari titik awal lokasi penjemputan hingga lokasi tujuan. Harga tersebut sudah
langsung terpampang di layar handphone penumpang. Tentu hal ini kontras dengan layanan angkutan
umum, katakanlah semacam angkot dimana terkadang timbul harga diluar batas kewajaran yang mana
sopir angkot sendiri yang menentukan secara sepihak. Satu hal lagi yang menjadi pertimbangan,
mengapa transportasi berbasis online lebih digandrungi masyarakat masa kini dikarenakan adanya
kondisi fisik kendaraan yang mengangkut bisa dibilang lebih layak bahkan melampaui kondisi fisik
angkutan umum pada umumnya. Tentu hal ini menjadi pertimbangan para penumpang.

Tidak dipungkiri ada kelebihan dan kekurangan layanan transportasi umum dan transportasi
online, namun Pemerintah Indonesia tentu tidak boleh menutup mata terhadap fenomena ini.
Kemudian menjadi problem ketika kehadiran transportasi berbasis online ini mulai mempengaruhi
pendapatan angkutan umum. Tentu hal inilah yang menyebabkan kecemburuan angkutan
konvensional dan mengakibatkan konflik yang melibatkan angkutan umum dengan transportasi
berbasis online. Di satu sisi belum adanya payung hukum yang melegitimasi transportasi berbasis
online membuat kedudukan mereka lemah, namun di sisi lain kebebasan untuk mendapat kesempatan
bekerja yang layak atau membuat lapangan pekerja yang menguntungkan angkatan kerja yang
menganggur tentu hal yang tidak boleh dibatasi. Dalam hal inilah, kekosongan hukum yang ada tentu
membuat gejolak sosial di masyarakat. Belum lepas dari ingatan, kejadian mogok massal sopir angkot
dan taksi umum di seluruh Kota Malang selama kurang lebih tiga hari, yang berakibat banyak
penumpang yang telantar. Di daerah lain Bogor misalnya, para sopir angkot mengadakan sweeping
terhadap transportasi berbasis online, hingga berujung pada peristiwa penganiayaan hingga adanya
tindakan menabrak lari pengendara montor online yang mengakibatkan korban mengalami luka berat.
Hal ini tak hanya terjadi di satu atau dua wilayah di Indonesia namun meluas di kota-kota lain di
Indonesia.

Pemerintah harus segera merumuskan regulasi terkait pengaturan transportasi berbasis online.
Dasar utama tentu untuk kepastian hukum baik bagi pelaku usaha transportasi berbasis online,
angkutan umum konvensial dan tak lupa bagi konsumen yang mempunyai hak sama untuk
memperoleh layanan yang sebaik mungkin. Mengakomodir kepentingan angkutan umum dan
transportasi berbasis online tentu harus dipersiapkan secara matang agar supaya memperjelas bukan
menimbulkan kerancuan hukum. Dalam peraturan tersebut harus secara tegas memisahkan keduanya
baik dalam aspek teknis, yuridis, dan pengawasan. Hal ini tidak dapat diawar karena berkaitan dengan
keselamatan jasa pengguna moda transportasi. Kemudian terkait penetapan tarif yang menjurang
antara konvensional dengan online perlu dirumuskan secara adil dan merata. Karena dalam penentuan
tarif, khalayak umum tentu sudah mengetahui transportasi berbasis online mematok tarif murah yang
kadang separo harga angkutan umum konvensioan dikarenakan adanya pemberian subsidi dari
perusahaan. Yang mana hal ini dipermasalahkan para pelaku usaha angkutan konvensional. Dalam hal
ini pemerintah harus mengkaji lagi penghitungan tarif menjadi lebih jelas dan detail tentu dengan
tidak mengorbankan konsumen agar mendapat tarif yang wajar sesuai dengan layanan yang diterima.

Dengan demikian pembaharuan peraturan mengenai pengaturan transportasi berbasis online


harus segera dirumuskan oleh pemerintah. Rumusan peraturan yang termaksud tentu tidak lepas dari
pertimbangan sosial yang ada di masyarakat, dengan indikasi mengarahkan pergerakan ekonomi di
bidang transportasi menjadi lebih sinergi dan dapat memajukan perekonomian. Tidak hanya memihak
di satu sisi namun merangkul seluruh pihak, dengan catatan peraturan tidak dikompromi dengan
muatan politis sepihak dari golongan yang menginginkan keuntungan pribadi semata. Hadirnya
peraturan ini juga menjadi bukti bahwa pemerintah selaku regulator harus selalu mawas diri terhadap
perkembangan teknologi yang ada di masyarakat. Karena cepatnya perkembangan teknologi
membawa beberapa kondisi dimana pengaturannya bisa jadi belum diatur atau bahkan muncul di lur
dugaan banyak pihak. Yang kemudian menjadi momentum untuk dimanfaatkan kegunaannya baik
dalam hal kegiatan yang mendatangkan keuntungan atau bisa juga untuk tindakan kriminal.

C. Landasan Yuridis

Pembentukan Rancangan Peraturan Daerah kota malang mengenai transportasi online


dibentuk dalam rangka untuk mengatasi permasalahan yang ada dikota malang mengenai
pemberlakuan transportasi online. Mengingat sebelumnya tidak terdapat aturan mengenai
Transportasi Berbasis Online dikota malang sehingga menimbulkan kekosongan hukum. Belum
adanya aturan tentang Transportasi Online inilah yang menimbulkan banyak sekali permasalahan
serta sengketa antara transportasi berbasis online dan transportasi konvensional. Rancangan Peraturan
Daerah kota Malang tentang Transportasi Berbasis Online dimaksudkan untuk memberikan aturan
yang menekankan pada syarat broperasi nya transportasi online, serta juga memuat sanksi-sanksi jika
nantinya terdapat pelangaran hukum.

Rancangan Peraturan Daerah Kota Malang tentang Transportasi Online ini dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan
Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Bermotor Umum. yang di keluarkan oleh pemerintah
kota Malang untuk mewujudkan keamanan, keselamatan dan kenyamanan di bidang transportasi.
Akan tetapi peraturan tersebut secara jelas belum mengatur mengenai Transportasi Berbasis Online,
oleh karena itu pemerintah perlu untuk membuat suatu regulasi baru yang khusus mengatur mengenai
Transportasi Berbasis Online.
BAB V

JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP MATERI MUATAN


PERATURAN DAERAH KOTA MALANG

A. Jangkauan dan Arah Pengaturan

Rancangan Peraturan Daerah Kota Malang tentang Kebijakan Transportasi Berbasis


Online disusun dimaksudkan untuk memperjelas peraturan yang belum ada mengenai
permasalahan transportasi berbasis online terkhusus di wilayah Kota Malang. Dengan
pertimbangan kebutuhan konsumen yang semakin meluas, muncul beberapa alternatif
transportasi yang ada salah satunya transportasi yang berbasis online. Yang makin banyak
diminati oleh para pengguna transportasi, karena kemudahannya dalam mengakses layanan
tersebut. Rancangan Peraturan Daerah Kota Malang tentang Kebijakan Transportasi
Berbasis Online ini mengatur mengenai pemberian izin trayek, penetapan tarif, pembatasan
jumlah kendaraan, ciri khusus yang membedakan, pengawasan pemerintah terhadap
operasional, serta perlindungan kepada seluruh pihak yang berkaitan dengan transportasi
berbasis online. Rancangan Peraturan Daerah Kota Malang tentang Kebijakan Transportasi
Berbasis Online ini diharapkan dapat mengisi kekosongan hukum yang ada sehingga
memberi kepastian hukum sehingga menjadi acuan bagi penyelesaian masalah layanan
transportasi baik konvensional maupun online. Dengan demikian, terwujud layanan
transportasi yang sehat dan aman bagi para pengguna transportasi.

No. Bab Pasal Keterangan


1 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 (angka 1 sampai angka 19) Mengatur ruang lingkup
pengertian, jabatan, dan
berbagai istilah terkait dengan
Transportasi Berbasis Online.
2 Bab II Asas dan Tujuan Bagian kesatu pasal 2 tentang asas Mengatur asas yang relevan
sebagai dasar pijakan
kebijakan transportasi
berbasis online.
Bagian kedua pasal 3 tentang tujuan Mengatur tentang target
penting tujuan kebijakan
transportasi berbasis online
3 Bab III Pengaturan Pasal 4 tentang Pemberian izin trayek Mengenai prosedur pemberian
Pemberian izin trayek izin trayek yang berlaku
terhadap transportasi terhadap transportasi berbasis
berbasis online online
4

Anda mungkin juga menyukai